Anda di halaman 1dari 26

MODUL PRAKTIKUM

Perhitungan Tenaga Keperawatan


Ns. Linda Wieke Noviyanti, S.Kep., M.Kep

DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

NAMA :

NIM :

ANGKATAN :

PROGRAM/KELAS :
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

MODUL PRAKTIKUM I
PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN
DESKRIPSI MODUL
Modul praktikum berisi panduan tentang cara perhitungan tenaga
keperawatan di sebuah unit/bangsal perawatan. Mahasiswa diberikan kesempatan
untuk mempelajari, menggali, dan memahami tentang komponen perhitungan
tenaga dalam memenuhi kebutuhan tenaga di ruangan. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian keterampilan menghitung kebutuhan
tenaga dengan berbagai metode.

TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Kompetensi Kognitif
Mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi jenis dan metode perhitungan tenaga keperawatan di sebuah
unit perawatan
2. Mengaplikasikan metode perhitungan tenaga keperawatan

Kompetensi Psikomotor
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Kompetensi Afektif
Mahasiswa menunjukkan sikap:
1. Disiplin
2. Percaya diri
3. Partisipasi aktif

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 1


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

MATERI POKOK

Pengembangan suatu organisasi tidak terlepas dari pemanfaatan serta proses


manajemen sumber daya yang ada. Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan yang berfungsi melakukan upaya kesehatan,mulai dari kesehatan
dasar, rujukan serta penunjang, akan memanfaatkan sumber daya dan melibatkan proses
manajemen yang kompleks di dalamnya. Kompleksitas organisasi pelayanan kesehatan
menuntut adanya efektivitas dan efesiensi dalam proses pelaksanaannya dengan tujuan
akhir terciptanya kualitas pelayanan kesehatan yang baik, serta kepuasan kerja pada
tenaga kesehatan, karena di dalamnya terdapat beberapa kelompok tenaga kesehatan
yang bekerja bersama-sama. Hal ini dikemukakan pula oleh Hendel (2007) bahwa
kompleksitas organisasi pelayanan kesehatan dikarakteristikkan oleh banyaknya
perbedaan, ketidakpastian, banyak hal yang tidak dapat diprediksi, instabilitas, dan
inkoheren.
Kompleksitas sumber daya rumah sakit sebagai bagian dari meluasnya peran dan
cakupan kegiatan organisasi, memerlukan perhatian besar dalam sistem serta
manajemennya. Berdasarkan sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi, maka
proses manajemen dapat dibagi ke dalam manajemen sumber daya manusia, keuangan,
operasi/produksi, dan pemasaran (Bangun, 2012). Dalam hal ini, manajemen sumber
daya manusia memegang peranan kunci dalam proses strategi manajemen organisasi
rumah sakit yang berkelanjutan dan menjadi bagian integral dari strategi rumah sakit,
khususnya dalam hal ini mencakup tenaga keperawatan. SDM Keperawatan merupakan
salah satu aset dan komponen terpenting dalam pelayanan rumah sakit yang memiliki
kontribusi yang menentukan baik tidaknya citra rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas hanya daat dihasilkan dari sumber daya yang bermutu, sarana prasarana,
serta sistem manajerial yang baik, termasuk sistem manajerial sumber daya rumah sakit.

Oleh karena itu, manajemen sumber daya keperawatan harus lebih diperhatikan
karena akan berkaitan dengan indikator kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Ilyas
(2013) menyatakan bahwa manajemen sumber daya keperawatan merupakan proses
estimasi terhadap jumlah sumber daya manusia keperawatan berdasarkan tempat,
ketrampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan keperawatan
yang optimal.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 2


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

KONSEP PERENCANAAN TENAGA

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan


dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang digunakan. Perencanaan sebagai
fungsi manajemen terpenting dalam manajemen, sehingga fungsi ini akan menentukan
fungsi-fungsi manajemen lainnya, fungsi perencanaan adalah landasan dasar dari
fungsi manajemen secara keseluruhan. Staffing adalah fase ketiga proses manajemen
dengan perencanaan tenaga/staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi menjadi fungsi manajemen terpenting sebagai landasan dasar
secara keseluruhan. Menurut Kuntoro (2010) tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin manajemen lainnya akan dilaksanakan dengan baik. Tujuan utama
perencanaan adalah memfasilitasi keefektifan organisasi, yang harus diintegrasikan
dengan tujuan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi.
Dasar perencanaan ketenagaan diatur oleh Undang-Undang RI No. 36 tahun
2014 tentang tenaga kesehatan dan yang mengatur tentang kebijakan perencanaan
tenaga kesehatan terdapat Kepmenkes No. 850/Menkes/SK/II 2000 Tahun 2000
(Depkes, 2004). Perlu diperhatikan faktor dalam melaksanakan perencanaan tenaga
dan sesuai hierarki perencanaan. Untuk kebutuhan kualifikasi ketenagaan disesuaikan
dengan visi misi dan tujuan organisasi. Dalam membuat perencanaan ketenagaan
mengikuti pola ketenagaan dan menjawab pertanyaan W5 dan 1 H sebagai berikut :
1. What: tenaga apa dan berapa yang dibutuhkan
2. Who: siapa tenaga yang dibutuhkan dan bagaimana klasifikasi pendidikan,
pengetauan, pengalaman, keterampilan dan sertifikasi serta sesuai tuntutan
pelayanan yang kompeten
3. Where: tenaga untuk spesifikasi area yang dibutuhkan dan perhatikan setting
ruangan, kamar/bangsal, type ruangan serta type Rumah Sakit
4. When: Kapan waktu rencana ketenagaan dibutuhkan
5. Why: leader mempunyai alasan tepat dalam perencanaan ketenagaan yang didasari
dilaksanakan rekruitmen, mengapa harus menambah kebutuhan tenaga dan
spesifikasi tenaga yang diusulkan. Sehingga perlu adanya data akurat dan
diperoleh dari leader mempunyai data terkait jumlah pasien, tingkat
ketergantungan pasien, beban kerja, dan faktor organisasi.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 3


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

6. How: bagaimana cara rekruitan, mekanisme seleksi sesuai perencanaan agar


mendapatkan tenaga yang berkuantitas dan kualitas.

Adapun perencanaan tenaga adalah koordinasi dan integrasi sumber daya


keperawatan denegan menetapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan
keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2010). Langkah perencanaan
tenaga terdiri dari:
1. Analisis tenaga RS yang ada saat ini dan bagaimana kecakkupan teanga dimasa
datang
2. Analisis persediaan tenaga RS
3. Analisis kebutuhan tenaga RS di masaa datang
4. Analisis kesenjangan tenaga yang ada saat ini dibandingkan kebutuhan tenaga RS
didmasa datang
5. Dokumentasi kebutuhan tenaga RS dalam arti jumlah, jenis dan kompetensi
dibutuhkan pada periode waktu tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencaaan Tenaga Kesehatan


Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai
kespesifikan dalam hal sumber daya manusia, sarana prasarana dan peralatan yang
dipakai. Khususnya spesifikasi pada sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga
kesehatan dalam Undang-Undang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (UU No.36 Thn.2014).
Perencanaan tenaga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga tidak semudah yang kita
bayangkan ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Bangun (2012)
menyatakan faktor eksternal dapat memberikan pengaruh yang sangat berarti dalam
perencanaan sumber daya manusia adalah pengaruh pemerintah, geografis dan
kompetisi, angkatan kerja, kondisi ekonomi, teknologi dan globalisasi.
Menurut Hariyati (2014) mengidentifikasi kebutuhan tenaga yang perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tenaga kesehatan antara
lain :
1. Faktor Pasien

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 4


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

a) Jumlah pasien & fluktuasinya (BOR/Bed Rate Occcupation, LOS/ Long of Stay)
b) Karakteristik pasien sesuai tingkat kompleksitas
c) Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit & usia
d) Pasien dengan kasus khusus seperti Psikiatri
2. Faktor Tenaga & Metode Penugasan yang dilaksanakan
a) Jumlah, komposisi, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
b) Kebijakan metode penugasan
c) Uraian tugas
d) Kebijakan personil
3. Faktor lingkungan
a) Tipe & jenis pelayanan Rumah Sakit
b) Desain Ruang perawatan
c) Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
d) Kelengkapan peralatan medic/diagnostic
e) Pelayanan penunjang dari instansi lain
f) Faktor organisasi
g) Menu pelayanan yang ditetapkan
h) Kebijakan pembinaan dan pengembangan

METODE PERHITUNGAN TENAGA

Pertimbangan yang paling mendasar dalam perhitungan jumlah tenaga


keperawatan adalah beban kerja perawat, personal yang bersangkutan dan spesifik
sesuai kondisi pasien. Beban kerja perawat dianalisis dengan cara time motion study,
work sampling, dan daily log.
Beberapa metode perhitungan tenaga keperawatan:
1. Metode Rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal
yang diperlukan.Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan
mudah. Hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit & kapan personal tersebut
dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 5


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal
terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT

A&B 1/(4-7) 1/1 1/3 1/1


C 1/9 2/(3-4) 1/5 4/3
D 1/15 ½ 1/6 2/3

Keterangan:
TM =Tenaga Medis
TT =Tempat Tidur
TPP = Tenaga Perawatan
TPNP =tenaga non perawatan
TNP = tenaga non medis

2. Metode Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang
diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung
seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis
pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Deskripsi tentang
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Kemudian dihitung standar waktu yang
diperlukan untuk pelayanan. Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di
ruang rawat jalan menggunakan metode dari Hudgins, yaitu tabel berikut

Tabel Standar Waktu Pelayanan Pasien Rawat Jalan


Lama waktu (menit)
Tugas
Pasien Baru Pasien Lama
Pendaftaran 3 4

Pemeriksaan Dokter 15 11

Pemeriksaan Asisten 18 11

Penyuluhan 5 10

Laboratorium 5 7

Perhitungan menggunakan rumus:

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 6


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

3. Metode Douglas
Penetapan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per
shiftnya. Rumus jumlah tenaga keperawatan adalah jumlah pasien sesuai tingkat
ketergantungan dikalikan dengan konstanta Douglas.
Klasifikasi Klien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0.10 0.36 0.30 0.20
2 0.34 0.28 0.14 0.54 0.30 0.20 0.72 0.60 0.40
3 0.51 0.42 0.21 0.81 0.45 0.30 1.08 0.90 0.60
dst

Klasifikasi pasien:
A. Perawatan Mandiri mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulansi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
B. Perawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat / dihitung.
5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
C. Perawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Semua keperluan pasien dibantu
2. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
3. Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
4. Dilakukan penghisapan lender (suction)
5. Gelisah / disorientasi.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 7


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

4. Metode Gillies
Kebutuhan tenaga keperawatan dirumuskan sebagai berikut ( Gillies, 1994):

Jam perawatan per pasien per hari X Rata-rata pasien per hari X Hari per th Jam perawatan dibutuhkan per th
= = pegawai yg dibutuhkan
(Hari per tahun – Hari libur per tahun) X Jam kerja per pegawai Jam perawatan yg diberikan per th

Pelayanan keperawatan mempunyai tiga bentuk pelayanan yaitu: (Hariyati, 2014)


- Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan secara langsung oleh
perawat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual. Menurut Minetti
Huchinson (Hariyati 2014) kebutuhan langsung setiap pasien adalah empat jam
per hari dan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut Self care membutuhkan 2
jam, partial care membutuhkan 3 jam, total care membutuhkan 4-6 jam, intensive
care membutuhkan 8 jam.
- Perawatan tidak langsung merupakan kegiatan membuat rencana keperawatan,
memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan
membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Wolfe & Young, Rumah
Sakit John Hopkins(Gillies, 1994) menyatakan kebutuhan tidak langsung
memerlukan waktu 60 menit/pasien/hari.
- Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi aktivitas, pengobatan
serta tindak lanjut pengobatan. Mayer (Gillies, 1994) menyatakan waktu untuk
pendidikan pasien 15 menit/klien/hari. Hari libur masing-masing perawat 78 hari.
Jam efektif per hari untuk lima hari kerja seminggu adalah 8 jam. Antisipasi
cadangan ditambahkan 20-25% (Hariyati, 2014).
-
5. Perhitungan Depkes, 2005 (Hariyati, 2014)
- Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat didasarkan oleh tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien/hari, jam
perawatan yang diperlukan/hari/pasien, jam perawatan yang
diperlukan/ruangan/hari, jam kerja efektif setiap perawat/hari.

Tahap 1 Menghitung kebutuhan tenaga:


Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif/shift

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 8


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Tahap 2 Faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar

Jumlah hari minggu dalam 1 th + Cuti + Hari besar x Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah hari kerja efektif

Tahap 3 Beban non keperawatan seperti administrasi dan lain-lain sekitar 25%.
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan

(Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi) x 25%

- Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang gawat darurat berdasarkan rata-rata


jumlah pasien/hari, jumlah jam perawatan/hari, jam efektif perawat/hari.
- Kebutuhan tenaga keperawatan di critical care berdasarkan rata-rata jumlah
pasien/hari, jumlah jam perawatan/hari, jam efektif perawat/hari
- Kebutuhan tenaga keperawatan di rawat jalan berdasarkan berdasarkan rata-rata
jumlah pasien/hari, jumlah jam perawatan/hari, jam efektif perawat/hari.
- Kebutuhan tenaga keperawatan di kamar operasi berdasarkan jumlah dan jenis
operasi, jumlah kamar operasi, pemakaian kamar operasi (diperkirakan 6
jam/hari), tenaga perawat di kamar operasi instrumentator dan sirkulasi (2
orang/tim). Ketergantungan pasien operasi besar 5 jam/operasi, operasi sedang 2
jam/operasi, operasi kecil 1 jam/operasi

(Jumlah jam perawatan/hari x Jumlah operasi ) x Jumlah perawat dalam tim


Jam kerja efektif/hari

- Ketergantungan pasien di ruang penerimaan sekitar 15 menit dan di recovery


room 1 jam.
- Kebutuhan tenaga di ruang bersalin
Waktu yang diperlukan untuk persalinan kala I sampai dengan kala IV adalah 4
jam/pasien. Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 9


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

6. Metode perhitungan tenaga berdasarkan Full Time Equivalent (FTE)


Konsep FTE didasrakan pada seorang perawat bekerja penuh waktu dalam
setahun, asrtinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2080 jam dalam periode 52
minggu. Jumlah tersebut meliputi waktu produktif dan nonproduktif, sedangkan
yang dipertimbangkan hanya waktu produktif yang digunakan untuk perawatan
pasien. Cara ini mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien
berdasrakan tingkat ketergantungannya karena akan memengaruhi jumlah jam
perawatan yang dibutuhkan. Prosentase jam produktif perawat adalah 85%
dengan satuan 1 FTE = 2080 jam.
Contoh perhitungan FTE dan tenaga perawat:
Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat ditentukan
berdasarkan jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH) dan hari
perawatan pasien (PD) menggunakan rumus berikut:

