Anda di halaman 1dari 30

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329541377

AKUNTANSI HIJAU: Isu, Teori & Aplikasi

Conference Paper · September 2018

CITATIONS READS

0 6,751

1 author:

Andreas Lako
Soegijapranata Catholic University
107 PUBLICATIONS   198 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

GREEN ACCOUNTING: CONCEPTUAL FRAMEWORK AND APPLICATION View project

All content following this page was uploaded by Andreas Lako on 10 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


AKUNTANSI HIJAU:
Isu, Teori & Aplikasi

Andreas Lako
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

Simposium Nasional Akuntansi XXI


Samarinda, 6 September 2018
Agenda Paparan
• Isu-isu Krusial dalam Teori & Praktik Akuntansi
I Konvensional

• Teori dan Aplikasi AKUNTANSI HIJAU


2
• Tinjauan buku “AKUNTANSI HIJAU: ISU, TEORI &
3 APLIKASI”

• Strategi Menuju Akuntansi Hijau


4
Isu-isu Krusial dalam
Teori & Praktik
Akuntansi Konvensional
1. Dunia, termasuk Indonesia, Akuntansi dituding sebagai penyebab dari krisis
sedang mengalami krisis sosial dan perilaku buruk itu karena:
dan lingkungan yang serius 1. Dalam proses akuntansinya lebih
dan membahayakan memfokuskan pada obyek2, peristiwa2 dan
keberlanjutan bumi dan transaksi2 keuangan, dan
kehidupan umat manusia. 2. Menggunakan perspektif akuntansi
keuangan dalam proses akuntansi terhadap
transaksi2, peristiwa2 dan obyek2 sosial
dan lingkungan.
Dampak buruknya:
Krisis tersebut lebih banyak disebabkan
1. Informasi akuntansi yang disajikan dan
oleh praktik-praktik pembangunan
digunakan para pihak dalam penilaian,
ekonomi dan bisnis dari negara, korporasi,
pengambilan keputusan dan tindakan tidak
rumah tangga dan individu2 yang sangat
reliabel dan relevan, serta menyesatkan
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
2. Memicu dan memacu perilaku buruk dan
dan laba dengan cara-cara tidak ramah
eksploitatif korporasi, negara dan individu
masyarakat dan lingkungan.
terhadap lingkungan dan masyarakat demi
laba dan pertumbuhan ekonomi
• Pada level korporasi, konsep SD juga
terus diadopsi dan dimodifikasi
2. Pada level global/negara, sejak Juni
1992, PBB dan Indonesia telah menerapkan menjadi Sustainable Business,
konsep Sustainable Development/SD yang Sustainable Corporation dan
mengintegrasikan pembangunan ekonomi, Sustainable Management yang
sosia dan lingkungan secara terpadu. berbasiskan pada lingkungan
(planet), masyarakat (people) dan
Konsep SD terus diperbarui hingga saat ini laba (profit) sebagai pilar dasar untuk
untuk mewujudkan Sustainability mendukung Sustainability
lingkungan (planet), masyarakat (people) korporasi/bisnis
dan ekonomi (economic).
Pada level Akuntansi, telah
► Pasca KTT Rio+20 pada Juni 2012, dikembangkan Sustianability
berkembangkan konsep Green Economy
Accounting. Namun, perspektif proses
dan gerakan G0 Green
► Pada 2015, muncul konsep baru akuntansinya masih menggunakan
Sustainable Development Goals (SDGs) perspektif akuntansi keuangan
dengan fokus capaian pada 5P (planet, konservatif
people, partnership, prosperity, peace)
3. Sejak disahkannya UU No.40 Thn 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) dan UU No.25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal, serta munculnya Namun, praktik akuntansi korporasi
banyak Perda tentang pelaksanaan Tanggung memperlakukan hampir semua
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan (TJSLP) pengorbanan sumberdaya ekonomik
kepedulian korporasi melaksanakan TJSLP yang untuk melakukan TJSLP, CSR dan
bersifat wajib maupun CSR yang bersifat sukarela green business dari perspektif
kian meningkat dan meluas dari tahun ke tahun. Akuntansi Keuangan konservatif
 Pasal 66 dan Pasal 74 UUPT sesungguhnya mewajibkan semua korporasi sebagai beban periodik (expense) yang
melaksanakan TJSLP dan CSR menganggarkannya sebagai biaya periodik dan mengurangi laba, ekuitas pemilik dan
melaporkan kinerja pelaksanaannya dalam Laporan Tahunan Direksi dan media nilai aset korporasi.
pelaporan lainnya.
 Kebanyakan korporasi merancang program TJSLP dan CSR sebagai bagian dari Padahal, dari perspektif Akuntansi
strategi korporasi untuk meminimalisir risiko (risks) dan meningkatkan peluang
Sosial dan Lingkungan, kebanyakan
keberlanjutan pertumbuhan bisnis dan laba (returns)
dari pengorbanan tersebut memenuhi
 TJSLP dan CSR menjadi bagian dari strategi green business, green corporation
dan green management serta menjadi bagian dari Good Corporate Governance kriteria “recognition” sebagai pengorban
(GCG) investasi sosial dan lingkungan
4. Pada tahun 2020, IASB akan menerapkan
International Sustainability Accounting Standards
(ISAS).
• Dalam beberapa tahun terahkir, banyak perusahaan
Indonesia sudah menyusun dan menyajikan Sustainability
Reporting
• OJK juga sudah mewajibkan korporasi dalam otoritasnya
menerapkan Sustainable Finance dan menyusun
Sustainability Reporting.

Pertanyaan krusial:
Apakah Indonesia sudah siap menerapkan Sustainability
Accounting and Reporting? Belum siap!!
1. Para akuntan masih “terlena” dan merasa tetap berada pada “zona
nyaman” dengan praktik akuntansi berbasis GAAP/PABU dan SAK
konservatif sehingga tidak mau berubah
2. Meski muncul tekanan global agar akuntansi bertransformasi menuju
Green Accounting atau Sustainability Accounting, namun para
akuntan masih bingung bagaimana caranya......
3. Beberapa tahun terakhir, sejumlah akuntan pendidik telah merespon
positif krisis sosial-lingkungan dan praktik TJSLP-CSR & green
business dengan mengembangankan Akuntansi Sosial &Lingkungan
atau Akuntansi CSR sebagai suatu mata kuliah wajib/pilihan.
 Namun perspektif Akuntansi Keuangan konvensional masih sangat
dominan dalam perlakuan akuntansinya
Teori dan Aplikasi

AKUNTANSI HIJAU
Sustainability Accounting vs Green Accounting

• Meskipun memiliki makna yang hampir yang sama, namun


sesungguhnya Green Accounting (Akuntansi Hijau) memiliki makna
dan nilai-nilai jauh lebih luas dan mendalam dibanding
Sustainability Accounting (Akuntansi Keberlanjutan).
• Meski sama-sama mengintegrasikan akuntansi keuangan, akuntansi
sosial dan akuntansi lingkungan secara terpadu untuk mendukung
“keberlanjutan” korporasi, sosial dan lingkungan, namun Akuntansi
Hijau memiliki basis filosofis dan teoritis lebih kuat dan mendalam
dibanding Akuntansi Keberlanjutan
Hakikat Akuntansi Keberlanjutan
(Sustainability Accounting)
• Proses akuntansi yang mengintegrasikan aspek-
aspek informasi lingkungan, sosial dan keuangan Bertujuan untuk memberikan
secara terpadu dalam satu paket pelaporan. informasi yang utuh, relevan
dan reliable kepada para
• Proses akuntansi yang adil terhadap generasi
pihak dalam penilaian dan
sekarang maupun generasi-generasi yang akan
pengambilan keputusan
datang
ekonomi dan nonekonomi,
• Dilakukan secara berkelanjutan. terutama menyangkut prospek
dan risiko keberlanjutan suatu
• Bertujuan mendukung keberlanjutan entitas..
(sustainability) dari entitas korporasi,
masyarakat, lingkungan dan bangsa
GREEN ACCOUNTING
(Perspektif global)

• Proses Akuntansi yang mengintegrasikan


pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan,
peringkasan dan pelaporan informasi keuangan,
sosial dan lingkungan secara terpadu dalam satu
paket pelaporan akuntansi yang berguna bagi
para pemakai dalam penilaian dan pengambilan
keputusan ekonomi dan nonekonomi.
• Laporan akuntansi tidak hanya menyajikan
informasi keuangan, tapi juga informasi sosial dan
infomasi lingkungan secara terintegrasi
Hakikat Akuntansi Hijau atau Green Accounting
(menurut Lako, 2018)
1. Akuntansi yang “menyejukkan” Sesuai makna kata “green” itu,
2. Akuntansi yang “meneduhkan” maka hakikat Akuntansi Hijau Sasaran:
adalah akuntansi yang
3. Akuntansi yang “menyegarkan”
menghijaukan, menyejukkan,
4. Akuntansi yang “mendamaikan” mengasihi, menghidupi dan
5. Akuntansi yang “mengasihi” melestarikan bisnis dan laba
(profit) korporasi karena
6. Akuntansi yang “menghasilkan memperhitungkan semua aspek
O2 (oksigen)” untuk kehidupan lingkungan (planet), sosial
7. Akuntansi yang “hidup” (people) dan finansial (profit)
atau 3P dalam proses akuntansi.
Model Aplikasi
Akuntansi Hijau
1.Recognition &
accounting treatment
(assets, liabilities,
equity, revenue,
6. Disclosure of expenses,
financial & nonfinancial performance /
information earnings)
(annual report, 2.
sustainability report, Measurement
integrated report, etc.
of values

Essence of
Accounting
5. Reporting
financial &
nonfinancial
information 3.To record
transactions,
(financial events & objects
statements, financial 4. Summarization
reporting)
Information
(journal, post,
work sheet,
correction journal
& closing journal)
Contoh Praktik
Akuntasi konvensional vs Akuntansi Hijau
Contoh transaksi:
PT A menyisihkan dana Rp 1 miliar untuk penebangan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, Rp 1,5 miliar
untuk pembukaan jalan menuju perkebunan dan Rp 500 juta untuk dana CSR.

Akuntansi Konvensional Akuntansi Hijau


• Jurnal • Jurnal
Biaya buka lahan Rp 1 m Investasi buka lahan Rp 1 m ------(Akt lingkungan)
Biaya buka jalan Rp 1,5 m Investasi buka jalan Rp 1,5 m ….. (Akt keuangan)
Biaya CSR Rp 500 jt Investasi CSR Rp 500 jt …. (Akt Sosial)
Kas Rp 3 m Kas Rp 3 m

Neraca & Laporan L/R Neraca

Kas/aset -, Biaya +, laba -, ekuitas -, dividen -, Kas -, ATB +, jumlah aset =, (penjualan/pendapatan +,
liabitas +, harja jual produk/jasa + aset +, laba +, ekuitas +, liabilitas -)
Laporan Posisi Keuangan Hijau
 ASET  LIABILITAS

Aset lancar Rp xxx Liabilitas lancar Rp xxx

Liabilitas kontinjen sosial & lingkungan Rp xxx


Aset finansial Rp xxx
liabilitas jangka panjang Rp xxx +
Aset tetap Rp xxx
Total liabilitas Rp XXX
Aset sumberdaya alam Rp xxx
 EKUITAS PEMILIK
Investasi sosial & lingkungan Rp xxx Modal saham/disetor Rp xxx
Laba ditahan Rp xxx
Aset tidak berwujud Rp xxx
Laba/rugi periode berjalan Rp xxx +
Aset lain-lain Rp xxx + Rp xxx

Total aset Rp XXX Donasi/Hibah CSR Rp xxx -

= ===== Total ekuitas Rp XXX +

Total liabilitas dan ekuitas Rp XXX


=======
Laporan Kinerja Keuangan Hijau
(Laporan Laba/rugi Hijau)
Pendapatan Rp xxx
Biaya produksi Rp xxx -
Laba/rugi kotor Rp xxx

Biaya operasional:
 Biaya pemasaran Rp xxx
 Biaya administrasi & umum Rp xxx +
Total biaya operasional Rp xxx -
Laba/rugi operasional Rp xxx

Biaya sosial & lingkungan:


