Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

SUSTAINABILITY ACCOUNTING
SUSTAINABILITY ACCOUNTING & ISU LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Putu Pande R. Aprilyani Dewi S.E., M.Si

OLEH
Nama anggota :

Ni Nyoman Ayu Sariningsih (119211329)


I Dewa Ayu Whenyca Marranitha (119211331)
Ni Putu Eka Cahyaning Putri (119211332)
Ni Putu Helena Prischilia (119211339)
A.A Istri Sukma Suryani (119211402)
Ni Kadek Windi Andika (119211412)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI/FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan karunia-nya ,penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SUSTAINABILITY ACCOUNTING & ISU
LINGKUNGAN” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah etika bisnis dan tata kelola
korporat. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang etika akuntan
professional dalam praktik publik bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu ,saran dan
kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 11 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
2.1 Sustainability Accounting dan Isu Lingkungan........................................................ 3
2.2 Penentu Keberhasilan CSR dalam Melindungi Kelestarian Lingkungan ............... 4
BAB III ................................................................................................................................ 8
PENUTUP ........................................................................................................................... 8
Kesimpulan ...................................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Isu lingkungan telah menjadi perbincangan masyarakat pada berbagai lapisan, memengaruhi
masyarakat pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Isu lingkungan selalu mendapat
perhatian yang luas di kalangan masyarakat. Permasalahan lingkungan juga semakin menjadi
perhatian serius bagi para pemangku kepentingan, baik konsumen, investor maupun
pemerintah sekarang ini. Investor asing memiliki kecenderungan mempersoalkan masalah
pengadaan bahan baku dan proses produksi yang terhindar dari munculnya permasalahan
lingkungan, seperti: kerusakan tanah, rusaknya ekosistem,maupun polusi udara dan air (Hadi,
2011).
Pemerintah juga mulai memikirkan kebijakan ekonomi makronya terkait dengan
pengelolaan lingkungan dan konservasi alam. Permasalahan sosial dan lingkungan merupakan
faktor penting yang harus segera dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan
lingkungan semakin nyata sekarang ini. Lingkungan dan isu-isu terkait telah banyak
didiskusikan dan diperdebatkan sehingga akuntan dapat memainkan peran dalam isu-isu
tentang lingkungan. Bangkitnya kepentingan dalam tanggung jawab sosial perusahaan terjadi
di akhir 1980-andan 1990-an yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya minat atas
masalah lingkungan. Saat ini CSR merupakan salah satu strategi dari perusahaan. Pada era
masyarakat yang mulai peduli lingkungan, CSR merupakan komponen wajib dan bukan lagi
pilihan bagi perusahaan. Beberapa perusahaan seperti Ben & Jerry’s, Newman’s Own,
Patagonia, dan Body Shop telah mengelompokkan diri dengan membuat komitmen jangka
panjang terhadap CSR. Pada contoh beberapa perusahaan ini menunjukkan bahwa bisnis dan
masyarakat mempunyai hubungan saling ketergantungan. Bisnis memerlukan masyarakat
sebagai pembeli dan pemberi dana dan masyarakat juga perlu bisnis untuk produk-produk yang
dihasilkannya. Hubungan bisnis dan masyarakat dapat dimasukkan sebagai unsur unsur dalam
strategi perusahaan untuk berkompetisi.
Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi
yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (Good Corporate
Governance) semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas
sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah
melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman, tentram, dan
kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kegiatan yang dilakukan oleh CSR sebagai bentuk tanggung jawab
social terhadap lingkungan sekitar?
2. Bagaimana penentu tingkat keberhasilan CSR terhadap lingkungan sekitar?
3. Bagimana agar CSR dapat berjalan dengan baik dan sesuai?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh CSR sebagai bentuk
tanggung jawab social terhadap lingkungan sekitar
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penentu tingkat keberhasilan CSR
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan agar CSR dapat berjalan dengan baik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sustainability Accounting dan Isu Lingkungan

Isu lingkungan telah menjadi perbincangan masyarakat pada berbagai lapisan,


memengaruhi masyarakat pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Isu lingkungan
selalu mendapat perhatian yang luas di kalangan masyarakat. Permasalahan lingkungan
juga semakin menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan, baik konsumen,
investor maupun pemerintah sekarang ini. Investor asing memiliki kecenderungan
mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses produksi yang terhindar dari
munculnya permasalahan lingkungan, seperti: kerusakan tanah, rusaknya
ekosistem,maupun polusi udara dan air (Hadi, 2011). Pemerintah juga mulai memikirkan
kebijakan ekonomi makronya terkait dengan pengelolaan lingkungan dan konservasi
alam. Permasalahan sosial dan lingkungan merupakan faktor penting yang harus segera
dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan semakin nyata
sekarang ini. Lingkungan dan isu-isu terkait telah banyak didiskusikan dan diperdebatkan
sehingga akuntan dapat memainkan peran dalam isu-isu tentang lingkungan. Bangkitnya
kepentingan dalam tanggung jawab sosial perusahaan terjadi di akhir 1980-andan 1990-
an yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya minat atas masalah lingkungan.

1. Kesehatan Masyarakat
CSR (Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon sosial atau
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk, misalnya; menjaga lingkungan sekitar perusahaan, membangun
fasilitas umum, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, memberikan bantuan
beasiswa kepada anak yang dirasa kurang mampu, hingga memberikan bantuan dana
untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.Kegiatan CSR yang baik adalah kegiatan yang
terus berkelanjutan, dan efek positifnya dapat langsungdirasakan oleh masyarakat.
Selama periode 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah bekerjasama dengan Dunia
Usaha dalam rangka mengkampanyekan program prioritas di bidang kesehatan, salah
satunya adalah kampanye program pencegahan stunting yang dilakukan di berbagai

3
daerah. Fokus kegiatan CSR Kesehatan di tahun 2019sendiri yaitu pada GERMAS,
Stunting, dan Kesehatan Ibu serta Anak.

2. Pelestarian Lingkungan
Untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan lingkungan, pihak swasta dalam hal ini
para pengusaha terutama yang kegiatan industrinya dominan berkaitan dengan sumber
daya alam harus memiliki tanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan.Salah satu
bentuk tanggung jawab perusahaan tersebut yaitu melalui program CSR atau Corporate
Social Responsibility di bidang lingkungan hidup. Dengan program CSR ini
perusahaan dapat berproduksi dan mendapatkan keuntungan ekonomi tanpa harus
merusak kelestarian lingkungan.

2.2 Penentu Keberhasilan CSR dalam Melindungi Kelestarian Lingkungan

Terdapat berbagai contoh wujud nyata kegiatan dari program CSR dalam bidang
lingkungan, diantaranya yaitu pembuatan taman dan ruang terbuka pada kawasan perkotaan,
penanaman pohon,perusahaan menghemat penggunaan sumber daya alam atau mengganti
dengan sumber daya alam lainatau energi alternatif, pendaur-ulangan atau recycle produk-
produk yang dihasilkan sehingga bisa lebih berguna dan perusahaan memberikan pelatihan dan
pendidikan terkait pelestarian lingkunngan hidup.
Bergabai contoh kegiatan CSR sebagai bagian dari program pembangunan
berkelanjutan, menuntut peran semua pihak baik pemerintah, pihak swasta bahkan masyarakat.
Program CSR yang dilakukan oleh pihak swasta dalam hal ini pengusaha tidak akan berjalan
lancar tanpa dukungan berbagai pihak.
Agar CSR dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pengelolaan dalam kegiatannya.
Salah satunya adalah melalui MRV (Measurable Reportable Verifiable) yaitu pengaturan
pengelolaan dana CSR dimana dana tersebut diukur, dilaporkan dan diverifikasi.
Pada saat program CSR dijalankan juga diperlukan evaluasi dan monitoring jalannya
programCSR, dalam hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan penyelenggara CSR tetapu akan
jauh lebih baik jika terdapat pihak luar seperti dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
lembaga pemerintah ataupun universitas.
Selain itu, program CSR harus sistematis dan dirancang sebagai program pembangunan
berkelanjutan. Dan terakhir yaitu perusahaan harus mengubah pandangan bahwa CSR bukan

4
hanya sekedar kewajiban dan berderma saja tetapi sebuah niat baik yang dalam pelaksanaannya
disesuaikandengan kebutuhan masyarakat.

3. Aturan dan Etika Penggunaan Bahan Berbahaya


Terkait dengan permasalahan ini sebenarnya kita pun telah memiliki regulasi yang
terkait dengan pengendalian penggunaan barang-barang berbahaya ini, diantaranya
adalah :
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun (B3)
c. Permen LH No 18 Tahun 2009 tcntang Tata Cara Perijinan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
d. Permen LH No 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perjinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan
Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Oleh Pemerintah
Daerah.

Etika berarti aturan perilaku manusia, adat kebiasaan dalam pergaulan antar sesama,
untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pelanggaran adalah suatu
tindakan yang menyimpang dari norma – norma atau aturan yang ada. Dalam kehidupan
sehari-hari masih sering terjadi adanya pelanggaran etika, baik dalam bidang bisnis, IT
dan bidang Sains. Pada bidang sains itu sendiri banyak pelanggaran-pelanggaran etika
yang dilakukan oleh manusia, contohnya saja yaitu salah satu hidang Sains yaitu kimia.
Dimana bahan-bahan kimia yang seharusnya tidak digunakan untuk bahan makanan,
minuman tetapi kini dijadikan sebagai bahan utama pembuat makanan dan minuman.
Banyak contoh dari pelanggaran etika pada bahan kimia diantaranya :
2.2.1 Formalin
Formalin pada dasarnya bukanlah sebagai bahan campuran untuk membuat bermacam-
macam makanan, formalin itu sendiri sebenarnya sebagai zat untuk pembersih lantai,
pakaian dan sebagai alat pembasmi serangga dan lainnya. Menurutu BPOM pengguna
formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan, dampak formalin pada
tubuh manusia dapat bersifat akut seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual,
muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Kronis gangguan pada pencernaan, hati,
ginjal, pancreas, system saraf pusat dan dapat menyebabkan kanker.

5
2.2.2 Boraks
Sama seperti formalin, boraks juga bukan merupakan salah satu bahan campuran
pembuat makanan, boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan
stabil pada suhu dan tekanan normal. Pada umumnya boraks digunakan untuk
pembuatan gelas, pengawetan kayu dan pembasmi kecoa. Apabila boraks digunakan
untuk bahan campuran makanan akan berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan
hati.
2.2.3 Rhodamin B
Rhodamin – B adalah zat pewarna atetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau atau
ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwama merah terang berflourenses.
Rhodamin - B umumnya digunakan sebagai pewarna kertas dan tekstil. Mengkonsumsi
zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati
dan bias menngakibatkan kanker hati.
2.2.4 Metanil Yelow
Metanil Yellow adalah Zat pewarna sintetis berbentuk serbuk berwarna kuning
kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam
aseton. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta
sebagai indikator reaksi netralisasi asam – basa. Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo
Aromatik yang dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung
kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit.
4. Kerjasama Korporate
Perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan. Salah satu tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumennya. Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan barang
dan bisa juga kebutuhan jasa.
Kinerja perusahaan dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen ini pun dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya untuk perusahaan barang, mereka dapat memproses
barang baku menjadi barang jadi atau menjadi barang setengah jadi. Barang hasil
produksinya ini bisa digunakan langsung oleh konsumen, dan bisa juga digunakan oleh
perusahaan lain.
Jenis perusahaan yang ada pun juga sangat beragam. Pada perusahaan jasa saja, ada
berbagai jenis seperti asuransi, bank, konsultan, notaris, pengacara,dan sebagainya.
Berbagai bentuuk perusahaan yang ada ini dapat menimbulkan ada persaingan antar
satu bisnis dengan bisnis lainnya

6
Kerjasama antar perusahaan ini juga dilakukan dengan tujuan untuk membatasi persaingan.
Kerjasama antar perusahaan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Setidaknya, bentuk
kerjasama antar perusahaan yang umum dilakukan ada 4, yakni kartel, trust, joint venture
dan merger.
a) Kartel Kartel adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan antar perusahaan
sejenis yang dilakukandalam jangka waktu tertentu, dan masing -masingnya tetap
berdiri sendiri, dengan tujuankerjasama adalah untuk menguasai pasar.
b) Trust Trust adalah bentuk penggabungan beberapa perusahaan yang tadinya berdiri
sendiri - sendiri, kemudian digabung menjadi satu visi, baik dipandang dari sudut
ekonomi maupun dari suduthukum. Penggabungan perusahaan melalui sistem trust
ini, bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti :
 Datar/horizontal, yakni semisal beberapa industri sejenis digabungkan
menjadi satuindustri besar.
 Tegak/ vertikal, yakni semisal dengan penggabungan perusahaan dalam
kolom -kolom perusahaan yang digabungkan menjadi satu.
 Sejajar, yakni semisal dengan gabungan perdagangan dari beberapa jenis
barang.
c) Joint venture Joint venture adalah suatu bentuk penggabungan antara dua pihak atau
lebih yang mengumpulkan modal untuk mendirikan badan usaha dengan
berlandaskan perjanjian tertentu.
d) Merger Merger adalah bentuk kerjasama antar perusahaan yang dilakukan dua atau
lebih perusahaan atau usaha sejenis karena adanya persamaan kepentingan dengan
tujuan agar dapat memperkuat kedudukan dan stabilitas perusahaan yang baru.

7
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

CSR (Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon sosial atau
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
dalam bentuk berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,
misalnya; menjaga lingkungan sekitar perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar, memberikan bantuan beasiswa kepada anak yang dirasa
kurang mampu, hingga memberikan bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
Bergabai contoh kegiatan CSR sebagai bagian dari program pembangunan berkelanjutan,
menuntut peran semua pihak baik pemerintah, pihak swasta bahkan masyarakat. Program CSR
yang dilakukan oleh pihak swasta dalam hal ini pengusaha tidak akan berjalan lancar tanpa
dukungan berbagai pihak. Agar CSR dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pengelolaan
dalam kegiatannya. Salah satunya adalah melalui MRV (Measurable Reportable Verifiable)
yaitu pengaturan pengelolaan dana CSR dimana dana tersebut diukur, dilaporkan dan
diverifikasi.

Anda mungkin juga menyukai