Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SDM UNTUK

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT


MANAJEMEN JAMINAN MUTU

Disusun Oleh :
Reynaldo Arya Megantara
10819012

Dosen Pengajar :
Safari Hasan S.IP , M.MRS

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan apapun yang menghalangi. Tidak lupa sholawat serta salam kami
curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Strategi


Peningkatan Kualitas Sdm Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit ini
adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang


turut mendukung dalam menyelesaikan makalah ini khususnya Bapak Safari
Hasan S.IP , M.MRS selaku dosen mata kuliah Manajemen Jaminan Mutu Rumah
Sakit. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang
dapat membangun sangat penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik selanjutnya. Dan penulis berharap semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih

Penulis

Rabu, 08 Juni 2022

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 4

2.1 Pengertian Kualitas SDM ......................................................................... 4


2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan .................................................... 4
2.3 Trilogi Juran ............................................................................................. 6
2.4 Strategi Meningkatkan Kualitas SDM guna Meningkatkan Mutu Pelayan
Kesehatan .......................................................................................................... 11
2.5 Manfaat Manjemen Mutu Pelayanan Kesehatan .................................... 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk terbanyak yaitu berada
pada peringkat ke 4 dari seluruh negara. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
Worldmaters yaitu jumlah penduduk Indonesia pada tahun terakhir 2020
adalah sebanyak 274,9 juta nyawa. Pertumbuhan dan pengurangan populasi
selalu dilalui oleh yang meninggal dan lalu akan digantikan lagi dengan
kelahiran, begitulah siklus kehidupan. Banyak kasus orang meninggal di
Indonesia adalah karena sakit yang dideritanya. Dan orang sakit tersebut pasti
sebelumnya dilarikan kerumah sakit sebagai alternatif untuk menyelamatkan
nyawa mereka. Karena hal inilah rumah sakit menjadi lembaga kesehatan
masyarakat yang sangat penting ada di masyarakat.
Lembaga kesehatan mempunyai kewajiban yaitu memberikan pelayanan
berupa bantuan medis bagi yang membutuhkan pelayanan kesehatan khususnya
dikalangan masyarakat. Tentunya lembaga kesehatan masyarakat ini harus bisa
mengedepankan prinsip tata kelola yang baik, fasilitas kesehatan yang
memadai, ruang lingkup yang bersih dan layak, dan juga sumber daya manusia
yang kompeten. Semua faktor ini merupakan aspek penting dalam lembaga
kesehatan terutama untuk meningkatkan yang namanya mutu pelayanan
kesehatan.
Berbicara tentang pelayanan kesehatan, berarti erat kaitannya dengan
memberikan pelayanan. Subjek yang melakukan pelayanan ini adalah para
tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit. Para tenaga kesehatan haruslah
orang-orang yang kompeten dan dapat bekerja secara profesional, karena yang
mereka hadapi bukanlah benda mati melainkan benda hidup yang memiliki
nyawa. Seluruh tenaga kesehatan harus memiliki jiwa melayani dalam sanubari
mereka sehingga mereka melakukan pekerjaan mereka bisa dengan sungguh-
sunguh dan sepenuh hati. Mereka juga harus bangga dalam melayani,
memberikan yang terbaik dan selalu melindungi masyarakat.

18
Dalam dunia kesehatan, terdapat hal yang disebut mutu pelayanan
kesehatan, yaitu suatu langkah menuju peningkatan pelayanan kesehatan bagi
individu dan masyarakat sesuai dengan hasil kesehatan yang diharapkan dan
sesuai dengan ilmu pengetahuan khusus. Pemberian pelayanan medis harus
mencerminkan kesesuaian penggunaan ilmu pengetahuan, klinis, teknis,
interpersonal, keahlian, pengetahuan terkini, keberadaan organisasi di
dalamnya dan manajemen pelayanan kesehatan. Definisi kualitas dalam
perawatan kesehatan berikut ini didefinisikan oleh Institute of Medicine (IOM).
Adapaun menurut Levey Loomba, pelayanan kesehatan adalah upaya
yang dilakukan oleh suatu organisasi baik secara sendiri atau bersama-sama
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, kelompok ataupun
masyarakat.
Pelayanan kesehatan juga memiliki peringkat kualitas mutu. Saat ini
kualitas pelayanan kesehatan menjadi tujuan utama masyarakat. Kesadaran
dan minat untuk meningkatkan kualitas. Hal-hal yang berkaitan dengan
kualitas saat ini seperti kepercayaan bahwa sesuatu yang berkualitas pastilah
sesuatu yang mewah dan mahal. Kualitas juga dipandang sebagai sesuatu yang
abstrak dan karenanya tidak dapat diukur. Upaya peningkatan kualitas
membutuhkan biaya yang tidak sedikit bahkan bisa dibilang cukup tinggi.
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaranya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang berlaku.
Peran menjadi seorang tenaga kesehatan sangatlah mulia karena
menyelamatkan banyak nyawa yang mengharapkan keajaiban Allah yang
diberikan melalui mereka. Menjadi seorang tenaga kesehatan bukanlah profesi
yang mudah dan tidak semua orang bisa. Proses untuk menjadi tenaga
kesehatan ini panjang, harus kuliah dan mengikuti profesi. Semua tidaklah
instan. Tidak ada lulusan SMA yang bisa menjadi tenaga kesehatan ini karena

2
profesinya sangat berat dan tanggung jawabnya juga sangat besar, yaitu nyawa
manusia.
Sebagaimana sumpah yang pernah diambil oleh para tenaga kesehatan
ini yang mana bunyinya “Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki”. Ini berarti para tenaga kesehatan tidak boleh
berhenti belajar dan mengasah kemampuan mereka baik dari segi teori
maupun praktik. Semuanya harus diupgrade sesuai perkembangan dunia
kesehatan. Menepati sumpah ini merupakan bentuk kesetiaan para tenaga
kesehatan demi keselamatan banyak orang.
Keprofesionalan dan keluwesan seorang tenaga kesehatan ini harus
selalu dijaga agar tetap konsisten melayani masyarakat. Maka dari itu, untuk
menjaga kinerja tenaga kesehatan agar tetap konsisten dan bisa terus membaik
demi mutu pelayanan kesehatan adalah dengan menggunakan strategi-strategi
tertentu. Pada makalah inilah Saya akan fokus membahas topik terkait apa saja
dan bagaimana strategi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu para
tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah penulis berikan diatas maka
penulis ingin mengangkat tema mengenai Bagaimana Strategi Peningkatan
Kualitas SDM untuk peningkatan mutu di Rumah Sakit?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Strategi Peningkatan Kualitas SDM untuk
peningkatan mutu di Rumah Sakit.

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam hal akademis, penulisan makalh ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi akademik di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri dalam studi Administrasi Rumah Sakit di bidang Strategi peningkatan
Kualitas SDM dalam upaya Peningkatan Mutu di Rumah Sakit.

3
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kualitas SDM


Sumber Daya Manusia yang berkualitas atau singkatnya SDM adalah nilai
perilaku seseorang yang bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukan baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Kualitas yang
dimaksud disini adalah mutu dari tenaga kerja yang menyangkut kemampuan,
seperti kemampuan intelektual, kemampuan fisik, maupun kemampuan
psikologis. Empat hal inilah yang menjadi penilaian apakah SDM dikatakan sudah
memiliki mutu atau tidak didalam sebuah pekerjaan.
Jika kualitas SDM baik, maka akan baik pula tatanan yang lainnya. SDM
merupakan kunci awal kesuksesan sebuah instansi yang ingin mencapai suatu
tujuan. SDM ini adalah penggerak awal, pencetus dan yang mengelola SDA
sekalipun. SDA (Sumbe Daya Alam) baik dan kaya sekalipun tidak akan bisa
berkembang kalau bukan karena peran SDM yang handal. Maka dari itu, di rumah
sakit yang menjadi lembaga kesehatan masyarakat, dibutuhkannya para SDM
yang profesional dan kompeten.
Apabila kualitas SDM pada rumah sakit sudah dikategorikan bagus, itu
berarti dari segi pelayanan yang diberikan sudah terpancarkan dan dapat dirasakan
langsung oleh para pasien rumah sakit.
2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Sebagaimana kata “mutu” yang berarti kualitas, maka mutu pelayanan
kesehatan adalah kualitas pelayanan kesehatan yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang
profesional. Indikator yang menjadi penentu kualitas pelayanan kesehatan adalah
keselamatan pasien, kenyamanan pasien dalam perawatan, pengetahuan pasien
terhadap informasi perawatan yang diterima dan kepuasan pasien terhadap
perawatan.

18
Kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat lepas dari kepuasan pasien.
Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan. Tidak hanya itu, kepuasan pasien dapat dijadikan tolak
ukur keberhasilan mutu pelayanan sebuah fasilitas kesehatan.
Selain itu, Ada eberapa pengertian mutu pelayanan kesehatan tergantung
dari siapa orangnya dan sudut pandang yang berbeda, sebagaimana berikut :
1. Pasien, staf medis, dan manajemen
Kualitas adalah inti dari semua upaya pemberian layanan
kesehatan.
2. Pasien dan masyarakat
Kualitas layanan berarti empati, rasa hormat dan tanggap terhadap
kebutuhan mereka, layanan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
mereka diberikan dengan ramah selama kunjungan mereka.
3. Petugas kesehatan
Kualitas pelayanan berarti bebas melakukan apa saja secara
profesional untuk meningkatkan kesehatan pasien dan masyarakat
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan mutakhir, peralatan
berkualitas baik, dan kepatuhan standar yang baik.
4. Kepuasan praktisi
Mendefinisikan "kebaikan" dalam ketentuan dan kondisi kerja
praktisi, untuk layanan rekan kerja atau diri mereka sendiri
"Kualitas" adalah sejauh mana perawatan pasien mendekati hasil yang
diharapkan dan mengurangi efek samping (JCAHO 1993). Definisi asli
memberikan determinan kualitas pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Kelayakan: adalah sejauh mana pengobatan atau tindakan diambil yang


relevan dengan kebutuhan klinis pasien dan memberikan pengetahuan
yang relevan dengan kondisi mereka.
2. Kesiapan: adalah tingkat kesiapan untuk pengobatan atau tindakan yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhannya.

5
3. Kontinuitas: Ini adalah sejauh mana perawatan atau tindakan untuk pasien
dikoordinasikan setiap saat, dalam tim perawatan dalam rumah sakit.
4. Efektivitas: Ini adalah sejauh mana pengobatan atau tindakan pada pasien
dilakukan dengan benar, dan interpretasi dan pengetahuan diperoleh sesuai
dengan situasi, untuk memenuhi harapan pasien.
5. Kemanjuran: sejauh mana pengobatan atau tindakan yang diterima oleh
pasien dapat dicapai atau terbukti meningkatkan hasil yang diharapkan
oleh pasien.
6. Efisiensi: adalah hubungan antara hasil layanan atau tindakan untuk pasien
dan sumber daya yang digunakan untuk memberikan layanan kepada
pasien.
7. Rasa Hormat dan Perawatan: Ini adalah sejauh mana pasien terlibat dalam
membuat keputusan tentang perawatan mereka. Dalam hal ini, perhatian
terhadap kebutuhan dan harapan pasien sangat dihargai.
8. Keselamatan: sejauh mana bahaya di lingkungan perawatan kesehatan
dikurangi untuk melindungi pasien dan orang lain, termasuk petugas
kesehatan.
9. Ketepatan waktu: Ini adalah sejauh mana sangat penting dan bermanfaat
untuk memberikan pengobatan atau tindakan kepada pasien tepat waktu.
2.3 Trilogi Juran
Menurut Juran, mutu adalah Fitness for use, atau kemampuan kecocokan
penggunaan. Trilogi Mutu Menurut Juran yaitu:
1. Perencanaan Mutu :
Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, yang terdiri
atas tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menetapakan (Identifikasi) siapa pelanggan
b. Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan
c. Mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan
pelanggan.
d. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan
produk

6
e. Mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan operasioanal.
2. Pengendalian Mutu
Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya
penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat
dipertahankan.
Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain :
a. Evaluasi kinerja dan kontrol produk
b. Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk.
c. Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu :
a. Fitness for use
b. Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan
Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu :
a. Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan
mutu.
b. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu.
c. Menetapkan tim proyek
d. Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk :
e. Mendiagnose penyebab
f. Merangsang perbaikan
g. Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
4. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan
Secara umum, ada dua cara untuk meningkatkan kualitas layanan:
1) Meningkatkan kualitas dan kualitas sumber daya, tenaga kerja, biaya,
peralatan, perlengkapan dan bahan baku
2) Meningkatkan metode atau penerapan teknologi yang digunakan dalam
kegiatan pelayanan. Ada tiga pendekatan penilaian kualitas (assessment),
yaitu:

1) Struktur

7
Struktur tersebut meliputi fasilitas, peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, dan sumber daya manusia lainnya di fasilitas
kesehatan. Struktur = masukan
Struktur input dapat diukur dari:
a. Jumlah, jumlah input.
b. Kualitas struktur atau kualitas input.
c. Anggaran atau jumlah biaya.
d. Keadilan.
2) Hasil
Outcome adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga
medis terhadap pasien. Ini bisa berarti perubahan tingkat kesehatan dan
kepuasan, baik positif maupun negatif. Hasil jangka pendek adalah hasil
dari tindakan atau prosedur tertentu. Hasil jangka panjang adalah
kesehatan pasien dan kemampuan fungsional.
3) Proses
Proses ini mencakup semua kegiatan yang dilakukan secara
profesional oleh staf medis (dokter, perawat, dan profesional lainnya) dan
interaksinya dengan pasien. Proses ini meliputi diagnosis, rencana
perawatan, tindakan, prosedur, dan manajemen kasus. Baik tidaknya
proses tersebut dapat diukur dari:
a. Apakah proses tersebut relevan dengan pasien
b. Fleksibilitas dan efisiensi
c. Dibandingkan dengan Kualitas Proses itu sendiri memenuhi standar
layanan yang sesuai
d. Kewajaran, tidak kurang, tidak terlalu banyak.
5. Dimensi Mutu
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai
kualitas jasa / pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan,
yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)

8
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
Namun, dalam perkembangan penelitian lebih lanjut, diyakini ada
aspek kualitas layanan yang tumpang tindih yang terkait dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya menurut Parasuraman (1990), aspek-
aspek tersebut berfokus pada 5 dimensi (pengukuran) kualitas pelayanan,
yaitu:
1) berwujud (tangible); meliputi penampilan fasilitas, peralatan, staf, dan
alat komunikasi.
2) Keandalan (reliability); yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa
yang dijanjikan secara konsisten dan andal (benar).
3) Responsiveness (respon cepat); khususnya keinginan untuk membantu
pelanggan (konsumen) dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramahan
karyawan serta kemampuan mereka untuk menciptakan kepercayaan,
kesopanan, dan keandalan karyawan, bebas dari bahaya, risiko, atau
kecurigaan apa pun.
5) Empati (empati); mencakup pemahaman tentang minat individu pada
klien, kemahiran dalam menjalin komunikasi yang baik, dan
pemahaman tentang kebutuhan klien.
6. Manajemen Mutu
Menurut Philip B. Crosby, ada empat hal yang menjadi bagian
mutlak (absolut) dan inti dari manajemen mutu, yaitu:

9
a. Definisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (The Definition
of Quality is Conformance to Requirements)
b. Sistem mutu adalah pencegahan (The System of Quality is Prevention)
c. Standar penampilan adalah tanpa cacat (The Performance Standard is
Zero Defects)
d. Ukuran mutu adalah harga ketidaksesuaian (The Measurement of
Quality is the Price of Nonconformance)
Ada 14 langkah yang diperlukan untuk melakukan rencana Zero
Defects, yaitu :
1) Komitmen Manajemen (Management Commitment)
2) Tim Peningkatan Mutu (Quality improvement Team)
3) Pengukuran-Pengukuran (Measurement)
4) Biaya Mutu (Cost of Quality)
5) Sadar akan Mutu (Quality awareness)
6) Kegiatan koreksi (Corrective Action)
7) Rencana ZD (Zero Deffects Planning)
8) Pelatihan pekerja (Employee Education)
9) Hari ZD (Zero Deffects Day)
10) Menyusun tujuan (Goal setting)
11) Mengganti penyebab kesalahan (Error Cause Removal)
12) Pengakuan (Recognition)
13) Dewan Mutu (Quality council)
14) Kerjakan sekali lagi (Do it ever again)
Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang diarahkan pada upaya peningkatan
kualitas untuk memenuhi harapan atau kepuasan pelanggan. Kualitas sulit untuk
didefinisikan, tetapi sifat kualitas dan penerapannya dalam pelayanan kesehatan
dapat diukur, dipantau dan dievaluasi. Kualitas pelayanan kesehatan masih
kontroversial dan relatif. Akibatnya, spesifikasi kualitas atau dimensi kinerja
yang diterapkan sesuai dengan proses yang tepat dan dijalankan dengan baik
dapat mengarah pada kepuasan pelanggan.

10
Mutu merupakan penggerak, upaya peningkatan mutu secara terus menerus
namun selalu berkelanjutan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tatanan nilai dan tuntutan masyarakat dan lingkungan, untuk tetap eksis
di dunia persaingan global. Peningkatan kualitas berarti peningkatan kinerja yang
ditujukan untuk mencapai kepuasan pelanggan dengan memperhatikan efektivitas
(biaya) itu sendiri. Peningkatan kinerja berarti peningkatan kualitas layanan yang
telah dirintis untuk bertahan dalam persaingan global. Indikator utama pertama
dari standar rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan agar pasien merasa
puas dengan pelayanan rumah sakit. Kepuasan pelanggan yang rendah akan
mempengaruhi jumlah kunjungan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
profitabilitas rumah sakit. rumah sakit, sedangkan sikap staf terhadap pelanggan
juga akan mempengaruhi kepuasan pelanggan, karena kebutuhan pelanggan akan
meningkat dari waktu ke waktu, demikian pula tuntutan kualitas pelayanan yang
diberikan.
Kepuasan pelanggan/pasien dianggap sebagai faktor penentu baik buruknya
penilaian suatu rumah sakit. Pelayanan yang baik dari sebuah rumah sakit akan
menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut juga berkualitas. Hal ini dapat dilihat
dari feedback pelanggan/pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Secara otomatis
kita akan menyimpulkan bahwa masyarakat akan menganggap sebuah rumah sakit
berkualitas baik jika pelanggan/pasien yang datang berkunjung mendapatkan
pelayanan yang baik dari segi sarana dan prasarana yang lengkap, kemampuan
staf terhadap tenaga medis (dokter, perawat), komunikasi digunakan dalam hal
keramahan, dan menempati peringkat sebagai rumah sakit yang berkualitas di
mata pasien.
2.4 Strategi Meningkatkan Kualitas SDM guna Meningkatkan Mutu Pelayan
Kesehatan
Strategi adalah suatu pendekatan holistik yang melibatkan pelaksanaan
suatu gagasan, perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan dalam jangka waktu
tertentu. Tujuan dari strategi adalah untuk mengatur dan merancang tempat untuk
mencapai tujuan.

11
Peningkatan kualitas dan kapasitas ini menjadi semakin penting karena
dunia kesehatan memasuki posisi global yang memungkinkan terjadinya
persaingan. Mutu merupakan poin penting untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Tanpa kualitas yang sepadan, hampir tidak mungkin
kita mengharapkan perubahan indeks kesehatan masyarakat di Bumi Marunting
Batu Aji. Oleh karena itu, upaya untuk terus melatih tenaga medis yang
berkualitas, termasuk dokter, bidan dan perawat, harus menjadi prioritas utama.
Tes sertifikasi, tes kualifikasi, pelatihan, magang, tugas lapangan dan kegiatan
lainnya dapat digunakan untuk menilai kualitas dan kompetensi tenaga kesehatan.
Selain itu, pengakuan terhadap profesi tenaga medis seperti perawat akan
menjamin kenyamanan dan kualitas kerja tenaga medis.
Peningkatan kapasitas petugas kesehatan juga harus menjadi perhatian
tersendiri. Kapasitas tenaga kesehatan harus terus ditingkatkan melalui
serangkaian kursus, studi banding, dll. sehingga dapat melaksanakan tugas
pelayanan kesehatan secara lengkap, aplikatif dan sistematis sesuai dengan
perkembangan teknologi di dunia kesehatan. . Jika pemerintah terus memantau
jumlah dan distribusi tenaga kesehatan yang berkualitas dan kompeten,
diharapkan akan terjadi peningkatan tingkat pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pertumbuhan dan pemerataan tenaga kesehatan harus selalu
dibarengi dengan upaya peningkatan kualitas dan kapasitasnya. Mungkin dengan
strategi ini, harapan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang sederhana, adil
dan berkualitas dapat terwujud.
Setiap tenaga kesehatan terutama dirumah perlu melakukan beberapa
langkah ini guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik, yaitu
sebagai berikut :
1. Uji Sertifikasi
Para tenaga kesehatan harus mengikuti serangkaian proses dan
ujian untuk mendapatkan sertifikat uji kompetensi yang mana artinya
mereka sudah layak kerja dan kompeten pada bidangnya. Yang mengikuti
uji sertifikasi adalah semua petugas kesehatan (kecuali dokter serta dokter
gigi, dan tenaga kefamarsian) yang sertifikat kompetensinya telah berakhir

12
maka wajib mengikuti sertfikiasi ulang sebagai dasar untuk memperoleh
STR.
Selanjutnya ada tenaga kesehatan seperti perawat, bidan,
fisioterapis, perawat gigi, terapis, okupasi terapis, rekam medis, teknisi
gizi, anestetsi, teknisi transfusi darah, ortotis prostetis, teknis elektromedis,
perawat anestesi, dan ahli kesehatan masyarakat yang menjalankan praktik
maka mereka semua wajib mengikuti sertifkasi ini.
Apabila setiap tenaga kesehatan yang dengan sengaja menjalankan
praktik atau bertugas tanpa memiliki STR maka akan dipidana dengan
pidana denda sebesar RP. 100.000.000,00 atau seratus juta rupiah. Denda
yang besar menandakan bahwa STR ini bagaikan jimat bagi para tenaga
kesehatan.

2. Uji Kompetensi
Setiap tenaga kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi. Uji
Kompetensi atau yang disingkat dengan UKOM adalah serangkaian
ujian yang diadakan bagi tenaga kesehatan termasuk tenaga kesehatan
masyarakat. maka dari itu, setiap tenaga kesehatan yang ingin bekerja
dan mengabdi di rumah sakit, harus sudah mengikuti UKOM agar bisa
melakukan langkah selanjutnya yaitu mendapatkan STR.
Perlu dilakukannya UKOM ini adalah untuk memenuhi standar
kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Apabila lewat UKOM, maka
sudah dikatakan kompeten dan layak kerja. Uji komptensi ini juga
sebagai perisai bagi kepercayaan masyarakat yang mana dapat
menjamin dan melindungi masyarakat dengan memberikan
kepercayaan bahwa setiap tenaga kesehatan yang telah lulus ujikom
maka dapat menjalankan tugas secara aman dan juga efektif.

3. Pelatihan
Pelatihan merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para
tenaga kesehatan yang telah lulus UKOM dan juga memiliki STR.

13
Pelatihan ini ibarat mengasah skill dan akan terus mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki tenaga kesehatan. Seiring
zaman yang berkembang, pasti ada istilah-istilah baru didunia
kesehatan, pasti juga akan ada vrius atau penyakit baru yang
memerlukan penanganan yang terus update, maka dari itu, semua
tenaga kesehatan sudah sepantasnya diwajibkan untuk mengikuti
proses pelatihan dengan sebaik-baiknya.

4. Magang
Magang bagi tenaga kesehatan adalah kegiatan yang dapat
diikuti guna meningkatkan skill dan keprofesionalisan seorang tenaga
kesehatan. Magang ini merupakan kegiatan yang lebih panjang daripada
pelatihan. Yang mana disini para tenaga kesehatan langsung terjun ke
dunia kesehatan dan berhadapan dengan orang banyak secara real.
Disini mereka biasanya magang pada rumah sakit yang mana disini
mereka langsung melakukan praktek kerja guna belajar dari para
atasannya. Magang ini bisa dilakukan oleh para calon tenaga kesehatan
sebelum melamar menjadi tenaga kesehatan, dan tentun saja sudah
harus memiliki pendidikan atau latar belakang kesehatan untuk bisa
melakukan magang.

5. Menyeleksi dengan Ketat


Demi menyiapkan SDM yang berkualitas untuk peningkatan
kualitas pelayanan rumah sakit, maka sedari awal pihak rumah sakit
harus bisa menyeleksi mana calon tenaga kesehatan yang bisa dan
benar-benar kompeten dibidangnya.
Selain itu, jika sumber daya manusianya baik, maka kualitas
pelayanan kesehatan juga harus diukur. Yaitu dengan menerapkan
manajemen mutu total. Memang keempat prinsip TQM akan sangat
membantu dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Keempat prinsip tersebut adalah:

14
a. Ukur kualitas sehingga Anda dapat mengelolanya;
b. Membuat rencana strategis agar mereka bisa berpikir jangka
panjang, tetapi tetap mengambil tindakan jangka pendek;
c. Menyatukan pikiran dan gagasan setiap orang dalam organisasi
sehingga dapat memperoleh manfaat dari sinergi yang telah dan
sedang dibangun, serta
d. Fokus pada pasien (customer oriented) sehingga dapat memberikan
kepuasan bagi mereka
Oleh karena itu, ada beberapa asumsi mengenai penerapan TQM
yaitu fokus pada konsumen, partisipasi penuh dari semua komponen
organisasi kesehatan, termasuk dokter, karyawan dan semua struktur di
dalamnya, serta pengukuran, dukungan, dan peningkatan.
Keberlanjutan kualitas layanan Program TQM dianggap berhasil jika
terjadi serangkaian perubahan mendasar dalam banyak hal, termasuk
model ideologis dan sikap. Misalnya bagaimana Anda melihat
pelanggan Anda, apakah Anda melihat komunitas yang berbisnis
dengan Anda, melihat karyawannya, melihat relasi yang ada, tetapi
budaya organisasi atau perusahaan juga berubah dan berubah. untuk
meningkatkan kualitas ini.
Program untuk berhasil dan berjalan dengan sukses, membutuhkan
keyakinan dalam persiapan dan lingkungan budaya organisasi,
komunikasi dan komitmen berbagai pihak, serta minat dalam
pendidikan dan pekerjaan, mengimplementasikan rencana strategis
yang telah disusun bersama. Untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan
tetap berkesinambungan, diperlukan proses peningkatan mutu yang
berkesinambungan.

Upaya peningkatan kualitas


Dalam pembahasan ini akan dijelaskan lebih rinci bagaimana
upaya yang telah dilakukan dalam peningkatan kualitas, arah mana
yang harus diperhatikan. Penekanan ini harus dimasukkan dalam rantai

15
dampak untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Menurut
Tjahyono Koentjoro 200
, Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu
memperhatikan empat tingkatan perubahan, yaitu:
a. Pengalaman pasien dan komunitas
b. Mikrosistem layanan
c. Sistem organisasi pelayanan medis
d. Lingkungan perawatan kesehatan
2.5 Manfaat Manjemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Menurut Herlambang (2016), menyatakan bahwa manfaat dari program
jaminan mutu adalah:
1. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

Peningkatan efisiensi pelayanan kesehatan terkait dengan


kemampuan mengatasi masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan
kesehatan diberikan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau standar yang telah ditetapkan.

2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

Peningkatan efisiensi dikaitkan dengan pencegahan pelayanan


kesehatan yang kurang lancar atau berlebihan. Biaya tambahan yang
terkait dengan penanganan efek samping atau komplikasi dari layanan
medis di bawah standar dapat dihindari. Demikian pula kualitas
penggunaan sumber daya yang tidak tepat ditemukan pada pelayanan yang
berlebihan.

3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan


kesehatan

Peningkatan penerimaan ini terkait dengan kesesuaian pelayanan


kesehatan dengan kebutuhan dan kebutuhan pengguna jasa. Jika
peningkatan pendapatan ini dapat diwujudkan, tentunya akan berperan
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum.

16
.4. Dapat melindungi penyedia medis dan kemungkinan tuntutan hukum

Saat ini, seiring dengan meningkatnya tingkat intelektualitas


masyarakat, kesadaran hukum masyarakat juga meningkat. Untuk
mencegah kemungkinan terjadinya tindakan hukum terhadap
penyelenggara kesehatan, antara lain karena ketidakpuasan terhadap
pelayanan medis, perlu diselenggarakan pelayanan medis terbaik yang ada.
Dari uraian tersebut dapat dengan mudah dipahami bahwa pelaksanaan
program untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan mempunyai peranan
penting dalam melindungi pemberi pelayanan kesehatan dan kemampuan
menuntut pelayanan yang bermutu.

17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kunci


untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada rumah sakit adalah
tergantung dari kualitas tenaga kesehatannya. Apabila tenaga kesehatannya
kompeten dan juga profesional maka pelayanan dan diberikan pasti akan
maksimal. Maka dari itu, Tenaga kesehatan adalah sumber daya manusia yang
harus selalu dilatih agar bisa menjadi lebih baik, proses melatih ini bisa dilakukan
dengan mengikuti pelatihan, magang. Dan untuk menyeleksi calon tenaga
kesehatan yang kompeten harus melalui uji kompetensi dan juga uji sertifikasi.
Sehingga mampu menciptakan kualitas SDM yang lebih baik guna meningkatkan
mutu Rumah Sakit.

3.2 Saran
Dengan adanya strategi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu
para tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit,
diharapkan mampu menjaga kinerja tenaga kesehatan agar tetap konsisten dan
bisa terus membaik demi mutu pelayanan kesehatan dengan menggunakan
strategi-strategi yang sudah dijelakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Munijaya, A.Gde. (2004). “Manajemen Kesehatan Edisi 2”. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC
WHO. (1995). “Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer”.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wijono, Djoko. (1999). “Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan”. Surabaya:
Airlangga University Press.

19
Lampiran

20

Anda mungkin juga menyukai