Anda di halaman 1dari 13

Pengungkapan Sosial dan Lingkungan di Indonesia

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor

dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang

lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk

melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang

diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu informasi yang sering

diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang

tanggung jawab sosial perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan keseluruhan

hubungan perusahaan dengan semua stakeholdernya, yang meliputi antara

lain konsumen, karyawan, masyarakat, pemilik/investor, pemerintah, dan

pemasok. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai

pengungkapan sosial dan lingkungan dari perusahaan.

A. Perkembangan Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi semacam evolusi dalam

praktik pelaporan keuangan yaitu makin banyaknya informasi yang

diungkapkan dalam pelaporan keuangan melalui pengungkapan sukarela.

Salah satu aspek yang diungkapkan secara sukarela dalam pelaporan


keuangan tersebut adalah informasi tentang aspek sosial dan lingkungan

berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan atau yang lebih

dikenal dengan Corporate Social Responpility (CSR).

Adanya tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi

yang transparan, memiliki akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang

semakin baik, memaksa perusahaan untuk memberikan informasi berkaitan

dengan aktivitas sosial yang dilakukan (Anggraini, 2006). Oleh karena itu,

perlu adanya pengungkapan atas pertanggungjawaban sosial yang dilakukan

perusahaan. Salah satu media pengungkapan tersebut adalah melalui laporan

tahunan (annual report) perusahaan

Secara umum, CSR akan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam

usaha penciptaan kesejahteraan oleh perusahaan yang dalam jangka panjang

dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata masyarakat.

Praktik PSL memainkan peranan penting bagi perusahaan karena

perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan aktivitasnya dapat

menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Oleh karena itu praktik CSR

merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk menghindari

konflik sosial dan lingkungan.

B. Definisi Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

Selama ini belum ada definisi tunggal yang dapat digunakan untuk

menunjukkan pengungkapan sosial dan lingkungan. Akibatnya sampai

2
sekarang masih terdapat perbedaan pendapat berkaitan dengan isi dari CSR.

Misalnya, masih terdapat perbedaan pandangan tentang tujuan pengungkapan,

kualitas dan jenis informasi yang diungkapkan.

Menurut The World Business Council for Sustainable Development

(WBCSD) yang dikutip dalam Effendi (2009), CSR adalah

“Komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan

ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta

perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun

masyarakat umum”.

Sedangkan menurut Lingkar Studi CSR di Indonesia, definisi CSR

adalah

“ Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimumkan

dampak negatif dan memaksimumkan dampak operasinya dalam ranah

ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan”.

Menurut pendapat dari Wiseman (1982) bahwa pengungkapan sosial

dan lingkungan biasanya berisi informasi tentang :

a) Diskusi tentang regulasi dan persyaratan tentang dampak

lingkungan.

b) Kebijakan lingkungan atau kepedulian perusahaan tentang

lingkungan.

c) Konservasi sumber alam.

d) Penghargaan atas kepedulian terhadap lingkungan.

3
e) Usaha melakukan daur ulang

f) Pengeluaran yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan

penanganan lingkungan

g) Aspek hukum atas kasus berkaitan dengan dampak lingkungan

yang disebabkan perusahaan

C. Alasan adanya Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

Ada berbagai motivasi yang mendorong manajer secara sukarela

mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan. Menurut Deegan (2002),

alasan tersebut antara lain:

1. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam Undang-

Undang.

Di Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan diatur pada UU

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pada pasal 74.

Dalam pasal tersebut dibahas bahwa “Perusahaan yang

menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan / atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan.

Dengan adanya ketentuan atau peraturan yang ditetapkan oleh

pemerintah tersebut, menunjukkan bahwa pemerintah sebagai salah

satu pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan menuntut

4
perusahaan untuk terlibat dalam pengelolaan masyarakat dan

lingkungan.

Praktik CSR di Indonesia telah diubah dari yang semula bersifat

sukarela (voluntary) menjadi suatu praktik tanggung jawab yang

wajib (mandatory) dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi (economic rationality).

Atas dasar alasan ini, praktik CSR memberikan keuntungan bisnis

karena perusahaan melakukan "hal yang benar" dan alasan ini

mungkin dipandang sebagai motivasi utama.

3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan

Artinya, manajer berkeyakinan bahwa orang memiliki hak yang

tidak dapat dihindari untuk memperoleh informasi yang

memuaskan (Hasan 1998; Donaldson dan Preston 1995; Freeman

dan Reed 1983) tidak peduli dengan cost yang diperlukan untuk

menyajikan informasi tersebut. Namun demikian, kelihatannya

pandangan ini bukanlah pandangan dalam kebanyakan organisasi

bisnis yang beroperasi pada lingkungan kapitalis

4. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman.

Lembaga pemberi pinjaman-sebagai bagian dari kebijakan

manajemen risiko mereka-cenderung menghendaki peminjam

5
untuk secara periodik memberikan berbagai item informasi tentang

kinerja dan kebijakan sosial dan lingkungannya.

5. Untuk mematuhi harapan/tuntutan dari masyarakat,

Pandangan bahwa kepatuhan terhadap "ijin yang diberikan

masyarakat untuk beroperasi" (atau "kontrak sosial") tergantung

pada penyediaan informasi berkaitan dengan kinerja sosial dan

lingkungan.

Kegiatan operasional perusahaan umumnya memberikan dampak

negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan

sekitar operasi perusahaan. Inilah yang melatarbelakangi tuntutan

dari masyarakat untuk adanya tanggung jawab sosial dan

lingkungan dari perusahaan.

6. Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi

perusahaan.

Misalnya, pelaporan mungkin dipandang sebagai respon atas

pemberitaan media yang bersifat negatif, kejadian sosial atau

dampak lingkungan tertentu, atau barangkali sebagai aibat dari

rating yang jelek yang diberikan oleh lembaga pemberi peringkat

perusaahaan

6
7. Untuk memanage kelompok stakeholder tertentu yang powerful

Menurut Gray, Kouhy, dan Adam (1994) dalam mengatakan bahwa

Kelangsungan hidup perusahaan adalah tergantung pada dukungan

stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktifitas

perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut, makin powerfull

stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.

Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari cara perusahaan

untuk memanage stakeholder- nya.

8. Untuk menarik dana invetsasi.

Kesadaran investor akan pentingnya CSR semakin tinggi, itu

sebabnya investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan

yang telah melakukan kegiatan CSR karena memiliki reputasi yang

baik.

9. Untuk mematuhi persyaratan industri, atau code of conduct

tertentu.

Misalnya, di Australia- Industri pertambangan memiliki Code for

Environmental Management. Jadi ada tekanan tertentu untuk

mematuhi aturan tersebut. Aturan tersebut dapat mempengaruhi

persyaratan pelaporan

10. Untuk memenangkan penghargaan pelaporan tertentu.

7
Ada berbagai penghargan yang diberikan oleh beberapa negara

kepada perusahaan yang melaporkan kegiatannya termasuk kegiatan

berkaitan dengan aspek sosial dan dampak lingkungan. Contohnya

penghargaan yang diberikan oleh the Association of Chartered

Certified Acountans. Banyak organisasi yang berusaha

memenangkan penghargaan tersebut dengan harapan memperbaiki

image positif perusahaan.

D. Manfaat Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih

mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan

kegiatan yang baik bagi masyarakat.

2. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak

mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para

pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat,

dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi

yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.

3. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya

8
Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan

mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya

sehingga dapat membedakannya dengan yang menawarkan

produk atau jasa yang sama.

4. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan

Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan

pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan

CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih

memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang

melakukan CSR.

5. Meningkatkan Harga Saham

Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai

dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan

rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah,

akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan.

Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan

otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat.

6. Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan

masyarakat

9
Dengan adanya CSR, dapat meminimalisir konflik antara

masyarakat dan perusahaan sehingga keberlanjutan bisnis

perusahaan dapat terus tercapai tanpa adanya konflik sosial.

E. Ruang Lingkup Kegiatan CSR

Ruang lingkup kegiatan CSR meliputi :

1. Bidang Pendidikan

 Memberikan akses terhadap pendidikan dengan prioritas di

sekitar wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.

 Meningkatkan kualitas pendidikan secara prioritas disekitar

wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.

 Meningkatkan tata kelola pendidikan yang baik.

2. Bidang Kesehatan

 Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan

prioritas di sekitar wilayah operasi dan masyarakat luas secara

selektif.

 Meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas di sekitar

wilayah operasi dan masyarakat luas.

 Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan prioritas disekitar

wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.

10
3. Bidang Lingkungan

 Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat

kegiatan operasi perusahaan.

 Mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup.

 Mendukung pengembangan energi alternatif.

4. Pemberdayaan Masyarakat

 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya di sekitar

wilayah operasi.

 Merangsang pertumbuhan ekonomi berbasis kewirausahaan

 Serta menciptakan lapangan kerja sekitar wilayah operasi.

5. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.

 Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana

umum sesuai peruntukkan dan kebutuhan, khususnya

masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan

masyarakat luas secara selektif.

 Penanggulangan kejadian tanggap darurat baik kepada

masyarakat disekitar wilayah kerja perusahaan maupun

masyarakat luas.

 Mengurangi dampak buruk terjadinya bencana alam.

11
 Melakukan rehabilitasi daerah korban bencana alam dalam

bentuk pembangunan sarana prasarana umum baik masyarakat

disekitar wilayah kerja perusahaan maupun masyarakat luas

 Mengantisipasi dan melakukan sosialisasiperingatan dini

bahaya bencana alam, bagi masyarakat disekitar wilayah kerja

perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.

Kesimpulan

Corporate Social Responbility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan memainkan peranan penting bagi perusahaan karena

perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan aktivitasnya dapat

menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Oleh karena itu praktik CSR

merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk menghindari

konflik sosial dan lingkungan.

Di Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan diatur pada UU

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pada pasal 74. Dalam

pasal tersebut dibahas bahwa “Perusahaan yang menjalankan kegiatan

usahanya dibidang dan / atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

12
DAFTAR PUSTAKA

 Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 www.csrindonesia.com

13

Anda mungkin juga menyukai