Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY (CSR) DAN

MANFAATNYA BAGI PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT

Laila Lubna1
Universitas Muhammadiyah Malang, Kota Malang

Pendahuluan
Lingkungan dimana perusahaan berada dan beroperasi turut serta mendukung perusahaan
sebagai entitas bisnis. Tujuan utama dari berdirinya suatu badan usaha adalah untuk
menyediakan produk yang akan memuaskan permintaan konsumen sambil terus memaksimalkan
keuntungan. Dengan kehadiran suatu perusahaan di tengah-tengah masyarakat, tentu akan
menimbulkan perubahan sosial dan perubahan lingkungan. Eksploitasi lingkungan merupakan
bagian dari aktivitas operasional perusahaan yang berdampak pada terjadinya kerusakan
lingkungan dan akan merusak ekosistem. Pada akhirnya, permasalahan ini juga dapat merugikan
masyarakat dan menimbulkan masalah sosial yang memiliki konsekuensi yang cukup luas. Hal
inilah yang memunculkan wacana tentang tanggung jawab sosial, yang diharapkan tidak hanya
mempertimbangkan kepentingan perusahaan itusendiri tetapi juga masyarakat dan lingkungan di
mana mereka berada (Zetta et al., 2022).
Perusahaan selain kewajiban ekonomi kepada pemegang saham, juga berkewajiban
mematuhi hukum kepada pemerintah, seperti dalam hal membayar pajak dan memenuhi
persyaratan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Tanggung jawab sosial
bagaimanapun harus diikutsertakan jika sebuah perusahaan ingin terus beroperasi dan tetap
bereputasi baik. Dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan harus
bisa diatasi melalui upaya peningkatan kinerja lingkungan yang baik (environmental
performance) guna menjaga reputasi positif di antara pemangku kepentingan perusahaan karena
isu lingkungan semakin menjadi perhatian yang sangat serius bagi kalangan masyarakat (Zetta et
al., 2022).
Kegiatan Corporate Social Responsbility atau tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
yang baik menjadi semakin penting. Melalui CSR, sebuah organisasi mengembangkan komitmen
kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mendukung kesejahteraan sosial dan
pembangunan berkelanjutan, menerapkan hukum nasional dan internasional, dan menjunjung
tinggi prinsip moral sambil terus konsisten memberikan layanan (Abad-Segura et al., 2019).
Studi ini menunjukkan bahwa, selain proses globalisasi, sangat penting bagi bisnis untuk
menghubungkan CSR dengan pembangunan keberlanjutan, pembangunan sosial, dan kepedulian
lingkungan. Definisi CSR tidak banyak berubah sejak pertama kali diperkenalkan, tetapi
tempatnya dalam strategi perusahaan telah berubah sebagai akibat dari pengaruh inisiatif
pembangunan berkelanjutan yang disadari secara sosial (Fondevila, 2018)
World Business Council for Sustainable Development atau Dewan Bisnis Dunia untuk
Pembangunan Berkelanjutan (WBCSD) mencapai kesepakatan CSR di Afrika Selatan pada
tahun 2002 dengan tujuan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di antara semua bisnis
internasional. Sejalan dengan berkembangnya pemahaman yang mengutamakan pemangku
kepentingan, pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) telah menjadi
tren global. Menurut ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial, dan lingkungan hidup, yang berlaku bagi usaha yang
mengelola atau berdampak pada sumber daya alam, tidak dibatasi kontribusinya, dan termasuk
dalam laporan keuangan, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan program
Corporate Social Responsibility (CSR). Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR)
melalui UU No. 40 Tahun 2007 menunjukkan bahwa hal tersebut bukan lagi merupakan praktik
pilihan (Hafid & Kartika W, 2020).
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) memiliki kewajiban melebihi nilai perusahaan,
yang ditunjukkan dengan seberapa baik kinerjanya secara finansial. Triple bottom line harus
menjadi landasan tanggung jawab perusahaan. Laba, manusia, dan lingkungan adalah tiga
konsep yang membentuk triple bottom line. Hal tersebut dikarenakan kesinambungan perusahaan
tidak dapat dipastikan hanya dengan situasi keuangannya, perusahaan juga memberikan
penekanan yang kuat pada manusia dan lingkungan (Sri Ardani & Mahyuni, 2020).
Meningkatnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia dan di seluruh dunia, mulai dari
penggundulan hutan hingga polusi udara dan air hingga perubahan iklim, juga terkait dengan
pengembangan CSR. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana CSR diterapkan oleh perusahaan, hal apa saja yang mendorong dan menghambatnya
dan apa keuntungan atau manfaat dari penerapannya.

Pembahasan
Implementasi Corporate Social Responsbility (CSR)
Sistem ekonomi tradisional memiliki kesenjangan antara pertumbuhan ekonomi dan
keseimbangan lingkungan. Dari situlah muncul ide untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
merusak lingkungan dan sumber daya untuk generasi mendatang (Strezov et al., 2017) . Dengan
demikian, banyak interpretasi pembangunan berkelanjutan yang sepakat bahwa kebijakan dan
tindakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi harus menjaga kelestarian lingkungan dan
menjunjung tinggi keadilan sosial (Khan et al., 2018) . Kesadaran umum adalah bahwa sebagian
besar kegiatan ekonomi tidak berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang. Misalnya,
manifestasi seperti perubahan iklim menunjukkan bahwa model ekonomi perlu diubah sebagai
komitmen kuat untuk generasi mendatang.
Dengan demikian, perusahaan bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi
sambil beradaptasi dengan keterbatasan alam sebagai sumber daya terbarukan (Acheampong,
2018) . Karena sifat dinamis dari konsep keberlanjutan, beberapa peneliti percaya bahwa CSR
dapat terus berkembang. Ini mengacu pada alat yang mampu memberikan informasi kepada
pasar dan investor, memungkinkan perusahaan untuk mengetahui apakah kegiatan mereka
berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang. Indeks Keberlanjutan Dow Jones
menawarkan definisi yang paling diterima: "pendekatan bisnis yang berupaya menciptakan nilai
pemegang saham jangka panjang dengan memanfaatkan peluang dan secara efektif mengelola
risiko yang melekat dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan sosial" (Ashrafi et al., 2019).
Di antara inisiatif yang ingin dicapai untuk keberlanjutan perusahaan, organisasi harus
mendorong pengembangan strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis sejalan
dengan munculnya dampak sosial dan lingkungan (Baumgartner & Rauter, 2017) . Perusahaan
juga harus mengelola peluang, risiko, dan konsekuensi strategi keberlanjutan yang terintegrasi.
Ketersediaan informasi finansial dan non finansial yang berkaitan dengan bagaimana korporasi
berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya dapat disebut dengan corporate social
responsibility (CSR). Bentuk tanggung jawab tersebut antara lain melakukan tindakan yang
dapat meningkatkan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial, memberikan beasiswa
kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, berkontribusi dalam pemeliharaan fasilitas
umum, dan memberikan sumbangan kepada desa atau fasilitas yang bersifat sosial dan
bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama yang yang tinggal dekat dengan perusahaan
(Rahasari, 2013) .
Menurut Wahyudi dan Azheri (2011) dalam Yusuf et al. (2020) , ada empat jenis
implementasi CSR. Pertama, kelola lingkungan kerja dengan baik. Penyediaan lingkungan kerja
yang aman dan nyaman, struktur pengupahan yang adil, dan memperhatikan kesejahteraan
karyawan dan keluarganya termasuk dalam kategori ini. Kedua, kolaborasi antara dunia usaha
dan masyarakat, khususnya yang bersifat lokal. Biasanya kerjasama tersebut berbentuk program
pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan dalam
jangka panjang. Masyarakat dapat merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan melalui
inisiatif ini untuk memupuk kemandiriannya bahkan setelah berhenti beroperasi.
Langkah selanjutnya adalah mengelola kelestarian lingkungan. Kegiatan ini dimulai dari
lingkungan perusahaan, seperti mengurangi penggunaan listrik, air, dan kertas serta mengolah
limbah yang dihasilkan oleh operasional perusahaan sehingga tidak mencemari area sekitar
kantor, pabrik, atau lahan sekitarnya. Apalagi, terakhir, investasi sosial. "pekerjaan amal
perusahaan" sering digunakan untuk merujuk pada kategori ini. Kata tersebut mengacu pada
inisiatif bisnis untuk membantu masyarakat dan lingkungan yang dilakukan oleh kelompok atau
organisasi lain melalui dukungan finansial dan non-finansial. Pada akhirnya upaya tersebut akan
membantu perusahaan karena akan meningkatkan citra perusahaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi CSR
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa beberapa variabel
dapat mempengaruhi bagaimana CSR diimplementasikan dalam bisnis. Umur perusahaan, jenis
industri, dan ukuran usaha merupakan beberapa aspek yang terkait dengan pelaksanaan CSR.
