Anda di halaman 1dari 6

PAPER

ENVIRONMENTAL PERFORMANCE PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Mualifah, 7211419015

Pada era sekarang ini, kebanyakan perusahaan menyadari bahwa penting bagi organisasi
menerapkan tanggungjawab social masuk salah satu strategi untuk menunjang usahanya. Pada pandangan
economi, sebuah organisasi akan menyatakan suatu berita yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Jika informasi tersebut sangat penting dan bernilai, maka perusahaan akan mengungkapkannya keruang
publik. Karena prganisasi nanti menerima legitimasi social dan memaksimalkan kekuatan mengenai
keuangan untuk waktu yang lama dengan menerapkan tanggungjawab social.

Pengaplikasian tanggungjawab sosial ini sangat penting untuk dilakukan, karena kebanyakan
perusahaan yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Dampak
negatif ini bisa saja berupa polusi, limbah pabrik, keracunan, kebisingan, diskriminatif, kesewenang-
wenangan, pemaksa, penyelewengan hak, lalu produksi makanan haram yang semakin sulit dikontrol
dengan baik (Luciana Spica A, 2007). Oleh karena itu, sebuah perusahaan akan sangat lancar bisnisnya
jika mampu melakukan kontrol sosial serta membangun citra perusahaan yang baik kepada masyarakat
dan melakukan suatu upaya yang dapat membuat masyarakat simpatik dan segan dengan bisnis yang
perusahaan jalani.

Seiring berkembangnya kesadaran masyarakat akan arti penting lingkungan disekitar,


menimbulkan sebuah konsep tentang akuntansi lingkungan. Kebenaran presepsi ini sudah terlihat dengan
agresifnya reaksi masyarakat ketika terjadi perubahan pada sebuah sistem. Kerusakan lingkungan seperti
penebangan pohon sembarangan serta air limbah yang mencemari lingkungan dan sungai-sungai maupun
lautan akan menjadi sorotan masyarakat dan menjadi perbincangan. Penyebab timbulnya perseteruan
pencemaran perlu dikaji lebih mendalam agar bisa dilakukan perubahan atau pemugaran dan pencegahan
yg tepat. pada Undang-Undang Republik Indonesia angka 32 Tahun 2009 ihwal Perlidungan serta
Pengelolaan Lingkungan hayati (UUPPLH) sudah ditetapkan tentang perjuangan buat melestraikan serta
membuatkan kemampuan lingkungan hidup yang harmonis, selaras, serta seimbang. UUPPLH merupakan
undang- undang yang berisi perihal upaya sistematis dan terpadu yg dilakukan untuk melestarikan
lingkungan hayati mencakup pencemaran, pendayahgunaan, pengendalian, supervisi serta penegakan
aturan.

Pengertian penambangan sendiri artinya bagian sedikit juga keseluruhan tahapan aktivitas pada
rangka penelitian, pengelolaan, serta permunian pengangkutan dan penjualan, serta aktivitas pasca
tambang (Yustisia, 2010). Sedangkan dari Sukandarrumudi aktivitas penambangan yaiu seangkaian
kegiatan untuk mencari dan mengkaji kelayakan hingga dengan memanfatkan mineral, baik buat
kepentingan perusahaan, rakyat lebih kurang, juga pemerintah baik wilayah juga sentra. eksistensi antara
pertambangan dan berita lingkungan ibarat 2 sisi uang koin yg mana tak bisa dipisahkan sebab selalu
berdampingan. problem yang disebabkan pertambangan selalu menjadi isu atau fenomena yang sangat
besar , dimana memerlukan perhatian spesifik dari banyak sekali pihak baik dari pihak pemerintah,
media, aktivis, forum survei juga warga yg akan menuntut perusahaan pertambangan buat bertanggung
jawab serta memperhitungkan konsekuensi yg dilakukan dari dampak bisnisnya (Indyanti & Zulaikha,
2017).
Poly fenomena yg etrjadi pada perusahaan pertambangan, mirip yg terjadi pada lepas 3 Mei 2019,
PT.ABM Investama Tbk. Terjadi penurunan kinerja triwulan 1 dibandingkan menggunakan periode lahun
kemudian di tengah perlemahan harga batubara dunia. asal data annual report menerangkan pendapatan
perusahaan menurun 21% sebagai US$ 144.90 juta atau setara menggunakan Rp 2.05 triliun dengan dari
triwulan tahun kemudian yaitu US$ 184,56 juta. Kinerja keuangan perusahaan bisa diukur berasal laporan
keunagan yg diumumkan secara periodik sang perusahaan buat mendeskripsikan perihal posisi keuangan
perusahaan (Sudaryanto, 2011). tetapi, prinsip memaksimalkan laba yang acapkali dilakukan perusahaan
kadang dilanggar sang perusahaan itu sendiri, mirip menurunnya manajemen lingkungan, kinerja
lingkungan, serta sedikitnya akan minat terhadap perlindungan lingkungan (Haswati & Sarsiti, 2016).
Bukan hanya peningkatan kinerja yang wajib dihadapi perusahaan, tetapi ada persoalan baru yaitu wajib
memperhatikan aspek lingkungan yg artinya keliru satu unsur asal konsep triple bottom line yg meliputi,
peningkatan kualitas, rakyat, dan lingkungan (Quinn dan Baltes, 2007). Konsepsi 3P ini mengungkapkan
bahwa organisasi tak hanya terpusat di pencapaian untung yg aporisma, namun wajib berkontribusi pada
pengelolaan lingkungan serta terlibat eksklusif dalam melakukan pemenuhan kesejahteraan rakyat.

Selain UUPPLH, pemerintah Indonesia jua memprehatikan informasi kerusakan menggunakan


mengeluarkan peraturan mengenai tanggung jawab perusahaan secara spesifik buat perusahaan
pertambangan. UU No. 40 Tahun 2007 perihal Perseroan Terbatas, Pasal 66 ayat (dua) butir (c)
mengungkapkan secara tegas supaya Perseroan Terbatas memberikan laporan tentang aplikasi
tanggungjawab social serta lingkungan atau Corporate Social Responsibility pada laporan tahunan
(Annual reports) atau secara terpisah. waktu ini, aktivitas Corporate Social Responsibility (interprestasi
serta pelaporan) tak lagi dilakukan suka rela, tetapi aktivitas ini telah menjadi suatu etika serta tanggung
jawab yg wajib dilakukan menggunakan dasar undang-undang yg mengaturnya (Rahmansyah, 2015).
CSR pada sketsa akuntansi ialah transparans pengungkapan social atas aktivitas atau kegiatan social yg
dilakukan perusahaan, dimana sikap ini terhadap gosip yg diungkapkan tak hanya tentang berita
keuangan, namun perusahaan wajib transparan terhadap berita akibat sosial serta lingkungan hayati yg
diakibatkan sang kegiatan perusahaan (Rakhiemah, 2008). Jadi, asal penjelasan diatas, bisa disimpulkan
bahwa CSR yaitu program yg wajib dilakukan sang perusahaan serta informasinya harus sinkron serta
hingga ke pemerinta, media, aktivis, juga rakyat.

poly perusahaan industri serta jasa akbar yg sekarang menerapkan akuntansi lingkungan.
Bertujuan buat mempertinggi efisiensi pengelolaan lingkungan menggunakan melakukan aktivitas
lingkungan menggunakan sudut pandang porto (Environmental cost) serta manfaat atau imbas (economic
benefit). dari Tony Djogo (2006) pada Almilia (2007) beropini bahwa menurutnya akuntansi lingkungan
diterapkan sang aneka macam perusahaan buat membentuk evaluasi kuantitatif perihal biaya serta
pengaruh proteksi lingkungan (environmental protection).

Polemik terhadap informasi lingkungan menjadi perhatian dan mengakibatkan memihak/


melawan untuk sebagian organisasi akbar. Perusahaan menduga bahwa kepedulian pencerahan
lingkungan menjadi sebuah keharusan serta komitmen. Perusahaan dipaksa melakukan tindakan buat
melindungi atau membatasi pendayagunaan terhadap lingkungan atau alam (Bourdeau, 2004). Dilain sisi,
tekanan berasal stakeholder semakin akbar, terutama pemerintah. Dimana aturan yg semakin ketat
mengakibatkan perusahaan berupaya sebaik mungkin dalam memperhatikan persoalan kawasan
(Gunawan, 2010).
Pada Indonesia, konflik lingkungan ialah duduk perkara yg sukar diatasi. salah satu yg sebagai
akibatnya ialah maraknya pendayagunaan perusahaan yg berada pada Indonesia. Perusahaan yg
mempunyai taraf risiko lingkungan tinggi merupakan perusahaan yg berkecimpung pada sektor
pertambangan awam (Rafianto, 2014). Hal ini dikarenakan jenis perusahaan itu adalah perusahaan yg
bergelut langung menggunakan lingkungan atau alam, serta bahan bakunya pun eksklusif diambil berasal
alam (menhl.go.id, 2009). sebagai akibatnya bisa dipastikan perusahaan sektor pertambangan sangat
berisiko terhadap lingkungan kurang lebih serta menjadi jenis perusahaan yg paling terlibat pada
kerusakan lingkungan, Bila hal tadi tak dibarengi menggunakan pemugaran atau upaya pada
menanggulanginya.

Perusahaan adalah sebuah kawasan terjadinya aktivitas produksi serta sekumpulan faktor- faktor
produksi. Sedangkan, berdasarkan Sukandarmudi perusahaan pertambangan sendiri artinya seluruh
perjuangan yg dilakukan sang satu orang juga berkelompok atau badan hukum buat merogoh bahan
galian menggunakan tujuan buat memanfaatkan bahan galian untuk kepentingan insan. Perusahaan jua
mampu dikatakan sebuah indera yg dipergunakan seorang juga gerombolan buat menerima laba. tetapi,
nyatanya tak seluruh perusahaan baik buat lingkungan serta memperhatikan lingkungan. mirip kenyataan
yg terjadi di anak perusahaan Bayan Resource, dimana kegiatan perusahaanya menghambat lingkungan
wilayah Pesut Mahakam, Kalimantan Timur (sindonews.com, 2015).

Dari informasi diatas, banyak akibat negatif yg disebabkan perusahaan mirip rusaknya ekosistem
hutan sebagai akibatnya bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan pada bentuk pencemaran air, tanah,
udara juga hilangnya tempat tinggal binatang sebab benda-benda asing yang dirancang manusia, dimana
hal itu bisa membentuk perubahan lingkungan yg tak berfungsi sebagaimana semestinya. Selain akibat
negatif, perusahaan pula memiliki sisi positif seperti dapat menaikkan devisa negara serta bisa
mempertinggi pendapatan orisinil wilayah sebab bisa menampung tenaga kerja. Dimana rakyat bisa
sebagai karyawan untuk perusahaan tersebut. dari dampak negatif yang disebabkan tak lepas dari
Environmental Performance (kinerja lingkungan), hal ini dikarenakan sebuah perusahaan yg
memperhatikan lingkungan disekitar akan menyebabkan kesan tersendiri baik bagi warga juga
lingkungan. Environmental Performance (Kinerja Lingkungan) yaitu suatu prosedur perusahaan yg
dilakukan sukarela buat mengintegrasikan perhatiannya terhadap lingkungan kedalam operasi dan
aktivitasnya juga interaksinya menggunakan stakeholders, dimana hal ini melebihi tanggung jawab
organisasi dibidang hukum (Ali, 2004).

Model lainnya yaitu informasi perihal pencemaran limbah yg dilakukan sang PT Indorayon
bebrapa tahun yg lalu pada Porsea Sumatera Utara, yg berdampak diberhentikannya operasional
perusahaan sang pemerintah dikarenakan adanya pencemaran lingkungan serta duduk perkara
menggunakan rakyat kurang lebih industri. gosip lainnya tiba dari beberapa perusahaan kertas di Riau,
dimana perusahaan tadi menerima protes dari warga setempat sebab berafiliasi menggunakan perseteruan
limbah industri serta pencemaran lingkungan.

Selain berdasarkan Sukandarmudi, Environmental Performance pula diartikan sang Sunarta dkk
(2006), menjadi kinerja perusahaan yg dilakukan secara cukup pada suatu industri sama yg ditandai
menggunakan return tahunan industri yg bersangkutan. Kementerian Lingkungan hayati Indonesia
mengungkapkan bahwa kinerja lingkungan yaitu yang akan terjadi dari kebijakan pengelolaan sumber
daya alam, serta lingkungan hidup yg terintegritas, bermanfaat buat mendukung tercapainya
pembangunan berkelanjutan.
Di waktu sekarang ini, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan atau tak jarang dianggap
menggunakan environmental performance yang dilakukan perusahaan pada perkembangannya masih
dilakukan sebab paksaan atau friksi dari rakyat. Banyak masyarakat mendesak perusahaan-perusahaan
terutama perusahaan pertambangan, untuk bertanggung jawab dan menuntut perusahaan dalam upaya
tanggung jawab terhadap masyarakat melalui kepeduliannya di lingkungan sosial. Hal ini berarti, hak dan
kewajiban perusahaan adalah sama dengan masyarakat setempat dalam masalah lingkungan. Dimana
masyarakat berharap walupun membuat perusahaan, tetapi masih mau merwat dan bertanggung jawab
atas lingkungan disekitarnya bukan malah menjadi perusak dan dibiarkan begitu saja.

Buat tahun-tahun berikutnya, akan banyak jumlah rakyat yg menyadari serta berparsitipasi pada
kepeduliannya terhadap lingkungan. Nantinya warga akan terbuka wawasannya dan pencerahan serta
pemerintah terhadap tanggung jawab lingkungan, sebagai akibatnya kelangusngan hayati suatu
perusahaan akan dipengaruhi policy-nya sang stakeholders. Perusahaan yg melakukan kerusakan akan
sangat fatal bagi kelangsungan bisnisnya, apalagi ditutup-tutupi serta tak dibarengi menggunakan
perbaikan. Masa bisa menghasilkan bisns mangkat serta gulung tikar. oleh sebab itu, kini poly
perusahaan yg sadar akan pentingnya duduk perkara sosial terutama lingkungan menjadi dasar buat
terciptanya unsur biaya perusahaan. Dari hal tadi, nantinya semakin menguntungkan dibanding Bila
perusahaan abai terhadap gosip sosial dan lingkungan. Adanya keperihatinan dan wawasan dalam
menerapkan environmental performance secara baik, sebenarnya artinya keliru satu perwujudan sekaligus
titik tengah antara kepentingan pelaku etik perusahaan dan esensi taktik pembangunan berkelanjutan. Hal
ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial, lingkungan hidup serta
kemasyarakatan (Adi, 2011).

Bagi para investor dalam memilih tempat investasi juga menaruh perhatian lebih terhadap isu
lingkungan sosial ini. Karena investro pasti akan memilih perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi,
disamping itu citra perusahaan juga menentukan terhadap keuntungan perusahaan tersebut yang nantinya
akan berhubungan dengan laba. Karena ketika perusahaan terlibat masalah, apalagi berkaitan dengan isu
lingkungan dan masyarakat maka akan berakibat fatal dan mempengaruhi para investro. Namun,
environmental performance suatu perusahaan masih dipengaruhi oleh skala usaha dan kelompok
perusahaan tertentu saja (Wahjoedi, 2005). Kinerja lingkungan artinya galat satu pengungkapan berita
pada laporan perusahaan walaupun masih bersifat voluntary. Nantinya, berita yg dipublikasikan menjadi
pengumuman akan menyampaikan frekuwensi pada para investro pada hal pengambilan keputusan
investasi (Jogiyanto, 2000). Pengumuman ini jua menntukan terhadap para investro yg akan merogoh
keputusan, sebab saat berita yang dipublikasikan bernilai positif, maka pasar saham akan bereaksi sinkron
isu tersebut. Para peneliti sebelumnya yg dilakukan sang Flammer (2012) tentang imbas kinerja
lingkungan serta sosial terhadap harga saham menerima hasil, perusahaan yang mempunyai tanggung
jawab sosial mengalami kenaikan harga saham yang signifikan bagi perusahaan.

Di pada akuntansi konven, sentra perhatian perusahaan berpusat di stockholder serta bondholder,
sedangkan pihak yg lain diabaikan (Anggraini, 2006). tetapi, di beberapa tahun terakhir, perubahan dan
tuntutan yg diterima sang perusahaan semakin akbar. Hal ini ditimbulkan sebab problem lingkungan.
Perusahaan yang ikut andil pada perusakan juga penyempurnaan lingkungan akan menerima sorotan dari
masyarakat. saat perusahaan melaukan hal positi, maka akan menerima respon positif pula dari warga.
Nah nantinya akan berimbas pada reputasi yang baik dan para invesor pun akan tertarik untuk
berinvestasi. Kita ketahui sendiri, bahwa perusahaan dalam bidang pertambangan sangat berisiko
terhadap keberlangsungan lingkungan. Apalagi pertambangan yang dilakukan sangat rentan dan dapat
menimbulkan bencana, seperti conhonya longsor. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi perusahaan
khusunya pertambangan untuk selalu menjaga reputasi dan melakukan hal positif dan berpartisipasi
terhadap pengelolaan lingkungan. Sehingga masyarakat pun akan senang dan merentangkan tangannya
kepada kita.

Sesuai teori legitimasi, perusahaan wajib memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi sinkron
tata cara-istiadat rakyat serta memastikan bahwa kegiatan perusahaan bisa diterima baik sang masyarakat.
Perusahaan yg melakukan operaso sinkron istiadat-istiadat yang dijunjung warga , maka akan berimbas di
perusahaan yaitu diterima dengan lepang oleh rakyat sekitar. Hal demikian, menandakan bahwa korelasi
antara perusahaan dan rakyat saling berhubungan dengan kuat.

Dalam melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, asal pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Lingkungan Hayati (KLH) sudah menghasilkan acara PROPER menjadi upaya pemerintah
buat memotivasi penataan perusahaan pada pengelolaan kawasan tetap melalui perangkat info. dalam
melaksanakan acara proper, ada dasar aturan yg mengaturnya yaitu tertuang di Keputusan Menteri Negara
Lingkungan hayati No. 127 Tahun 2002 perihal program penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan (PROPER). Melaksanakan Progam ini sendiri mempunyai prinsip seperti
mendorong pengelolaan penataan lingkungan dengan menciptakan citra/reputasi bagi perusahaan dengan
menggunakan sistem rona. Mulai dari rona emas, hijau, biru, merah, sampai yg paling bruk yaitu hitam.
Pemeringkatan memakai rona akan memudahkan pembedaan golongan urutan starta dan bentuk
komunikasi pencapaian kinerja di masyarakat supaya lebih praktis dipahami serta diingat. yang akan
terjadi dari acara ini, nantinya akan disampaikan secara rutin sang perusahaan pada rakyat baik pada
kurun ketika satu tahun sekali juga beberapa bulan sekali. Hal ini dilakukan supaya warga bisa
mengawasi serta menambah wawasan akan penataan taraf pengelolaan lingkungan sang perusahaan-
perusahaan. serta melalui acara ini, bisa sebagai penilai masyarakat terhadap kinerja perusahaan dan
memilih perusahaan mana yang memiliki reputasi baik dan dan mana yg kurang baik pada pengelolaan
lingkungan (Meiyana, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Adi, G. (2011). Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap


Economic Performance pada Perusahaan Pertambangan dan Pemegang HPH/HPHTI Yang
terdaftar di BEI. Skripsi. UNY

Dedi, P., & Indah, L. (2017). Pengaruh Environmental Performance Terhadap Environmental
Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar Di BEI). Jurnal Akuntansi. Vol.9 No.1, 1-5.

Galuh, T., & Fachrurrozie. (2014). Analisis Economic Performance Perusahaan Pertambangan di
Indonesia. Accounting Analysis Journal, 3(2).

Ivan, L. (2016). Pengaruh Environmental Performance dan Corporate Social Responsibility


Disclosure terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan. Skripsi. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Lastri, M. N., & Dede A. H. (2019). Pengaruh Environmental Cost dan Environmental
Performance (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan Peserta PROPER Periode
2012-2016). E-jurnal Ekonomi dan Bisnis Unversitas Udayana 8.3, 259-286.

www.menlh.go.id

www.sindonews.com

Anda mungkin juga menyukai