PENGKAJIAN
21
22
3. Etika
Penjelasan : nilai yang dijunjung tinggi dalam pergaulan dengan klien,
antar sesame anggota tim kesehatan, antaara petugas dengan pemimpin unit
kerja maupun etika dalam menjalankan profesi kesehatan dengan klien prinsip
senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.
3.1.4 Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan yang berkualitas, dan menyelenggarakan
pendidikan dan penelitian yang bermutu sesuai dengan standart akriditasi
internasional sehingga tercapainya tata kelola rumah sakit yang professional,
integritas dan beretika.
2. Tujuan kusus
a. Terwujudnya pelayanan yang berkualitas dan terakriditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasaan pelanggan.
b. Terselenggarannya pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan,
c. Terwujudnya tata kelola rumah sakit yang professional, integritas, dan
beretika.
3. Motto RSUD Sidoarjo
Kesembuhan pasien adalah kebahagiaan kami.
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Non Medis di Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Januari 2020.
Jenis
No Kualifikasi Jumlah
PNS BLUD
1 SKM 2 0 2
2 SMA 4 3 1
Tabel 3.3 Jumlah perawat berdasarkan lama masa kerja di ruang Mawar Kuning
Bawah.
No Masa Kerja Jumlah
1. Masa kerja >5 tahun 14 Orang
2. Masa kerja <5 tahun 9Orang
Sumber : verifikator Mawar Kuning Bawah Tahun 2020
Berdasarkan tabel diatas didaptkan lama kerja perawat > 5 tahun 14 orang
dan masa kerja < 5 tahun 9 orang.
PA.
PA.MALAM
LIBUR
JUM
NAMA
NO PENDIDIKAN PELATIHAN LAH
PERAWAT
SDM
15 Frischa Putri S.Kep.,Ns BLS, Apar 2
16 Milehatul S.kep,.Ns BLS,Pengambilan sampel darah 2
BCLS,ECG,Dalin, HIV/ AIDS,
17 Laila Mutmaina D3 Kep Cust Service,Intensive care unit, 7
Apar
18 Isnawati D3 Kep 0
19 M Herles .B.K D3 Kep Apar,HIV/AIDS 2
D3 Kep PPGD,BLS,Perawatan Luka,Cust
20 Ikhwan A 5
Service, Apar
21 Eko P.T.S D3 Kep Rawat Luka, Apar, BLS 3
22 Dika Aqidah D3 Kep BLS&ECB,BLS,PPI,Cust Service 4
D3 Kep BLS,BCLS,ECG,HIV/AIDS,Cust
23 Titin D.J 6
Service, Apar
Sumber : Verivikator Mawar Kuning Bawah 2020
= 23,1 = 23 (Orang)
Tabel 3.8 kebutuhan tenaga perawat tiap sift berdasarkan tingkat ketergantungan di ruang mawar kuning bawah rsud sidoarjo
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Kualifikasi Pasien
06 Januari 2020 07 Januari 2020 08 Januari 2020
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah
Pagi Sore Malam Pagi Sore malam Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien Pasien Pasien
Minimal 35 30x0,17= 29x0,14= 35x0,07=2,4 41 39x0,17 37x0,14 41x0,07= 41 40x0,17= 37x0,14= 41x0,07=
5,1 4,06 5 =6,63 =5,18 2,87 6,8 5,18 28,7
Partial 4 4x0,27 = 4x0,15= 0,6 4x0,10= 0,4 2 2x0,27= 2x0,15= 2x0,10=0, 2 2x0,27=0, 2x0,15=0, 2x0,10=0
1,08 0,54 0,3 2 54 3 ,2
Total 4 3x0,36= 2x0,3=0,6 4x0,20=0,8 4 4x0,36= 4x0,3=1, 4x0,20=0, 4 4x0,36=1, 4x0,3=1,2 4x0,20=0
1,08 1,44 2 8 44 ,8
Jumlah 43 7,26 5,26 3,65 47 8,61 6,68 3,87 47 8,78 6,68 3,87
7 5 4 9 7 4 9 7 4
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
32
d. Laporan BOR, ALOS, TOI, BTO Mawar Kuning Bawah Bulan desember 2019
Tabel 3.9 Laporan BOR, ALOS, TOI, BTO Mawar Kuning Bawah tanggal 1-31 Desember 2019
Pasien Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Jumlah Pasien Pasien sisa Perincian
Awal nya pasien nya pasien nya pasien nya pasien nya pasien Perincian lama keluar (yang masih jumlah hari
masuk pindah dipindahkan keluar hidup mati (9+10) <48 48 jam dirawat masuk di dirawat) H Kel
jam dan lebih hari yang C III
sama U
1872 690 1 148 232 9 - 3 1542 - 330 14 330
Jumlah Jumlah
1507 389
33
( 1922 ) – (677)
TOI = 244 = 5,1 hari
1542
ALOS = = 6,31 hari
244
244
BTO = = 3,93 Kali (4)
62
35
Keterangan :
BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai ideal
menurut Depkes RI, 2015 adalah 60-85%
ALOS (Averange Lenght Of Stay): Rata-rata lamanya pasien dirawat.
Nilai ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 6-uj9 hari
TOI ( Turn Over Interval) : Tenggang Perputaran tempat Tidur. Nilai
ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 1-3 hari
BTO (Bed Turn Over): Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2015 adalah 40-50 kali.
Sidoarjo, dengan alamat Jl. Mojopahit No.667, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur 61215 Jawa Timur. Pengkajian data awal dilakukan pada
tanggal 06 Januari 2020. Data-data yang diperoleh antara lain:
A. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan
a) Lokasi Ruang mawar kuning bawah
Sebelah Utara : berbatasan dengan taman
Sebelah selatan : berbatasan dengan CSSD
Sebelah barat : berbatasan dengan gudang farmasi dan gudang umum
Sebelah timur : berbatasan dengan ruang teratai
b) Jumlah Kamar Mawar Kuning Bawah
Tabel 3.12 Jumlah Kamar Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
NO RUANG JUMLAH BED
1. A-I 60
2. HCU 4
TOTAL 64
Mawar kuning terdiri dari 2 lantai, lantai 1 mawar kuning bawah, lantai 2
mawar kuning atas. Mawar kuning bawah meliputi ruang rawat inap HCU,
ruangan kelas 3, ruang perawat, ruang rekontruksi obat, kamar mandi, ruang
mahasiswa, ruang administrasi, ruang farmasi . Dan total kapasitas ruang rawat
inap terdapat 64 TT, Pada lantai 1 terdiri dari 10 ruangan, yang ruangan HCU ada
4 TT.
FLORSTOK
R.TRANSIT
R.H
E. Daftar Inventaris Alat Non Medis Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari 2020
Tabel 3.15 Daftar Inventaris Alat Non Medis Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo
No Nama Tahun Rencana
Merek Jumlah B C R
. Barang Perolehan Tindak Lanjut
1. AC 1 PK 2019 - 5 5 - - -
2. AC 2 PK 2019 - 1 1 - - -
3. Apar 2019 - 3 3 - - -
Alat
4. penghancur 2019 - 1
kertas 1 - - -
5 Almari arsip 2019 - 1 1 - - -
6. Almari obat 2019 - 2 2 - - -
7. Brankard 2019 - 2 2 - - -
8. Kursi roda 2019 - 1 1 - - -
9. Kipas
40 40
angina 2019 - - - -
10. Computer 2019 - 3 3 - - -
11. Laptop 2019 - 0 0 - - -
Printer +
12. 2019 - 1 1
scanner - - -
13. Printer 2019 - 1 1 - - -
14. Kulkas 2019 - 1 1 - - -
Tempat
15. 2019 - 64 64 - - -
tidur
16. Meja pasien 2019 - 64 64 - - -
17. Lemari
64 64 -
pasien 2019 - - -
18. Telephon 2019 - 2 2 - - -
19. Kursi hadap 2019 - 6 6 - - -
Kursi
7
20. tumpuk 2019 - 7 - - -
21. Kursi kayu 2019 - 5 5 - - -
22. Standart
64
infuse 2019 - 64 - - -
23. Tv 2019 - 1 1 - - -
F. Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari 2020
Tabel 3.16 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
No Tahun Rencana Tindak
Nama Barang Merek Jumlah B C R
. Perolehan Lanjut
1. Ambubag 2019 - 4 4 - - -
2. Bak Injeksi 2019 - 2 2 - - -
3. Bad side monitor 2019 - 4 4 - - -
4. Dc shock 2019 - 1 1 - - -
5. ECG 2019 - 1 1 - - -
42
Gambar 3.3 Penerapan MAKP Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pada taggal 06 Januari 2020,
Model asuhan keperawatan professional di Ruang Mawar Kuning Bawah saat ini
menggunakan metode tim, dikarenakan kualifikasi perawat S1 keperawatan
berjumlah 5 orang, D3 keperawatan berjumlah18 orang, Non Medis berjumlah 3
orang. Sehingga belum mencukupi untuk dilaksanakan model MAKP primer.
Komunikasi antar profesi terlaksana dengan baik, pendokumentasian keperawatan
sudah cukup baik namun terkadang masih harus ada bimbingan dari Kepala Ruangan.
Secara keseluruhan MAKP tim yang diterapkan diruangan sudah bisa berjalan dengan
lancar dan sudah cukup maksimal.
45
keperawatan, intervensi baik mandiri maupun kolaborasi dan, rencana yang akan
dilakukan hari ini, intervensi yang belum dan sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang
terima ini dilakukan oleh seluruh perawat kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang terima yang sudah
disediakan oleh ruangan.
4. Sentralisasi obat
Dokter
Resep
BPJS Umum
Perawat Perawat
Farmasi
Perawat
Perawat
Gambar 3.4 Alur Sentralisasi Obat di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 06 Januari 2020 di
nuse stasion Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan sentralisasi obat secara UDD
(Unit Dose Dispensing) adalah suatu system distribusi obat kepeda pasien rawat inap
disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam
system distribusi obat UDD merupakan tanggung jawab farmasi, juga terkait dengan
staf medis, perawat, dan administrasi.
Obat diracik UDD dikemas dalam wadah kantong plastik dengan warna etiket
yang sama kecuali obat oral etiket yang berbeda pagi (merah), siang (kuning), malam
(hijau) dan etiket obat ijeksi biru, untuk mempermudah perawat dalam memberikan
obat sesuai waktu yang ditentukan dan untuk menghindari kesalahan dalam jadwal
penyerahan obat. Untuk pemberian pagi (jam 07.00) diberi dengan etiket merah
muda, siang (jam 19.00) diberi dengan etiket kuning, malam (jam 24.00) diberi
dengan etiket hijau.
Alur sentralisasi obat setelah dokter visite memberikan resep, kemudian resep
dicollecting oleh apoteker ruangan apakah obat sudah habis atau belum di loker
pasien, kemudian resep disetorkan ke farmasi oleh apoteker ruangan. Farmasi
47
menyiapkan obat sesuai resep dokter, setelah itu obat diantar keruangan. Jika ada
kelebihan obat maka perawat melakukan retur ke bagian farmasi.
Pembagian obat: Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam
format pemberian obat oral/ injeksi. Obat-obat yang telah diterima disimpan di
tempat rak obat pasien sesuai identitas, untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian obat oral/
injeksi,. Pada saat pemberian obat, perawat melakukan identifikasi pasien dan melihat
gelang yang terpasang pada pasien kemudian menjelaskan nama obat, kegunaan obat,
dan didokumentasikan dalam format pemberian obat oral/injeksi kemudian keluarga /
pasien tanda tangan di format pemberian obat..
Penambahan obat baru : Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis,
dosis atau perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat. Pada pemberian obat yang
bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi
obat, lembar kontrol obat dan tanda tangan pada lembar dokumentasi serah terima
obat.
5. Perencanaan pulang (discharge planning)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Discharge planning di Ruang
Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan baik saat pasien datang, saat dirawat, saat
akan pulang dengan lisan maupun tulisan oleh perawat.
Proses pelaksanaan Discharge planning dilakukan di Nurse Station dengan
cara memanggil keluarga pasien. Kartu Discharge planning sudah ada dengan isi
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan Rumah Sakit, meliputi : Identitas pasien,
tanggal masuk, diagnosa masuk, ruang rawat, kriteria pasien membutuhkan
perencanaan pulang kritis, perawatan dan aktifitas di rumah, aturan diet, obat-obatan
yang diminum (dosis, warna dan efek samping), rencana hari perawatan, edukasi
kesehatan, rincian pemulangan (hasil yang dibawa pulang, jadwal kontrol klinik).
Discharge planning dilakukan oleh Perawat Pelaksana/Katim tepat saat pasien
dinyatakan boleh pulang oleh Dokter. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari
dalam discharge planning di ruang Mawar Kuning Bawah tidak ada leafleat yang
menjelaskan terkait perawatan lanjutan selama pasien dirumah, namun pemberian
health education secara verbal kepada keluarga pasien. Discard planning dilakukan
oleh perawat pelaksana tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter.
48
BPJS UMUM
Pasien KRS
6. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara pada tanggal 06 Januari 2020 di ruang Mawar Kuning
Bawah, diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum dilakukan dan masih
menggunakan RDK (Refleksi Diskusi Kasus) yang merupakan suatu metode dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam menerapkan standar dan uraian
tugas. Pengalaman klinis yang direfleksikan merupakan pengalaman actual dan
menarik baik hal-hal yang merupakan keberhasilan maupun kegagalan dalam
memberikan pelayanan keperawatan termasuk untuk menemukan masalah dan
menetapkan upaya penyelesaiannya misal dengan adanya rencana untuk menyusun
SOP baru. RDK hanya dilakukan pada saat menemukan adanya permasalahan dan
masih belum terjadwal karena adanya keterbatasan waktu, dan biasanya RDK
ditentukan oleh katim mengenai permasalahannya dengan melihat permasalahan yang
ada dan di sampaikan ke kepala ruangan, kemudian dipimpin kepala ruangan untuk
melakukan RDK yang diikuti oleh katim, dan perawat pelaksana.
Dari Hasil Observasi tanggal 06-09 januari 2020 di ruang Mawar Kuning
Bawah ronde keperawatan memang belum dilakukan dan selama ini masih
menggunakan RDK (Refleksi Studi Kasus) dan RDK dilakukan hanya pada saat
menemukan permasalahan.
7. Supervisi
Supervise keperawatan adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat
yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan asuhan keperawatan, kegiatan
supervise semacam ini adalah merupakan dorongan dan bimbingan kesempatan bagi
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat, jadi dalam kegiatan supervisi
seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif melainkan diperlukan sebgai
patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu di dengar,
dihargai dan diikut sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 06 januari 2020 didapatkan bahwa
ruang Mawar Kuning Bawah pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan
melakukan supervise untuk perawat pelaksana. Supervise keperawatan dan
ketenagaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kepala
ruangan. Dalam pelaksanaan supervise menggunakan dua model, yaitu model
langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh model langsung digunakan saat
supervise timbang terima, sedangkan model tidak langsung digunakan saat supervise
SAK.
Rencana tindak lanjut yang diberikan setelah kegiatan supervise di ruang
Mawar Kuning Bawah adalah berupa teguran langsung kepada perawat yang
bersangkutan dan dianjurkan lebih memahami tentang proses asuhan keperawatan,
seperti selalu turut aktif dalam setiap kegiatan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan SPO yang berlaku.
51
8. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu tindakan yang memuat seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Jadi, dapat
disimpulkan pendokumentasian adalah informasi mencakup aspek biologis,
psikologis, social dan spiritual yang terjadi pada setiap tahap proses keperawatan
yang dicatat secara menyeluruh serta informasi yang disusun secara sistematis
kedalam suatu format yang telah disetujui dan dapat dipertanggung jawabkan secara
moral maupun hukum.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 6-8 Januari 2020 semua tenaga
kesehatan yang melakukan implementasi ke pasien dicatat dalam satu lembar
terintegrasi dan berkelanjutan.
Setelah dilakukan wawancara terhadap perawat, menyatakan sudah ada format
pendokumentasian, dan melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu.
Didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Mawar Kuning Bawah adalah
sistem SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari Dokter, perawat,
ahli gizi, fisioterapi dan lain-lain.