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa perusahaan baru memiliki tingkat Corporate
Social Responsibility Disclosure (CSRD) yang lebih tinggi. Lebih rendah dari perusahaan yang
lebih tua (firm age). Selain itu, karena perusahaan yang lebih tua dianggap lebih sadar
lingkungan, mereka memiliki tingkat CSRD yang lebih tinggi (Ningrum et al., 2019) .
Selain itu, data kualitatif menunjukkan bahwa ketiga variabel ini—ukuran perusahaan,
umur perusahaan, dan jenis industri—dapat menjelaskan variasi jumlah CSRD dalam bisnis. Di
berbagai jurnal, jenis perusahaan juga dibahas sebagai faktor yang berhubungan positif dengan
CSR. Hasil kuantitatif dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berjenis industri
(manufaktur) memiliki dampak/risiko yang lebih besar terhadap lingkungan sekitar, sehingga
memiliki skor CSR yang lebih tinggi dibandingkan bisnis dari sektor lain. Ditemukan bahwa
industri dengan risiko lingkungan yang paling signifikan—industri kehutanan dan kertas, industri
pertambangan, industri minyak dan gas, industri gas, air, dan multi-utilitas, industri tembakau,
dan sektor listrik—akan mempengaruhi implementasi CSR industri ini dalam bisnis mereka
(Purificación et al., 2018)
Namun, ada faktor lain yang ikut berperan, seperti jenis kepemilikan asing yang secara
signifikan mempengaruhi pelaksanaan CSR. Analisis statistik yang dipublikasikan di jurnal lain
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi implementasi CSR dalam
organisasi. Artikel ini mengkaji dampak dari struktur kepemilikan perusahaan. Jika sebagian
besar orang asing memiliki perusahaan, upaya tanggung jawab sosial akan ditingkatkan dalam
organisasi. Perusahaan dengan cabang internasional juga berdampak pada tingkat upaya CSR.
Jurnal lain berpendapat bahwa selain variabel tersebut di atas, variabel signifikan lainnya
yang dapat mempengaruhi CSR terdiri dari permintaan karyawan, undang-undang pemerintah,
budaya perusahaan, dan permintaan pelanggan. Ini menunjukkan bagaimana kegiatan CSR dapat
meningkatkan niat baik organisasi dan, dari waktu ke waktu, meningkatkan pengetahuan
karyawan tentang CSR, meningkatkan efisiensi bisnis, dan menurunkan tingkat perputaran
karyawan. Nilai-nilai bersama, kepercayaan, dan metode kerja akan mempengaruhi perilaku
karyawan di tempat kerja, dan nilai-nilai yang tertanam dalam perusahaan juga mempengaruhi
para pengambil keputusan sehingga dianggap sebagai budaya perusahaan. Oleh karena itu, faktor
budaya perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menunjukkan CSR (Ningrum
et al., 2019) . Dalam salah satu jurnal disebutkan bahwa pemanfaatan konteks budaya lokal dapat
mendorong dan memperkuat pelaksanaan CSR. Tingkat pertumbuhan sosial ekonomi juga
berdampak pada implementasi CSR karena tingkat pendidikan tinggi akan meningkat seiring
dengan kompetensi manajemen.
Berikut adalah unsur-unsur yang turut menyukseskan pelaksanaan program Corporate
Social Responsibility (CSR) di dunia usaha:
1. Akses ke pembiayaan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam pelaksanaan CSR,
perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar. Biasanya, perusahaan menerima dana dari
pendapatan mereka atau anggaran terpisah yang disisihkan untuk tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR).
2. Adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak terkait. Perusahaan tentunya
membutuhkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak dalam menjalankan program-
program yang telah direncanakan. Dukungan tersebut dapat berasal dari internal perusahaan
atau masyarakat sekitar perusahaan sebagai pihak eksternal.
3. Prosedur administrasi yang cepat. Perusahaan harus mendukung penerima manfaat program
Corporate Social Responsibility (CSR) tanpa mempersulit mereka melalui kendala
administratif yang memberatkan.
4. Adanya pemantauan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Melalui evaluasi
akan diketahui apa yang perlu diubah atau diganti untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan evaluasi dan
penilaian harus dilakukan secara rutin dan berkala. Evaluasi tersebut juga memberikan
informasi tentang keberhasilan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Berikut ini adalah tantangan dalam melaksanakan program Corporate Social
Responsibility (CSR):
1. Regulasi organik kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) belum ditetapkan. Sampai
saat ini, belum ada peraturan turunan dari undang-undang yang berfungsi untuk menentukan
secara pasti dan rinci dalam bentuk peraturan pelaksanaan CSR.
2. Pemberdayaan masyarakat belum masuk dalam pendekatan implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan.
3. Pemetaan masalah sosial perlu dilakukan dengan tepat. Untuk mengatasi temuan masalah
sosial, perlu memahami masalah secara keseluruhan untuk menentukan solusi yang tepat dan
berharga. Demikian pula pada tahap perencanaan program tanggung jawab sosial (CSR),
dengan merancang pemetaan permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat,
akan terbentuk agenda Corporate Social Responsibility (CSR) yang jelas dan terarah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
4. Penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) tidak transparan. Dana untuk
kegiatan CSR harus dikelola secara transparan dan terbuka oleh masyarakat dan pemerintah.
Sudah selayaknya pihak terkait mengetahui anggaran CSR perusahaan dan tujuan penyaluran
dana tersebut. Tujuannya agar dana tersebut tepat sasaran sesuai dengan prioritas perusahaan
bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Manfaat Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan menikmati manfaat atau keuntungan dari penerapan CSR dan menjangkau
masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait lainnya selain masyarakat. Wibisono
(2007: 99) dalam (Zetta et al., 2022) menjelaskan keuntungan penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai berikut:
1. Untuk Perusahaan
a. Membangun reputasi positif yang akan membantu keberlanjutan perusahaan.
b. Ini bisa menjadi alat untuk membantu bisnis mendapatkan modal (modal).
c. Keberhasilan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menjadi salah satu
langkah dalam manajemen risiko.
2. Untuk Masyarakat
Tingkat kehidupan masyarakat akan meningkat secara signifikan dengan pelaksanaan
program Corporate Social Responsibility (CSR) yang tepat sasaran. Ada lowongan pekerjaan
di perusahaan atau pabrik; beasiswa pendidikan telah disiapkan oleh perusahaan, peningkatan
keterampilan masyarakat dalam berwirausaha, penambahan fasilitas umum, perbaikan gizi
balita, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Untuk Alam
Dengan mengolah kembali produk-produk yang dibuat oleh masing-masing
perusahaan, program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang lingkungan
diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan mencegah penggunaan
sumber daya alam secara berlebihan dengan mengurangi segala jenis zat berbahaya yang
dilepaskan ke lingkungan oleh para pencinta lingkungan. . Orang bisnis. Upaya alternatif
untuk mengganti bahan dan menjaga keanekaragaman hayati.
4. Bagi Pemerintah/Negara
Pemerintah akan diuntungkan dan terbantu dengan melaksanakan Corporate Social
Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar perusahaan dalam hal perbaikan
infrastruktur, pelestarian lingkungan, dan mengurangi praktek-praktek perusahaan yang tidak
etis.
Menurut penelitian dari organisasi Amerika Business for Social Responsibility (BSR),
ada banyak keuntungan bagi bisnis yang telah melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR), seperti: (1) meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan . Jika program
dilaksanakan seefektif mungkin, Corporate Social Responsibility (CSR) dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap bisnis tersebut; (2) meningkatkan pendapatan dan loyalitas klien.
Pelanggan akan lebih loyal terhadap suatu bisnis jika program tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) dilaksanakan dengan benar karena mereka mengetahui standar kualitas perusahaan yang
tinggi dan tujuan mulia; (3) Mengurangi biaya operasional. Perusahaan yang melakukan
corporate social responsibility (CSR) tidak perlu lagi mengalokasikan dana untuk biaya iklan
karena masyarakat secara alami akan lebih mengenal perusahaan atau produknya. Akibatnya,
biaya operasional akan berkurang; (4) meningkatkan kinerja keuangan; Diharapkan dengan
adanya CSR, pendapatan perusahaan akan meningkat karena penjualan yang lebih banyak. Oleh
karena itu, kinerja keuangan perusahaan akan meningkat dengan tanggung jawab sosial
perusahaan (Rohmah, 2013).

Kesimpulan
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan kepada
masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mendukung kesejahteraan sosial dan
pembangunan berkelanjutan, menerapkan hukum dan menjunjung tinggi prinsip moral sambil
terus konsisten memberikan layanan. Penerapan CSR pada perusahaan dapat diawali dengan
mengelola lingkungan kerja secara efektif. Misalnya, dengan menyediakan lingkungan kerja
yang aman dan nyaman, struktur upah yang adil, dan pertimbangan untuk kesejahteraan
karyawan. Kedua, melalui kolaborasi dengan masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat yang bertujuan untuk lingkungan, dimulai dari lingkungan perusahaan itu sendiri,
seperti menurunkan penggunaan listrik, air dan kertas, serta mengolah sampah yang dihasilkan
oleh operasional perusahaan guna mengantisipasi pencemaran lingkungan. Pelaksanaan CSR
dapat memberikan berbagai manfaat untuk semua pihak terkait, seperti meningkatkan reputasi
dan kinerja keuangan bagi perusahaaan, membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat,
menjaga kelestarian lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam.

Daftar Pustaka
Abad-Segura, E., Cortés-García, F. J., & Belmonte-Ureña, L. J. (2019). The sustainable approach
to corporate social responsibility: A global analysis and future trends. Sustainability
(Switzerland), 11(19). https://doi.org/10.3390/su11195382
Acheampong, A. O. (2018). Economic growth, CO2 emissions and energy consumption: What
causes what and where? Energy Econony, 74, 677–692.
Ashrafi, M. ., Acciaro, M. ., Walker, T. R. ., Magnan, G. M. ., & Adams. (2019). M. Corporate
sustainability in Canadian and US maritime ports. J. Clean. Prod, 220, 386–397.
Baumgartner, R. J. ., & Rauter, R. (2017). Strategic perspectives of corporate sustainability
management to develop a sustainable organization. J. Clean. Prod., 140, 81–92.
Fondevila, M. (2018). CSR and green economy: Determinants and correlation of firms’
sustainable development. Corp. Soc. Responsib. Environ. Manag, 25, 756–771.
Hafid, F. Q., & Kartika W, K. (2020). Penerapan Corporate Social Responsibility (Csr)
Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Di Pt. Mitra Abadi Handal Cilacap. Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman,
02(40).
Khan, S. A. R. ., Zhang, Y. ., & Anees, M. . G. (2018). Green supply chain management,
economic growth and environment: A GMM based evidence. J. Clean. Prod., 185, 588–
599.
Ningrum, H., Purnama, A. A., Oktaviana, A., Calista, G., Perwira, I. F. A., & Nasim, A. (2019).
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di
Perusahaan. Journal of Business Management Education, 4(4), 46–53.
Purificación, G, V., & Esteban VA, M. (2018). An Extension Of The Industrial Corporate Social
Responsibility Practices Index : New Information For Stakeholder Engagement Under A
Multivariate Approach. 127-140. 127–140.
Rahasari, K. (2013). Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social
Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Kartika Putri Rahasari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, 1–17.
Rohmah, F. (2013). Analisis Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap
Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk). Jurnal
Akuntansi Akunesa, 2(1), 1–20.
Sri Ardani, N. K., & Mahyuni, L. P. (2020). Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Manfaatnya Bagi Perusahaan. Jurnal Manajemen Bisnis, 17(1), 12.
https://doi.org/10.38043/jmb.v17i1.2339
Strezov, V. ., Evans, A. ., & Evans, T. . (2017). Assessment of the economic, social and
environmental dimensions of the indicators for sustainable development. Sustainability
(Switzerland), 25, 242–253.
Yusuf, Y. M., Prastyo, D. A., Khaerunnisa, L., & Raharjo, S. T. (2020). Implementasi Program
Corporate Social Responsibility Oleh Perusahaan Unicorn Di Indonesia. Prosiding
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(3), 252.
https://doi.org/10.24198/jppm.v6i3.26214
Zetta, Z. Z., Raharjo, S. T., & Resnawaty, R. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerapan Corporate Social Responsibility (Csr) Di Perusahaan. Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM), 2(3), 539.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i3.37123
Lampiran Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai