Anda di halaman 1dari 24

MENGHITUNG TINGKAT KETERGANTUNGAN

(MANAJEMEN KEPERAWATAN)

Disusun oleh:

Kelompok 2

MEGA SILVIA VIANI NIM 035017177220118


NUR FATIMAH NIM 035017177220124
PUTRI GALUHDYAH A NIM 035017177220126

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
kenikmatan, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul. "Menghitung
Tingkat Ketergantungan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Manajemen
Keperawatan. Makalah ini dapat disusun dengan adanya bimbimngan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Direktur Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Rita Wismajuwani. SKM., S.
Kep., M. AP.
2. Wadir II Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Drs. Agusman Apt.M.M.
3. Wadir III Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Sugeng Haryono S. Kep., M.
Kep.
4. Kaprodi DIII Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta, Ns. Tri Purnamawati.
M.Kep.Kep.An
5. Wali kelas tingkat I Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Eny Susyanti, M.Kep.
6. Koordinator Mata Ajar Keperawatan Manajemen Keperawatan, Handayani Sitorus,
S.Kep., M.Kes.
7. Dosen Pembimbing Mata Ajar Keperawatan Manajemen Keperawatan, Ns. R. Nawang,
M.Kep

Akhir kata penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lengkapnya Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Jakarta, Mei 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1. 3 Tujuan..............................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2. 1 Definisi............................................................................................................................3
2. 2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tenaga Keperawatan..........................4
2. 3 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien....................................................................5
2. 4 Macam-Macam Metode Pehitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan........................5
ROLE PLAY............................................................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................16
3. 1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3. 2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Mutu pelayanan kesehatan sekarang ini dituntut masyarakat untuk
ditingkatkan. Keperawatan sering disebut sebagai ujung tombak dari pelayanan yang
ada di rumah sakit, memegang peranan yang cukup dominan dalam rangka memberikan
kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Dalam hubungan perawat dan pasien,
kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit bisa
terkendala karena kurangnya kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat. Namun
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan belum tentu mampu memberikan
tingkat kepuasan yang diinginkan pasien.
Salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
adalah tenaga keperawatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.
Untuk mendapatkan keperawatan yang efektif dan efisien salah satunya adalah dengan
melakukan skrining tingkat ketergantungan pasien. Mengetahui tingkat ketergantungan
pasien akan membantu perawat mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan
kepada pasien dan jumlah kebutuhan (pendistribusian) perawat untuk pasien sehingga
ketidakseimbangan jumlah perawat dengan pasien tidak terjadi.
Skrining tingkat ketergantungan pasien dapat menggunakan beberapa indeks
kemandirian Activity of Daily Living (ADL) diantaranya Indeks KATZ. Kemandirian
adalah kemampuan seseorang dalam menentukan keputusan dan mampu melaksanakan
tugas hidup dengan penuh tanggung jawab tanpa tergantung oleh orang lain. Selain itu,
ADL merupakan keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki setiap
orang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya dengan perannya sebagai pribadi dalam
keluarga dan masyarakat. Istilah ADL mencakup perawatan diri (seperti berpakaian,
makan dan minum, toileting, mandi, berhias, juga menyiapkan makanan, memakai
telepon, menulis, mengelola uang dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di
tempat tidur, bangun dan duduk, transfer dan bergeser dari tempat tidur kursi atau dari
satu tempat ke tempat lain).
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi utama
pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi dalam
merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target
pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan.
Metode Lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut
Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah
hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari
selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kita dapat merumuskan masalah antara lain sebagai
berikut:
1. Apa defenisi Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan?
2. Bagaimana metode pehitungan perencanaan tenaga keperawatan?

1. 3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa/I mengetahui dan memahami mengenai menyelesaikan


konflik dengan cara melakukan kegiatan negosiasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian.


2. Agar mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor.
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi tingkat ketergantungan pasien
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi tingkat ketenagaan keperawatan

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan makalah, kami mengunakan sistematika:

1. BAB I Pendahuluan yang terdiri atas: Latar Belakang, Rumusan Masalah,


Tujuan, dan Sistematika Penulisan.
2. BAB II Pembahasan yang terdiri atas: Pengertian, Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan, klasifikasi tingkat ketergantungan
pasien, klasifikasi tingkat ketenagaan keperawatan
3. BAB III Penutup yang terdiri atas: Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASA
N

2. 1 Definisi

Tingkat ketergantungan pasien adalah kondisi atau keadaan yang menggambarkan


seberapa banyak waktu yang diperlukan seorang perawat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dalam waktu 24 jam.
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin,
memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan
organisasi. Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri
dari perawat yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan di masa yang
akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk
memenuhi kebutuhan. Ketenagaan merupakan anggota/badan usaha yang memperoleh imbalan,
meliputi kegiatan perekrutan dan seleksi, pendayagunaan, pengembangan serta pemeliharaan.
Manajemen ketenagaan bukan hanya masalah administrasi/pengaturan karyawan tetapi lebih
banyak merupakan pendekatan integral secara holistik yang meliputi: peningkatan harkat,
menghargai, yakin bahwa semua manusia ingin memperbaiki diri.

2.1 Kebutuhan Tenaga Keperawatan

2.2.1 Faktor Pasien


1) Tingkat Kompleksitas pasien
2) Jenis Penyakit, Usia
3) Jumlah pasien dan Fluktuasi (turun-naiknya)
4) Harapan pasien dan keluarga

2.2.2 Faktor Tenaga


1) Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
2) Kebijakan pengaturan dinas
3) Peran, fungsi, tanggung jawab perawat
4) Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
5) Keterbatasan tenaga perawat profesional dan spesialis.

2.2.3.Faktor Lingkungan
1) Tipe dan Lokasi RS
2) Fasilitas jenis pelayanan dan metode pemberian asuhan keperawatan
3) Kelengkapan peralatan
4) Pelayanan penunjang dari bagian lain (Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Gizi,
Linen)
5) Pelayanan penunjang dari instansi lain.

2.2.4 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien

N MINIMAL CARE No PARTIAL CARE No TOTAL CARE


o
Perawatan minimal Perawatan intermediet Perawatan maksimal
(minimal care ) (Partial care): atau (Total care
memerlukan waktu memerlukan waktu 3– memerlukan waktu
selama 1 –2 jam/24 4 jam/24 jam dengan 5-6 jam/24 jam
jam, dengan kriteria kriteria dengan kriteria
1 Pasien bisa 1 Pasien memerlukn 1 Pasien memerlukn
mandiri/hampir tdk bantuan perawatan bantuan perawat
memerlukan bantuan. sebagiana. sepenuhnya &
a.Mampu naik turun a.Membutuhkan memerlukan waktu
tempat tidurb. bantuan 1 org utk naik perawat yang lebih
b.Mampu ambulasi & –turun tempat tidur. lama.
berjalan sendiric. b.Membutuhkan a. membutuhkn 2
c.Mampu makan & bantuan utk orang atau lebih
minum sendirid. ambulasi/berjalan. untuk mobilisasi dari
d.Mampu mandi c.Membutuhkan tempat tidur ke
sendiri/mandi bantuan dalam kereta
sebagian dengan menyiapkan makanan. dorong/ kursi roda.
bantuan. e.Mampu d.Membutuhkan b. membutuhkan
membersihkn mulut bantuan untuk makan latihan pasif
(sikat gigi sndiri) (disuap) c. kebutuhan nutrisi
f.Mampu berpakaian e.Membutuhkan & cairan dipenuhi
& berdandan dengan bantuan untuk melalui terapi intra
sedikit bantuang. kebersihan mulut vena (infus) at. NGT
g.Mampu BAB & f.Membutuhkan d. membutuhkn
BAK dengan sedkit bantuan untuk bantuan utk kebrsihn
bantuan berpakaian & mulut
berdandan. e. membutuhkn
g.Membutuhkan bantuan penuh untuk
bantuan untuk BAB & berpakaian &
BAK (tempat berdandan
tidur/kamar mandi) f. dimandikan
perawat
g. dalam keadaan
inkontinensia,
menggunakn kateter
2 Status psikologis 2 Post operasi minor (24 2 24 jam operasi
stabil Jam) mayor
3 Pasien dirawat untuk 3 Melewati fase akut 3 Pasien tidak sadar
prosedur diagnostik dari post operasi
mayor
4 Pasien operasi ringan 4 Fase awal dari 4 Keadaan pasien tidak
penyembuhan stabil
5 Observasi tanda-tanda 5 Observasi TTV
vital stp 24 jam setiap kurang dari 2
jam
6 Gangguan emosional 6 Perawatan luka bakar
ringan
7 Perawatan kolostomi
8 Menggunakan alat
bantu pernapasan
9 Menggunakan WSD
10 Irigasi kandung
kemih secara terus
menerus
11 Menggunkan alat
traksi (skeletal
traksi)
12 Fraktur atau pasca
operasi tulang
belakang atau leher

2. 4 Macam-Macam Metode Pehitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan


1. Metode Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per
minggu.
PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:

(A X 53 minggu) x 7 hari (TT X BOR)


Tenaga Perawat = + 25%
Hari kerja efektif x total jam kerja perminggu

Keterangan:
a) A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
b) 52 minggu 365 hari dalam setahun : 7
c) TT = Tempat Tidur
d) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
e) Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 - (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari: 7 hari/minggu
= 41 minggu
f) Total jam kerja perminggu = 40 jam g) Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian
terhadap produktivitas
2. Metode Gillies
Metode ini membuat perhitungan tenaga perawat berdasarkan jumlah tindakan
keperawatan. Untuk itu gillies membagi tindakan keperawatan menjadi 3 jenis yaitu
tindakan keperawatan langsung, tindakan keperawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan.
a) Waktu keperawatan langsung menurut Mineti Hurchinsun (1975), yaitu:
1) Pasien mandiri = 2 jam/hari
2) Pasien partial = 3 jam/hari
3) Pasien total = 6 jam/hari
b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965) adalah 60
jam/pasien/hari
c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit.

Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap
hari, tiap shif atau jumlah keseluruhan atau suatu unit ruangan. Dasar pemenuhan
kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan
tiap tahun dibagi dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap
tahun.

Rumus jumlah keperawatan menurut Gillies adalah sebagai berikut:

Jumlah jam kep. pasien / hari x rata-rata sensus pasien / hari x jumlah hari dalam setahun

( jumlah hari/ tahun- jumlah hari libur/ cuti/ tahun) x jumlah jam kerja perawat/ hari

3. Metode Depkes (2002)


a. Pengelompokan unit kerja dirumah sakit
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja
yang ada di Rumah sakit. Secara, garis besar terdapat pengelompokan sebagai
berikut:
1. Rawat inap dewasa
2. Rawat inap anak/perinatal
3. Rawat inap intensif
4. Gawat darurat/IGD
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
1. Rawat inap
Berdasarkan klasifikasi pasien Cara penghitungan
berdasarkan:
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata-rata pasien perhari
c. Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari

Contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan /pavilyun dengan berbagai
macam bagian/jenis penyakit :

Rata-rata jam Rata-rata jam


Jumlah
No Jenis kategori perawatan perawatan
perawatan / hari
pasien /hari pasien/ hari

A B. C. D. E.

1. Pasien penyakit dalam 10 3,5 35

2. Pasien bedah 8 4 32

3. Pasien gawat 1 10 10

4. Pasien anak 3 4,5 13,5

5. Pasien kebidan 1 2,5 2,5

Jumlah 23 93,0

Keterangan :

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Jumlah jam perawatan /hari 93 =13 orang

Jam kerja efektif per/shift 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan koreksi yang
meliputi :
1) Hari libur/cuti/hari besar (loos day)

Jumlah hr minggu dlm 1tahun+cuti+hari besar x jml.perawat yg tersedia

Jumlah hari kerja efektif

52+12+14=78 hari x 13 = 3,5 orang


286

2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan


seperti membuat perincian biaya pasien pulang kebersihan ruangan kebersihan
alat-alat makan dll. Bila diperkirakan 25 % dari jam perawatan maka
diperoleh tambahan :

Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25

100

13+3,5 x 254,1
100

Jumlah tenaga tenaga yang tersedia+ factor koreksi 13+3,5+4,1 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat)

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21
orang

1. Tingkat ketergantungan pasien


Pasien diklasikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan meliputi :
a. Asuhan keperawatan minimal
b. Asuhan keperawatan sedang
c. Asuhan keperawatan agak berat
d. Asuhan keperawatan

maksimal Contoh kasus

Rata-rata jam Rata-rata jam


Jumlah
No Jenis kategori perawatan perawatan
perawatan / hari
pasien /hari pasien/ hari

A B C D E
1. Askep minimal 7 2 14

2. Askep sedang 7 3,8 21,56

3) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan


seperti membuat perincian biaya pasien pulang kebersihan ruangan kebersihan
alat-alat makan dll. Bila diperkirakan 25 % dari jam perawatan maka
diperoleh tambahan :

Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25

100

13+3,5 x 254,1
100

Jumlah tenaga tenaga yang tersedia+ factor koreksi 13+3,5+4,1 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat)

