INDIKATOR SDM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “INDIKATOR SDM. makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas matakuliah manajemen keperawatan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita
sehingga lebih baik dalam penyusunan makalah berikutnya. Dan apabila masih banyak lagi
kekurangan, demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan masukan/kritikan yang
bersifat membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ................. ....... ................ i
KATA PENGANTAR ................... ............... ii
DAFTAR ISI ....................... ............... ..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................... .............. .4
B. Rumusan Masalah .............................. 4
C. Tujuan ........................................4
BAB II PEMBAHASAN
E. Pengembangan Sdm ...............................14
A. Kesimpulan .................................. .17
B. Saran ..................................... ... 17
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya tenaga keperawatan merupakan tenaga paling yang paling banyak
disuatu Rumah Sakit sehingga perlu mendapatkan perhatian yang tinggi karena mereka
merupakan aset yang sangat diperlukan. Menghadapi era globalisasi saat ini dimana
masyarakat membutuhkan dan menuntut pelayanan yang profesional dan memuaskan,
maka dibutuhkan tenaga yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
yang memadai serta memiliki semagat pengabdian yang tinggi sesuai dengan bidang
tugasnya masing masing (Surjawati, 2002).
Perawat disebutkan sebagai tenaga terpenting karena sebagian besar pelayanan rumah
sakit adalah pelayanan keperawatan. Gilles (1994) menyatakan bahwa 40 60%
pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Bahkan Huber (1996) menyatakan
bahwa 90% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Tidak ada satupun
rumah sakit yang tidak mempergunakan jasa perawat untuk memberikan pelayanan
kepada klien. Perawat bekerja dan selalu bertemu dengan pasien selama 24 jam penuh
dalam suatu siklus shift, karena itu perawat menjadi ujung tombak bagi suatu rumah sakit
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Perencanaan Tenaga Keperawatan?
2. Jelaskan Uraian Jabatan Tenaga Keperawatan?
3. Jelaskan Perhitungan Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Swansburg?
4. Jelaskan Perhitungan Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Wisn?
5. Jelaskan Pengembangan SDM?
6. Jelaskan SDM keperawatan?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Tenaga Keperawatan
AWT = {A (B+C+D+E) X F}
Keterangan :
A : jumlah hari kerja dalam setahun
B : jumlah absensi karena hari libur nasional dalam setahun
C : jumlah absensi karena cuti tahunan dalam setahun
D : jumlah absensi karena cuti sakit dalam setahun
E : jumlah absensi karena cuti dengan berbagai alasan lainnya dalam setahun seperti
cuti mengikuti pelatihan.
F : jumlah waktu kerja dalam satu hari.
3) Mendefinisikan Komponen Beban Kerja
Komponen beban kerja merupakan aktivitas terpenting yang dilakukan tenaga
kesehatan dalam jadwal harian bekerja. Komponen beban kerja terdiri dari :
a. Aktivitas utama pelayanan kesehatan
Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf dan pada
aktivitas ini terdapat pencatatan yang rutin.
b. Aktivitas penunjang
Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf namun tidak
dilakukan pencatatan rutin.
c. Aktivitas tambahan
Aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dan pada aktivitas ini tidak
diperlukan suatu pencatatan yang rutin.
4) Menentukan Standar Aktivitas
Standar aktivitas adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja terlatih,
terampil, dan mempunyai motivasi untuk melakukan aktivitas sesuai dengan standar
profesional pada lingkungan kerja setempat. Standar aktivitas terdiri dari standar
layanan dan standar kelonggaran. Standar layanan adalah standar aktivitas pada
aktivitas utama pelayanan kesehatan yang dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu
sebagai unit time atau rata-rata waktu yang diperlukan seorang tenaga kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan rate of working atau rata-
rata jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan standar kelonggaran adalah standar aktivitas pada aktivitas
penunjang dan tambahan yang terdiri dari dua jenis yaitu Category Allowance
Standard (CAS) dan Individual Allowance Standard (IAS). CAS digunakan untuk
menghitung waktu dari aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu
kategori yang dinyatakan dalam persentase waktu kerja sedangkan IAS digunakan
untuk menghitung waktu dari aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dalam
suatu kategori dan dinyatakan dalam waktu kerja aktual.
5) Menghitung Beban Kerja Standar/ Standard Workload
Beban kerja standar adalah jumlah aktivitas dalam suatu komponen beban
kerja pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dalam
satu tahun. Perhitungan beban kerja standar suatu pelayanan kesehatan tergantung dari
waktu standar layanan tersebut dinyatakan dalam bentuk unit time atau rate of
working.
6) Menghitung Faktor Kelonggaran/ Allowance Factor
Faktor kelonggaran terdiri dari Category Allowance Factor (CAF) dan
Individual Allowance Factor (IAF). Kedua faktor ini dihitung secara terpisah. CAF
merupakan faktor pengali yang diperlukan untuk menghitung jumlah tenaga kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan dan penunjang
sedangkan IAF merupakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas tambahan.
Dalam perhitungan CAF menggunakan hasil dari Category Allowance Standard yang
telah dihitung pada langkah sebelumnya dengan rumus :
IAF = IAS/AWT
E. Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengembangkan
kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui proses perencanaan pendidikan,
pelatihan, dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk mencapai suatu hasil yang optimal
(Notoatmodjo, 2003). Tujuan Pengembangan Sumber daya manusia meliputi 2 dimensi
yaitu dimensi individual dan dimensi institusional/ organisasi. Jenis Pengembangan
dikelompokkan atas : pengembangan informal dan pengembangan formal. Metode
Pengembangan sumber daya dapat dilakukan melalui : Program Pelatihan atau Trainning
dan Program Pendidikan (Gary Dessler,2006). Dalam pengembangan karir ada prinsip-
prinsip dalam pengembangan karir ( ppni, 2002) yaitu ; D3 sebagai entry of practice
(2015→Ners). Jenjang mempunyai makna kompetensi yang dimiliki.
Perencanaan karir dimulai dengan menyusun rencana pengembangan karir, individu
ners mampu mengembangkan diri dan memiliki kepuasan kerja, ners menejer perlu
menciptakan kondisi melalui penetapan atau koreksi terhadap : cemas dan ketidakpastian,
ketidakmampuan memenuhi tujuan organisasi dan individu, ketidakjelasan akan peran
yang akan dimainkan, kebutuhan yang kontradiksi, hubungan antar manusia yang tidak
memuaskan, keraguan terhadap kebijakan atau peraturan yang berlalu, kompetesi yang
tidak sehat, beban kerja berlebihan atau tidak digunakan secara optimal, keterlambatan
perkembangan profesional dan individu, dan tidak puas terhadap kualitas asosiasi.
Pengembangan karir membutuhkan upaya individu dengan bantuan organisasi yang
menghasilkan kepuasan kerja terhadap ners yang berpartisipasi aktif dalam tugas
organisasi yang dilaksanakan. Adapun tipe pengembangan karir dapat berupa; Training
pengenalan ( induction training), Orientasi ( orientation ), Pendidikan ,ditempat kerja
(inservice edukation), Pendidikan berlanjut (continuing edukation ), Training manajemen
(management training) dan Pengembangan organisasi (organization development).
A. Kesimpulan
Globalisasi menjadikan masyarakat semakin kritis sehinggan perlunya peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan. Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan
sangat ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat
yang memadai. Perencanaan yang baik mempertimbangkan klasifikasi klien berdasarkan
tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori
tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan
kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan
tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
sangat diperlukan pengembangan sumber daya keperawatan di RS karena perawat
merupakan tenaga terbesar di pelayanan kesehatan. RS juga harus memikirkan bagaimana
strategi mencegah terjadinya turn over dengan cara memperhatikan kondisi internal dan
eksternal serta memberikan kepuasan kerja dan lingkungan yang konduksif bagi perawat.
B. Saran
Dalam meningkatkan kulitas pelayanan kesehatan, RS perlu memperhatikan
manajemen tenaga keperawatan dari mulai rekrutmen, orientasi, memberikan pendidikan
dan pelatihan serta melibatkan perawat dalam membuat kebijakan dan pelatihan. RS
mengupayakan agar tidak terjadinya turn over pada instansinya dengan meningkatkan
kepuasan kerja perawat
DAFTAR PUSTAKA
Depkes (2005). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Cetakan II. Jakarta.
Dessler G. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Alih Bahasa:
Paramita Rahayu. Klaten: Indeks.
Huber, Diane (2006). Leadership and Nursing Care Management. Philadelphia: Saunders.
Gillies, D.A. (1989). Nursing Management a System Approach. Philadelphia: W.B. Saunders.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Ilyas, yaslis. ( 2004 ). Perencanaan SDM rumah sakit ; teori, metoda dan formula. Depok:
pusat kajian ekonomi kesehatan FKM UI
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management Functions
in Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers
Soeroso, S. ( 2003 ). Manajemen sumber daya manusia dirumah sakit. Jakarta : EGC
Yaslis, I. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit. teori, metoda dan formula. Depok :
FKMUI.