Anda di halaman 1dari 51

BAB 3

PENGKAJIAN

3.1 Visi, Misi, Nilai, Tujuan dan Motto RSUD Sidoarjo


3.1.1 Visi RSUD Sidoarjo
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo adalah’’ Menjadi
Rumah Sakit Yang Terakriditasi Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan dan
Penelitian’’.
Visi tersebut adalah kondisi yang akan dicapai Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2016-2021.

3.1.2 Misi RSUD Sidoarjo


Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo dengan
pengupayaan pelayanankesehatan yang bermutu dan mandiri melalui peningkatan
sumber daya rumah sakit adalah:
1. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakriditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasaan pelanggan.
2. Menyelenggarakan pendidikan , pelatihan dan penelitian kesehatahan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
3. Mewujudkan tatakelola runah sakit yang professional, integritas dan beretika,
3.1.3 Nilai Dasar
Professional,integritas, dan beretika
Nilai dasar disusun sebagai acuan bagi rumah sakit umum daerah
kabupaten Sidoarjo dalam perilaku yang menunjang tercapainya visi dan misi.
Nilai dasar tersebut, nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo. Nilai dasar tersebut adalah:
1. Profesionalisme
Penjelasan : keyakinan terhadap tatanan dalam memberikan pelayanan
yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakt, dengan cirri-
ciri: bertanggung jawab, inovatif, kreatif, dan optimis.
2. Integritas
Penjelasan : berperilaku sebgai insane yang beriman, jujur, kerja keras,
disiplin, berkomitmen, mendahulukan kepentingan organisasi, serta mampu
menjaga keseimbangan Emotional Quotion (EQ) Intelectual Quotion (IQ),
And Spiritual quotion (SQ)

21
22

3. Etika
Penjelasan : nilai yang dijunjung tinggi dalam pergaulan dengan klien,
antar sesame anggota tim kesehatan, antaara petugas dengan pemimpin unit
kerja maupun etika dalam menjalankan profesi kesehatan dengan klien prinsip
senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.

3.1.4 Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan yang berkualitas, dan menyelenggarakan
pendidikan dan penelitian yang bermutu sesuai dengan standart akriditasi
internasional sehingga tercapainya tata kelola rumah sakit yang professional,
integritas dan beretika.
2. Tujuan kusus
a. Terwujudnya pelayanan yang berkualitas dan terakriditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasaan pelanggan.
b. Terselenggarannya pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan,
c. Terwujudnya tata kelola rumah sakit yang professional, integritas, dan
beretika.
3. Motto RSUD Sidoarjo
Kesembuhan pasien adalah kebahagiaan kami.

3.2 Tujuan pelayanan ruang Mawar Kuning Bawah


3.2.1 Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kepada pasien secara profesional dan
komprehensif dengan tetap memelihara hubungan kerja efektif kepada semua
anggota tim kesehatan yang terkait dilingkungan RSUD Sidoarjo
3.3.2 Tujuan Khusus
1. Mewujudkan sistem pelayanan keperawatan dengan hubungan tata kerja yang
baik, jelas dan diketahui oleh semua pihak yang terkait
2. Terpenuhinya penerapan asuhan keperawatan sesuai dengan standart asuhan
keperawatan
3. Terpenuhinya kerja sama yang baik antara tim kesehatan dalam mengenal
pasien multiple trauma.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 06 Januari – 08 Januari 2020, meliputi
M1 – M5. Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga
23

diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas


masalah.

3.3.1 Tenaga dan Pasien (M1 – Man)


Tabel 3.1 : Tingkat Pendidikan Tenaga Keperawatan Ruang Mawar kuning
Bawah Rsud Sidoarjo.
No Kualifikasi Jumlah Ketenagaan Prosentasi
1 SI Kep Ners 5 Perawat 17%
2 D3 Kep 18 Perawat 62%
3 SKM 1 Administrasi 7%
4 SMA 2 Helper 14%
Total 29 100 %
Sumber : verifikator Mawar Kuning Bawah tahun 2020

Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan


non keperawatan, dan jumlah tenaga di Mawar Kuning Bawah sebanyak 29 orang,
terdiri dari tenaga keperawatan : 23 orang (SI Kep : 5 orang, D3 Kep : 18 Orang)
Tenaga Admininstrasi (2 orang), dan helper (4 orang).

Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Non Medis di Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Januari 2020.

Jenis
No Kualifikasi Jumlah
PNS BLUD
1 SKM 2 0 2
2 SMA 4 3 1

Tabel 3.3 Jumlah perawat berdasarkan lama masa kerja di ruang Mawar Kuning
Bawah.
No Masa Kerja Jumlah
1. Masa kerja >5 tahun 14 Orang
2. Masa kerja <5 tahun 9Orang
Sumber : verifikator Mawar Kuning Bawah Tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas didaptkan lama kerja perawat > 5 tahun 14 orang
dan masa kerja < 5 tahun 9 orang.

a. Struktur Ruang Mawar Kuning Bawah


KEPALA RUANGAN

Arik Wiji Lestari, S.kep Ners


24

KATIM I KATIM II KATIM III


Umi nurdiana amd., kep. Vony andrea w., Rahma W.,
S.kep,Ns Amd.kep

Anggota Anggota Anggota

PA.
PA.MALAM
LIBUR

Pasien Pasien Pasien

Sumber data : Verivikator Mawar Kuning Bawah Tahun 2020


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoajo.

b. Tugas Pokok Dan Fungsi


25

Tabel 3.4 Uraian Tugas Kepala Perawat Rawat Inap (MAKP)


Nama Kepala Perawat Rawat Inap Ruang Mawar Kuning
Jabatan
Nama Arik Wiji Lestari, S.kep., Ners
Atasan Kepala instalansi rawat inap
Langsung
Persyaratan 1. Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tetap BLUD RSUD
Jabatan 2. Pendidikan Sarjana Keperawatan
3. Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah sakit
4. Mempunyai kemampuan manajerial
5. Sehat jasmani dan rohani
Tugas Pokok Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
dan administrasi di Instalansi Rawat inap
Fungsi A. Fungsi Perencanaan
1. Menyusun rencana kerja kepala perawat instalasi
2. Merencanakan kebutuhan tenaga dan sarana prasarana
3. Merencanakan jenis asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan
B. fungsi Pengorganisasian
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan
keperawatan dan administrasi di istalasi rawat inap
2. Memberikan pengarahan dan bimbingan pada case
manajer,katim, perawat pelaksana dan staf administrasi
C. fungsi Pelaksanaan
1. Melaksanakan morning report
2. Melaksanakan rapat bulanan dengan seluruh staf
3. Mengelompokkan pasien sesuai kebutuhan
4. Memberikan orientasi tenaga dan mahsiswa baru
5. Memberikan bimbingan keperawatan tentang pelayanan
keperawatan pada semua staf
6. Membuat daftar dinas dan pembagian tugas perawat
7. Melaksanakan tugas pokja akreditasi
8. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
D. fungsi Pengawasan
1. Melakukan supervisi dan penilaian kinerja staf
2. Monitoring dan evalusi pelayanan keperawatan
3. Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medisk
4. Melakukan validasi indikator mutu unit
5. Monitoring dan evalusi sarana prasarana
Tugas 1. Sebagai anggota kelompok kerja akreditsi
Tambahan 2. Sebagai instruktur klinik rawat inap
We wenang 1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan
3. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan
staf, sarana prasara dan mutu asuhan keperawatan di
instalasi rawat inap
Tanggung Dalam melaksanakan tugas secara teknis profesi bertanggung
Jawab jawab kepada bidang keperawatan

Tabel 3.5 Uraian Tugas Ketua Tim Keperawatan


26

Nama Jabatan Ketua Tim Keperawatan Instalasi Rawat Inap


Nama Umi nurdiana
Vony Adriana w
Ratna wijayanti
Atasan Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap Mawar Kuning
Langsung
Persyaratan 1. Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Tetap BLUD RSUD
Jabatan 2. Masa kerja minimal 2 tahun di RS
3. Pendidikan S1 Keperawatan
4. Memiliki sertifikat pelatihan Instruktur klinik
5. Sehat jasmani dan rohani
Bawahan Perawat pelaksana dan Helper
Fungsi 1. Mengelola asuhan / pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan tim kesehatan lain
3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bimbingan kepada
perawat / bidan baru
4. Melaksanakan dan memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga
5. Melakukan pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan
asuhan / pelayanan keperawatan di ruang rawat inap guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
6. Mendukung terlaksananya program pasient safety
7. Melakukan kelengkapan entry data riil
time,mendokumentasikan asuhan keperawatan, mengisi
kode diangnosa medis
8. Bertanggung Jawab terhadap kebenaran kelengkapan Rekam
Medis
Tugas Utama Melakukan pengendalian,pemantauan dan evaluasi kegiatan
asuhan/pelayanan keperawatan diruang rawat inap guna
peningkatan mutu pelayanan keperawatan
Tugas Sebagai Instruktur klinik di Ruang rawat inap
Tambahan
Kewenangan 1. Mengatur dan membimbing serta memberi arahan kepada
perawat yang menjadi tanggung jawabnya
2. Melakukan kolaborasi dengan Tim kesehatan lain
3. Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan kepala
perawat instalasi
4. Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan yang
komprehensif dan prima kepada semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
5. Mendelegasikan kepada perawat penanggung jawab /senior
apabila sedang tidak bertugas atau dinas luar ( berhalangan )
6. Menghadiri rapat apabila atasan berhalangan hadir
Tanggung Bertanggung jawab kepada Kepala Perawat Instalasi Irna dalam
Jawab hal :
1. Bertanggung jawab terhadap kebenaran pengkajian
data,diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan ;
2. Bertanggung jawab terhadap kebenaran pelayanan asuhan
keperawatan ,tindakan keperawatan ,evaluasi, resume
keperawatan dan dokumrntasi keperawatan;
3. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien dan
keluarga
4. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
27

pelayanan keperawatan / kesehatan paada pasien serta


berkolaborasi dengan tim kesehatan lain;
5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kebenaran
informasi kepada pasien tentang dokter dan perawat yang
bertanggung jawab pada hari itu;
6. Bertanggumg jawab terhadap keelngkapan dan kebenaran isi
dokumen asuhan keperawatan
7. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan
laporan dan dokumentasi asuhan keperawatan
Koordinasi 1.Kepala Instalasi
2.Kepala Perawat Instalasi
3.Bagian Farmasi
4. Bagian RTP
5. Bagian IPS
6. Kamar Jenazah
Tabel 3.6. Uraian tugas perawat pelaksana keperawatan rawat inap
Nama Jabatan Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
Atasan Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap
Langsung
Bawahan -
Langsung
Job Spesifik 1. Perawat
2. PNS atau pegawai tetap BLUD
3. Pendidikan minimal D3 Keperawatan dengan masa kerja 2
tahun
4. Pelatihan menejemen data
5. Sehat jasmani dan rohani
Tugas Pokok Mengendalikan kegiatan pengukuran indicator kunci rumah sakit
(indicator unit kerja, standar pelayanan minimal (SPM),
menejemen resiko, clinireal, pathway, surveillance PPI, asuhan
keperawatan)
Fungsi a. Fungsi perencanaan
6. Merencanakan dan menyusun jadwal kegiatan
pengukuran indicator
7. Merencanakan pelaksanaan menejemen mutu
b. Fungsi Pengorganisasian
dan Pelaksanaan
1. Menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pengukuran
indicator mutu mulai dari pengumpulan data, analisa,
evaluasi sampai dengan penyajian dast board
2. Melakukan rapat koordinasi dengan tim mutu RS
c. Fungsi Pengawasan
1. Monitoring dan evaluasi program kegiatan mutu di
instalasi
2. Melaporkan hasiln evalusi indicator mutu instalasi ke
tim mutu rumah sakit setiap tanggal 10 bulan berikutnya
Tugas 1. Sebagai ketua tim memberi asuhan keperawatan
tambahan 2. Melakukan tugas lain yang diberikan kepala instalasi
rawat inap
Wewenang 1. Meminta informasi dan pengarahan tentang kegiatan
mutu kepada kepala instalasi
2. Memberikan petunjuk dan informasi dalam pelalaksanaan
menejemen mutu di instalasi
3. Menambung dan menanggulangi tentang penyampaikan
28

laporan kejadian tentang hasil pantauan mutu di instalasi


4. Memantu mengatasi masalah yang timul dalam
pelaksanaan kegiatasn mutu di instalasi
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dalam hal:
jawab 1. Kebenaran dan ketepatan dalam mengendalikan semua
kegiatan mutu di instalasi
2. Kebenaran dan ketepatan dalam membuat semua laporan
kegiatan mutu di instalasi
Kewenangan Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana mempunyai
wewenang sbb:
1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
2. Memberikan asuha keperawatan kepada pasien / keluarga
pasien sesuai kemampuannya dan batas kewenangannya
Tanggung Bertanggung jawab kepada Kepala Perawat Instalasi rawat inap
Jawab terhadap:
1. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan / kegiatan lain yang
dilakukan

c. Tenaga Keperawatan Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo


Tabel 3.7 Pelatihan Tenaga Keperawatan Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo
JUM
NAMA
NO PENDIDIKAN PELATIHAN LAH
PERAWAT
SDM
BLS,BCLS,ECG,APAR,Konselor
1 Arik Wiji L S.Kep,.Ns HIV,CI,Preceptor Klinik, 9
MAKP,M.Bangsal
BLS,BCLS, ECG, HIV,
2 Voni Andrea W S.kep,. Ns Apar,Dalin,Cust 9
Servis,SKP,M.Nyeri.
PPGD, BLS,BCLS,Konselor HIV,
3 Siswanto D3 Kep PPI, TB Dost,Rawat Luka, 9
Perawatan Luka Bakar,Apar
D3 Kep PPGD,
4 Ratna W 6
BLS,BCLS,ECG,HIV.Apar
D3 Kep BCLS,ECG,Dalin,HIV,Safety
5 M. Edy K 7
Patient, Servis Excelent,Apar
6 Eko F D3 Kep BLS,BCLS,Rawat Luka,Apar 4
7 Ari Dian F D3 Kep BTCLS,Apar 2
D3 Kep BLS,BTCLS,PPI,Cust
8 Ika Yulia W.S 5
Service,Apar
9 Eka Dian S S.Kep., Ns BLS,BCLS,PPI Dasar, ECG,Apar 6
10 Mila Aprillia D3 Kep BLS,Apar 2
M Rizal D3 Kep
11 BLS,Cust Service,Apar 3
Ramadhan
12 Yulita P.S S.Kep,.Ns BLS,ECG,Excelen Service,Apar 4
D3 Kep BLS,Apar,Cust
13 Ervia Nurus H 5
Service,Phlebotomy,Hyperkes
14 Ach. Ridho D3 Kep BTCLS, Apar 2
29

JUM
NAMA
NO PENDIDIKAN PELATIHAN LAH
PERAWAT
SDM
15 Frischa Putri S.Kep.,Ns BLS, Apar 2
16 Milehatul S.kep,.Ns BLS,Pengambilan sampel darah 2
BCLS,ECG,Dalin, HIV/ AIDS,
17 Laila Mutmaina D3 Kep Cust Service,Intensive care unit, 7
Apar
18 Isnawati D3 Kep 0
19 M Herles .B.K D3 Kep Apar,HIV/AIDS 2
D3 Kep PPGD,BLS,Perawatan Luka,Cust
20 Ikhwan A 5
Service, Apar
21 Eko P.T.S D3 Kep Rawat Luka, Apar, BLS 3
22 Dika Aqidah D3 Kep BLS&ECB,BLS,PPI,Cust Service 4
D3 Kep BLS,BCLS,ECG,HIV/AIDS,Cust
23 Titin D.J 6
Service, Apar
Sumber : Verivikator Mawar Kuning Bawah 2020

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 06 Januari 2020 dengan kepala tim


ruangan Mawar Kuning Bawah diketahui bahwa perawat di ruangan sudah pernah
mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan Rumah Sakit baik Indoor/ Outdoor.
d. Kebutuhan ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
1) Keperawatan langsung
 Perawatan minimal 30 orang, memerlukan waktu 1-2 jam sehari
30 x 2 jam = 60 jam
 Perawatan parsial 4, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
4 x 3 jam = 12 jam
 Perawatan Total 5 memerlukan waktu 6 jam sehari
5 x 6 jam = 30 jam
2) Keperawatan tidak langsung : 39 pasien x 1 jam = 39 jam
3) Penyuluhan kesehatan: 39 x 0,25 jam = 9,75 jam
Total jam keseluruhan adalah 60 jam + 12 jam + 30 jam + 39 jam + 9,75
jam = 150,75 jam
4) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien
perhari adalah 150,75 jam : 39 pasien = 4 jam.
Pengaturan tenaga kerja berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dibagi
menjadi 3 sift menurut teori Gillies 1989.
1. Proporsi dinas pagi 43%
2. Proporsi dinas siang 31%
30

3. Proporsi dinas malam 26%


Menentukan jumlah ketenagaan menurut Metode Douglas 2009 (dalam
Swanburg & Swansburg, 2010)

4 jam/pasien/hari x rata-rata pasien/hari (BOR x TT) x 365 hari

(365 hari – 74 ) x 7 jam

= (4 x (68,8 x 64) x 365)/((365 - 74) x 7)

= (4 x 34,3x 365 )/2.037

= 23,1 = 23 (Orang)

Pagi = 43/100 x 23 = 9,8 = 10(Orang)

Sore = 31/100 x 23 = 7,1 = 7 (Orang)

Malam = 26/100 x 23 = 5,9 = 6 (Orang)

Untuk menurunkan tingkat ketergantungan pasien kelompok


menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan berdasarkan orem,
yaitu teori self care defisit sedangkan menurut Sitorus, 2012 untuk mengetahui
jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga.
Berdasarkan penghitungan tersebut pada tanggal 6 Januari 2020 bahwa
kebutuhan ketenagaan perawat diruang Mawar Kuning Bawah jumlah perawat
sebanyak 23 orang.
31

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT TIAP SIFT BERDASARKAN TINGKAT KETERGANTUNGAN


DI RUANG MAWAR KUNING BAWAH RSUD SIDOARJO

Tabel 3.8 kebutuhan tenaga perawat tiap sift berdasarkan tingkat ketergantungan di ruang mawar kuning bawah rsud sidoarjo
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Kualifikasi Pasien
06 Januari 2020 07 Januari 2020 08 Januari 2020
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah
Pagi Sore Malam Pagi Sore malam Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien Pasien Pasien
Minimal 35 30x0,17= 29x0,14= 35x0,07=2,4 41 39x0,17 37x0,14 41x0,07= 41 40x0,17= 37x0,14= 41x0,07=
5,1 4,06 5 =6,63 =5,18 2,87 6,8 5,18 28,7
Partial 4 4x0,27 = 4x0,15= 0,6 4x0,10= 0,4 2 2x0,27= 2x0,15= 2x0,10=0, 2 2x0,27=0, 2x0,15=0, 2x0,10=0
1,08 0,54 0,3 2 54 3 ,2
Total 4 3x0,36= 2x0,3=0,6 4x0,20=0,8 4 4x0,36= 4x0,3=1, 4x0,20=0, 4 4x0,36=1, 4x0,3=1,2 4x0,20=0
1,08 1,44 2 8 44 ,8
Jumlah 43 7,26 5,26 3,65 47 8,61 6,68 3,87 47 8,78 6,68 3,87
7 5 4 9 7 4 9 7 4

06 Januari 2020 07 Januari 2020 08 Januari 2020


Total Tenaga Perawat : Total Tenaga Perawat : Total Tenaga Perawat :
Pagi : 7 orang Pagi : 9 orang Pagi : 9 orang
Sore : 5 orang Sore : 7 orang Sore : 7 orang
Malam : 4 orang Malam : 4 orang Malam : 4 orang
16 Orang 20 orang 20 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
32

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :


64 x 16 64 x 20 74 x 20 = 5,34 = 5 orang
= 8,10 = 8 orang = 6,10 = 6 orang
291 291 291
Sumber : Metode Douglas 2010 (dalam Swanburg & Swansburg, 2011)

d. Laporan BOR, ALOS, TOI, BTO Mawar Kuning Bawah Bulan desember 2019
Tabel 3.9 Laporan BOR, ALOS, TOI, BTO Mawar Kuning Bawah tanggal 1-31 Desember 2019
Pasien Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Jumlah Pasien Pasien sisa Perincian
Awal nya pasien nya pasien nya pasien nya pasien nya pasien Perincian lama keluar (yang masih jumlah hari
masuk pindah dipindahkan keluar hidup mati (9+10) <48 48 jam dirawat masuk di dirawat) H Kel
jam dan lebih hari yang C III
sama U
1872 690 1 148 232 9 - 3 1542 - 330 14 330
Jumlah Jumlah
1507 389
33

1542 1542 ( 62 x 31 ) – (677)


BOR = x 100% = x 100% = 80,23 % TOI = = 5,1 hari
62 x 31 1922 244

( 1922 ) – (677)
TOI = 244 = 5,1 hari

1542
ALOS = = 6,31 hari
244

244
BTO = = 3,93 Kali (4)
62
35

e. BOR Kelolaan Ruang Mawar Kuning


Bawah RSUD Sidoarjo
Tabel 3.10 BOR Kelolaan Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo 6-8
Januari 2020
No Pengkajian Hari / tanggal Pukul Kelas III BOR
1 Senin, 06 Januari 2020 11.00 WIB 64 Bed 45/64 x 100 =
( terisi 45) 70 %
2 Selasa, 07 Januari 2020 11.00 WIB 64 Bed 48/64 x 100 =
( terisi 48 ) 75 %
3 Rabu, 08 Januari 2020 11.00 WIB 64 Bed 45/64 x 100 =
( terisi 45 ) 70 %

Keterangan :
 BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai ideal
menurut Depkes RI, 2015 adalah 60-85%
 ALOS (Averange Lenght Of Stay): Rata-rata lamanya pasien dirawat.
Nilai ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 6-uj9 hari
 TOI ( Turn Over Interval) : Tenggang Perputaran tempat Tidur. Nilai
ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 1-3 hari
 BTO (Bed Turn Over): Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 40-50 kali.

Berdasarkan hasil perhitungan, rata- rata BOR pasien Ruang mawar


kuning bawah mahasiswa praktik managemen keperawatan dilakukan pengkajian
selama 3 hari.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kelompok yang dimulai tanggal
06 Januari 2020, beban kerja perawat berdasarkan penghitungan work sampling
rata- rata beban perawat pershift diruang Mawar Kuning Bawah .
36

g. Diagnosis Penyakit Terbanyak


Terdapat Diagnosis Penyakit terbanyak yang ada di ruang Mawar Kuning
Bawah Rsud Sidoarjo pada bulan Desember 2019 yang tertinggi adalah Diarhoea
And Gasttroenteritis Of Presumed sebanyak 640 orang pada bulan Desember
2019.
Tabel 3.11 Diagnosis Penyakit Terbanyak Ruang Mawar Kuning Bawah
RSUD Sidoarjo Bulan Desember Tahun 2019
No Diagnosa Jumlah
1 Diarhoea And Gasttroenteritis Of 640
Presumed
2 Infectious Origin, 378
3 Dengue hemoragic fever 288
4 Dengue fever (classical dengue) 265
5 Dyspepsia 200
6 Intracranial injury, unspecified 164
7 Unilateral or unspecified inguinal hernia 145
8 Non insulin dependen diabetes meiitus 130
9 Headache 129
10 Hipertensive hear disease with 127
congestive
11 End stage renal disease 123
12 Concussin 114
13 Acute Nasopharigitis 100
14 Febrile convulsions 99
15 Bronchopneumonia, unspecified 98
Total 3000
Sumber data : Administrasi
Dari tabel diatas didapatkan bahwa diagnosa penyakit terbanyak di ruang
Mawar Kuning Bawah dan atasadalah Diarhoea And Gasttroenteritis Of Presumed
640 orang.
h. Perhitungan Beban kerja Perawat
Penghitungan beban kerja perawat (Time and Motion Study). Pengukuran
beban kerja objektif dilakukan untuk mengetahui dalam melaksanakan aktifitas
baik untuk tugas pokok, tugas penunjang, kepentingan pribadi dan lain-lain.
Pembagian jam kerja secara normatif pada setiap pada setiap sift pada ruang
Mawar Kuning Bawah sebagai berikut.
a. Sift pagi dimulai pukul 07.00 – 14.00 (7 jam)
b. Sift siang di mulai pukul 14.00-21.00 (6 jam)
c. Sift malam di mulai pukul 21.00-07.00 (11 jam)

3.3.2 Sarana Dan Prasarana (M2- Material)


Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa
Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Stikes Dian Husada
Mojokerto mengambil tempat di Rawat Inap Mawar Kuning Bawah RSUD
37

Sidoarjo, dengan alamat Jl. Mojopahit No.667, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur 61215 Jawa Timur. Pengkajian data awal dilakukan pada
tanggal 06 Januari 2020. Data-data yang diperoleh antara lain:
A. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan
a) Lokasi Ruang mawar kuning bawah
 Sebelah Utara : berbatasan dengan taman
 Sebelah selatan : berbatasan dengan CSSD
 Sebelah barat : berbatasan dengan gudang farmasi dan gudang umum
 Sebelah timur : berbatasan dengan ruang teratai
b) Jumlah Kamar Mawar Kuning Bawah
Tabel 3.12 Jumlah Kamar Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
NO RUANG JUMLAH BED
1. A-I 60
2. HCU 4
TOTAL 64
Mawar kuning terdiri dari 2 lantai, lantai 1 mawar kuning bawah, lantai 2
mawar kuning atas. Mawar kuning bawah meliputi ruang rawat inap HCU,
ruangan kelas 3, ruang perawat, ruang rekontruksi obat, kamar mandi, ruang
mahasiswa, ruang administrasi, ruang farmasi . Dan total kapasitas ruang rawat
inap terdapat 64 TT, Pada lantai 1 terdiri dari 10 ruangan, yang ruangan HCU ada
4 TT.

B. Denah Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

R.F R.E R.D ADMIN R.C R.B R.A

FLORSTOK
R.TRANSIT

R.H

R.G R.I HCU R.PERAWAT R.K

Gambar 3.2 Denah Mawar Kuning Bawah


: Pintu
: lift
: Ruang obat
: Tangga
38

C. Fasilitas dan Sarana Prasarana


1) Fasilitas untuk pasien
Pada tanggal 06 Januari 2019 dilakukan observasi, dan di dapatkan hasil di
ruang mawar kuning bawah sudah memiliki fasilitas, baik untuk pasien dan tenaga
kesehatan. Sumber listrik yang digunakan adalah dari PLN. Sumber air
menggunakan air PDAM. Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk pasien
adalah sebagai berikut :
39

a. Fasilitas di Ruang Pasien Mawar Kuning BawahRSUD Sidoarjo


Tabel 3.13 Fasilitas di Ruang Pasien Mawar Kuning BawahRSUD Sidoarjo
N RUANG FASILITAS JUMLAH
O

1. A-K  Tempat tidur pasien 64


 Bedside cabinet 64
 Standart infus 64
 Overbed table 64
 Kursi kayu 64
 Kipas angina 50
10
 Jemuran handuk
10
 Wastafel
64
 Oksigen central 32
 Jam dinding 30
 Pispot 64
 Urinal 10
 Meja makan 20
 Kamar mandi/WC
 Tempat sampah medis dan non
medis
2. HCU  Tempat tidur pasien 4
 Loker arsip 1
 Meja ½ biro 1
 nebulizer 9
 almari pasien 4
 troli obat 1
4
 kursi kayu
2
 AC
6
 Bed side monitor 17
 Meja pasien 6
 Syringe pump 6
 Suction pump 1
 Standart infus 3
 Kamar mandi/WC 1
 Tempat sampah medis
 Tempat sampah non medis

D. Fasilitas untuk petugas kesehatan


1) Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 belakang rung perawat memiliki 1
buah AC, 1 kompute, 1 buah prinan.
2) Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak
dilantai 1 depan ruangan farmasi. Sedangkan ruangan administrasi terletak di
sebelah kanan lift lantai 1.
3) Ruang tindakan/ ruang obat terletak sebelah kiri ruang perawat yang terdiri
dari 2 trolly obat, 2 tensimeter dan 1 alat suction.
4) Ruang Penyuluhan terletak di ruang transit
40

Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk tenaga kesehatan adalah sebagai


berikut :

Tabel 3.14 Fasilitas untuk petugas kesehatan


NO RUANG FASILITAS Jumlah

2 Ruang perawat  Meja kayu kantor 4


( nurse station)  unit AC 2
 jam dinding 1
 telepon 1
 almari untuk 2
penyimpanan berkas
 komputer dan print
1
 tempat sampah non
1
medis
 tempat sampah medis
1
 unit tv 21inci 1
 kursi tempat duduk 8
 papan tulis 4
 troli status 1
 tensi meter 6
 unit Ekg troli 1
 lemari berkas 1
 lemari inventaris medis 1

3 Ruang  buah almari 1


rekonstitusi  buah troli 2
 tempat sampah medis 1
 tempat sampah non medis 1
 safetybox 2
41

E. Daftar Inventaris Alat Non Medis Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari 2020
Tabel 3.15 Daftar Inventaris Alat Non Medis Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo
No Nama Tahun Rencana
Merek Jumlah B C R
. Barang Perolehan Tindak Lanjut
1. AC 1 PK 2019 - 5 5 - - -
2. AC 2 PK 2019 - 1 1 - - -
3. Apar 2019 - 3 3 - - -
Alat
4. penghancur 2019 - 1
kertas 1 - - -
5 Almari arsip 2019 - 1 1 - - -
6. Almari obat 2019 - 2 2 - - -
7. Brankard 2019 - 2 2 - - -
8. Kursi roda 2019 - 1 1 - - -
9. Kipas
40 40
angina 2019 - - - -
10. Computer 2019 - 3 3 - - -
11. Laptop 2019 - 0 0 - - -
Printer +
12. 2019 - 1 1
scanner - - -
13. Printer 2019 - 1 1 - - -
14. Kulkas 2019 - 1 1 - - -
Tempat
15. 2019 - 64 64 - - -
tidur
16. Meja pasien 2019 - 64 64 - - -
17. Lemari
64 64 -
pasien 2019 - - -
18. Telephon 2019 - 2 2 - - -
19. Kursi hadap 2019 - 6 6 - - -
Kursi
7
20. tumpuk 2019 - 7 - - -
21. Kursi kayu 2019 - 5 5 - - -
22. Standart
64
infuse 2019 - 64 - - -
23. Tv 2019 - 1 1 - - -

F. Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari 2020

Tabel 3.16 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
No Tahun Rencana Tindak
Nama Barang Merek Jumlah B C R
. Perolehan Lanjut
1. Ambubag 2019 - 4 4 - - -
2. Bak Injeksi 2019 - 2 2 - - -
3. Bad side monitor 2019 - 4 4 - - -
4. Dc shock 2019 - 1 1 - - -
5. ECG 2019 - 1 1 - - -
42

6. Infuse pump 2019 - 1 1 - - -


7. Syringe pump 2019 - 8 8 - - -
8. Nebulizer 2019 - 3 3 - - -
9. Lampu emergency 2019 - 1 1 - - -
10. Gunting Gips 2019 - 2 2 - - -
11. Tensimeter 2019 - 8 6 - 2 -
12. Thermometer 2019 - 2 1 - 1 -
13. Penlight 2019 - 1 1 - - -
14. Manometer 2019 - 64 64 - - -
15. Suction pump 2019 - 3 3 - - -
16. Bullow Suction 2019 - 2 2 - - -
17. Lampu baca foto 2019 - 1 1 - - -
18. Spo2 2019 - 1 1 - - -
19. Timbangan badan 2019 - 1 1 - - -
20. Defibrillator 2019 - 1 1 - - -
Regulator 02
-
21. transport 2019 1 1 - - -

2) Standar Fasilitas Tabel


Sumber data :
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada dinas pagi tanggal 06
Januari 2020 didapatkan bahwa peralatan yang ada di ruangan mawar kuning
bawah sudah lengkap dan perawat mengerti cara menggunakan alat-alat
keperawatan.
3) Dokumentasi
44

Dokumentasi yang dimiliki juga sudah memadai misalnya: admintrasi ruangan,


cleaning service yang membersihkan ruangan tiap hari. Kondisi dokumentasi cukup
baik seperti: buku observasi TTV, buku timbang terima, lembar diet pasien, buku
laboratorium, buku visite dokter, buku return obat, buku perbaikan, buku kartu
penunggu, buku inventaris ruangan.3.3.3 Metode (M3-Method)
1. Penerapan MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut (Nursalam, 2012). Unsur dasar dalam menetukan pemilihan MAKP
dapat didasarkan pertimbangan yang sesuai dengan misi dan visi institusi, dapat
diterapkan proses asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan, efesien dan efektif
penggunaan biaya, terpenuhinya kepuasan klien keluarga dan masyarakat, kepuasan
kinerja kerja dan MAKP nya. Menurut Grant & Massey (1997) ada 4 model MAKP
yang sudah ada dan terus dikembangkan dalam menghadapi tren pelayanan
keperwatan yaitu MAKP fungsional, MAKP kasus, MAKP primer, MAKP tim.

Kepala Ruangan Manager


keperawatan

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Gambar 3.3 Penerapan MAKP Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo.

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pada taggal 06 Januari 2020,
Model asuhan keperawatan professional di Ruang Mawar Kuning Bawah saat ini
menggunakan metode tim, dikarenakan kualifikasi perawat S1 keperawatan
berjumlah 5 orang, D3 keperawatan berjumlah18 orang, Non Medis berjumlah 3
orang. Sehingga belum mencukupi untuk dilaksanakan model MAKP primer.
Komunikasi antar profesi terlaksana dengan baik, pendokumentasian keperawatan
sudah cukup baik namun terkadang masih harus ada bimbingan dari Kepala Ruangan.
Secara keseluruhan MAKP tim yang diterapkan diruangan sudah bisa berjalan dengan
lancar dan sudah cukup maksimal.
45

2. Penerimaan Pasien Baru


Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 06 Januari 2020
Penerimaan pasien baru di ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo dimulai
pasien yang akan masuk rumah sakit, dari IGD menghubungi terlebih dahulu Ruang
Mawar Kuning Bawah dan dari poli pasien daftar sendiri ke ruang mawar kuning
bawah menemui perawat untuk mendaftarkan antrian operasi. Ruang Mawar Kuning
Bawah akan menyiapkan kamar, setelah kamar pasien sudah siap, kemudian pasien
datang dilakukan identifikasi pasien dan dicocokkan dengan berkas RM, pasien
ditidurkan sesuai dengan ruang kebutuhan pasien, operan status pasien dengan
petugas yang mengantar dengan menggunakan transfer dan harus ditanda tangani
oleh pengantar dan penerima pasien, kemudian perawat melakukan pengkajian
keperawatan meliputi :
1. Salam perkenalkan diri perawat yang merawat
2. Identifikasi pasien
3. Keluhan pasien
4. RPS-RPD-RPK
5. Assesment + gizi (dengan mengisi skor gizi)
6. Resiko jatuh (dengan mengisi blanko resiko jatuh)
7. Nyeri (intervensi nyeri), mengisi blanko nyeri, TTD px pada lembar
edukasi
8. HPK yang ada pada lembar edukasi (TTD px dilembar edukasi)
dengan menggunakan lembar balik
9. Penggunaan alat-alat medis yang aman (TTD px)
10. Menerangkan fungsi gelang
11. Menerangkan dokter penanggung jawab (DPJP)
12. Keluarga dipersilahkan menuju kantor untuk pengisian informs pasien
baru dan lembar edukasi untuk ditanda tangani.
3. Timbang Terima
Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal 06 Januari
2020, Timbang terima dilakukan tiga shift dalam sehari atau pergantian shift, dimana
pergantian shift malam ke pagi dilakukan pada jam 07.00 WIB, pergantian shift pagi
ke shift sore dilakukan pada jam 14.00 dan pergantian shift sore ke sift malam
dilakukan pada jam 21.00 WIB. Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang
bertugas serta didampingi katim. Setiap timbang terima disampakain oleh katim.
Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift di ruang Nurse Station setelah itu
perawat yang bertugas berkeliling ke kamar pasien untuk melihat kondisi pasien
secara langsung, serta menginformasikan pergantian perawat yang bertugas kepada
pasien. Timbang terima yang isinya informasi tentang identitas pasien, diagnosa
medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif, data subjektif, masalah
46

keperawatan, intervensi baik mandiri maupun kolaborasi dan, rencana yang akan
dilakukan hari ini, intervensi yang belum dan sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang
terima ini dilakukan oleh seluruh perawat kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang terima yang sudah
disediakan oleh ruangan.
4. Sentralisasi obat

Dokter

Resep

BPJS Umum

Perawat Perawat

Cholecting oleh Pasien


farmasi

Farmasi
Perawat

Perawat

Gambar 3.4 Alur Sentralisasi Obat di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 06 Januari 2020 di
nuse stasion Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan sentralisasi obat secara UDD
(Unit Dose Dispensing) adalah suatu system distribusi obat kepeda pasien rawat inap
disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam
system distribusi obat UDD merupakan tanggung jawab farmasi, juga terkait dengan
staf medis, perawat, dan administrasi.
Obat diracik UDD dikemas dalam wadah kantong plastik dengan warna etiket
yang sama kecuali obat oral etiket yang berbeda pagi (merah), siang (kuning), malam
(hijau) dan etiket obat ijeksi biru, untuk mempermudah perawat dalam memberikan
obat sesuai waktu yang ditentukan dan untuk menghindari kesalahan dalam jadwal
penyerahan obat. Untuk pemberian pagi (jam 07.00) diberi dengan etiket merah
muda, siang (jam 19.00) diberi dengan etiket kuning, malam (jam 24.00) diberi
dengan etiket hijau.
Alur sentralisasi obat setelah dokter visite memberikan resep, kemudian resep
dicollecting oleh apoteker ruangan apakah obat sudah habis atau belum di loker
pasien, kemudian resep disetorkan ke farmasi oleh apoteker ruangan. Farmasi
47

menyiapkan obat sesuai resep dokter, setelah itu obat diantar keruangan. Jika ada
kelebihan obat maka perawat melakukan retur ke bagian farmasi.
Pembagian obat: Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam
format pemberian obat oral/ injeksi. Obat-obat yang telah diterima disimpan di
tempat rak obat pasien sesuai identitas, untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian obat oral/
injeksi,. Pada saat pemberian obat, perawat melakukan identifikasi pasien dan melihat
gelang yang terpasang pada pasien kemudian menjelaskan nama obat, kegunaan obat,
dan didokumentasikan dalam format pemberian obat oral/injeksi kemudian keluarga /
pasien tanda tangan di format pemberian obat..
Penambahan obat baru : Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis,
dosis atau perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat. Pada pemberian obat yang
bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi
obat, lembar kontrol obat dan tanda tangan pada lembar dokumentasi serah terima
obat.
5. Perencanaan pulang (discharge planning)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Discharge planning di Ruang
Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan baik saat pasien datang, saat dirawat, saat
akan pulang dengan lisan maupun tulisan oleh perawat.
Proses pelaksanaan Discharge planning dilakukan di Nurse Station dengan
cara memanggil keluarga pasien. Kartu Discharge planning sudah ada dengan isi
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan Rumah Sakit, meliputi : Identitas pasien,
tanggal masuk, diagnosa masuk, ruang rawat, kriteria pasien membutuhkan
perencanaan pulang kritis, perawatan dan aktifitas di rumah, aturan diet, obat-obatan
yang diminum (dosis, warna dan efek samping), rencana hari perawatan, edukasi
kesehatan, rincian pemulangan (hasil yang dibawa pulang, jadwal kontrol klinik).
Discharge planning dilakukan oleh Perawat Pelaksana/Katim tepat saat pasien
dinyatakan boleh pulang oleh Dokter. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari
dalam discharge planning di ruang Mawar Kuning Bawah tidak ada leafleat yang
menjelaskan terkait perawatan lanjutan selama pasien dirumah, namun pemberian
health education secara verbal kepada keluarga pasien. Discard planning dilakukan
oleh perawat pelaksana tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter.
48

Alur discharge planning di ruang Mawar Kuning Bawah


Dokter menyatakan bahwa pasien
diperbolehkan pulang/ pasien
meninggal

Dokter dan perawat melengkapi berkas


status rekam (RM) medis pasien

BPJS UMUM

Jam 07:00 – 18:00


ONLINE

Jam 18:00 – 07:00 KASIR


KASIR IGD

Perawat menjelaskan sisa obat oral, dan yang


di minum, hasil penunjang dan surat kontrol

Pasien KRS

Gambar 3.5Alur discharge planning di ruang Mawar Kuning Bawah


50

6. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara pada tanggal 06 Januari 2020 di ruang Mawar Kuning
Bawah, diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum dilakukan dan masih
menggunakan RDK (Refleksi Diskusi Kasus) yang merupakan suatu metode dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam menerapkan standar dan uraian
tugas. Pengalaman klinis yang direfleksikan merupakan pengalaman actual dan
menarik baik hal-hal yang merupakan keberhasilan maupun kegagalan dalam
memberikan pelayanan keperawatan termasuk untuk menemukan masalah dan
menetapkan upaya penyelesaiannya misal dengan adanya rencana untuk menyusun
SOP baru. RDK hanya dilakukan pada saat menemukan adanya permasalahan dan
masih belum terjadwal karena adanya keterbatasan waktu, dan biasanya RDK
ditentukan oleh katim mengenai permasalahannya dengan melihat permasalahan yang
ada dan di sampaikan ke kepala ruangan, kemudian dipimpin kepala ruangan untuk
melakukan RDK yang diikuti oleh katim, dan perawat pelaksana.
Dari Hasil Observasi tanggal 06-09 januari 2020 di ruang Mawar Kuning
Bawah ronde keperawatan memang belum dilakukan dan selama ini masih
menggunakan RDK (Refleksi Studi Kasus) dan RDK dilakukan hanya pada saat
menemukan permasalahan.
7. Supervisi
Supervise keperawatan adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat
yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan asuhan keperawatan, kegiatan
supervise semacam ini adalah merupakan dorongan dan bimbingan kesempatan bagi
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat, jadi dalam kegiatan supervisi
seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif melainkan diperlukan sebgai
patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu di dengar,
dihargai dan diikut sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 06 januari 2020 didapatkan bahwa
ruang Mawar Kuning Bawah pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan
melakukan supervise untuk perawat pelaksana. Supervise keperawatan dan
ketenagaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kepala
ruangan. Dalam pelaksanaan supervise menggunakan dua model, yaitu model
langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh model langsung digunakan saat
supervise timbang terima, sedangkan model tidak langsung digunakan saat supervise
SAK.
Rencana tindak lanjut yang diberikan setelah kegiatan supervise di ruang
Mawar Kuning Bawah adalah berupa teguran langsung kepada perawat yang
bersangkutan dan dianjurkan lebih memahami tentang proses asuhan keperawatan,
seperti selalu turut aktif dalam setiap kegiatan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan SPO yang berlaku.
51

8. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu tindakan yang memuat seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Jadi, dapat
disimpulkan pendokumentasian adalah informasi mencakup aspek biologis,
psikologis, social dan spiritual yang terjadi pada setiap tahap proses keperawatan
yang dicatat secara menyeluruh serta informasi yang disusun secara sistematis
kedalam suatu format yang telah disetujui dan dapat dipertanggung jawabkan secara
moral maupun hukum.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 6-8 Januari 2020 semua tenaga
kesehatan yang melakukan implementasi ke pasien dicatat dalam satu lembar
terintegrasi dan berkelanjutan.
Setelah dilakukan wawancara terhadap perawat, menyatakan sudah ada format
pendokumentasian, dan melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu.
Didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Mawar Kuning Bawah adalah
sistem SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari Dokter, perawat,
ahli gizi, fisioterapi dan lain-lain.
Contoh dokumentasi : lembar indeks diagnose, lembar registsrasi, lembar masuk dan
keluar RS, lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan), daftar masalah, lembar
riwayat penyakit, lembar catatan harian Dokter, lembar instruksi Dokter, lembar
untuk pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Lembar instruksi Dokter dan laporan
perawat, lembar konsultasi, lembar observasi, lembar pengkajian dan asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan
pendokumentasian mencakup seluruh asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama,
data objektif, data subjektif, tindakan keperawatan dan evaluasi. Selama ini
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan pada lembar rekam medis
dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan keperawatan pada rekam medis
terkait advice dari Dokter, sedangkan pada format status pasien meliputi anamnesa,
diagnosa, pengkajian, renpra, instruksi Dokter, laporan perawat dan intervensi serta
evaluasi keperawatan. Lembar observasi pasien tidak ditempel pada bed pasien
masing-masing ruangan namun terdapat pada lembar observasi di status RM
Komunikasi via telepon dengan SBAR
S: Situasion (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan serta dokter yang
merawat
52

- sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/kebutuhan utama
B: Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
- jelaskan intervensi yang telah dilakuakan dan respons pasien dari setiap diagnose
keperawatan
- sebutkan riwayat alergi, riwayat pemedahan penanganan alat infasif dan obat-
obatan termasuk cairan infuse yang digunakan
- jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penanganan medis
A: Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
- jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti TTV, Skor nyeri
tingkat kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi kemampuan elimasi
dan lain-lain
- jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recommendation
- rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilakukan termasuk
discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
- Hasil advis dokter
55

3.3.4 M-4 (MONEY)


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Senin06 Januari 2020
biaya perawatan pasien di ruang mawar kuning bawah berasal dari umum/biaya
sendiri dan BPJS. BPJS dibagi menjadi 2, yaitu BPJS kesehatan, BPJS PBI dan non
PBI.. JKMM (surat dari dinas sosial khusus untuk warga sidoarjo). Jasa Raharja
(Kecelakaan) dan Biaskes Maskin yaitu untuk pasien tanpa keluarga.
1. Jenis Pembiayaan Rawat Inap pada bulan Januari di ruang Mawar Kuning Bawah
RSUD Sidoarjo.
Tabel 3.17 Jenis Pembiayaan di Di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Jenis Pembiayaan Pada Tanggal 06 Januari 2020
No. Jenis Pembiayaan Bulan ∑ Presentase (%)
1. Umum Januari 5 11.3 %
2. PBI Januari 16 36.4 %
3. Non PBI Januari 18 41 %
4. Jaminan Kesehatan Januari 5 11.3 %
Maskin (JKMM)
5. Jasa Raharja Januari 0 0%
Total 44 100 %

Jenis Pembiayaan Pada Tanggal 07 Januari 2020


Tabel 3.18 Jenis Pembiayaan di Di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Jenis Pembiayaan Pada Tanggal 07 Januari 2020
No. Jenis Pembiayaan Bulan ∑ Presentase (%)
1. Umum Januari 2 8%
2. PBI Januari 11 45.8 %
3. Non PBI Januari 10 42.2 %
4. Jaminan Kesehatan Januari 1 4%
Maskin (JKMM)
5. Jasa Raharja Januari 0 0%
Total 24 100 %

Jenis Pembiayaan Pada Tanggal 08 Januari 2020


Tabel 3.19 Jenis Pembiayaan di Di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Jenis Pembiayaan Pada Tanggal 08 Januari 2020
No. Jenis Pembiayaan Bulan ∑ Presentase
(%)
1. Umum Januari 3 12 %
2. PBI Januari 10 40 %
3. Non PBI Januari 11 44 %
4. Jaminan Kesehatan Januari 1 4%
Maskin (JKMM)
5. Jasa Raharja Januari 0 0%
Total 25 100 %
Sumber Data: Administrasi Mawar Kuning Bawah
56

Berdasarkan tabel diatas dari tanggal 06 Januari 2020sampai 08 Januari 2020


hasil pembiayaan rawat inap pasien paling besar menggunakan Non PBI Kesehatan
yaitu 39 orang sebanyak (42%).

Biaya Perawatan Luka (Umum)


Tabel 3.20 Jenis Pembiayaan di Di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
pada bulan Januari 2020
No Jenis Perawatan Tarif
1. Selain luka sedang Rp. 75.000
2. Luka gangreng Rp. 90.000
Sumber Data: Administrasi Mawar Kuning Bawah
Berdasarkan tarif tabel diatas biaya perawatan luka disesuaikan dengan
perawatan luka per harinya dilakukan 1 hari 1x setiap pagi.
Jasa pelayanan Ruang Mawar Kuning Bawah
Tabel 3.21 Jenis Pembiayaan di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Jenis Pembiayaan pada bulan Januari 2020
No Jasa Pelayanan Tarif
1. Kamar per hari Rp. 40.000
2. Visite dokter spesialis Rp. 55.000
3. Makan Rp. 35.000
4. Jasa pelayanan keperawanan Rp. 50.000
5. BAHP Dasar Rp. 25.000
6. Kamar + visite dokter per hari Rp. 205.000
Sumber Data: Administrasi Mawar Kuning Bawah
3.3.5 Mutu Pelayanan (M5)
A. Mutu Pelayanan
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standart profesi, standart pelayanan yang di
laksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan
teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan
kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam,
2015).
1. Mutu Pelayanan Keperawatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Sidoarjo terutama
di ruang Mawar Kuning Bawah, maka Rumah Sakit telah membuat program
peningkatan mutu pelayanan rawat inap.

1) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


(1) Evaluasi indikator klinis pelayanan yaitu pengumpulan/pencatatan pelapor
indikator pelayanan/klinis diruang rawat inap.
(2) Pengendalian infeksi nosokomial diruang rawat inap.
(3) Evaluasi survey kepuasan pasien terhadap pelayanan diruang rawat inap
57

(4) Pencatatan pelaporan audit medik dan audit keperawatan diruang rawat inap
dilakukan oleh Komite Keperawatan Sub Mutu.
(5) Peningkatan mutu SDM diruang rawat inap
a. Orientasi pegawai baru
b. Mengikut sertakan pelatihan,baik internal maupun eksternal
c. Memberikan ijin untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan
2) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Mencatat dan melaporkan indikator klinis setiap bulan kepada tim
pengendalian mutu Rumah Sakit.
(2) Mencatat dan melaporkan pengendalian infeksi nosokomial setiap bulan
kepada tim pengendalian mutu Rumah Sakit.
(3) Menyebarkan kuesioner kepuasan kesemua pasien rawat inap yang telah
dirawat lebih dari tiga hari, kemudian hasil diserahkan kepada tim
pengendalian mutu Rumah Sakit.
(4) Melaporkan kepada Komite Keperawatan Sub. Mutu Rumah Sakit apabila
ada kasus yang perlu di audit.
(5) Melakukan orientasi bila ada pegawai baru.
(6) Melakukan analisis ketenagaan, kuantitas dan kualifilkasi pegawai setiap
tahun dan kemudian membuat usulan untuk diberikan pelatihan terhadap
pegawai sesuai kebutuhan.
2. Kepuasan
Menurut (Nursalam, 2016), Penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan
menggunakan pernyataan lima dimensi antara lain tangible, realiability,
responsiveness, assurance, emphaty. Pernyataan tersebut berjumlah 25 poin dan
jawaban menggunakan ceklist (SP) sangat puas = 4, (P) Puas = 3, (TP) Tidak Puas =
2, (STP) Sangat Tidak Puas = 1. Kemudian dilakukan penghitungan dan hasilnya
diintrepetasikan dengan skala seratus dengan menggunakan penilaian kepuasan.
Berdasarkan rentang prosentase yang diadopsi menurut Notoatmodjo, 2014 dimana
kriteria <56% menunjukkan kurang puas, 56-75% menunjukkan cukup puas, dan 75-
100% menunjukkan puas.
58

Kepuasan Pasien

Kurang Puas

Cukup Puas

Puas

Gambar 3.6 Kepuasan Pasien


Berdasarkan hasil kuisioner dari 98 pasien 85 dari sebagian besar pasien,
sebanyak (85%) menyatakan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan adalah
puas.

3. Tingkat Kepuasan Perawat


Berikut adalah hasil tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja selama
menjadi perawat di RSUD Sidoarjo. Dari total 14 perawat yang menjadi responden,
sebagian besar 12 perawat (86%) menyatakan puas, dan sebagian kecil 2 perawat
(14%) menyatakan cukup puas.

Kepuasan Perawat

Gambar 3.7 Kepuasan Perawat


4. Keamanan Pasien
Patient Safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
59

dan analitis insiden, kemampuan dan analisis insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Program pasien Safety bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien di
rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan
kesehatan antara lain pasien jatuh, kesalahan pemberian obat, salah posisi dalam
operasi, kesalahan identifikasi pasien, tindakan bunuh diri yang bisa di cegah dan
lain-lain.
Tujuan dari program patient Safety yaitu :
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien diirumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya kejadian tak diharapkan (KTD)
4) Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

Tabel 3.22 Pasien Safety di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

Angka
No Indikator Standart
Kejadian
1. Kejadian Pasien Jatuh 0 0
2. Kejadian Pasien Terjatuh dari Bed 0 0
3. Kesalahan Pemberian Obat 0 0
4. Kesalahan Identifikasi Pasien 0 0
Sumber data : Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari – 08 Januari 2020

a. Angka Kejadian Jatuh


Dari pengkajian pada tanggal 06 – 08 Januari 2020 didapatkan bahwa 100%
pasien tidak mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan,
meskipun sebagian pasien memiliki resiko untuk jatuh pada pasien dewasa dengan
menggunakan Morse Fall Scale, sedangkan pada pasien anak – anak menggunakan
Skala Humpty Dumpty (Nursalam,2016). Setiap pasien memiliki tanda resiko jatuh
pada gelang identitas pasien yaitu diberitanda kuning untuk resiko jatuh sedang,
sedangkan diberi tanda merah untuk resiko tinggi pasien jatuh.
Angka Kejadian Jatuh :

Jumlah pasien yang jatuh


x 100
Jumlah pasien yang beresiko
Angka kejadian jatuh tanggal 06 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
20

Angka kejadian jatuh tanggal 07 Januari2020


60

0
x 100 %=0 %
18
Angka kejadian jatuh tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
18

b. Kesalahan Pengobatan (Medication Eror)


Medication Error terdiri dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dan Kejadian
Nyaris Cidera (KNC). Pada saat pengkajian tanggal 06 – 08 Januari 2020 tidak
ditemukan adanya medication error. Hal ini juga ditunjang dengan pemberian label
High Alert pada kemasanobat.
Angka KTD
Jmlh px yg terkena kejadian tidak diharapkandlm pemberian obat
x 100 %
Jumlah pasien pada hariitu

Angka KTD tanggal 06 Januari 2020


0
x 100 %=0 %
45

Angka KTD tanggal 07 Januari 2020


0
x 100 %=0 %
48
Angka KTD tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
45
Angka KNC
Jmlh Px yg terkena kejadian nyaris cidera dlm pemberian obat
x 100 %
Jumlah pasien pada hariitu

Angka KTD tanggal 06 Januari 2020


0
x 100 %=0 %
45
Angka KTD tanggal 07 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
48
Angka KTD tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
45

5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


61

Setiap rumah sakit harus menerapkan prinsip PPI (Pencegahan dan


Pengandalian Infeksi) di semua tindakan dan prosedur. Hal ini bertujuan untuk
menurukan atau mengendalikan infeksi nosocomial atau HAIS (Healthcare
Associated Infection).
Tujuan dari PPI adalah untuk :
1) Melindungi masyarakat (pengunjung, pasien serta masyarakat sekitar RS) dan
tenaga kesehatan serta seluruh individu yang di RS dari resiko penularan infeksi.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
3) Menurunkan dan mengendalikan HAIS/INOS
Tabel 3.23 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Angka
No Indikator Standart
Kejadian
1. Kejadian Infeksi Pasca Operasi < 0,5% 0
2. Kejadian Infeksi Nosokomial < 1,5% 0
3. Kejadian Tertusuk Jarum 0 0
4. Kejadian Phlebitis 0 0
5. Kejadian Dekubitus 0 0
Sumber data : Ruang Mawar Kuning Bawah 06 – 08 Januari 2020
a. Angka Kejadian Phlebitis
Penilaian Angka Kejadian Phlebitis menggunakan Visual Infusion Phlebitis
Score Kejadian phlebitis pada tanggal 06 - 08 Januari 2020 ditemukan tidak ada
pasien yang menderita phlebitis.

Angka Kejadian Phlebitis


Banyaknya kejadian phlebitis
x 100 %
Total kejadian pemasanganinfus
Angka kejadian phlebitis tanggal 06 Januari 2020
2
x 100 %=4.5 %
45
Angka kejadian phlebitis tanggal 07 Januari 2020
1
x 100 %=1,7 %
48
Angka kejadian phlebitis tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
45
b. Angka Kejadian Dekubitus
Angka Kejadian Dekubitus menggunakan Instrumen Southamptonscoring
system, kejadian dekubitus pada tanggal 06 – 08 Januari 2020 tidak ditemukan
pasien yang mengalami dekubitus.
Angka Kejadian Dekubitus
Banyaknya kejadian dekubitus
x 100 %
Pasienb eresiko
62

Angka kejadian dekubitus tanggal 06 Januari 2020


0
x 100 %=0 %
45
Angka kejadian dekubitus tanggal 07 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
48
Angka kejadian dekubitus tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
45
6. Kecemasan Pasien
Menurut buku (Nursalam, 2016) menggunakan Zung Self – Ratting Anxiety
Scale (SAS/SRAS). Berdasarkan data kecemasan pasien dengan kuesioner yang kami
sebarkan pada tanggal 06 Januari 2020 di Ruang Mawar Kuning bawah pada 44
orang didapatkan 26 pasien dengan prosentase 59,1% mengalami cemas sedang, tidak
ada pasien yang mengalami cemas berat, sedangkan 12 pasien dengan prosentase
27,2% darijumlah sampling cemas ringan dan 6 pasien dengan prosentase 13,7%
tidak mengalami kecemasan.
7. Kenyamanan Pasien
Menurut buku (Nursalam, 2016) menggunakan Scala Nyeri. Kenyamanan
pasien di Ruang Mawar Kuning Bawah dari hasil pengumpulan data pada tanggal 06
januari 2020, 44 pasien didapatkan 29 pasien dengan prosentase 65,9% mengalami
nyeri ringan, 11 pasien dengan prosentase 25% pasien mengeluh nyeri sedang, dan 4
pasien dengan prosentase 9,1% pasien yang mengalami nyeri berat.
Angka kejadian yang tidak diinginkan (KTD) tidak banyak dan kejadiannya
tidak membuat fatal pasien. Pemberian obat injeksi atau oral langsung dipantau dan
di planing oleh bagian apoteker klinis sehingga obat tidak sampai
tertukar/salah/terlambat (sentralisasi obat), distribusi obat untuk sore dan pagi tetap
dilakukan oleh perawat.

8. Perawatan Diri
63

Tabel 3.24 Kategori Tingkat Kemandirian Pasien Pada 06-08 Januari 2020
Berdasarkan Indeks KATZ
Kategori Deskripsi Jumlah
Pasien
A Mandiri dalam hal makan, BAB, BAK, mengenakan 12
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu fungsi diatas. 8
C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu fungsi diatas. 5
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi 8
diatas.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan salah satu 10
fungsi diatas.
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan 10
salah satu fungsi diatas.
G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas. 11

Prosentase kebutuhan perawatan diri pasien pada tanggal 06-08 Januari 2020 :
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan x 100 %
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

Kebutuhan Perawatan Diri Pada tanggal 06 Januari 2020


12 x 100
=25 %
45
Kebutuhan Perawatan Diri Pada tanggal 07 Januari 2020
12 x 100
=27 %
48
Kebutuhan Perawatan Diri Pada tanggal 08 Januari 2020
64

15 x 100
=25 %3.4 ANALISA SWOT
45

Tabel 3.25 Analisa SWOT di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
NO ANALISIS SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. M1 (SumberDayaManusia/Man)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Jenis ketenagaan 0,4 4 1,6 S–W =
S1 Kep Ners : 5 Orang 2,4-2,6=
D3 Kep: 18 orang -0,2
2. 23 orang perawat di ruang Mawar 0,3 3 0,9
Kuning Bawah sudah mendapatkan
pelatihan
3. Perawat sesuai dengan perhitungan 0,3 3 0,9
douglas

TOTAL 1 10 2,4

WEAKNESS
1) 18 orang (78,2%) latar belakang 0,2 2 0,4
pendidikan D3 keperawatan.
2) Minimnya tenaga S1 keperawatan 0,3 3 0,9
Ners dibandingkan dengan D3
keperawatan yang lebih banyak
3) Perawat yang mengikuti pelatihan 0,2 3 0,4
MAKP hanya sebagian
4) Perawat yang mengikuti pelatihan 0,3 3 0,9
khusus sangat terbatas

TOTAL 1 10 2,6

b. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke 0,1 2 0,2 O-T =
jenjang yang lebih tinggi 3,3– 2,49 =
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,4 4 1,6 0,81
tentang profesionalisasi
perawat
3. Adanya kerjasama mahasiswa 0,2 3 0,6
yang praktik management
dengan petugas ruangan
4. Adanya kerja sama yang baik 0,3 3 0,9
dengan petugas yang lain

TOTAL 1 12 3,3

THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,13 2 0,26
kesehatan
2. Belum sesuai dengan keinginan 0,15 2 0,3
perawat
3. Makin tingginya kesadaran 0,23 2 0,46
masyrakat akan hukum
pelayanan kesehatan
65

4. Ada tuntutan tinggi dari 0,25 3 0,75


masyarakat untuk pelayanan
yang lebih
5. Persaingan antar RS yang 0,24 3 0,72
semakin kuat

TOTAL 1 12 2,49

2. M2 (Sarana dan Prasarana)


a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,1 2 0,2
untuk pasien dan tenaga kesehatan.
2. Mempunyai peralatan yang 0,2 2 0,4
mendukung proses perawatan seperti
alat oksigenasi, nebulizer, alat S–W
pengukur tanda vital 1,66-8=
3. Tersedianya Nurse Station 0,3 3 0,9 -0,24
4. Rsud Terakreditasi sebagai rs 0,4 4 0,16
pendidikan

TOTAL 1 11 1,66

WEAKNESS
1) Ada beberapa peralatan di 0,4 3 1,2
ruangan yang jumlahnya masih
perlu ditambah sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
2) Belum terpakainya sarana dan 0,2 1 0,2
prasarana secara optimal
3) Adanya bebrapa alat yang tidak 0,2 1 0,2
layak pakai
4) Terbatasnya tissue di tempat cuci 0,2 1 0,2
tangan

TOTAL 1 6 1,8

B. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya kesempatan untuk 0,3 4 1,2 O–T
menambah alat yang kurang 3 – 2,7= 0,3
2) Adanya kerjasama antara rumah 0,4 3 1,2
sakit dengan pihak luar yang
dapat menyediakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
3) Kebijakan pemerintah untuk 0,3 2 0,6
menambah sarana dan prasarana
di rumah sakit.

TOTAL 1 9 3

THREATENED
1) Terlalu banyak pasien yang 0,7 3 2,1
berbanding terbalik dengan
jumlah bed yang tersedia
diruangan
66

2) Adanya tuntutan masyarakat yang 0,3 2 0,6


tinggi terhadap pelayanan
kesehatan sehingga memerlukan
peralatan yang memadai.
5
TOTAL 1 2,7

3. METHODE (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) RS memiliki visi, misi dan 0,1 2 0,2 S–W
motto sebagai acuan melaksanakan 2,7-2,4= 0,3
kegiatan pelayanan.
2) Kegiatan manajemen yang 0,2 3 0,6
sudah berjalan meliputi: timbang
terima. discharge planning.
sentralisasi obat. supervisi
,dokumentasi dan peneriman
pasien baru. 0,12 3 0,36
3) Ada dokumentasi SBAR 0,2 3 0,6
4) Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatan dan Protap setiap
tindakan. 0.2 2 0,4
5) Komunikasi antar perawat
cukup efektif. 0,18 3 0,54
6) Adanya kepuasaan pasien
terhadap kinerja perawat sebanyak
(85% ) 1 16 2,7

TOTAL
0.4 3 1,2
WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode MAKP tim 0.3 2 0,6
belum dilaksanakan dengan optimal
2. Diperlukan banyak tenaga 0.3 2 0.6
profesional
3. Diperlukan banyak biaya 1 7 2,4

TOTAL
O –T= 3,6–
b. Ekternal Faktor (EFAS) 0.3 3 0,6 0,9= 2,7
OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama antara institusi 0.2 4 1,2
pendidikan kesehatan dengan RS.
2) Adanya kebijakan RS dalam 0.2 3 0,6
peningkatan SDM
3) Rumah sakit yang sudah 0.3 4 1,2
terakreditasi paripurna
4) PPNI berkontribusi dengan
menaungi perkembangan profesi 1 14 3,7
perawat.
TOTAL
67

0.4 2 0,8

THREATENED
1) Adanya
tuntutan masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan 0.3 3 0,9
pelayanan keperawatan yang lebih
profesional.
2) Makin 1 12 4
tingginya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan.

TOTAL

Ronde keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1) Bidang perawatan mendukung 0,3 4 1,2 S –W
adanya kegiatan ronde 3–2,9=
keperawatan. 0,1
2) Tenaga kesehatan yang lengkap. 0,1 3 0,3
Terdiri dari Dokter spesialis,
perawat, DM, ahli gizi, mahasiswa
perawat praktek.
3) Sebagian besar perawat mengerti 0.3 3 0,6
adanya ronde keperawatan.
4) Ruangan mendukung adanya ronde 0,3 3 0,9
keperawatan

TOTAL 1 13 3

WEAKNESS
1) Pelaksanaan ronde keperawatan 0,3 2 0,6
belum optimal
2) Pelaksanaan ronde keperawatan 0,5 3 1,5
tidak terjadwal
3) Waktu dan tempat belum 0,2 4 0,8
memenuhi

TOTAL 1 9 2,9

b. External Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY 0.5 3 1,5
1) Adanya
mahasiswa praktek yang akan O–T
menerapkan ronde ke perawatan di 2,8-2,6 =
ruang Mawar Merah RSUD 0.3 3 0.9 0.2
2) Adanya
dukungan dari ruangan untuk
mengadakan ronde keperawatan 0,2 2 0.4
bila ada mahasiswa
3) Banyakn
ya kasus-kasus medik yang
memerlukan perhatian khusus 1 8 2,8
68

TOTAL

0.4 2 0,8

TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk 0.6 3 1,8
mendapatkan pelayanan yang lebih
profesional
2) Persaingan antar RS semakin kuat 1 5 2,6
dalam pemberian pelayanan.

TOTAL

Rekonstruksi Obat
a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGTH 0.3 3 0,9 S–W
1) Tersedianya sarana dan prasarana 2,6 – 2,8 =
untuk pengelolaan rekonstruksi -0,2
obat yaitu lemari obat. kotak
sentralisasi obat dan buku
penerimaan obat 0.4 2 0,8
2) Ada pencatatan sentralisasi obat
penyimpanan obat injeksi dan oral 0,3 3 0,9
3) Adanya dokumentasi obat bagi
setiap pasien 1 8 2,6
TOTAL

WEAKNESS 0.4 3 1,2


1) Ketersediaan obat yang terkadang
belum lengkap sehingga
mengganggu pengaturan obat. 0.4 3 1,2
2) Penggunaan alat habis pakai
kurang optimal (spuit). 0,2 2 0,4
3) Ketidak tepatan pengiriman obat
dari farmasi
1 8 2,8
TOTAL

O–T
b. EkternalFaktor 2,7– 3,3 =
(EFAS) 0.7 3 2,1 -1,4
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa PSIK yang 0.3 2 0,6
Praktik sebagai role model.
2) Kerjasama yang baik antara 1 5 2,7
perawat dan mahasiswa.
TOTAL
0.4 3 1,2
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 0.3 4 1,2
profesional
2) Adanya ketidakpercayaan pasien
69

terhadap pengelolaan rekontruksi 0,3 3 0,9


obat.
3) Adanya tuntutan pasien terhadap
pemberian obat secara tepat waktu 1 10 3,3

TOTAL

Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Perawat mengerti tentang 0.15 4 0,6
supervisi.
2) Adanya hubungan kerja sama yang 0.08 3 0,24
baik antara kepala ruangan dengan
staf
3) Adanya umpan balik dari 0.02 4 0.08
supervisor untuk setiap tindakan. S –W
4) Kepala ruangan mendukung 0.1 3 0.3 1,8-2= - 0,2
kegiatan supervisi.
5) Adanya format buku dalam 0,07 2 0,14
pelaksanaan supervisi
6) RSUD Sidoarjo adalah rumah sakit 0,08 3 0,24
pendidikan yang terakreditasi
7) Supervisi sudah terstrukutur 0,05 4 0,2

TOTAL 1 23 1,8

WEAKNESS
1) Supervisi 1 2 2
ruangan hanya dilakukan sesuai
kebutuhan dan kebijakan kepala
ruangan.
1 2 2
TOTAL
O–T
b. EksternalFaktor (EFAS) 3,7 – 3= 0,7
OPPORTUNITY 0.3 3 0,9
1) Adanya mahasiswa Keperawatan
yang praktik manajemen 0.4 4 1,6
2) Adanya kerjasama yang baik antara
institusi kesehatan dengan bidang
keperawatan 0,3 4 1,2
3) Adanya teguran dari kepala
ruangan bagi perawat yang tidak
melakukan tugas dengan baik 1 11 3,7
TOTAL

THREATENED 1 3 3
1) Adanya kesadaran masyarakat
yang tinggi terhadap mutu
kesehatan. 1 3 2
TOTAL

Timbang Terima
70

a. Internal Factor (IFAS)


STRENGTH
1) Kepala TIM memimpin kegiatan 0.3 4 1,2 S–W
timbang terima. 3 -2,4 = 0,6
2) Adanya timbang terima tiap shift. 0,2 3 0,6
3) Adanya kemauan perawat untuk 0,1 2 0.2
melakukan timbang terima.

4) Adanya format khusus untuk 1,2 2 4


pelaporan timbang terima berupa
buku
5) Dokumentasi keperawatan 0.1 2 0.2
menggunakan SBAR.
6) Kegiatan timbang terima yang 3
dipimpin ketua tim telah dilakukan 0.2 0,6
pada tiap shift.
1 3
TOTAL 16

WEAKNESS
1) Isi timbang terima belum terfokus 1,3 2 3,8
pada masalah keperawatan, masih
pada masalah medis.
2) Isi materi laporan belum terarah ke 2
masalah keperawatan
3) Timbang terima sebagian belum 0,3 3 0,6
menggunakan buku rekam medis
secara optimal 0,4 1,2

TOTAL 7
1 2,4

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY 1,7 4,2
1) Adanya mahasiswa PSIK yang 3 O–T
akan praktik manajemen 3 –2,7 = 0,3
2) Adanya kerja sama yang baik 0,4 3 1,2
antara mahasiswa PSIK dengan
perawat ruangan
3) Sarana dan prasarana menunjang 3
cukup tersedia 0,2 0,6

TOTAL 9

THREATENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,4 3 1,2
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
professional 1 3
2) Meningkatnya kesadaran 2
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat 0.4 1,2
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
3) Meningkatnya tingkat pendidikan 3
masyarakat sehingga mudah
71

mendapatkan informasi kesehatan


1.3 3
TOTAL 8

Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1) Adanya kemauan untuk 0.4 4 1,6
memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien/keluarga
2) Adanya surat control dan format 0.3 4 1,2
resume untuk pasien pulang
3) Ada alur pasien pulang 0,3 4 1,6

TOTAL 1 12 4,4

WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu perawat dalam 0.3 2 0.6
memberikan Pendidikan S–W
Kesehatan. 0,3 3 0,9 4,4 – 3,1 =
2. Pemberian pendidikan kesehatan 1,3
dilakukan secara lisan setiap
pasien/keluarga. 0,4 4 1,6
3. Sebagian ada dokumentasi
pendidikan kesehatan yang
dilakukan 1 9 3,1

TOTAL

b. External Factor
(EFAS)

OPPORTUNITY 0,3 3 0,9 O–T


1. Adanya mahasiswa PSIK yang 2,9-1,8 =
sedang melakukan praktik 1,1
manajemen 0,1 2 0,2
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa PSIK dengan perawat
klinik 0,3 3 0,9
3. Adanya mahasiswa dari instansi
kesehatan yang membantu
menyiapkan ruangan untuk
menerima pasien baru 0,3 3 0,9
4. Adanya keluarga pasien lain yang
memberikan informasi pada klien
baru untuk mengenalkan lingkungan
ruangan jika pasien baru lupa
1 11 2,9
TOTAL

TREATHENED 0,2 4 0,8


1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional 0,2 3 0,6
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,2 2 0,4
kesehatan
3. Adanya persaingan antara rumah
72

sakit dengan memberikan kualitas


yang lebih baik S–W=
4,4-3,3 =
TOTAL 0,6 9 1,8 1,1

Dokumentasi Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 0.3 4 1,6
1. Pendokumentasian model SOR
(Source Oriented Record). 0,2 3 0,6
2. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk pendokumentasian 0,3 4 1,6
3. Tersedia format asuhan
keperawatan dan standar asuhan
keperawatan. 0,2 3 0,6
4. Sudah adanya format tanggung
jawab dan tanggung gugat
1 14 4,4
TOTAL

External Factor (EFAS)


WEAKNESS 0,7 3 2,1
1. Tidak semua perawat melakukan O–T
pendokumentasian dengan 3,4-3,6=
lengkap 0,3 4 1,2 -0,2
2. Pengawasan terhadap sistematika
pendokumentasian kurang
dilaksanakan secara optimal.
1 7 3.3
TOTAL

OPPORTUNITY 0.3 4 1.2


1) Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM) 0.4 4 1,6
2) Kerjasama yang baik antara
perawat dengan mahasiswa 0,4 2 0,6
3) Adanya program pelatihan
1 10 3,4
TOTAL

THREATHENED
0,4 3 1,2
1) Adanyatingkatkesadaran yang
tinggidaripasiendankeluargatentang
tanggungjawabdantanggunggugat.
2) Persaingan antar RS dalam 0,6 4 2,4
memberikan pelayanan S–W=
keperawatan 3,8 – 2=1,8

TOTAL 1 7 3,6

Penerimaan Pasien Baru


Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 0,2 3 0,6
1) Sudah ada format penerimaan
pasien baru dan tata tertib pasien 0,4 3 1,2
73

2) Ada kepuasan pasien dan keluarga


terhadap pelayanan 0,2 4 0,8
3) Adanya bagan alur masuk pasien di
ruang rawat inap mawar kuning
0,4 3 1,2
4) Perawat bekerja sama dengan team
medis untuk melakukan pengkajian
awal 0,3 2 0,6
5) Perawat menyiapkan menyiapkan
ruangan pasien dan mengantar
pasien ke ruangan 1 15 3,8
TOTAL O – T =2,9
– 1,9 = 1
WEAKNESS 1 2 2
1) Kurangtersedianyawaktubagipera
watuntukmengorientasikanpasiend
ankeluarga akibat keterbatasan
waktudantenaga
1 2 2
TOTAL

b.External Factor (EFAS )


OPPORTUNITY 0,3 3 0,9
1) Adanyamahasiswa yang
praktikmanajemenkeperawatan 0,1 2 0,2
2) Adanyakerjasama yang
baikantaramahasiswadenganpera
wat RuangMawarKuning Atas. 0,3 3 0,9
3) Adanya keluarga pasien
lain yang memberikan informasi
pada klien baru untuk
mengenalkan lingkungan ruangan
jika pasien baru lupa 0,3 3 0,9
4) Adanya mahasiswa dari
institisi yang membantu
menyiapkan ruangan pasien baru 1 11 2,9
TOTAL

TREATHENED 0,2 2 0,4


1) Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional. 0,2 3 0,6
2) Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan. 0.3 3 0,9
3) Persaingan antar Rumah Sakit
swasta yang semakin ketat.
1 11 1,9
TOTAL
4. M4 (MONEY)
a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGTH 0,26 3 0,78
1) Sebagian
besar pembiayaan ruangan berasal
74

dari rumah sakit yang diperoleh dari


APBD Kabupaten Sidoarjo. 0.22 2 0,44
2) Sedangk
an pembiayaan pasien sebagian S–W
besar dari BPJS, dan biaya sendiri. 2,54 – 2 =
Biaya Perawatan yang berlaku saat 0,54
ini sesuai kelas perawatan. Di
Ruang mawar kuning bawah 0,24 2 0,48
3) Tiap
perawat memperolehpendapatan
dari rumah sakit berupa lauk pauk 0,28 3 0,84
4) Untuk
tarif seperti dokter, makanan
perawat, HR perawat maupun
dokter sudah terencana sesuai
dengan tarif yang ditentukan rumah
sakiy. 1 11 2,54

TOTAL

1 2 2
WEAKNESS
1) Adanya ketidaksesuaian intensif O-T
perawat yang diterima 1 2 2 3,4-2 = 1,4

TOTAL

b. EkternalFaktor 0,4 4 1,6


(EFAS)
OPPORTUNITY
1) Pengelua 0,6 3 1,8
ran sebagian besar dibiayai oleh
institusi
2) Adanya 1 7 3,4
kesempatan untuk menggunakan
konsumsi medis sehingga
menghemat pengeluaran 1 2 2

TOTAL

TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 2 2
dari pasien dan keluarga untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih
baik dengan biaya yang dikeluarkan

TOTAL
5. Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepuasaan pasien dengan S-W =2,7-
pelayanan kesehatan di rumah sakit 3= -0,3
0,9
 Kriteria <56% menunjukkan 0,3 3
kurang puas 0,8
 Kriteria 56-75% 0,2 4
menujukkan cukup puas 0,4
 Kriteria 75-100% 0,2 2
75

menunjukkan puas 0,6


 Hasil didapatkan (22,2%) 0,3 2
kriteria kurang puas
terhadap kinerja sebanyak 7
orang (77,8%) kriteria
cukup puas 3
2. Rata-rata Bor cukup baik 1 3 2

3. Adanya variasi karakteristik dari 1 2


pasien (BPJS, Umum / non BPJS) 4 O–T=
4. Akreditasi Rumah sakit 1 4 12 3,1–3,4=
terakreditasi B pendidikan -0,3
TOTAL 4 20
2
WEAKNESS
1. Adanya 80 % pasien yang 1 2
mengatakan cukup puas dengan 2
pelayanan kinerja perawat di
mawar kuning bawah
TOTAL 1 2
0,3
c. EkternalFaktor
(EFAS) 0,8
OPPORTUNITY 0,3 1 0,3
1) Meningkatkan pelayanan kepada
pasien yang baik antara perawat 0,4 2
dan mahasiswa
1,4
2) Meningkatnya pendapatan RS 0,3 1
3) Adanya indikator mutu darikomite
keperawatan
1 4 1,2
TOTAL
0,7
TREATHENED 0,3 4
1. Adanya peningkatan standart
kesehatan masyarakat yang harus 1,9
dipenuhi. 0,7 1
2. Persaingan RS dalam
memberikanpelayanan
keperawatan. 1 5

TOTAL
76

Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan analisa situasi, dengan menggunakan pendekatan SWOT,


maka kelompok dapat memutuskan masalah yang ditemukan adalah:
a. Prioritas Masalah
Tabel 3.26 identifikasi prioritas masalah
Skor analisa SWOT
Masalah Jumlah Prioritas
IFAS EFAS
M1 0,81 -0,63 0,18 8
M2 -0,24 -1 -1,24 2
M3
 MAKP
 Supervisi 0,3 2,7 3 12
-0,2 0,7 0,5 6
 Penerimaan Pasien
1,8 1 2,8 11
Baru
1,3 1,1 2,4 10
 Discharge Planning
-0,2 -1,4 -1,6 4
 Rekontruksi Obat 0,6 0,3 0,3 5
 Timbang Terima -1,9 -1,2 -3,1 1
 Ronde Keperawatan
 Dokumentasi
1,1 -0,2 0,9 7
Keperawatan
M4 0,54 1,4 1,94 9
M5 -0,3 -0,3 -0,6 3

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kelompok mengangkat prioritas


masalah yang akan diselesaikan yaitu ronde keperawatan dengan alasan sulitnya
mengumpulkan komponen anggota yang seharusnya mengikuti ronde keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai