PENDAHULUAN
krisis lingkungan yang kini mencengkram bumi adalah akibat dari konsumsi
berlebihan manusia atas sumber daya alam. Semakin kaya suatu negara,
2002).
Accounting).
penelitian yang terkait dengan isu green accounting tersebut di tahun 1980-an.
Di negara-negara maju seperti yang ada di Eropa dan Jepang, perhatian akan
isu-isu lingkungan ini berkembang pesat baik secara teori maupun praktik.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peraturan terkait dengan lingkungan ini.
(Susilo, 2008)
Disclosure. Selain itu, green accounting juga dikaitkan dengan Triple Bottom
Line Reporting (Raar, 2002). Istilah terakhir ini juga dikenal dengan Social
lingkungan, dan kinerja sosialnya (Markus dan Ralph, 1999). Istilah lain bias
lingkungan.
PT Perkebunan Nusantara adalah nama dari empat belas Badan Usaha Milik
Perkebunan Nusantara VII, disingkat PTPN VII, adalah Badan Usaha Milik
tebu, dan teh. Perusahaan ini berkantor pusat di Bandar Lampung, dengan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kerugian ini banyak diderita BUMN
yang berkiprah di sektor perkebunan. Tidak kurang 8 BUMN berdasarkan
527 miliar, PTPN VIII mengalami rugi Rp 544 miliar, PTPN IX mengalami
semua orang. Maka itu, fokus dan perhatian utama BUMN dalam bersaing
harus ditujukan pada pengembangan usaha bisnis intinya (core business) dan
anak-anak usaha yang selama ini justru menjadi beban manajemen dan negara
harus dilepaskan.(SUARA.COM)
dalam kondisi kurang sehat sejak 10 tahun terakhir. Beberapa langkah krusial
Ada banyak aset PTPN VII yang tidak maksimal pemanfaatannya tetapi
Nipah, bangunan dan lahan strategis di depan kantor direksi, dan terdapat
lahan yang terkandung deposit batu bara. Untuk diketahui, pada 10 tahun
berat akibat jatuhnya harga komoditas agro di pasar global, cuaca buruk, dan
harga komoditas mulai membaik, cuaca mendukung, dan tanaman baru mulai
pada lingkungan.
Saat ini tidak ada standar yang baku mengenai item-item pengungkapan
standard akuntansi seperti FASB (Gamble, dkk., 1995), adanya teori keagenan
(Watts dan Zimmerman’s. 1978), teori legitimasi dan teori ekonomi politik
ini karena terkait dengan tiga aspek keberlanjutan, yaitu: aspek keberlanjutan
secara baik. Hal ini diindikasikan dengan banyaknya perusahaan sampel yang
proaktif. Hal ini berbeda dengan laporan Cahyono (2002), yang menyatakan
(Susi, 2005) dan memiliki kepedulian yang cukup baik dalam pengungkapan
hidup maupun lingkungan sosial sebagai hal yang utama dan tidak terpisahkan
dan Deviarti : 2012). Dari semakin besarnya dampak yang ditimbulkan dari
(Aniela: 2012).
green accounting.
Perusahaan dikatakan memiliki kepedulian terhadap permasalahan
lingkungan yang ada di perusahaan. Tahapan akhir dari wujud kepedulian ini
adalah adanya audit lingkungan yang dengannya efektivitas dan efisiensi dari
1.3 Tujuan
a) Manfaat Teoritis
b) Manfaat Praktis
meliputi kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan pada PTPN VII
Bengkulu.