Yusuf Hartanto B11.2017.04410 Umar Ghozali B11.2016.04214 Rizki Abda’u B11.2016.04214 Corporate Social Responsibility Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews,1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham Undang Undang No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary). Tujuan CSR Menurut Gray, Owen, dan Maunders (1988) dalam Sulistyowati (2004), tujuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah : o a) Untuk meningkatkan image perusahaan. o b) Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan masyarakat. o c) Untuk memberikan informasi kepada investor. Sedangkan menurut Zadex (1998:1426) dalam Sulistyowati (2004), alasan perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial adalah : o a) Untuk memahami apakah perusahaan telah mencoba mencapai kinerja sosial terbaik sesuai yang diharapkan. o b) Untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja sosial. o c) Untuk memahami implikasi dari apa yang dilakukan perusahaan tersebut. Voluntary & Mandatory Disclosure Darrough (1993) dalam Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004) mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Mandatory Disclosure Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh lembaga yang berwenang (Pajak, Undang-Undang, SAK, maupun BAPEPAM). Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Voluntary Disclosure Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan, mencangkup lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, krterlibatan masyarakat dan umum Pro Dan Kontra Terhadap Corporate Social Responsibility/ CSR Sebagaimana telah diungkap sebelumnya, masih banyak pihak yang menentang implementasi CSR walaupun telah banyak pelaku bisnis dan pemangku kepentingan terkait yang menyadari dan menyetujui pentingnya perusahaan untuk melaksanakan program CSR. Proses lahirnya Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas di Indonesia yang dalam salah satu pasalnya (Pasal 74) mewajibkan perusahaan untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan telah menimbulkan kontroversi pro dan kontra. Ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis khususnya di Indonesia belum banyak yang mendukung program CSR ini. Tidak sulit memperoleh fakta untuk mendukung fenomena ini. Lihat saja misalnya kasus Lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo, kasus Freeport di Papua, kerusakan hutan lumpuhnya bandara Internasional Soekarno-Hatta dan akses jalan tol ke bandara karena banjir dan sebagainya. Semua ini ada hubungannya dengan aktivitas bisnis yang tidak peduli dengan lingkungan sosial dan alam sekitar. Ketersendatan pelaksanaan CSR ini tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga hampir di semua negara termasuk negara-negara maju Sonny Keraf telah mencoba menginvetarisasi alasan-alasan bagi yang mendukung dan menentang perlunya perusahaan menjalankan program CSR. 1. Alasan-alasan yang menentang antara lain (KONTRA): o a) Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari keuntungan bukan merupakan lembaga sosial. o b) Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan mereka bila perusahaan dibebani banyak tujuan. o c) Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang akan ditambhakan pada harga produk sehingga pada gilirannya akan merugikan konsumen/ masyarakat itu sendiri. o d) Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan kegiatan sosial. 2. Alasan-alasan yang mendukung CSR yaitu(PRO) : o a) Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang semakin kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya. o b) Sumber daya alam yang semakin terbatas. o c) Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. o d) Pertimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan lingkungan antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat. o e) Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna. o f) Menciptakan keuntungan jangka panjang. Perusahaan/ Corporate Social Responsibility(CSR) Oleh Perusahaan
Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/ CSR di Indonesia ada 4 :
a) Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP/ CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. b) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan pada perusahaan-perusahaan di negara maju. c) Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau Organisasi Pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. d) Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, Beberapa perusahaan yang melaksanakan program CSR 1. PT. Unilever Indonesia, Tbk Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula diantaranya; Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat; pemberdayaan petani kedelai hitam; program kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. 2. PT. Bakrie Sumatera Plantations Program-program CSR yang dijalankannya adalah; membangun koperasi desa; memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu- ibu pengajian; dan juga memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. 3. PT HM Sampoerna, Tbk Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain; membentuk Tim Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; menciptakan air bersih untuk masyarakat; membangun usaha mikro dan kecil; memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana; melakukan penanaman pohon untuk reboisasi. Indikator keberhasilan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat dari dua sisi perusahaan dan masyarakat. Dari sisi perusahaan, citranya harus semakin baik dimata masyarakat. Sementara itu dari sisi masyarakat harus ada peningkatan kualitas hidup karenanya, penting bagi perusahaan melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program CSR, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Satu hal yang perlu diingat, salah satu ukuran penting keberhasilan CSR adalah jika masyarakat yang dibantu bisa mandiri, tidak selalu bergantung pada pertolongan orang lain. TERIMAKASIH