6
7
medikal bedah 2 pada minggu pertama dimulai pada tanggal 8-13 Juni 2020,
praktikan diberikan kasus oleh pembimbing akademik berupa asuhan
keperawatan klien dengan sindrom koroner akut. Setelah pembimbing
memberikan kasus, praktikan akan mulai mengerjakan laporan pendahuluan
berupa konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan yang akan dilakukan.
Setelah praktikan selesai menyusun laporan pendahuluaan, pembimbing klinik
melakukan pre conference pada tanggal 9 Juni 2020 via daring, dalam
kegiatan pre confrence praktikan mempresentasikan laporan pendahuluan
yang telah disusun lalu pembimbing akan memberirikan feedback kepada
praktikan berupa pertanyaan untuk menguji pemahaman praktikan terhadap
kasus yang didapat, selain itu pembimbing juga memberikan masukan pada
laporan pendahuluan yang telah disusun. Tanggal 10 Juni 2019 praktikan
melakukan pertemuan via daring untuk membahas kekurangan dalam
penyusunan laporan pendahuluan yang telah disampaikan oleh pembimbing
sahari sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 11 Juni 2019
adalah praktikan melakukan analisis video yang berhubungan dengan masalah
keperawatan sesuai dengan kasus yang diberikan via daring, pada pertemuan
tersebut praktikan menganalisis vidio tentang prosedur percutaneus
transluminal coronary angioplasty (PTCA), foot massage, dan pemasangan
kateter. Prosedur PTCA merupakan penatalaksanaan medis yang dapat
dilakukan pada klien dengan sindrom koroner akut, sementara itu pemberian
foot masaage dinilai dapat mengurangi nyeri pada pasien dengan sindrom
koroner akut, dan pemasangan kateter merupakan salah satu intervensi
keperawatan untuk mengukur haluaran urine pada pasien dengan sindrom
koroner akut yang mengalami masalah penurunan curah jantung. Analisis
Jurnal dilakukan pada tanggal 12 Juni 2019. Adapun judul dalam analisis
jurnal di stase keperawatan medikal bedah ini praktikan menganalisis jurnal
yang berjudul “Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) dengan kekuatan
otot pada pasien stroke”. Analisis asuhan keperawatan dilakukan oleh
praktikan pada tanggal 13 Juni 2020 via daring. Analisis asuhan keperawatan
11
(BST) dengan perawatan luka post op pada tanggal 14 November 2019. Pada
tangggal 15 November 2019 praktikan melakukan kompetensi tutorial. Pada
tanggal 14 Oktober praktikan menempuh asuhan keperawatan dengan
Antenatal Care pada Ny I G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala 1
fase laten dengan pre eklamsi di poli kandungan
Minggu terakhir dilakukan ujian departemen maternitas dengan model
ronde keperawatan yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan oleh pembimbing akdemik dan klinik yaitu pada Ny.R G3P2002 atas
Indikasi Hiperemesis Gravidarum di Ruang Nifas (Mawar) yang telah
dilakukan pada tanggal 23 November 2019.
E. Departemen Keperawatan Anak
Praktik di Departemen Keperawatan Anak (3 SKS) dilaksanakan selama
4 minggu dengan Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa adalah mahasiswa
dapat melakukan asuhan keperawatan pada anak, melakukan DOPS terapi
bermain pada anak, pengukuran DDST, pengukuran Ballard Score, Score
down, melakukan resusitasi bayi, malakukan SOCA (Study Oral Case
Analisis), dan presentasi jurnal. Tempat Praktik di departemen anak dilakukan
di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso, waktu pelaksanaannya di mulai tanggal
26 November 2019 sampai dengan 22 Desember 2018 di RSU H. Koesnadi
Bondowoso. Selama 9 hari di Ruang Anak (Melati), 2 hari di Poli Anak, dan 2
Minggu di Ruang Perinatologi (Seruni) RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Metode pembelajaran yang digunakan selama pencapaian kompetensi di
departemen anak ini adalah Pre-post conference, presjur dan presentasi kasus
dengan metode SOCA (Study Oral Case Analisis) diakhir minggu sebagai
kasus ujian di departemen anak. Masing-masing metode tersebut dilakukan
dibeberapa ruangan yang dilalui selama melaksanakan praktik di departemen
anak. Metode-metode tersebut digunakan untuk pengambilan kasus harian,
penempuhan kompetensi serta untuk melakukan ujian akhir departemen.