Keterangan:
W = beban kerja (workload)
PD = hari perawatan pasien
ACH = rerata jumlah jam kerja perawat (average care hours per 24 hours)
Ʃ = jumlah tingkat klasifikasi pasien
5 = konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien

7. Metode Perhitungan Workload WISN


Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah
suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap
unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif
dan realistis. Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini
meliputi 5 langkah, yaitu :
1. Menetapkan waktu kerja tersedia;
2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;
3. Menyusun standar beban kerja;
4. Menyusun standar kelonggaran;
5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 10


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Pada dasarnya metode WISN ini dapat di gunakan di rumah sakit, puskesmas dan
sarana kesehatan lainnya, atau bahan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga di
Kantor Dinas Kesehatan.
Langkah Pertama: MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun
waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai
berikut :
A. Hari kerja, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja atau 6 hari kerja efektif.
Dalam 1 tahun terdapat 52 minggu
B. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap
tahun
C. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori
SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam
5 hari kerja
D. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003 ditetapkan 15 Hari
Kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama, sehingga total 19 hari
E. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ijin
F. Waktu kerja, Kepres No.68 tahun 1995 adalah 37.5 jam/minggu
Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menetapkan
waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :

Waktu Kerja Tersedia (WKT) = {A – (B + C +D + E)} × F

Keterangan :
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
C = Pendidikan dan Pelatihan

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 11


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

D = Hari Libur Nasional


E = Ketidak Hadiran Kerja
F = Waktu Kerja
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat simulasi perhitungan berdasarkan rumus waktu
kerja tersedia sebagaimana diuraikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) dalam 1 tahun
Kode Komponen Keterangan Rumus Jumlah Satuan
NO
A B C D E F
1 5 hari kerja/mg 52 (mg) 260 Hr/th
A Hari Kerja
2 6 hari kerja/mg 52 (mg) 312 Hr/th
3 B Peraturan 12 Hr/th
Cuti Pegawai
Kepegawaian
4 C Libur Nasional Dalam 1 tahun 19 Hr/th

5 D Mengikuti 5 Hr/th
Rata2 1 th
Pelatihan
6 E Absen (Sakit,dll) Rata2 1 th 12 Hr/th

7 F Waktu Kerja Kepres 37,5 Jam/mg


(dalam 1 minggu) No.68/1995

8 G Jam Kerja Efektif Permen PAN- 26,25 Jam/mg


70% x 37,5
(JKE) RB 26/2011

9 Waktu kerja 5 hari kerja/mg E8/5 5,25 Jam/hr


WK
10 (dalam 1 hari) 6 hari kerja/mg E8/6 4,375 Jam/hr
11 Waktu Kerja 5 hari kerja/mg E1-(E3+E4+E5+E6) 212 Hari/th
12 Tersedia (hari) 6 hari kerja/mg E2-(E3+E4+E5+E6) 264 Hari/th
13 E1-(E3+E4+E5+E6) x 1113 Jam/th
WKT 5 hari kerja/mg
Waktu Kerja E9
14 Tersedia (jam) E2-(E3+E4+E5+E6) x 1155 Jam/th
6 hari kerja/mg
E9
Waktu Kerja Tersedia 1200 Jam/th
Hari Kerja Tersedia 72000 Menit/th

Langkah Kedua: MENETAPKAN KOMPONEN BEBAN KERJA dan


NORMA WAKTU
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang
secara nyata dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan. Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 12


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

dibutuhkan oleh seorang perawat yang terdidik, terampil, terlatih dan


berdedikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan secara normal sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku di fasyankes bersangkutan. Kebutuhan waktu
untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar
pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang
tersedia serta kompetensi perawat itu sendiri. Rata-rata waktu ditetapkan
berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan
bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat
dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan oleh perawat yang kompeten.

Data dan informasi dapat diperoleh dari:


a. Komponen Beban Kerja dapat diperoleh dari Standar Pelayanan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah ditetapkan oleh Institusi.
b. Norma Waktu atau Rata-rata Waktu tiap kegiatan pokok dapat diperoleh
dari data Analisis Jabatan (Anjab) Faskes yang bersangkutan.
c. Jika Norma Waktu atau Rata-rata Waku per kegiatan tidak ada dalam analisis
jabatan institusi, dapat diperoleh dengan pengamatan atau observasi
langsung pada perawat yang sedang melakukan kegiatan.

Tabel 2. Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu


Norma
No Jenis Tugas Kegiatan Satuan
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tugas Pokok Pengkajian: Mnt/ps
- Anamnesa 5 Mnt/ps

- Pemeriksaan Fisik 5 Mnt/ps

- Mengukur TTV 5 Mnt/ps


Menegakkan diagnosa keperawatan 5 Mnt/ps
Rencana Tindakan Keperawatan 5 Mnt/ps
Tindakan Mnt/ps
Serah terima pasien baru 10 Mnt/ps
Menyiapkan alat pemasangan IV Line 5 Mnt/ps
Memasang infus 10 Mnt/ps
Merawat Infus 5 Mnt/ps

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 13


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Norma
No Jenis Tugas Kegiatan Satuan
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
Mengatur tetesan infus 5 Mnt/ps
Mengganti Cairan Infus 5 Mnt/ps
Memperbaiki infus yang macet 5 Mnt/ps
Melepas infus 5 Mnt/ps
Mengambil spesimen darah 5 Mnt/ps
Merawat luka 30 Mnt/ps
Lavage lambung 30 Mnt/ps
Pemeriksaan EKG 20 Mnt/ps
Melakukan injeksi 10 Mnt/ps
Melakukan suction lendir 30 Mnt/ps
Menyiapkan O2 ke ruangan pasien 5 Mnt/ps
Memberikan oksiegen 5 Mnt/ps
Membersihkan alat 10 Mnt/ps
Memasang kateter 10 Mnt/ps
Melepas kateter 5 Mnt/ps
Melayani nebulizer 30 Mnt/ps
Membereskan selang nebul dan bereskan 20 Mnt/ps
alat
Pendidikan kesehatan 15 Mnt/ps
Melakukan Operan 5 Mnt/ps
Melakukan ronde keperawatan 30 Mnt/ps
Melakukan pencatatan/dokumentasi 10 Mnt/ps
Observasi/evaluasi 5 Mnt/hr
2 Tugas Kolaborasi dengan dokter jaga 15 Mnt/hr
penunjang Membuat administrasi (billing) 15 Mnt/hr
Mengantar makanan 15 Mnt/hr
Mengantar pemeriksaan diagnostik 30 Mnt/hr
Mengantar pasien rujuk ke rumah sakit 360 Mnt/mg
Mengikuti pertemuan bulanan 60 Mnt/bl
Mengikuti visite dokter 5 Mnt/mg

Langkah Ketiga: MENGHITUNG STANDAR BEBAN KERJA


Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 14


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan nya (waktu rata-rata)


dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM.
Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut:

Data dan informasi dapat diperoleh dari:


a. Data WKT diperoleh dari Langkah 2
b. Data Norma Waktu atau Rata-rata Waktu setiap kegiatan pokok diperoleh dari
Langkah-langkah perhitungan Standar Beban Kerja (SBK) sebagai berikut:
a. Pengisian data Jenis tugas, Kegiatan, Norma Waktu, dan Waktu Kerja Tersedia
/ WKT, diambil dari tabel 1 dan tabel 2
b. Selanjutnya menghitung SBK  SBK = WKT : Norma Waktu
(7) = (6) / (4)

Tabel 3. Standar Beban Kerja (SBK)


Norma
Jenis WKT
No Kegiatan Waktu Satuan SBK
Tugas (menit)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tugas Pengkajian:
Pokok - Anamnesa 5 Mnt/ps 72000 14400

- Pemeriksaan Fisik 5 Mnt/ps 72000 14400

- Mengukur TTV 5 Mnt/ps 72000 14400


Menegakkan diagnosa 5 Mnt/ps 72000 14400
keperawatan
Rencana Tindakan 5 Mnt/ps 72000 14400
Keperawatan
Tindakan
Serah terima pasien baru 10 Mnt/ps 72000 7200
Menyiapkan alat pemasangan 5 Mnt/ps 72000 14400
IV Line
Memasang infus 10 Mnt/ps 72000 7200
Merawat Infus 5 Mnt/ps 72000 14400

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 15


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Norma
Jenis WKT
No Kegiatan Waktu Satuan SBK
Tugas (menit)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Mengatur tetesan infus 5 Mnt/ps 72000 14400
Mengganti Cairan Infus 5 Mnt/ps 72000 14400
Memperbaiki infus yang macet 5 Mnt/ps 72000 14400
Melepas infus 5 Mnt/ps 72000 14400
Mengambil spesimen darah 5 Mnt/ps 72000 14400
Merawat luka 30 Mnt/ps 72000 2400
Lavage lambung 30 Mnt/ps 72000 2400
Pemeriksaan EKG 20 Mnt/ps 72000 3600
Melakukan injeksi 10 Mnt/ps 72000 7200
Melakukan suction lendir 30 Mnt/ps 72000 2400
Menyiapkan O2 ke ruangan 5 Mnt/ps 72000 14400
pasien
Memberikan oksiegen 5 Mnt/ps 72000 14400
Membersihkan alat 10 Mnt/ps 72000 7200
Memasang kateter 10 Mnt/ps 72000 7200
Melepas kateter 5 Mnt/ps 72000 14400
Melayani nebulizer 30 Mnt/ps 72000 2400
Membereskan selang nebul 20 Mnt/ps 72000 3600
dan bereskan alat
Pendidikan kesehatan 15 Mnt/ps 72000 4800
Melakukan Operan 5 Mnt/ps 72000 14400
Melakukan ronde 30 Mnt/ps 72000 2400
keperawatan
Melakukan 10 Mnt/ps 72000 7200
pencatatan/dokumentasi
Observasi/evaluasi 5 Mnt/ps 72000 14400

Langkah Keempat: PENYUSUNAN STANDAR TUGAS


PENUNJANG/KELONGGARAN
Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor
kelonggaran tiap perawat meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk
menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung. Penyusunan faktor

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 16


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tiap


kategori tentang :
1. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien,
misalnya ; rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun kebutuhan
obat/bahan habis pakai.
2. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya
adalah menyusun Standar Kelonggaran dengan melakukan perhitungan
berdasarkan rumus di bawah ini.
Langkah-langkah perhitungan, sebagai berikut :
a. Waktu Kegiatan
= Rata-rata waktu x 264 hr, bila satuan waktu per hari
= Rata-rata waktu x 52 mg, bila satuan waktu per minggu
= Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan waktu per bulan
= Rata-rata waktu x 2 smt, bila satuan waktu per semester
b. Faktor Tugas Penunjang (FTP) = (Waktu Kegiatan : WKT) x 100
c. Standar Tugas Penunjang (STP) = (1 / (1- FTP/100)), sebagai faktor pengali

Tabel 4. Standar Tugas Penunjang (STP)


Rata-
Waktu
Jenis rata WKT FTP %
No Kegiatan Satuan Kegiatan
Tugas waktu (menit/th)
(mnt/th)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2 Tugas Kolaborasi dengan 15 Mnt/hr 3960 72000 5,5
penunjang dokter jaga
Membuat administrasi 15 Mnt/hr 3960 72000 5,5
(billing)
Mengantar makanan 15 Mnt/hr 3960 72000 5,5
Mengantar pemeriksaan 30 Mnt/hr 7920 72000 11
diagnostik
Mengantar pasien rujuk 360 Mnt/mg 18720 72000 26
ke rumah sakit
Mengikuti pertemuan 60 Mnt/bl 720 72000 1

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 17


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

bulanan
Mengikuti visite dokter 5 Mnt/mg 260 72000 0,36
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 54,86
Standar Tugas Penunjang (STP) 2,21

Langkah Kelima: PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDM


Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
meliputi :
1. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :
 Waktu kerja tersedia
 Standar beban kerja
 Standar Tugas Penunjang
2. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.
Kuantitas kegiatan pelayanan dapat diperoleh dari laporan kegiatan RS. Pada
umumnya data kegiatan tersedia dan mudah diperoleh, namun apabila data
hanya tersedia 7 bulan, maka data kuantitas kegiatan pokok 5 bulan
berikutnya ditetapkan berdasarkan angka rata-rata kegiatan pokok selama 7
bulan (ekstrapolasi).
Untuk penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap dibutuhkan
data dasar sebagai berikut :
1. Jumlah tempat tidur
2. Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun
3. Rata-rata sensus harian
4. Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)
Berdasarkan data dasar tersebut dapat dihitung kuantitas kegiatan pokok di tiap
Instalasi Rawat Inap dengan memperhatikan kebijakan operasional yang berkaitan
dengan kategori SDM dan tanggung jawabnya dalam pemeriksaan pasien,
tindakan medik rawat jalan, visite dan tindakan pada pasien rawat inap, misalnya :
1. Visite dilakukan oleh Dokter Spesialis bagi seluruh pasien atau hanya pasien
baru (hari pertama) dan pasien pulang saja
2. Tindakan kecil perawatan infus dilakukan tidak hanya untuk pasien baru akan
tetapi pasien lama juga

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 18


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Rumus Kebutuhan SDM sebagai berikut:

Contoh:
Di R. Melati memiliki BOR 95% sepanjang tahun 2017 dengan jumlah tempat
tidur sebanyak 50. Rata-rata pasien baru per hari mencapai 15 pasien.
Dari kasus tersebut dapat diperoleh data
1. Jumlah kunjungan pasien mencapai 50 x 365 = 18250
2. Rata-rata pasien baru selama 1 tahun 15 x 365 = 5475

Jenis Capaian Kebutuhan


No Kegiatan SBK
Tugas (1 th) Perawat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tugas Pengkajian:
Pokok - Anamnesa 5475 14400 0,38

- Pemeriksaan Fisik 5475 14400 0,38

- Mengukur TTV 5475 14400 0,38


Menegakkan diagnosa 5475 14400 0,38
keperawatan
Rencana Tindakan 5475 14400 0,38
Keperawatan
Tindakan
Serah terima pasien baru 5475 7200 0,38
Menyiapkan alat pemasangan 5475 14400 0,38
IV Line
Memasang infus 14600 7200 2
Merawat Infus 1825 14400 0,12
Mengatur tetesan infus 10950 14400 0,76
Mengganti Cairan Infus 18250 14400 1,26
Memperbaiki infus yang 5475 14400 0,38
macet
Melepas infus 7300 14400 0,5
Mengambil spesimen darah 3650 14400 0,25
Merawat luka 7300 2400 3,04
Lavage lambung 1825 2400 0,76

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 19


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Jenis Capaian Kebutuhan


No Kegiatan SBK
Tugas (1 th) Perawat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pemeriksaan EKG 3650 3600 1,01
Melakukan injeksi 10950 7200 1,52
Melakukan suction lendir 1825 2400 0,76
Menyiapkan O2 ke ruangan 3650 14400 0,25
pasien
Memberikan oksigen 3650 14400 0,25
Membersihkan alat 3650 7200 0,5
Memasang kateter 3650 7200 0,5
Melepas kateter 1825 14400 0,12
Melayani nebulizer 1825 2400 0,76
Membereskan selang nebul 1825 3600 0,5
dan bereskan alat
Pendidikan kesehatan 18250 4800 1,26
Melakukan Operan 7300 14400 0,5
Melakukan ronde 365 2400 0,15
keperawatan
Melakukan 18250 7200 1,26
pencatatan/dokumentasi
Observasi/evaluasi 18250 14400 1,26
Jumlah kebutuhan Tenaga Tugas Pokok Perawat 22,33
Tugas Standar Tugas Penunjang 2,21
Penunjang
Total Kebutuhan Perawat 49,3
Pembulatan 49

Sehingga Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat di ruangan yaitu sebanyak


49 Perawat.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 20


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

PENUGASAN
1. Hitung kebutuhan tenaga perawat di ruangan A dengan metode FTE.
Ketentuan yang berlaku adalah shift yang berlaku di RS menggunakan 2 shift
kerja dengan komposisi perawat professional : perawat vokasional = 55: 45.
Berapa jumlah perawat yang berdinas hari tersebut dan bagaimana
komposisinya?
Tingkat klasifikasi Rerata jam perawatan Proyeksi jumlah
pasien dalam 24 jam hari rawat pasien
1 3.5 1500
2 5.0 3000
3 9.0 4000
4 13.0 1900
5 17.5 1000

2. Kerjakan kasus di bawah ini, hitung kebutuhan tenaga perawat dengan


menggunakan metode gillies dan WISN!

Di sebuah RS X memiliki 9 ruang rawat inap. Rumah Sakit tersebut


berencana untuk merekrut pegawai, namun karena keterbatasan data dasar
perencanaan, RS akhirnya melakukan perhitungan di salah satu ruangan
untuk dianalisis. Ruangan Cendrawasih menjadi ruangan percontohan untuk
menghitung dengan data dasar
Jumlah tempat tidur : 40, dengan BOR 95% pada tahun 2017
rerata pasien baru 14 pasien per hari
Hasil sensus harian pertama, terdapat 35 pasien dengan kriteria:
No Inisial Dx Medis Hasil Evaluasi Terakhir
Pasien
1 Ny. A Ca Mammae GCS 222, luka abses masih ada,
NGT (+)
2 Tn B CVA infark GCS 122, observasi ketat TTV
3 Tn J CKD St.3 Restriksi cairan, kateter, cek lab
sebelum HD, Hb terakhir 7,5 gr/dl

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 21


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

No Inisial Dx Medis Hasil Evaluasi Terakhir


Pasien
4 Ny.K AML Gastric Lavage  hasil 400 cc, TTV
tidak stabil
5 Nn. L STEMI Observasi TTV, pasien gelisah, O2 4
lpm via nasal kanul
6 Ny P CVA Infark GCS 232, NRBM 8lpm
7 Ny F CHF Observasi TTV, Pasien mengeluh
sesak
8 Tn W Hipertensi TTV stabil
9 Tn D BPH TTV stabil, GCS 456, rencana KRS
10 Tn GY Selulitis +DM Rawat luka (+), GDS 140 mg/dl
11 NY Q CVA infark Observasi TTV, pasien gelisah, O2 4
lpm via nasal kanul
12 Ny DR CKD St.3 Transfusi PRC, Hb sebelum transfusi
8 gr/dl
13 Ny TR DHF Ig G (+), suhu 37,80C, cairan IV
maintenance
14 Ny I Ca Ovarium Observasi TTV, persiapan kemo di
ruang obgyn
15 Ny K CKD Observasi TTV, intake dan output,
restriksi cairan
16 Ny PI CHF Observasi TTV, pasien gelisah, O2 4
lpm via nasal kanul
17 Nn. Jo Thypoid+UTI Nyeri (+) skala 3, diet bubur halus
18 Ny. Pu Cholic abd. Rencana KRS
19 Ny. G Hipertensi TTV stabil
20 Tn F Anemia Rencana KRS
21 Tn Z BPH Post TURP,
22 Nn Hg Impaksi Gigi Rencana operasi, menunggu hasil lab
darah lengkap

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 22


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

No Inisial Dx Medis Hasil Evaluasi Terakhir


Pasien
23 Ny HK CVA Infark TTV stabil, pengobatan tetap, tidak
ada paralisis
24 Ny U Cholelitiasis Nyeri berkurang, rencana KRS
25 Ny K Ca Hepar Ikterik (+), gelisah
26 Tn S DM Rencana KRS
27 Tn Xr NSTEMI TTV mulai stabil
28 Ny Hf CHF Rencana KRS
29 Nn Ko Impaksi Gigi Rencana operasi
30 Ny Uc DM +ulkus Rawat luka, GDS stabil
31 NY KJ Sirosis Hepatis Varises esofagus, perdarahan aktif,
hepatomegali, ikterik (+)
32 Tn U CHF TTV observasi ketat
33 Tn Do Hipertensi Rencana KRS
34 Tn Ws BPH RencanaTURP, premedikasi (-)
35 Tn Hy Giant Rencana KRS
Lympoma

Untuk perhitungan WISN, gunakan tugas pokok dan tugas penunjang di bawah ini
Hitung tenaga yang dibutuhkan , dan isilah titik2 di dalam tabel
Norma Capaian
No Jenis Tugas Kegiatan Satuan
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tugas Pokok Pengkajian: Mnt/ps
- Anamnesa 5 Mnt/ps

- Pemeriksaan Fisik 5 Mnt/ps

- Mengukur TTV 5 Mnt/ps


Menegakkan diagnosa 5 Mnt/ps .....
keperawatan
Rencana Tindakan 5 Mnt/ps ......
Keperawatan
Tindakan
Serah terima pasien baru 10 Mnt/ps ......

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 23


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Norma Capaian
No Jenis Tugas Kegiatan Satuan
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
Menyiapkan alat pemasangan IV 5 Mnt/ps 18250
Line
Memasang infus 10 Mnt/ps 18250
Merawat Infus 5 Mnt/ps 10950
Melepas infus 5 Mnt/ps 18250
Mengambil spesimen darah 5 Mnt/ps 5475
Merawat luka 30 Mnt/ps 7300
Lavage lambung 30 Mnt/ps 3650
Pemeriksaan EKG 20 Mnt/ps 7300
Melakukan injeksi 10 Mnt/ps 18250
Menyiapkan O2 ke ruangan 5 Mnt/ps 3650
pasien
Memberikan oksiegen 5 Mnt/ps 10950
Memasang kateter 10 Mnt/ps 1825
Melepas kateter 5 Mnt/ps 3650
Pendidikan kesehatan 15 Mnt/ps .....
Melakukan Operan 5 Mnt/ps 7300
Melakukan ronde keperawatan 30 Mnt/ps 3650
Melakukan 10 Mnt/ps ........
pencatatan/dokumentasi
Observasi/evaluasi 5 Mnt/hr ........
2 Tugas Kolaborasi dengan dokter jaga 15 Mnt/hr
penunjang Membuat administrasi (billing) 15 Mnt/hr
Mengantar pemeriksaan 30 Mnt/hr
diagnostik
Mengikuti pertemuan bulanan 60 Mnt/bl
Mengikuti visite dokter 5 Mnt/mg

REFERENSI

Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Gillies, D.A. (1994). Nursing Management : A System Approach. Edisi kedua.


Philadelia : W.B. Sauders.

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 24


Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2019

Hariyati, T. S (2014). Perencanaan Pengembangan dan Utilisaasi Tenaga


Keperawataan. Jakarta : Grafindo Persada

Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Hendel, T, Fish, Miri, Berger. (2007). Nurse/Physician Conflict Management


Mode Choices: Implications for Improved Collaborative Practice. Nursing
Administration Quarterly. Administrative Aspects of Behavioral Health,
31(3), 244-253. DOI: 10.1097/01.NAQ.0000278938.57115.75

Huber, D. (2010). Leadership and Nursing Care Management Second edition.


Philadelphia:M.B. Saaunders Company.

Ilyas, Y. (2013). Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, metode dan formula.
Depok : FKm-Universitas Indonesia.

Jones, R.A.P. (2007). Nursing leadership and management: theories, processes,


and practice. Philadelphia: F. A. Davis Company

Kelly, P. (2010). Essentials of nursing leadership & management. (2nd ed). New
York: Delmar, Cengage Learning

Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar: Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Lavieri, M. S., Puterman, M. L. (2009). Optimizing nursing human resource


planning in british columbia. Health Care Management Science, 12(2), 119-
28. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10729-008-9097-0

Mangkunegara (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:


Rosdakarya.

Marquis, B.L., Huston, C.J. (2010).Leadership roles and managment functionsin


nursing: theory and application. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi ke dua. Jakarta: Salemba Medika.

Sullivan-Marx, E.M., Gray-Micell, D. (2008). Leadership and management skill


for long-term care. Newyork: Springer Publishing Company

Tappen, R.M., Weiss, S.A., & Whitehead, D.K. (2010). Essentials of nursing
leadership and management. (5th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company

Modul Praktikum – Perhitungan Tenaga Keperawatan 25

Anda mungkin juga menyukai