 Biaya sosial Rp xxx
 Biaya lingkungan Rp xxx +
Total biaya sosial & lingkungan Rp xxx -
Laba/rugi hijau operasional Rp xxx
Pendapatan dan beban lain-lain Rp xxx -
Laba/rugi bersih sebelum pajak Rp xxx
PPh Badan Rp xxx -
Laba/rugi bersih Rp xxxx
========
Tinjauan buku

“AKUNTANSI HIJAU: ISU, TEORI & APLIKASI”


ISI BUKU

Bagian II Bagian III


Bagian I Akuntansi Konservatif Menghijaukan
Pengantar (1) dan Krisis Sosial- Akuntansi dan
Lingkungan (2) Akuntan (3)

Bagian IV Bagaian V Bagian VI


Transformasi Menuju Konstruksi Kerangka Konstruksi Aplikasi
Akuntansi Hijau (2) Konseptual Akuntansi Akuntansi Hijau (1)
Hijau (1)
Kelebihan dan Kekurangan buku ini
Kelebihan Kekurangan
 Merupakan buku pertama di Indnesia/dunia yang  Sebagian besar babnya berisi pengembangan
mengembangkan konstruksi teoritis dan aplikasi dari artikel-artikel ilmiah popular yang telah
Akuntansi Hijau dengan menggunakan perspektif diterbitkan sejumlah majalah Akuntansi,
spiritualitas berbasis nilai-nilai kasih kepada sesama
dan lingkungan
sehingga mungkin banyak terjadi pengulangan
penulisan
 Ditulis dalam bahasa ilmiah popular sehingga “enak”
untuk dibaca  Font tulisannya kecil sehingga mungkin agak
 Bisa digunakan profesi akuntansi sebagai referensi menyulitkan dalam membaca
dalam dalam pengembangan Rerangka Konseptual dan  Konstruksi teoritis dan aplikasi Akuntansi Hijau
Penyusunan Standar Akuntansi, Pengembangan belum tuntas dan belum sempurna
Kurikulum, Pengajaran serta Riset Akuntansi; serta juga
dalam praktik akuntansi korporasi  Belum ada konstruksi riset akuntansi
Tantangan bagi Profesi Akuntansi (IAI) dalam
Pengembangan Akuntansi Hijau

1. Reformasi Rerangka Konsep Akuntansi dan PABU


konvensional menuju ke Akuntansi Hijau.
2. Reformasi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis
Akuntansi Hijau (SAH)
3. Reformasi proses praktik akuntansi (pengakuan,
penukuran nilai, pencatan, peringkasan, pelaporan dan
pengungkapan informasi akuntansi) dan format pelaporan
akuntansi terintegrasi atau Pelaporan Akuntansi Hijau .
4. Reformasi Standar Auditing berbasis Standar
Pengauditan Hijau (SPH)
Tantangan bagi IAI-KAPd dalam Pengembangan
Pendidikan-Pengajaran Akuntansi Hijau
1. Reformasi materi /literatur, kurikulum dan strategi
pendidikan-pengajaran akuntansi berbasis pada
Akuntansi Hijau dalam upaya “menghijaukan“ akuntansi
dan calon akuntan
 Bentuk tim khusus yang kompeten untuk merumuskan
dan mempersiapkannya

2. IAI-KAPd perlu membangun kolaborasi dan sinergi


dengan pemerintah, pelaku bisnis dan para stakeholder
terkait untuk sosialisasi, edukasi dan pengembangan
praktik akuntansi hijau dalam entitas korporasi

3. Kolaborasi para akuntan pendidik antar perguruan tinggi


dalam penulisan buku ajar dan buku referensi, dalam
pendidikn/pengajaran serta dalam riset dan publikasi
terkait isu-isu Akuntansi Hijau menjadi sangat krusial.
Dampak Positif Penerapan Akuntansi Hijau

Reformasi dan implementasi AKUNTANSI HIJAU akan


memberikan dampak positif yang signifikan bagi:

1. Pengembangan dan kemajuan Akuntansi baik


sebagai ilmu maupun sebagai teknologi rekayasa
2. Kemajuan profesi akuntansi dalam pengembangan
lapangan pekerjaan akuntansi
3. Meningkatkan relevansi, reliabilitas dan peran
strategis informasi akuntansi untuk para pihak
stakeholder
Terima Kasih
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai