Anda di halaman 1dari 4

Faktor- faktor Pelaksana Pembangunan Berkelanjutan

Berhasil tidaknya program pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan dalam


menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan perlu mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Hal ini disebabkan masalah pembangunan ekonomi yang berkenaan dengan
lingkungan sangatlah kompleks. Kompleksnya permasalahan tersebut membutuhkan
keterlibatan semua pihak, antara lain:

A. Peran Pemerintah
Peran pemerintah dalam upaya melakukan pembangunan berkelanjutan dengan program
pembangunan berwawasan lingkungan bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1. Peran politik pemerintah
Peran politik merupakan peran awal pemerintah dalam pelaksana program
pembangunan berwawasan lingkungan. Kemauan politik pemerintah merupakan faktor
yang bisa mempercepat proses terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Untuk lebih mendorong terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan, kemauan
politik ini perlu diwujudkan melalui pengenalan berbagai kebijakan serta keseriusan
dalam pelaksanaannya. Dilihat dari sisi kehendak politik, pemerintah Indonesai telah
menunjukkan kesungguhan terutama dalam pembuatan kebijakan, tinggal bagaimana
melaksanakannya secara ideal.
2. Peran Institusi Pemerintah
Peran politik pemerintah saja tidak cukup untuk bisa mendorong pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. Kemauan politik harus ditindaklanjuti dengan kebijakan
mengembangkan institusi yang mengangani isu lingkungan. Insititusi serta lembaga
terkait merupakan ujung tombak bagi pelaksanaan kebijakan lingkungan di Indonesia. Di
Indonesia institusi yang berwenang menangani masalah lingkungan adalah Bapedal.
3. Kedekatan dengan pemerintah
Salah satu hal penting bagi Bapedal adalah menjaga jarak dengan pemerintah.
Artinya, Bapedal harus lebih independen sehingga badan ini lebih leluasa dalam
menjalankan tugasnya tanpa harus dipengaruhi oleh unsur yang bersifat politis. Jika
tidak, maka akan hanya menjadi badan yang memberikan justifikasi terhadap kebijakan
pemerintah atau kepentingan tertentu yang dalam pandangan pembangunan berwawasan
lingkunhan tidak selalu sejalan.
4. Ketersediaan staf
Ketersediaan yang terlatih dan pengalaman dalam kaitannya dengan
pengembangan lingkungan adalah sangat penting. Ketersediaan staf yang cukup akan
mencipatakan kerja yang profesional dan menghasilkan produk-poduk benar-benar
memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
5. Wewewnag
Sejauh mana wewenang yang diberikan kepada badan semacam Bapedal akan
mempengaruhi efektivitas kerja dan peranan lembaga tersebut. Selain itu diikuti dengan
masalah lingkungan tidak akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien jika tidak
memperhatikan faktor-faktor di atas.

B. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat


Peran lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan
setidaknya mempunyai dua peran penting dalam pelaksanaan program pembangunan
berwawasan lingkungan. Pertama, berperan untuk mendidik masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan peduli terhadap lingkingan. Kedua, berperan sebagai kontrol terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah yang sekiranya dapat merusak lingkungan. Peran kontrol ini
bisa dilakukan karena lembaga ini merupakan non-government. Jadi semakin banyak LSM
yang beergerak di bidang lingkungan tidak hanya mendorong partisipasi masyarakat untuk
peduli lingkungan tapi juga mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan masalah
lingkungan.

C. Peran Produsen
Produksi atau industrialisasi memberikan kontribusi yangsangat besar terhadap
kerusakan lingkungan. Kontribusi tersebut berasal dari limbah atau bahan sisa yang tidak
terpakai dalam proses industri. Limbah tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan memberikan biaya sosial atau biaya lingkungan yang harus di\tanggung.
Biaya sosial sering tidak dimasukkan dalam biaya produksi, padahal ini tidak sedikit. Karena
biaya sosial tidak dimasukkan dalam biaya produksi, maka cukup sulit untuk menumbuhkan
kesadaran pihak perusahaan untuk melaksanakan upaya pengendalian lingkungan.
Sebernarnya rusaknya lingkunganakibat aktivitas produksi akan berpengaruh terhadap
kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

D. Peran masyarakat
Setiap program pembangunan termasuk juga program pembangunan yang
berkelanjutan terdapay kesan bahwa yang melaksnakan pembangunan adalah pemerintah,
sedangkan masyarakat hanya pendukung. Anggapan di atas merupakan anggapan keliru,
karena masyarakat yang seharusnya menjadi pelaku pembangunan, sedangkan pemerintah
berfungsi sebagai pengatur dan pengawas atau wasit pembangunan. Demikian juga pada
program pembangunan yang berkelanjutan, kesadaran dan partiipasimasyarakat akan
lingkungan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

Partispasi dan peran mayarakat terhadap masalah lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kesadaran akan hidup yang bersih, sehat dan sejahtera, pembuangan
sampah dan sanitasi yang baik bisa menekan masalah lingkungan.
2. Preferensi konsumsi yang memberikan insentif bagi pengembangan produk yang
beruansa lingkungan atau produk yang ramah terhadap lingkungan (green consumerism).
Langkah ini misalnya dengan mengkonsumsi barang-barang yang berdimensi lingkungan
dan menghindari barang-barang yang merusak lingkungan.
3. Adanya kesdaran masyarakat yang tinggi terhadap masalah lingkungan akan
meningkatkan peran masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah
(lingkungan sebagai isu politik yang menentukan) (Sutikno dan Maryunani, 2006).
Pemberdayaan Masyarakat

Permasalahan pemberdayaan masyarakat ditinjau dari aspek ekonomi adalah:


1. Kurang berkembangnya sistem kelembagaan ekonomi untuk memberikan kesempatan
bagi masyarakat, khususnya masyarakat kecil dalam mengembangkan kegiatan usaha
yang kompetitif.
2. Kurangnya penciptaan akses masyarakat ke input sumberdata ekonomi berupa kapital,
sumberdaya alam, lokasi berusaha/ lahan usaha, informasi pasar, dan tekonologi
produksi, dan
3. Lemahnya kemampuan masayarakat kecil untuk mengembangkan kelembagaan ekonomi
yang dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saingnya.

Tantangan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana


kelembagaan sosial-ekonomi yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat
mengelola sumberdaya ekonomi secara optimal dan pendapatan yang layak, martabat dan
eksistensi pribadi, kebebasan menyampaikan pendapat, berkelompok dan berorganisasi dan
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik.
Dengan melihat permasalahan dan tantangan yang ada dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, strategi kebijakan umum yang perlu diambil adalah:
1. Mengembangkan kelembagaan sosial yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumberdaya yang berasal dari alam, pemerintah dan dari
masyarakat sendiri, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, martabat dan
keberadaannya; serta memfasilitasi partispasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
publik.
2. Mengembangkan kapasitas organisai ekonomi masyarakat untk dapat dapat mengelola
kegiatan usaha ekonomi secara kompetitif dan menguntungkan yang dapat memberikan
lapangan kerja dan pendapatan yang layak.
3. Mengembangkan lembaga keswadayaan utnuk membangun solidaritas dan ketahanan
sosial masyarakat (Soemarsono, 2006)
DAFTAR RUJUKAN

Sutikno & Maryunani, 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam. Malang: Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya.

Soemarno. 2006. Model Pengelolaan Sumber Daya Hutan untuk Pengmebangan Wilayah
dan Pemberdayaan Masyarakat. Malang: Agritek YPN Malang & Sofa Press.

Anda mungkin juga menyukai