BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat.
Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan
sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-
usaha untuk pemerataan pelayanan.
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang
memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja.
Dalam metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan
tugas dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator
keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya
manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan
fungsi dan tugas setiap pegawai.
Kedudukan Rumah sakit Idaman Kota Banjarbaru adalah Rumah Sakit
milik Pemerintah Kota Banjarbaru yang berdiri sejak 1963 dan merupakan Rumah
Sakit Umum type D sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.214/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Februari 1993, kemudian pada tanggal 21
Agustus 2013 menjadi type C sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.02.03/1/1470/2013. Mengacu pada Visi Rumah
Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru” Rumah sakit unggul dalam pelayanan dan
berkarakter.” Adapun Falsafah Kebidanan adalah Pelayanan kebidanan dan
kandungan RSD Idaman Kota Banjarbaru bahwa kehamilan beserta janinnya
adalah Anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang sangat tinggi nilainya dan oleh
karena itu dengan segala daya dan upaya harus dijaga, dipelihara, dan dihindarkan
dari segala gangguan.
Ruang Kebidanan merupakan bagian dari RSD Idaman Kota Banjarbaru
yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk wanita hamil dan
wanita dengan keluhan penyakit kandungan. Pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh RSD Idaman Kota Banjarbaru merupakan pelayanan yang professional dan
optimal.
Pelayanan kesehatan pada ruang kebidanan ini berupa tindakan – tindakan
medis untuk penangganan kelahiran normal maupun dengan faktor penyulit, bila
diperlukan dapat juga dilakukan tindakan sectio.
Ditangani oleh dokter Spesialis Kandungan dan tenaga bidan yang
profesional. Untuk meningkatkan profesionalisme beberapa tenaga bidan telah
mendapatkan program pelatihan APN di RSU Ulin Banjarmasin.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh ruang Kebidanan saat ini terdiri
dari 1 orang dokter SpOG dan 1 orang dokter SpOG (K).
Dalam penyelenggaraan Ruang Kebidanan berpedoman dan mengacu pada
Misi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru yaitu:
1. Mewujudkan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berdayaguna, Berhasilguna,
dan Terjangkau.
2. Menunjang Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Tenaga Kesehatan lainnya.
3. Mendorong Terciptanya Sumber Daya Manusia yang Profesional, dapat
Dipertanggungjawabkan dan Mengutamakan Pengguna Jasa kesehatan yang
Berdasarkan Moral, Etika dan Hukum.
4. Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sesuai dengan
prosedur dan standar.
5. Mengupayakan Kemandirian Pengelolaan Pendapatan untuk Menunjang
Terwujudnya Pelayanan Prima.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam kebidanan juga sangat ditunjang
oleh pemberian asuhan kebidanan yang tepat dan kompetensi bidan yang
memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan
sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga kebidanan. Dan perencanaan yang
baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan,
metode pemberian asuhan kebidanan, jumlah dan kategori tenaga kebidanan serta
perhitungan jumlah tenaga bidan. Untuk itu diperlukan kontribusi kepala ruangan
dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu
unit rumah sakit.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari fakta di atas menunjukan bahwa ketenagakerjaan merupakan
indicator penting untuk keberhasialn suatu rumah sakit melakukan pelayanan pada
masyarakat. Dari factor tersebut maka diambil rumusan masalah “Analisa
Kebutuhan Tenaga Bidan Dengan Menggunakan Beberapa Metode Di Ruang
Kebidanan.”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang
efektif dan efisien
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tentang perhitungan tenaga bidan yang ada di rumah sakit.
b) Mengetahui hakekat dan prinsip – prinsip dalam ketenagkerjaan
c) Mengetahui metode perhitungan dalam kebidanan
d) Dengan adanya pre planning ini diharapkan agar menambah pengetahuan
tentang pembagian tenaga bidan di sebuah unit di rumah sakit secara
efektif dan efisien.
III
LANDASAN TEORI
A. HAKEKAT KETENAGAKERJAAN
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi
potensi, proses motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam
memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan
individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh
falsafah yang dianut oleh pimpinan kebidanan tentang pendayagunaan tenaga
kerja. Misalnya, pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga
kebidanan. Dari pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang
disesuaikan dengan gambaran pimpinan.
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan,
pembakuan formulir yang berlaku.
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan
mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu
pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu
sehingga dapat digunakan lebih efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
1. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan
kategori kegiatan yang ada
2. Memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
3. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya
serta tujuan yang akan dicapai
4. Mendelegasikan
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
0.27 x 8 = 0.36 x 6 = 4.83 (5)
Pagi 0,17 x 3 = 0,51
2.16 2.16 orang
3.42 (4)
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8
orang
2.21 (2)
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2
orang
Jumlah secara keseluruhan bidan perhari 11
Orang
2) Metode Sistem Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift ¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam
Jumlah jam : 60 jam
- Pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)
8 jam
- Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang )
8 jam
jadi jumlah bidan dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.
3) Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga kebidanann di suatu unit
perawatan
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah
yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur masing2 bidan x jmlh jam kerja tiap bidan
3. Distribusi Ketenagaan
a. Ruang Merpati (Nifas)
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap kelas
I, II & III, ruang Merpati (nifas) saat ini berjumlah 19 Orang.
Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan : 1 Orang
2. Wakil K.Ruangan : 1 Orang
3. Ketua Tim : 2 Orang
4. Bidan Pelaksana : 15 Orang
b.Ruang Kenari (VK)
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru berdasarkan shift. Ruang Kenari (VK) saat ini berjumlah
19 Orang. Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan : 1 Orang
2. Wakil K.Ruangan : 1 Orang
3. Ketua Tim : 2 Orang
4. Bidan Pelaksana : 15 Orang
4.Pengaturan Jaga
Rumah Sakit Daerah Idaman kota Banjarbaru merupakan Rumah
Sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat
umum. Karyawan bekerja secara shift dengan waktu kerja yang di atur secara
mandiri oleh unit kerja rawat inap kelas I, II & III , ruang Merpati (Nifas) dan
ruang Kenari (VK)
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1) Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulainya jadwal
shift.
2) Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka
karyawan tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan
langsung.
3) Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas
persetujuan kepala Ruangan atau Katim.
Pengaturan tenaga kerja di Rawat kelas I, II & III, ruang Merpati (Nifas) dan
Ruang Kenari (VK) berdasarkan shift di bawah ini :
a) Kepala Ruangan / Wakil Kepala Ruangan
Senin – Kamis : 07.30 wita – 14.30 wita
Jum’at : 07.00 wita – 11.30 wita
Sabtu : 07.30 wita 13.00 wita
b) Karyawan Shift
Senin – Minggu
Shift I : 07.30 wita – 14.30 wita
Shift II : 14.30 wita – 21.00 wita
Shift III : 21.00 wita – 07.30 wita
BAB IV
POLA KETENAGAKERJAAN
DI RUANG KEBIDANAN
Di Ruang Merpati
Ruang rawat dengan 18 orang klien, dimana 5 orang dengan ketergantungan
minimal 7 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
4. Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 27 tempat tidur dan 18 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung bidan – klien = 5 jam /klien/hari.
1) Total jam bidan /hari : 18 x 5 jam = 90 jam jumlah bidan yang dibutuhkan :
90 /
7 = 12,857 ( 13 orang) bidan/hari
2) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 13 x 7 (1
minggu)
= 91 shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 91/6 = 15 orang
(jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7
jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999),
merekomendasikan untuk
pembagian proporsi dinas dalam satu hari ¨ pagi : siang : malam = 47 % : 36
% : 17 %
Sehingga jika jumlah total staf kebidanan /hari = 15 orang
Pagi : 47% x 15 = 7,05 = 7 orang
Sore : 36% x 15 = 5,4 = 5 orang
Malam : 17% x 15 = 2,55 = 3 orang
B.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan tenaga di Ruang kebidanan
RSD Idaman Kota Banjarbaru dengan menggunakan beberapa metode yang sudah
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Ruang Kebidanan RSD Idaman Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan terbagi
2 ruangan. Ruang Merpati (Nifas) 15 orang bidan dan Kenari (VK) 15 orang
bidan. Dokter SpOG berjumlah 2 orang ( 1 orang konsultan), tenaga
administrasi 3 orang dan tenaga umum 1 orang.
b. Tenaga bidan yang bekerja di masing masing Ruang Merpati (Nifas) dan
Ruang kenari (VK) RSD Idaman Kota Banjarbaru memiliki latarbelakang D
III, D IV, dan S1 Kes Mas.
c. Jumlah pasien di Ruang Merpati (Nifas) dan Ruang Kenari (VK) k urun
waktu 3 tahun dari tahun 2014 hingga 2016 setelah dirata rata mencapai 7042
d. Waktu kerja ruang kebidanan RSD Idaman Kota Banjarbaru Kalimantan
Selatan dalam waktu 1 tahun sebanyak 365 hari dan jumlah jam kerja tiap
bidan adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 =
6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per
hari)
e. Metode penghitungan kebutuhan menggunakan beberapa metode :
Metode Douglas berdasarkan ketergantungan perawatan dari jumlah
pasien dibutuhkan 11 orang tenaga bidan per hari.
Metode Sistem Akuitas berdasarkan kelas perawatan dan jam perhari
untuk pergantian 3 shif dibutuhkan 8 orang tenaga bidan perhari.
Metode Gillies berdasarkan ketergantungan perawatan dan lama jam
perawatan ditambah 20% cadangan dibutuhkan 17 orang tenaga bidan per
hari.
Metode Swansburg berdasarkan jumlah tempat tidur , jumlah pasien per
hari dan jam perawatan per pasien per hari dibutuhkan 13 orang bidan per
hari sedangkan bila berdasarkan proporsi dinas dalam shif dalam
prosentase dibutuhkan 15 orang bidan per hari
f. Ketenagaan bidan saat ini baik Ruang Merpati (Nifas) maupun Ruang Kenari
(VK) bidan jaga per hari berjumlah 12 orang perhari dengan jumlah pasien
rata rata 18 orang per hari. Bila berdasarkan Metode Gillies ditambahkan
20% untuk cadangan maka dibutuhkan 2,4 dibulatkan menjadi 2 orang bidan
lagi. Untuk menutupi kekurangan tenakga apabila ada bidan yang cuti atau
sakit.
DAFTAR PUSTAKA