Contoh dokumentasi : lembar indeks diagnose, lembar registsrasi, lembar masuk dan
keluar RS, lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan), daftar masalah, lembar
riwayat penyakit, lembar catatan harian Dokter, lembar instruksi Dokter, lembar
untuk pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Lembar instruksi Dokter dan laporan
perawat, lembar konsultasi, lembar observasi, lembar pengkajian dan asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan
pendokumentasian mencakup seluruh asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama,
data objektif, data subjektif, tindakan keperawatan dan evaluasi. Selama ini
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan pada lembar rekam medis
dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan keperawatan pada rekam medis
terkait advice dari Dokter, sedangkan pada format status pasien meliputi anamnesa,
diagnosa, pengkajian, renpra, instruksi Dokter, laporan perawat dan intervensi serta
evaluasi keperawatan. Lembar observasi pasien tidak ditempel pada bed pasien
masing-masing ruangan namun terdapat pada lembar observasi di status RM
Komunikasi via telepon dengan SBAR
S: Situasion (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan serta dokter yang
merawat
52
- sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/kebutuhan utama
B: Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
- jelaskan intervensi yang telah dilakuakan dan respons pasien dari setiap diagnose
keperawatan
- sebutkan riwayat alergi, riwayat pemedahan penanganan alat infasif dan obat-
obatan termasuk cairan infuse yang digunakan
- jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penanganan medis
A: Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
- jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti TTV, Skor nyeri
tingkat kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi kemampuan elimasi
dan lain-lain
- jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recommendation
- rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilakukan termasuk
discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
- Hasil advis dokter
55
(4) Pencatatan pelaporan audit medik dan audit keperawatan diruang rawat inap
dilakukan oleh Komite Keperawatan Sub Mutu.
(5) Peningkatan mutu SDM diruang rawat inap
a. Orientasi pegawai baru
b. Mengikut sertakan pelatihan,baik internal maupun eksternal
c. Memberikan ijin untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan
2) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Mencatat dan melaporkan indikator klinis setiap bulan kepada tim
pengendalian mutu Rumah Sakit.
(2) Mencatat dan melaporkan pengendalian infeksi nosokomial setiap bulan
kepada tim pengendalian mutu Rumah Sakit.
(3) Menyebarkan kuesioner kepuasan kesemua pasien rawat inap yang telah
dirawat lebih dari tiga hari, kemudian hasil diserahkan kepada tim
pengendalian mutu Rumah Sakit.
(4) Melaporkan kepada Komite Keperawatan Sub. Mutu Rumah Sakit apabila
ada kasus yang perlu di audit.
(5) Melakukan orientasi bila ada pegawai baru.
(6) Melakukan analisis ketenagaan, kuantitas dan kualifilkasi pegawai setiap
tahun dan kemudian membuat usulan untuk diberikan pelatihan terhadap
pegawai sesuai kebutuhan.
2. Kepuasan
Menurut (Nursalam, 2016), Penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan
menggunakan pernyataan lima dimensi antara lain tangible, realiability,
responsiveness, assurance, emphaty. Pernyataan tersebut berjumlah 25 poin dan
jawaban menggunakan ceklist (SP) sangat puas = 4, (P) Puas = 3, (TP) Tidak Puas =
2, (STP) Sangat Tidak Puas = 1. Kemudian dilakukan penghitungan dan hasilnya
diintrepetasikan dengan skala seratus dengan menggunakan penilaian kepuasan.
Berdasarkan rentang prosentase yang diadopsi menurut Notoatmodjo, 2014 dimana
kriteria <56% menunjukkan kurang puas, 56-75% menunjukkan cukup puas, dan 75-
100% menunjukkan puas.
58
Kepuasan Pasien
Kurang Puas
Cukup Puas
Puas
Kepuasan Perawat
dan analitis insiden, kemampuan dan analisis insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Program pasien Safety bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien di
rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan
kesehatan antara lain pasien jatuh, kesalahan pemberian obat, salah posisi dalam
operasi, kesalahan identifikasi pasien, tindakan bunuh diri yang bisa di cegah dan
lain-lain.
Tujuan dari program patient Safety yaitu :
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien diirumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya kejadian tak diharapkan (KTD)
4) Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Tabel 3.22 Pasien Safety di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Angka
No Indikator Standart
Kejadian
1. Kejadian Pasien Jatuh 0 0
2. Kejadian Pasien Terjatuh dari Bed 0 0
3. Kesalahan Pemberian Obat 0 0
4. Kesalahan Identifikasi Pasien 0 0
Sumber data : Ruang Mawar Kuning Bawah 06 Januari – 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
18
Angka kejadian jatuh tanggal 08 Januari 2020
0
x 100 %=0 %
18
8. Perawatan Diri
63
Tabel 3.24 Kategori Tingkat Kemandirian Pasien Pada 06-08 Januari 2020
Berdasarkan Indeks KATZ
Kategori Deskripsi Jumlah
Pasien
A Mandiri dalam hal makan, BAB, BAK, mengenakan 12
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu fungsi diatas. 8
C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu fungsi diatas. 5
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi 8
diatas.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan salah satu 10
fungsi diatas.
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan 10
salah satu fungsi diatas.
G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas. 11
Prosentase kebutuhan perawatan diri pasien pada tanggal 06-08 Januari 2020 :
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan x 100 %
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
15 x 100
=25 %3.4 ANALISA SWOT
45
Tabel 3.25 Analisa SWOT di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
NO ANALISIS SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. M1 (SumberDayaManusia/Man)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Jenis ketenagaan 0,4 4 1,6 S–W =
S1 Kep Ners : 5 Orang 2,4-2,6=
D3 Kep: 18 orang -0,2
2. 23 orang perawat di ruang Mawar 0,3 3 0,9
Kuning Bawah sudah mendapatkan
pelatihan
3. Perawat sesuai dengan perhitungan 0,3 3 0,9
douglas
TOTAL 1 10 2,4
WEAKNESS
1) 18 orang (78,2%) latar belakang 0,2 2 0,4
pendidikan D3 keperawatan.
2) Minimnya tenaga S1 keperawatan 0,3 3 0,9
Ners dibandingkan dengan D3
keperawatan yang lebih banyak
3) Perawat yang mengikuti pelatihan 0,2 3 0,4
MAKP hanya sebagian
4) Perawat yang mengikuti pelatihan 0,3 3 0,9
khusus sangat terbatas
TOTAL 1 10 2,6
b. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke 0,1 2 0,2 O-T =
jenjang yang lebih tinggi 3,3– 2,49 =
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,4 4 1,6 0,81
tentang profesionalisasi
perawat
3. Adanya kerjasama mahasiswa 0,2 3 0,6
yang praktik management
dengan petugas ruangan
4. Adanya kerja sama yang baik 0,3 3 0,9
dengan petugas yang lain
TOTAL 1 12 3,3
THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,13 2 0,26
kesehatan
2. Belum sesuai dengan keinginan 0,15 2 0,3
perawat
3. Makin tingginya kesadaran 0,23 2 0,46
masyrakat akan hukum
pelayanan kesehatan
65
TOTAL 1 12 2,49
TOTAL 1 11 1,66
WEAKNESS
1) Ada beberapa peralatan di 0,4 3 1,2
ruangan yang jumlahnya masih
perlu ditambah sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
2) Belum terpakainya sarana dan 0,2 1 0,2
prasarana secara optimal
3) Adanya bebrapa alat yang tidak 0,2 1 0,2
layak pakai
4) Terbatasnya tissue di tempat cuci 0,2 1 0,2
tangan
TOTAL 1 6 1,8
B. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya kesempatan untuk 0,3 4 1,2 O–T
menambah alat yang kurang 3 – 2,7= 0,3
2) Adanya kerjasama antara rumah 0,4 3 1,2
sakit dengan pihak luar yang
dapat menyediakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
3) Kebijakan pemerintah untuk 0,3 2 0,6
menambah sarana dan prasarana
di rumah sakit.
TOTAL 1 9 3
THREATENED
1) Terlalu banyak pasien yang 0,7 3 2,1
berbanding terbalik dengan
jumlah bed yang tersedia
diruangan
66
3. METHODE (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) RS memiliki visi, misi dan 0,1 2 0,2 S–W
motto sebagai acuan melaksanakan 2,7-2,4= 0,3
kegiatan pelayanan.
2) Kegiatan manajemen yang 0,2 3 0,6
sudah berjalan meliputi: timbang
terima. discharge planning.
sentralisasi obat. supervisi
,dokumentasi dan peneriman
pasien baru. 0,12 3 0,36
3) Ada dokumentasi SBAR 0,2 3 0,6
4) Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatan dan Protap setiap
tindakan. 0.2 2 0,4
5) Komunikasi antar perawat
cukup efektif. 0,18 3 0,54
6) Adanya kepuasaan pasien
terhadap kinerja perawat sebanyak
(85% ) 1 16 2,7
TOTAL
0.4 3 1,2
WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode MAKP tim 0.3 2 0,6
belum dilaksanakan dengan optimal
2. Diperlukan banyak tenaga 0.3 2 0.6
profesional
3. Diperlukan banyak biaya 1 7 2,4
TOTAL
O –T= 3,6–
b. Ekternal Faktor (EFAS) 0.3 3 0,6 0,9= 2,7
OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama antara institusi 0.2 4 1,2
pendidikan kesehatan dengan RS.
2) Adanya kebijakan RS dalam 0.2 3 0,6
peningkatan SDM
3) Rumah sakit yang sudah 0.3 4 1,2
terakreditasi paripurna
4) PPNI berkontribusi dengan
menaungi perkembangan profesi 1 14 3,7
perawat.
TOTAL
67
0.4 2 0,8
THREATENED
1) Adanya
tuntutan masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan 0.3 3 0,9
pelayanan keperawatan yang lebih
profesional.
2) Makin 1 12 4
tingginya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan.
TOTAL
Ronde keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1) Bidang perawatan mendukung 0,3 4 1,2 S –W
adanya kegiatan ronde 3–2,9=
keperawatan. 0,1
2) Tenaga kesehatan yang lengkap. 0,1 3 0,3
Terdiri dari Dokter spesialis,
perawat, DM, ahli gizi, mahasiswa
perawat praktek.
3) Sebagian besar perawat mengerti 0.3 3 0,6
adanya ronde keperawatan.
4) Ruangan mendukung adanya ronde 0,3 3 0,9
keperawatan
TOTAL 1 13 3
WEAKNESS
1) Pelaksanaan ronde keperawatan 0,3 2 0,6
belum optimal
2) Pelaksanaan ronde keperawatan 0,5 3 1,5
tidak terjadwal
3) Waktu dan tempat belum 0,2 4 0,8
memenuhi
TOTAL 1 9 2,9
b. External Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY 0.5 3 1,5
1) Adanya
mahasiswa praktek yang akan O–T
menerapkan ronde ke perawatan di 2,8-2,6 =
ruang Mawar Merah RSUD 0.3 3 0.9 0.2
2) Adanya
dukungan dari ruangan untuk
mengadakan ronde keperawatan 0,2 2 0.4
bila ada mahasiswa
3) Banyakn
ya kasus-kasus medik yang
memerlukan perhatian khusus 1 8 2,8
68
TOTAL
0.4 2 0,8
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk 0.6 3 1,8
mendapatkan pelayanan yang lebih
profesional
2) Persaingan antar RS semakin kuat 1 5 2,6
dalam pemberian pelayanan.
TOTAL
Rekonstruksi Obat
a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGTH 0.3 3 0,9 S–W
1) Tersedianya sarana dan prasarana 2,6 – 2,8 =
untuk pengelolaan rekonstruksi -0,2
obat yaitu lemari obat. kotak
sentralisasi obat dan buku
penerimaan obat 0.4 2 0,8
2) Ada pencatatan sentralisasi obat
penyimpanan obat injeksi dan oral 0,3 3 0,9
3) Adanya dokumentasi obat bagi
setiap pasien 1 8 2,6
TOTAL
O–T
b. EkternalFaktor 2,7– 3,3 =
(EFAS) 0.7 3 2,1 -1,4
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa PSIK yang 0.3 2 0,6
Praktik sebagai role model.
2) Kerjasama yang baik antara 1 5 2,7
perawat dan mahasiswa.
TOTAL
0.4 3 1,2
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 0.3 4 1,2
profesional
2) Adanya ketidakpercayaan pasien
69
TOTAL
Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Perawat mengerti tentang 0.15 4 0,6
supervisi.