Kompetensi akademis pada minggu pertama yaitu melaksanakan asuhan
keperawatan pada An.K dengan Tb paru yang telah dilaksanakan pada tanggal
14
tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual
yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan
penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Oleh
karena itu wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga
profesi keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) yang paling tepat bagi pasien. Sehingga
diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.
Berdasarkan teori dan aplikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
praktik manajemen keperawatan dilakukan supaya praktikan mampu
menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional dengan metode tim
secara langsung melalui metode daring dengan mempraktikkan masing-
masing peran secara merata bagi masing-masing praktikan. Dengan praktik
secara langsung praktikan memperoleh pengalaman nyata sekaligus ilmu
sehingga praktikan mampu memahami kondisi kepemimpinan di suatu
ruangan dan membandingkannya dengan konsep teori yang seharusnya.
Kendala yang dialami oleh praktikan selama praktik pada area ini adalah
ketika proses pembelajaran dilakukan secara daring, menyebabkan praktikan
kurang mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan role play keperawatan.
Selain itu metode pembelajaran daring dirasa masih tidak cocok diterapkan di
pendidikan profesi dan lebih cocok diterapkan pada jenjang akademik. Namun
masih terdapat nilai posistif dari adanya pembelajaran daring selama praktik
profesi ini, yaitu praktikan tetap terbiasa belajar meskipun kegiatan praktik
rumah sakit ditiadakan.
G. Departemen Keperawatan Jiwa
Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan tahapan program yang
menghantarkan mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatn jiwa yang diberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
baik sifatnya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif serta memberikan
17
UPT PSTW Jember yaitu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dan
memberikan intervensi berdasarkan EBP (Evidence Based Practice).
Kompetensi pada Departemen ini yang telah dilakukan berupa
kompetensi individu yaitu melakukan asuhan keperawatan lansia dengan
insomnia, praktikan mengelola kasus pada Tn.K dengan Insomnia yang telah
dilakukan pada tanggal 28 januari 2020 serta melakukan salah satu intervensi
berdasarkan EBP (Evidence Based Practice) dengan judul “Efektifitas
mendengarkan murotal qur-an terhadap derajat insomnia pada lansia di seltal
dongkersari sleman Yogyakarta”.
Ujian pada departemen gerontik dilakukan di UPT PSTW Jember
dengan metode SOCA (Student Oral Case Analysis) menggunakan kasus
individu asuhan keperawaatan pada Tn.K dengan insomnia yang telah
dilakukan pada tanggal 28 januari 2020.
I. Departemen Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas terdiri dari 3 SKS, yang dimulai dari praktik di
puskesmas dan dilanjutkan dengan komunitas lapangan. Kompetensi
keperawatan komunitas dimulai dari Puskesmas Panti selam 4 Minggu pada
tanggal 24 Januari - 21 Februari 2020 dan komunitas lapangan ditempuh
secara kelompok selama 4 minggu, mulai tanggal 24 Februari - 21 Maret 2020
bertempat di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
Kompetensi yang harus dicapai pada praktik puskesmas yaitu mampu
mengidentifikasi program puskesmas yang mencerminkan rencana pelayanan
kesehatan nasional, mengidentifikasi program yang ada di Puskesmas Panti
(profil umum, data khusus kesehatan, data program), mengidentifikasi
kesenjangan antara program yang dilaksanakan dan strategi intervensi,
melakukan implementasi kegiatan sesuai dengan kegiatan program,
melakukan evaluasi kegiatan program.
Kompetensi pengidentifikasian program puskesmas yang mencerminkan
rencana pelayanan kesehatan nasional serta pengidentifikasian program
puskesmas dilakukan pada 31 Desember 2018 sampai dengan 02 Januari
19
Dari hasil pengukuran peserta berjumlah 137 orang, nilai saat pre test
1 orang (0,07%) mendapatkan nilai terendah yaitu dengan nilai 10 dan 5
orang (0,36%) mendapatkan nilai tertinggi 100. Sedangkan pada saat peserta
mengikuti post test nilai tertinggi pada nilai 100 dengan jumlah peserta 137
23
orang (100%) dan tidak ada nilai terendah. Maka dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah peserta diberi
penjelasan materi melalui seminar dengan kenaikan pengetahuan terhadap
materi sebanyak 100% dari nilai terendah yang diperoleh peserta melalui
pretest dengan perolehan nilai tertinggi setelah mengikuti posttest. Hasil
evaluasi peserta sangat antusias mengikuti keseluruhan webinar, dari awal
webinar sampai akhir webinar. Setelah webinar ini selesai diharapkan
mempunyai manfaat bagi peserta, sehingga para peserta dapat
mengaplikasikannnya di unit kerja masing-masing.