(MANAJEMEN KEPERAWATAN)
Disusun oleh:
Kelompok 2
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
kenikmatan, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul. "Menghitung
Tingkat Ketergantungan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Manajemen
Keperawatan. Makalah ini dapat disusun dengan adanya bimbimngan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Direktur Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Rita Wismajuwani. SKM., S.
Kep., M. AP.
2. Wadir II Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Drs. Agusman Apt.M.M.
3. Wadir III Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Sugeng Haryono S. Kep., M.
Kep.
4. Kaprodi DIII Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta, Ns. Tri Purnamawati.
M.Kep.Kep.An
5. Wali kelas tingkat I Politeknik Keperawatan Hang Tuah Jakarta, Ns. Eny Susyanti, M.Kep.
6. Koordinator Mata Ajar Keperawatan Manajemen Keperawatan, Handayani Sitorus,
S.Kep., M.Kes.
7. Dosen Pembimbing Mata Ajar Keperawatan Manajemen Keperawatan, Ns. R. Nawang,
M.Kep
Akhir kata penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lengkapnya Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1. 3 Tujuan..............................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2. 1 Definisi............................................................................................................................3
2. 2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tenaga Keperawatan..........................4
2. 3 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien....................................................................5
2. 4 Macam-Macam Metode Pehitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan........................5
ROLE PLAY............................................................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................16
3. 1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3. 2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Mutu pelayanan kesehatan sekarang ini dituntut masyarakat untuk
ditingkatkan. Keperawatan sering disebut sebagai ujung tombak dari pelayanan yang
ada di rumah sakit, memegang peranan yang cukup dominan dalam rangka memberikan
kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Dalam hubungan perawat dan pasien,
kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit bisa
terkendala karena kurangnya kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat. Namun
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan belum tentu mampu memberikan
tingkat kepuasan yang diinginkan pasien.
Salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
adalah tenaga keperawatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.
Untuk mendapatkan keperawatan yang efektif dan efisien salah satunya adalah dengan
melakukan skrining tingkat ketergantungan pasien. Mengetahui tingkat ketergantungan
pasien akan membantu perawat mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan
kepada pasien dan jumlah kebutuhan (pendistribusian) perawat untuk pasien sehingga
ketidakseimbangan jumlah perawat dengan pasien tidak terjadi.
Skrining tingkat ketergantungan pasien dapat menggunakan beberapa indeks
kemandirian Activity of Daily Living (ADL) diantaranya Indeks KATZ. Kemandirian
adalah kemampuan seseorang dalam menentukan keputusan dan mampu melaksanakan
tugas hidup dengan penuh tanggung jawab tanpa tergantung oleh orang lain. Selain itu,
ADL merupakan keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki setiap
orang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya dengan perannya sebagai pribadi dalam
keluarga dan masyarakat. Istilah ADL mencakup perawatan diri (seperti berpakaian,
makan dan minum, toileting, mandi, berhias, juga menyiapkan makanan, memakai
telepon, menulis, mengelola uang dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di
tempat tidur, bangun dan duduk, transfer dan bergeser dari tempat tidur kursi atau dari
satu tempat ke tempat lain).
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi utama
pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi dalam
merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target
pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan.
Metode Lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut
Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah
hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari
selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kita dapat merumuskan masalah antara lain sebagai
berikut:
1. Apa defenisi Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan?
2. Bagaimana metode pehitungan perencanaan tenaga keperawatan?
1. 3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
2. 1 Definisi
2.2.3.Faktor Lingkungan
1) Tipe dan Lokasi RS
2) Fasilitas jenis pelayanan dan metode pemberian asuhan keperawatan
3) Kelengkapan peralatan
4) Pelayanan penunjang dari bagian lain (Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Gizi,
Linen)
5) Pelayanan penunjang dari instansi lain.
Keterangan:
a) A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
b) 52 minggu 365 hari dalam setahun : 7
c) TT = Tempat Tidur
d) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
e) Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 - (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari: 7 hari/minggu
= 41 minggu
f) Total jam kerja perminggu = 40 jam g) Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian
terhadap produktivitas
2. Metode Gillies
Metode ini membuat perhitungan tenaga perawat berdasarkan jumlah tindakan
keperawatan. Untuk itu gillies membagi tindakan keperawatan menjadi 3 jenis yaitu
tindakan keperawatan langsung, tindakan keperawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan.
a) Waktu keperawatan langsung menurut Mineti Hurchinsun (1975), yaitu:
1) Pasien mandiri = 2 jam/hari
2) Pasien partial = 3 jam/hari
3) Pasien total = 6 jam/hari
b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965) adalah 60
jam/pasien/hari
c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit.
Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap
hari, tiap shif atau jumlah keseluruhan atau suatu unit ruangan. Dasar pemenuhan
kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan
tiap tahun dibagi dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap
tahun.
Jumlah jam kep. pasien / hari x rata-rata sensus pasien / hari x jumlah hari dalam setahun
( jumlah hari/ tahun- jumlah hari libur/ cuti/ tahun) x jumlah jam kerja perawat/ hari
Contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan /pavilyun dengan berbagai
macam bagian/jenis penyakit :
A B. C. D. E.
2. Pasien bedah 8 4 32
3. Pasien gawat 1 10 10
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan koreksi yang
meliputi :
1) Hari libur/cuti/hari besar (loos day)
100
13+3,5 x 254,1
100
Jumlah tenaga tenaga yang tersedia+ factor koreksi 13+3,5+4,1 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21
orang
A B C D E
1. Askep minimal 7 2 14
100
13+3,5 x 254,1
100
Jumlah tenaga tenaga yang tersedia+ factor koreksi 13+3,5+4,1 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21
orang
A B C D E
1. Askep minimal 7 2 14
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan factor koreksi
yaitu:
286
Keterangan:
a) A= Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
b) B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
c) 365= jumlah hari selama setahun
d) 255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4)
= 255 hari
ROLE PLAY
MENGHITUNGAN TINGKAT TERGANTUNGAN
2 orang pasien baru di P. Rote. Ners A akan melakukan pengkajian fungsional untuk
mengetahui tingkat ketergantungan pada 2 pasien baru tersebut. Adapun kondisi masing-masing
pasien adalah sebagai berikut:
Pasien 1: Pasien datang ke IGD dengan Kesadaran koma sejak tadi pagi, pasien
mempunyai riwayat hypertensi tidak terkontrol dan DM tipe 2 dengan pengobatan tidak rutin.
keluarga mengatakan pasien sudah 1 minggu ini aktifitas hanya diatas tempat tidur dan bantu oleh
keluarganya.
Pasien 2: Pasien datang dari kamar operasi post secio secaria dengan kondisi masih
terpasang dower cateter, os sudah mobilisasi terbatas kanan kiri dan mampu melakukan aktifitas
seperti makan/minum sendiri tanpa bantuan. Pasien sudah diperbolehkan untuk jalan setelah 12
jam pasca sectio (saat ini sudah 2 jam pasca sectio).
Ns. Nur : Sus, tadi malam ada pasien baru 2 orang. Jadi, total pasien yang ada di ruang p. rote
sebanyak 4 orang dengan rincian 2 pasien Minimal Care, 1 pasien Partial Care, dan 1
pasien Total Care. Izin arahan untuk pembagian tugas berdasarkan shift jaga, Sus.
Ns. Galuh : Baik, nanti saya infokan ke Ns. mega selaku kepala ruangan ya.
Apakah perawat yang lain sudah pada datang?
Ns. Nur : Sudah datang semua sus
Ns. Galuh : Baiklah. Saya menghadap ke ners. Mega dulu ya Sus.
( Ns. Galuh memanggil Ns. Nur sesuai dengan arahan Karu Mega)
16 40
= 3.057,6+25%
16 40
=1,9+(1,9 x 25%)
=2,3 = 2 perawat
41mg x 40mg
=6.115,2+ 25%)
1640
=3,72+(3,72 x 25%)
=3,72+0,93
=4,65 = 5 perawat
Total Care : orang pasien
Tp= 6 x 52mg x 7hr (6x0,7)+25%
16 40
= 9.172,8+25%
16 40
=5,6+(5,6 x 25%)
Jumlah= 2+5+7= 14
Dinas Pagi = 5
Dinas Siang = 4
Dinas Malam = 4
Karu Mega: Perawat hari yang bertugas ada 14 perawat dengan 5 perawat shift pagi, 4
perawat shift siang dan 4 perawat lgi shift malam. Sampi sini apakah ada pertanyaan?
Ns. Galuh: Tidak ada pak, sudah cukup jelas. Terima kasih atas arahannya bapak...
Karu Mega: baiklah jika sudah tidak ada pertanyaan semua boleh kembali ketugas
masing-masing
a. Partial care
b. Minimal care
c. Mediate care
d. Total care
e. Intermediate care
5. Kepala nang KU walang merencanakan pengembangan staf melaki pendidikan dan pelatan
selama 6 bulan untuk meningkatkan kemampuan serta ketrampilan sa yog berada di ICU
tersebut. Apakah fungu manajemen keperawatan yang sedang d oleh kepala ruang tersebut....
a. Pengorganisasian
b. Pengaturan staf
c. Perencanan
d. Pengawasan
e. Pengarahan
6. Seorang perempuan, usia 35 tahun di rawat pada bangsal penyakit dalam, dari hasil pengkajian
ketergantungan klien didapatkan data klien memerlukan perawatan 3-4 jam/24 jam, ambulasi
dibantu, klien terpasang infus dan kateter dan perlu observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
Apakah derajat ketergantungan klien terhadap kebutuhan keperawatan berdasarkan kriteria
Douglas....
a. Self Care
b. Total Care
c. Parsial Care
d. Minimal Care
e. Intensive Care
7. Seorang perawat pelaksana di ruang bedah tugasnya dipagi 12 orang 14 hari i memberikan
pengobatan kepada klien kelolaan, tindakan keperawatan yang diberikan adalah pemberian obat
dengan injeksi, pasang cairan infus, mengobservasi balance cairan ketat. Apakah kategori
tingkat ketergantungan klien pada kasus diata
a. Minimal Care
b. Maksimal Care
c. Parsial Care
d. Self Care.
e. Total Care
8. Bila di suatu ruang rawat inap terdapat 28 pasien dengan klasifikasi pasien Minimal care 10
pasien, Partial care 10 pasien dan Total care 8 pasien, berapa jumlah tenaga Perawat yang di
butuhkan pada shift siang ?
a. 5
b. 8
c. 10
d. 12
e. 20
9. Seorang perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap melaksanakan tugas rutin asuhan keperawatan
pada pasien dengan memandikan, memberikan obat injeksi, memberikan kebutuhan nutrisi lewat
NGT, memobilisasi pasien mika miki tiap 2 jam, mengukur tanda vital setiap 1 jam. Apakah
tingkat ketergantungan pasien pada kasus tersebut?
a. Modified intensive care
b. Minimal care
c. Critical care
d. Partial care
e. Total care
BAB III
PENUTU
P
3. 1 Kesimpulan
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama
tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan
sehingga tidak menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga
memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan
menyebabkan angka kunjungan klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun
sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun.
3. 2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan dalam
perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di
Indonesia.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial (koordinator) baik dalam
manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Supriyatno (2006). Manajemen bangsal keperawatan. (Cetakan Pertama). Jakarta:
EGC
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia:
WB Saunders
Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.