2) Adanya hubungan kerja sama yang 0.08 3 0,24
baik antara kepala ruangan dengan
staf
3) Adanya umpan balik dari 0.02 4 0.08
supervisor untuk setiap tindakan. S –W
4) Kepala ruangan mendukung 0.1 3 0.3 1,8-2= - 0,2
kegiatan supervisi.
5) Adanya format buku dalam 0,07 2 0,14
pelaksanaan supervisi
6) RSUD Sidoarjo adalah rumah sakit 0,08 3 0,24
pendidikan yang terakreditasi
7) Supervisi sudah terstrukutur 0,05 4 0,2
TOTAL 1 23 1,8
WEAKNESS
1) Supervisi 1 2 2
ruangan hanya dilakukan sesuai
kebutuhan dan kebijakan kepala
ruangan.
1 2 2
TOTAL
O–T
b. EksternalFaktor (EFAS) 3,7 – 3= 0,7
OPPORTUNITY 0.3 3 0,9
1) Adanya mahasiswa Keperawatan
yang praktik manajemen 0.4 4 1,6
2) Adanya kerjasama yang baik antara
institusi kesehatan dengan bidang
keperawatan 0,3 4 1,2
3) Adanya teguran dari kepala
ruangan bagi perawat yang tidak
melakukan tugas dengan baik 1 11 3,7
TOTAL
THREATENED 1 3 3
1) Adanya kesadaran masyarakat
yang tinggi terhadap mutu
kesehatan. 1 3 2
TOTAL
Timbang Terima
70
WEAKNESS
1) Isi timbang terima belum terfokus 1,3 2 3,8
pada masalah keperawatan, masih
pada masalah medis.
2) Isi materi laporan belum terarah ke 2
masalah keperawatan
3) Timbang terima sebagian belum 0,3 3 0,6
menggunakan buku rekam medis
secara optimal 0,4 1,2
TOTAL 7
1 2,4
TOTAL 9
THREATENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,4 3 1,2
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
professional 1 3
2) Meningkatnya kesadaran 2
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat 0.4 1,2
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
3) Meningkatnya tingkat pendidikan 3
masyarakat sehingga mudah
71
Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1) Adanya kemauan untuk 0.4 4 1,6
memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien/keluarga
2) Adanya surat control dan format 0.3 4 1,2
resume untuk pasien pulang
3) Ada alur pasien pulang 0,3 4 1,6
TOTAL 1 12 4,4
WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu perawat dalam 0.3 2 0.6
memberikan Pendidikan S–W
Kesehatan. 0,3 3 0,9 4,4 – 3,1 =
2. Pemberian pendidikan kesehatan 1,3
dilakukan secara lisan setiap
pasien/keluarga. 0,4 4 1,6
3. Sebagian ada dokumentasi
pendidikan kesehatan yang
dilakukan 1 9 3,1
TOTAL
b. External Factor
(EFAS)
Dokumentasi Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 0.3 4 1,6
1. Pendokumentasian model SOR
(Source Oriented Record). 0,2 3 0,6
2. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk pendokumentasian 0,3 4 1,6
3. Tersedia format asuhan
keperawatan dan standar asuhan
keperawatan. 0,2 3 0,6
4. Sudah adanya format tanggung
jawab dan tanggung gugat
1 14 4,4
TOTAL
THREATHENED
0,4 3 1,2
1) Adanyatingkatkesadaran yang
tinggidaripasiendankeluargatentang
tanggungjawabdantanggunggugat.
2) Persaingan antar RS dalam 0,6 4 2,4
memberikan pelayanan S–W=
keperawatan 3,8 – 2=1,8
TOTAL 1 7 3,6
TOTAL
1 2 2
WEAKNESS
1) Adanya ketidaksesuaian intensif O-T
perawat yang diterima 1 2 2 3,4-2 = 1,4
TOTAL
TOTAL
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 2 2
dari pasien dan keluarga untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih
baik dengan biaya yang dikeluarkan
TOTAL
5. Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepuasaan pasien dengan S-W =2,7-
pelayanan kesehatan di rumah sakit 3= -0,3
0,9
Kriteria <56% menunjukkan 0,3 3
kurang puas 0,8
Kriteria 56-75% 0,2 4
menujukkan cukup puas 0,4
Kriteria 75-100% 0,2 2
75
TOTAL
76
Identifikasi Masalah