Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELLITUS

Pembimbing :

1. Eddy siswantoro

2. Metta

Di Susun Oleh :

1. Fitri Ayu Arifa (0319015)

2. Heni Muttoharoh

3. Mukkodimah Putri

4. Reka Dian
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

Sub Pokok Bahasan : Mengenali Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus dan

Penatalaksanaanya

Hari / Tanggal :

Waktu : 30 Menit

Tempat : Ruang Tulip 2 (timur)

Sasaran : Seluruh Pengunjung Ruang Tulip 2 (timur)

A. Tujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus dan

Penatalaksanaanya diharapkan seluruh pengunjung memahami tanda dan gejala

Diabetes Melitus dan penatalaksaannya.

B. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh pengunjung diharapkan mampu :


1. Memahami pengertian Diabetes Mellitus

2. Memahami faktor penyebab Diabetes Mellitus

3. Memahami tanda dan gejala Diabetes Mellitus

4. Memahami kompliksi Diabetes Mellitus

5. Memahami penatalaksanaan Diabetes Mellitus

6. Memahami pencegahan Diabetes Mellitus

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi tanya jawab

D. Media

1. Leaflet

2. Lembar balik

E. Sumber

1. Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC
2. Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
3. Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
4. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 10.00 – Pembukaan :
 Menjawab salam
10.05 WIB 1. Membuka dengan mengucapkan
salam.
 Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
 Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2. 10.05 – Pelaksanaan :
 Memperhatikan
10.20 WIB 1. Menjelaskan pengertian Diabestes
Mellitus
 Memperhatikan
2. Menjelaskan faktor penyebab
Diabetes Mellitus
 Memperhatikan
3. Menjelaskan tanda dan gejala
Diabetes Mellitus
4. Menjelaskan komplikasi Diabetes  Memperhatikan
Mellitus
5. Menjelaskan penatalaksanaan  Memperhatikan
Diabetes Mellitus
6. Menjelaskan pencegahan Diabetes  Memperhatikan
Mellitus

3. 10.20 – Evaluasi :
 Menjawab pertanyaan
10.28 WIB 1. Memberikan pertanyaan kepada
peserta tentang materi yang telah
diberikan.
4. 10.28 – Terminasi :
 Mendengarkan
1. Mengucapkan terimakasih atas peran
10.30 WIB
serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

G. Pengorganisasian

1. Penyaji :

Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan

2. Moderator :

Tugas : Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada

peserta dan mengatur proses dan lama penyuluhan.


3. Observer :

Tugas : Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses

penyuluhan, mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan,

menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai

dengan rencana penyuluhan.

4. Fasilitator :

Tugas : Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta da memotivasi

peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.

H. Setting Tempat

Penyaji
P

Moderator Notulen

Audien dan Fasilitator

I. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Semua peserta hadir atau ikut dalam kegiatan penyuluhan

b. Penyelenggaran penyuluhan dilakukan di depan ruang Tulip 2

c. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan 2 hari sebelumnya


2. Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

a. Peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan

b. Jumlah peserta yang menghadiri penyuluhan + 50%

Lampiran Materi

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada Diabetes

Mellitus kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau

pankres dapat menhentikan sama sekali produksi insulin (Brunner & Suddarth,

2013).

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang kompleks yang

melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, berkembang

komplikasi makrovaskular, mikrovaskular dan neurologis (Long,2013).

Macam - macam Diabetes Mellitus :

1. Diabetes Mellitus Tipe 1


Merupakan kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang

ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel

beta pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi

insulin berkurang atau berhenti (Rustam, 2010). tipe ini disebut Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena pasien harus membutuhkan insulin

dan sampai saat ini belum bisa disembuhkan (sulistia dan Gunawan, 2007). biasa

terjadi pada anak-anak atau usia dewasa muda. Faktor genetik dan lingkungan

sangat berperan pada terjadinya DM tipe 1.

2. Diabetes Mellitus Tipe 2

Terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada tipe 2 ini

tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang-kadang cukup dengan diet dan antidibetik

oral. Karena diabetik ini disebut juga dengan NonInsulin Dependent Diabetes

Mellitus (NIDDM). biasa terjadi setelah usia 40 tahun, tetapi dapat terjadi

disemua usia termasuk anak dan remaja. Obesitas menjadi faktor yang paling

sering menyebabkan DM tipe 2.

3. Diabetes Mellitus Gestasional (kehamilan)

Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilan.