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21
orang

2. Tingkat ketergantungan pasien


Pasien diklasikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan meliputi :
a. Asuhan keperawatan minimal
b. Asuhan keperawatan sedang
c. Asuhan keperawatan agak berat
d. Asuhan keperawatan

maksimal Contoh kasus

Rata-rata jam Rata-rata jam


Jumlah
No Jenis kategori perawatan perawatan
perawatan / hari
pasien /hari pasien/ hari

A B C D E

1. Askep minimal 7 2 14

2. Askep sedang 7 3,8 21,56

3. Askep agak berat 11 4,15 45,65


4. Askep maksimal 1 6,16 6,16

Jumlah 26 87,37

Keterangan:

Berdasarkan penelitian diluar negeri

Jumlah jam perawatan di ruangan /hari =

87,37=12,5 Jam efektif perawat 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan factor koreksi
yaitu:

1) Hari libur /cuti/hari besar (loos day)


Jumlah.hari minggu dalam 1 tahun + cuti +hari besar x jumlah perwat yang
diperlukan

jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun

52+12+14=78 hari x 12,5-3,4 orang perawat

286

2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


bila diperlukan 25% dari jam pelayanan perawatan maka;

Jumlah tenaga perawat + loos day x 25 = 12,5 +3,4 x 25 =3,9


100 100
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi
12,5 +3,4 +3,9 = 19,8(dibulatkan 20 orang perawat)
Jadi tenaga yang dibutuhkan dalam contoh kasus kadalah 20 orang
3. Kamar operasi
a. Kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi
a) Jumlah dan jenis operasi
b) Jumlah kamr operasi
c) Pemakaian kmar operasi
d) Tugas perawat di kamar operasi, insrtumentor, perawat sirkulasi
(2orang/tim)
e) Ketergantungan pasien
Operasi besar : 5 jam /1
operasi
Operasi sedang: 2 jam /1 operasi
Operasi kecil : 1 jam / 1 operasi
Jumlah jam perawatan /hari x jumlah.operasi x jumlah.perawat dalam tim
Jam kerja efektif/hari
Contoh kasus:
Dalam suatu RS terdapat 30 operasi perhari dengan perincian :operasi besar :6
orang .operasi sedang :15 oramg,operasi kecil: 9 orang.
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat adalah sebagai berikut:

(6x5 jam) + (15 x 2 jam ) + ( 9 jam x 1) X 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti)


7 jam
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah di kamar operasi untuk
contoh kasus diatas adalah 20 orang + 1 (perawat cadangan inti)\
b. Di ruang penerimaan dan Recovery Room
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien di Recovery Room: 1 jam
1,25 x 30 = 5,4 orang (dibulatkan menjadi 5 orang)
7
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan penerimaan dan RR
adalah 5 orang.
Penghitungan diatas dengan kondisi alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD
4. Gawat darurat
Dasar penghitungan di unit gawat darurat adalah
a) Rata-rata jumlah pasien perhari
b) Jumlah jam perawatan perhari

c) Jam efektif perawat /hari


Contoh :
a) Rata-rata jumlah pasien / hari = 50 pasien
b) Jumlah jam perawatan efektif perawat /hari = 7 jam
c) Jadi kebutuhan tenaga perawat
diUGD 50 x4 = 28,57 dibulatkan 29
7
29 orang + loos day (78 x 29)= 29 orang + 7,936,9 ( dibulatkan 37)
286
5. Metode Ilyas Yaslis.
Teori ilyas yaslis memuat BOR (Bed Occupancy Rate) yang dihitung
tiap tahun dan angka 255 hari yang berasal dari jumlah hari satu tahun
dikurangi 12 hari libur nasional dan ditambah 12 hari cuti tahunan dikalikan
dengan jenis shift yang dipakai. Jenis shift ada yang ¾ yaitu masuk kerja
selama 3 hari berturut-turut kemudian hari keempat libur atau 4/5 yaitu masuk
kerja selama 4 hari berturut-turut kemudian hari kelima libur.
Rumus Teori Ilyas Yaslis:

Tenaga Perawat = A x B x 365 hari

(255 x Jam Kerja/hari)

Keterangan:
a) A= Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
b) B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
c) 365= jumlah hari selama setahun
d) 255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4)
= 255 hari
ROLE PLAY
MENGHITUNGAN TINGKAT TERGANTUNGAN

1. Anggota dan peran

Kepala Ruangan : Mega Silvia Viani

Kepala Tim : Putri Galuh

Perawat Pelakasaan : Nur Fatimah

2 orang pasien baru di P. Rote. Ners A akan melakukan pengkajian fungsional untuk
mengetahui tingkat ketergantungan pada 2 pasien baru tersebut. Adapun kondisi masing-masing
pasien adalah sebagai berikut:

Pasien 1: Pasien datang ke IGD dengan Kesadaran koma sejak tadi pagi, pasien
mempunyai riwayat hypertensi tidak terkontrol dan DM tipe 2 dengan pengobatan tidak rutin.
keluarga mengatakan pasien sudah 1 minggu ini aktifitas hanya diatas tempat tidur dan bantu oleh
keluarganya.

Pasien 2: Pasien datang dari kamar operasi post secio secaria dengan kondisi masih
terpasang dower cateter, os sudah mobilisasi terbatas kanan kiri dan mampu melakukan aktifitas
seperti makan/minum sendiri tanpa bantuan. Pasien sudah diperbolehkan untuk jalan setelah 12
jam pasca sectio (saat ini sudah 2 jam pasca sectio).

Ns. Nur : Selamat Pagi, Suster galuh

Ns. Galuh : Selamat Pagi, Suster nur

Ns. Nur : Sus, tadi malam ada pasien baru 2 orang. Jadi, total pasien yang ada di ruang p. rote
sebanyak 4 orang dengan rincian 2 pasien Minimal Care, 1 pasien Partial Care, dan 1
pasien Total Care. Izin arahan untuk pembagian tugas berdasarkan shift jaga, Sus.

Ns. Galuh : Baik, nanti saya infokan ke Ns. mega selaku kepala ruangan ya.
Apakah perawat yang lain sudah pada datang?
Ns. Nur : Sudah datang semua sus
Ns. Galuh : Baiklah. Saya menghadap ke ners. Mega dulu ya Sus.

( Ns. Galuh menemui karu Ns. mega )


Ns. Galuh : Selamat Pagi, Ns. Mega. Ada yang ingin saya informasikan.
Karu Mega : Selamat Pagi, Suster Galuh. Silahkan ...
Ns.Galuh : Jadi begini, tadi malam ada pasien baru 2 orang. Jadi, total pasien yang ada di P.rote
sebanyak 4 orang dengan rincian 2 pasien Minimal Care, 1 pasien Partial Care, dan 1
pasien Total Care. Izin arahan untuk pembagian tugas berdasarkan shift jaga, pak
Karu Mega : Baik, kumpulkan perawat yang berjaga pada pagi hari ini ya Sus.
Ns. Galuh : Baik, sus.

( Ns. Galuh memanggil Ns. Nur sesuai dengan arahan Karu Mega)

Ns. Galuh : Semua sudah berkumpul sus.


Karu Mega : Baik, terimakasih Suster Galuh. Langsung saya mulai saja, kita akan
membagi tugas perawat berdasarkan shift jaga.

KLASIFIKASI PASIEN P.ROTE

Minimal Care : orang pasien


Tp= 2 x 52mg x 7hr (6x0,7)

16 40

= 3.057,6+25%

16 40

=1,9+(1,9 x 25%)

=2,3 = 2 perawat

Partial Care : orang pasien


Tp= A x 52mg x 7hr (TTxBOR)

41mg x 40mg

= 4 x 52mg x 7hr (6 x 0,7)


41mg x 40mg

=6.115,2+ 25%)

1640

=3,72+(3,72 x 25%)

=3,72+0,93

=4,65 = 5 perawat
Total Care : orang pasien
Tp= 6 x 52mg x 7hr (6x0,7)+25%

16 40

= 9.172,8+25%

16 40

=5,6+(5,6 x 25%)

=5,6 +14= 7 perawat

Jumlah= 2+5+7= 14

Dinas Pagi = 5

Dinas Siang = 4

Dinas Malam = 4

Karu Mega: Perawat hari yang bertugas ada 14 perawat dengan 5 perawat shift pagi, 4
perawat shift siang dan 4 perawat lgi shift malam. Sampi sini apakah ada pertanyaan?

Ns. Galuh: Tidak ada pak, sudah cukup jelas. Terima kasih atas arahannya bapak...

Karu Mega: baiklah jika sudah tidak ada pertanyaan semua boleh kembali ketugas
masing-masing

Ns. Galuh: Baik pak..


1. Perawatan minimal (minimal care ) memerlukan waktu selama...../hari
a. 1-2 jam
b. 3-4 jam
c. 5-6 jam
d. 6-7 jam
e. 7-8 jam
2. Perawatan maksimal atau (Total care) memerlukan waktu selama..../hari
a. 1-2 jam
b. 3-4 jam
c. 5-6 jam
d. 6-7 jam
e. 7-8 jam
3. Pasien memerlukn bantuan perawatan sebagiana, seperti:
- membutuhkan bantuan 1perawat org utk naik –turun tempat tidur,
- membutuhkn bantuan untuk makan (disuap),
- membutuhkn bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi). Pernyataan diatas
termasuk dalam pasien....
a. minimal care
b. parsial care
c. total care
d. minimal care dan persial care
e. minimal care dan total care
4. Seorang perawat bertanggung jawab merawat seorang pasen dengan acute miocand infarction.
Saat ini kondisi pasien mampu melakukan ADL, mampu mand, maka da minum sendiri,
ambulansi dengan pengawan, pemantan TTV setiap pergantian shift Pertanyaan soal Apakah
tingkat ketergantungan perawatan pada pasien tersebut menurut Douglass....

a. Partial care
b. Minimal care
c. Mediate care
d. Total care
e. Intermediate care
5. Kepala nang KU walang merencanakan pengembangan staf melaki pendidikan dan pelatan
selama 6 bulan untuk meningkatkan kemampuan serta ketrampilan sa yog berada di ICU
tersebut. Apakah fungu manajemen keperawatan yang sedang d oleh kepala ruang tersebut....

a. Pengorganisasian
b. Pengaturan staf
c. Perencanan
d. Pengawasan
e. Pengarahan
6. Seorang perempuan, usia 35 tahun di rawat pada bangsal penyakit dalam, dari hasil pengkajian
ketergantungan klien didapatkan data klien memerlukan perawatan 3-4 jam/24 jam, ambulasi
dibantu, klien terpasang infus dan kateter dan perlu observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
Apakah derajat ketergantungan klien terhadap kebutuhan keperawatan berdasarkan kriteria
Douglas....

a. Self Care
b. Total Care
c. Parsial Care
d. Minimal Care
e. Intensive Care

7. Seorang perawat pelaksana di ruang bedah tugasnya dipagi 12 orang 14 hari i memberikan
pengobatan kepada klien kelolaan, tindakan keperawatan yang diberikan adalah pemberian obat
dengan injeksi, pasang cairan infus, mengobservasi balance cairan ketat. Apakah kategori
tingkat ketergantungan klien pada kasus diata
a. Minimal Care
b. Maksimal Care
c. Parsial Care
d. Self Care.
e. Total Care
8. Bila di suatu ruang rawat inap terdapat 28 pasien dengan klasifikasi pasien Minimal care 10
pasien, Partial care 10 pasien dan Total care 8 pasien, berapa jumlah tenaga Perawat yang di
butuhkan pada shift siang ?
a. 5
b. 8
c. 10
d. 12
e. 20

Minimal Parsial Total Jumlah


Siang 0,14 × 10 = 1,4 0,15 × 10 = 1,5 0,30 × 8 = 2,4 5,2 (5 orang)

9. Seorang perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap melaksanakan tugas rutin asuhan keperawatan
pada pasien dengan memandikan, memberikan obat injeksi, memberikan kebutuhan nutrisi lewat
NGT, memobilisasi pasien mika miki tiap 2 jam, mengukur tanda vital setiap 1 jam. Apakah
tingkat ketergantungan pasien pada kasus tersebut?
a. Modified intensive care
b. Minimal care
c. Critical care
d. Partial care
e. Total care
BAB III
PENUTU
P

3. 1 Kesimpulan
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama
tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan
sehingga tidak menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga
memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan
menyebabkan angka kunjungan klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun
sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun.

Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan


ketenagaan dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang
didasarkan pada data- data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit
tersebut. Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit,
kita dapat menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada
prinsipnya hampir sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu
dari sistem pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.

3. 2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan dalam
perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di
Indonesia.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial (koordinator) baik dalam
manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Supriyatno (2006). Manajemen bangsal keperawatan. (Cetakan Pertama). Jakarta:
EGC

Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia:
WB Saunders

Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Krismawati, dewi. 2018. Manajemen SDM.


https://www.academia.edu/39002637/Makalah_Manajemen_SDM diakses pada
Senin, 22 Mei 2023 pukul 10.00 wib

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Edisi 3. Jakarta: Salemba Med

Anda mungkin juga menyukai