Akuntansi Hijau
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Andreas Lako, SE., MSi
Disusun Oleh :
Albert Martino 13.60.0010
Yohanes Aditya 13.60.0090
Apudjiwan Nurilhamdi 13.60.0216
Indonesia
Global
Itu semua terjadi karena keserakahan dan ketamaan manusia, korporasi dan negara demi
meraup keuntungan (laba) dan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu dibutuhkan perubahan kea rah
yang lebih baik agar krisis social dan lingkungan dapat diatasi. Disinilah peran Green accounting.
Pengertian Akuntansi Hijau
green accounting adalah jenis akuntansi lingkungan yang menggambarkan upaya untuk
menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi atau
suatu hasil keuangan usaha, Green Accounting menggambarkan upaya untuk menggabungkan
manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi. Perusahaan akuntansi
lingkungan berkaitan dengan dampak lingkungan sebuah bisnis, akuntansi lingkungan nasional
berusaha untuk mencapai yang sama pada tingkat-negara.
Terjadi krisis lingkungan yang kian parah dan Akuntansi dituding sebagai
salah satu penyebabnya karena tidak menyajikan informasi akuntansi
lingkungan
Akuntansi Berkelanjutan
Akuntansi Berkelanjutan adalah sebuah bidang akuntansi yang baru yang fokusnya kepada
pengakuan,pengukuran,pelaporan dan akuntabilitas yang tidak tertuju kepada transaksi-transaksi
atau informaasi tentang keuangan tetapi kepada transaksi-transaksi peristiwa sosial dan lingkungan
yang di dasari oleh informasi keuangan.
Fokus dari proses Akuntansi Berkelanjutan adalah pada transaksi-transaksi atau peristiwa
keuangan, sosial dan lingkungan sehingga output pelaporannya berisi informasi keuangan, sosial
dan lingkungan.
Tujuan akuntansi berkelanjutan menurut Hendriksen (1994) adalah untuk memberikan informasi
yang memungkinkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap masyarakat dapat di evaluasi.
Ramanathan (1976) dalam Arief Suadi (1988) juga menguraikan tiga tujuan yaitu:
Berdasarkan tujuan akuntansi sosial yang diuraikan diatas dapat dipahami bahwa akuntansi
berkelanjutan berperan dan menjalankan fungsinya sebagai bahasa bisnis yang mengakomodasi
masalah–masalah sosial yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga pos–pos biaya sosial yang
dikeluarkan kepada masyarakat dapat menunjang kegiatan operasional dan pencapaian tujuan
jangka panjang perusahaan.
Program Lingkungan PBB (UNEP; United Nations Environment Programme) dalam laporannya
berjudul Towards Green Economy menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu
meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak
negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.
Ekonomi hijau menurut Cato, mempunyai ciri-ciri yaitu suatu sitem ekonomi hijau merupakan
ekonomi yang berbasis lokal. Dalam ekonomi hijau, orang-orang akan berhubungan satu dengan
yang lain lebih dulu dan baru kemudian berdagang.
Bisnis hijau (Green business) adalah sebuah istilah yang mungkin tidak asing namun tak banyak
juga orang yang paham.Sederhananya bisnis hijau adalah sebuah pendekatan lingkungan dan
social dalam menjalankan aktifitas bisnis agar terjadi keberlanjutan bagi generasi mendatang akan
tersedianya sumber-sumber daya alam.
Tipe Green bisnis:
Green Company
Green company yang dimaksud disini adalah aktifitas atau segala hal dalam operasional
perusahaan yang meminimalisir dampak kerusakannya terhadap lingkungan. Green Company
adalah perusahaan yang tidak memberikan impak negative terhadap lingkungan setempat
maupun global, juga terhadap komunitas serta ekonomi secara keseluruhan. Green Company
beroperasi sebagai earth-friendly enterprise atau beroperasi dengan mengadaptasi policies
& principles untuk menghasilkan produk/jasa yang bermanfaat bagi lingkungan, baik dalam
kerangka mengatasi persoalan lingkungan maupun sekedar memproduksi sesuatu dengan
meminimalkan kerusakan lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perusahaan Indonesia yang mengadopsi dan menerapkan
Sustainability Reporting (SR), yaitu pelaporan yang memadukan pelaporan sosial, lingkungan,
keuangan dan tatakelola secara integral, terus meningkat.
Paradigma bisnis yang menganjurkan bahwa dalam berbisnis untuk meraup laba
(profit), korporasi perlu peduli dan bertanggung jawab melestarikan lingkungan planet)
dan meningkatkan kesejahteraan sosial (people) dengan mengelolanya secara baik.
Menurunkan risiko keuangan, risiko bisnis, risiko sosial dan risiko politis
Melindungi perusahaan
Masyarakat dan lingkungan adalah sumberdaya yang tidak berada dalam “area
kendali” dan tidak terikat dalam “executory contract” dengan perusahaan sehingga
diproses akuntansi.