Terjadi hiperglikemia akibat sekresi hormon-hormon plasenta.

2. Faktor Penyebab Diabetes Mellitus

1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)

a. Faktor genetic :

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi

mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah


terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada

individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte

Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung

jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

b. Faktor imunologi :

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini

merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan

normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

c. Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai

contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu

dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β

pancreas.

2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)

Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor

genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi

insulin.

Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya

mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam

sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat

resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula

mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian


terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus

membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan

insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah

tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi

penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system

transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu

yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya

sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan

euglikemia (Price, 1995 cit Indriastuti 2008). Diabetes Melitus tipe II disebut

juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin

Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok

heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada

orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.

Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,

diantaranya adalah:

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

d. Kelompok etnik

Faktor non genetik

a. Infeksi

Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai

predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus.

b. Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.

b.) Malnutrisi protein

c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.

c. Stres

Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya

menyebabkan hyperglikemia sementara.

d. Hormonal

Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,

akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena

konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar

katekolamin meningkat

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

1. Diabetes Tipe I

 hiperglikemia berpuasa

 glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia

 keletihan dan kelemahan

 ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi,

nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)

2. Diabetes Tipe II

 lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif

 gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung,

poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi

vaginal, penglihatan kabur


 komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular

perifer)

4. Komplikasi Diabetes Mellitus

a. Akut

1.) Hypoglikemia

2.) Ketoasidosis

3.) Diabetik

b. Kronik

1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah

jantung pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.

2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik,

nefropati diabetic.

3.) Neuropati diabetic.

5. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

1. Medis

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan

kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler

serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai

kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius

pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM,

yaitu :
1) Diet

Syarat diet DM hendaknya dapat :

e. Memperbaiki kesehatan umum penderita

f. Mengarahkan pada berat badan normal

g. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

h. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita

i. Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet DM, adalah :

a. Jumlah sesuai kebutuhan

b. Jadwal diet ketat

c. Jenis : boleh dimakan / tidak

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3

J yaitu:

 jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau

ditambah

 jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya

 jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh

status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan

menghitung Percentage of Relative Body Weight (BBR = berat badan

normal) dengan rumus :


1. Kurus (underweight) BBR < 90 %

2. Normal (ideal) BBR 90% - 110%

3. Gemuk (overweight) BBR > 110%

4. Obesitas apabila BBR > 120%

5. Obesitas ringan BBR 120 % - 130%

6. Obesitas sedang BBR 130% - 140%

7. Obesitas berat BBR 140% - 200%

8. Morbid BBR >200 %

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk

penderita DM yang bekerja biasa adalah :

1. Kurus (underweight) BB X 40-60 kalori sehari

2. Normal (ideal) BB X 30 kalori sehari

3. Gemuk (overweight) BB X 20 kalori sehari

4. Obesitas apabila BB X 10-15 kalori sehari

2) Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :

 Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam

sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita

dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan

meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.


 Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore

 Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen

 Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein

 Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan

dirangsang pembentukan glikogen baru.

 Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena

pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.

3) Penyuluhan

Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada

penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet,

poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.

4) Obat

 Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

 Mekanisme kerja sulfanilurea

Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang

tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan

sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini

biasanya diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan

masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.

 Mekanisme kerja Biguanida

Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek

lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :

 Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik


- Menghambat absorpsi karbohidrat

- Menghambat glukoneogenesis di hati

- Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin

 Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor

insulin

 Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek

intraselluler

 Insulin

 Indikasi penggunaan insulin

a. DM tipe I

b. DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan

OAD

c. DM kehamilan

d. DM dan gangguan faal hati yang berat

e. DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)

f. DM dan TBC paru akut

g. DM dan koma lain pada DM

h. DM operasi

i. DM patah tulang

j. DM dan underweight

k. DM dan penyakit Graves

 Beberapa cara pemberian insulin

 Suntikan insulin subkutan


Insulin regular mencapai puncak kerjanya pada 1 – 4 jam, sesudah

suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan

tergantung pada beberapa faktor antara lain :

5) Cangkok pankreas

Pendekatan terbaru untuk cangkok adalah segmental dari donor hidup saudara kembar

identik

6. Pencegahan Diabetes Mellitus

1. Mejaga pola makan, mengurangi glukosa

2. Perbanyak aktivitas dan olah raga

Anda mungkin juga menyukai