PENGUNGKAPAN KEBERLANJUTAN
DI INDONESIA
Disusun oleh:
Dyan Palupi Widowati 1706105220
Eggie Auliya Husna 1706105246
Kania Rucita 1706105340
Putu Niken Atria 1706105504
2
GRI 101:
GENERAL DISCLOSURE
OVERVIEW
Landasan berlaku untuk setiap organisasi yang bertujuan menyiapkan pelaporan
keberlanjutan sesuai dengan Standar GRI secara keseluruhan; atau organisasi yang
bermaksud untuk menggunakan Standar GRI tertentu yang dipilih, atau bagian dari
isinya) untuk melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan/atau sosial
3
Latar Belakang mengenai Pelaporan
Keberlanjutan
» Pada tahun 1987, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan menetapkan tujuan aspirasional
pembangunan berkelanjutan – dengan menggambarkannya sebagai ‘pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri’.
» Pelaporan keberlanjutan adalah praktik pelaporan organisasi secara transparan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan/atau sosialnya, dan karena itu juga termasuk kontribusinya -positif atau negatif -
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan.
» Standar GRI menciptakan satu bahasa yang sama untuk organisasi dan para pemangku kepentingan,
sehingga dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi-organisasi itu dapat dikomunikasikan
dan dipahami untuk meningkatkan komparabilitas (keterbandingan) global dan kualitas informasi tentang
dampak-dampak tersebut, sehingga memungkinkan transparansi dan akuntabilitas organisasi yang lebih
besar.
» Pelaporan keberlanjutan yang berdasarkan pada Standar GRI harus memberikan representasi yang
seimbang dan wajar dari kontribusi positif dan negatif organisasi terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan.
4
1. Prinsip-Prinsip Pelaporan
Prinsip-Prinsip Pelaporan dibagi menjadi dua kelompok
» Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk mendefinisikan isi laporan membantu organisasi untuk memutuskan isi laporan mana
yang akan disertakan dalam laporan. Ini melibatkan pertimbangan tentang kegiatan, dampak, dan ekspektasi substantif
organisasi, serta kepentingan para pemangku kepentingannya.
» Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk mendefinisikan kualitas laporan memandu pilihan untuk memastikan kualitas informasi
dalam laporan keberlanjutan, termasuk presentasinya yang tepat. Kualitas informasi penting untuk memungkinkan para
pemangku kepentingan untuk membuat penilaian yang valid dan masuk akal mengenai suatu organisasi, dan untuk
mengambil tindakan yang tepat.
1.1 Prinsip-Prinsip Pelaporan-
5
GRI 102:
GENERAL DISCLOSURE
OVERVIEW
Standar ini dirancang untuk digunakan oleh organisasi untuk
melaporkan dampak organisasi terhadap perekonomian, lingkungan,
dan masyarakat.
GRI 102: General Disclosures
Tata Kelola
gambaran umum
tentang: Praktik
Profil Strategi pelaporan
Etika dan •Struktur tata
organisasi integritas kelola dan Ikhtisar proses
komposisinya; menentukan isi
memberikan pengungkapan •Kompetensi dan Keterlibatan SR (topik
Ikhtisar ukuran, gambaran untuk 'mitra evaluasi kinerja pemangku materi dan
lokasi tentang bisnis'. 'mitra badan kepentingan batas-batasnya;
geografis, dan strategi bisnis' meliputi, pemerintahan
tertinggi; informasi dasar
aktivitas organisasi antara lain,
tentang
organisasi. Hal terkait pemasok, agen, •Peran badan Ikhtisar
tertinggi dalam laporan, klaim
ini membantu keberlanjutan. pelobi dan pendekatan
menetapkan tentang
para pemangku Hal ini perantara organisasi
tujuan, nilai, dan penggunaan
kepentingan dimaksudkan lainnya, mitra terhadap
strategi GRI Standar,
memahami untuk usaha organisasi; keterlibatan indeks konten
sifat organisasi memberikan patungan dan manajemen pemangku GRI, dan
dan dampak wawasan konsorsium, risiko, laporan kepentingan. pendekatan
ekonomi, tentang pemerintah, keberlanjutan
dan evaluasi organisasi
lingkungan, masalah pelanggan, dan
kinerja ekonomi, untuk mencari
dan sosialnya. strategis klien.
lingkungan dan assurance
sosial; eksternal)
•Remunerasi dan
insentif.
D.102-2 Activities,
D.102-1 Name of D.102-3 Location of
brands, products,
the organization headquarters
and services
D.102-13
Membership of
associations
1. Organizational profile
D.102-1 Name of
the organization Organisasi pelapor harus melaporkan nama organisasi.
D.102-5 Ownership
and legal form
Sifat kepemilikan dan bentuk hukum
1. Organizational profile
Pasar yang dilayani: lokasi geografis tempat produk dan jasa
1. Organizational profile
D.102-6 Markets
served
ditawarkan; sektor yang dilayani; jenis pelanggan dan penerima
manfaat
1. Organizational profileMelaporkan
Melaporkan informasi berikut: informasi berikut:
• Jumlah total karyawan berdasarkan kontrak kerja
• Deskripsi rantai pasokan organisasi, termasuk
unsur-unsur utamanya kepegawaian (tetap dan temporer), berdasarkan
jenis kelamin, kontrak kerja kepegawaian (tetap
• Unsur-unsur utamanya termasuk: jenis-jenis dan temporer), wilayah, jenis kontrak
pemasok yang terlibat; jumlah total pemasok ketenagakerjaan (purnawaktu dan paruh waktu),
yang terlibat dan perkiraan jumlah pemasok di • Apakah kegiatan organisasi dalam jumlah
seluruh rantai pasokan; lokasi geografis signifikan dilakukan oleh pekerja yang bukan
pemasok; perkiraan nilai moneter karyawan.
pembayaran kepada pemasok; karakteristik • Deskripsi sifat dan skala pekerjaan yang dilakukan
khusus sektor rantai pasokan, seperti oleh pekerja yang bukan karyawan.
seberapa padat karyanya sektor itu. • Setiap variasi yang signifikan dalam Jumlah total
karyawan (misalnya variasi musiman dalam industri
pariwisata atau pertanian).
•
1. Organizational profile Penjelasan tentang bagaimana data dikompilasi,
termasuk setiap asumsi yang dibuat.
1. Organizational profile
D.102-10 Significant changes to Perubahan signifikan terhadap ukuran, struktur, kepemilikan, atau rantai
the organization and its supply pasokan organisasi, mencakup:
chain
• Perubahan pada lokasi, atau perubahan pada, operasi, termasuk
pembukaan, penutupan, dan perluasan fasilitas;
• Perubahan pada struktur modal saham dan bentuk modal lainnya,
pemeliharaan, dan operasi perubahan (untuk organisasi sektor swasta);
• Perubahan pada lokasi pemasok, struktur rantai pasokan, atau hubungan
dengan pemasok, termasuk pemilihan dan pemutusan hubungan.
D.102-11 Precautionary Principle Organisasi pelapor harus melaporkan apakah dan bagaimana organisasi
or approach menerapkan Pendekatan atau prinsip pencegahan.
4. Governance
» Rasio kompensasi total tahunan bagi individu dengan
bayaran tertinggi di organisasi di setiap negara yang
memiliki operasi yang signifikan
» Organisasi pelapor harus, untuk setiap negara yang
D.102-36 Process for determining remuneration memiliki operasi yang signifikan:
» Proses untuk menentukan remunerasi. ⋄ mengidentifikasi individu dengan bayaran tertinggi
untuk periode pelaporan tersebut, sebagaimana
» Apakah konsultan remunerasi terlibat dalam ditentukan oleh kompensasi total;
menentukan remunerasi dan apakah mereka ⋄ menghitung nilai tengah total kompensasi tahunan
independen dari manajemen. untuk semua karyawan, kecuali individu dengan
» Hubungan lain yang dimiliki konsultan remunerasi bayaran tertinggi;
dengan organisasi ⋄ menghitung rasio kompensasi total tahunan dari
D.102-37 Stakeholders’ involvement in remuneration individu dengan bayaran tertinggi terhadap nilai
tengah total kompensasi tahunan untuk semua
» Bagaimana pandangan para pemangku karyawan
kepentingan diminta dan dipertimbangkan terkait
remunerasi. D.102-39 Percentage increase in annual total compensation
ratio
» Jika berlaku, hasil pemilihan suara mengenai
» Rasio persentase kenaikan pada kompensasi total
kebijakan dan proposal remunerasi.
tahunan bagi individu dengan bayaran tertinggi di
organisasi di setiap negara yang memiliki operasi yang
signifikan
5. Stakeholder Engagement
01 02 03 04 05
D.102-40 List of D.102-41 Collective D.102-42 Identifying D.102-43 Approach D.102-44 Key topics
stakeholder groups bargaining and selecting to stakeholder and concerns raised
agreements stakeholders engagement
D.102-46 Defining report content Proses menentukan isi laporan dan Batasan topik; cara organisasi
and topic Boundaries mengimplementasikan Prinsip-Prinsip Pelaporan & Prinsip materialitas
Daftar topik material yang diidentifikasi dalam proses untuk menentukan isi
D.102-47 List of Material Topics
laporan
D.102-54 Claims of reporting in Klaim yang dibuat oleh organisasi, jika organisasi telah menyiapkan laporan
accordance with the GRI sesuai dengan Standar GRI yang terdiri dari dua pilihan (Inti atau
Standards Komprehensif),
Indeks isi GRI, yang menentukan setiap Standar GRI yang digunakan dan
D.102-55 GRI content index
mendaftarkan semua pengungkapan yang dicakup dalam laporan.
Pengungkapan 103-1
Penjelasan topik material
dan Batasannya Pengungkapan 103-3
Evaluasi pendekatan
manajemen
Pengungkapan 103-2
Pendekatan manajemen
dan komponennya
40
A. Ikhtisar
• Standar ini adalah bagian dari Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI
(Standar GRI)
• Standar ini dirancang untuk digunakan oleh organisasi-organisasi untuk
melaporkan tentang dampak mereka terhadap perekonomian,
lingkungan, dan masyarakat
• GRI 101: Landasan adalah titik awal untuk penggunaan Standar GRI.
Dokumen tersebut memiliki informasi penting tentang cara
menggunakan dan merujuk Standar.
Persyaratan pelaporan
Jika pengungkapan pendekatan manajemen digabungkan untuk sekelompok topik
1.1 material, organisasi pelapor harus menyatakan topik mana yang dicakup oleh masing-
masing pengungkapan.
1.2 Jika tidak ada pendekatan manajemen untuk topik material, organisasi pelapor harus
menjelaskan:
• Topik material adalah topik yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signifikan dari organisasi; atau yang secara substansial memengaruhi penilaian dan keputusan
pemangku kepentingan.
• Daftar topik material dilaporkan di Pengungkapan 102-47 GRI 102: Pengungkapan Umum.
• Untuk informasi lebih lanjut tentang penentuan topik material, lihat GRI 101: Landasan.
• Organisasi mungkin terlibat dengan dampak baik melalui kegiatan mereka sendiri atau sebagai akibat
dari hubungan bisnis mereka dengan entitas lain.
• Organisasi yang mempersiapkan laporan sesuai dengan Standar GRI diharapkan untuk tidak hanya
melaporkan dampak yang disebabkannya, tetapi juga dampak yang ada karena kontribusi organisasi,
serta dampak yang terhubung langsung dengan aktivitas, produk, atau jasa/ layanannya melalui
hubungan bisnis.
• Dalam konteks Standar GRI ini, hubungan bisnis suatu organisasi dapat mencakup hubungan dengan
mitra bisnis, entitas dalam rantai nilainya, dan semua badan Negara atau bukan Negara lainnya yang
terhubung langsung dengan operasi bisnis, produk atau jasa/layanannya.
• Batasan topik adalah deskripsi lokasi terjadinya dampak untuk topik material yang muncul, dan
keterlibatan organisasi dengan dampak-dampak tersebut.
Panduan untuk Pengungkapan 103-1-b
• Ketika menjelaskan ‘lokasi terjadinya dampak’, organisasi dapat menentukan entitas tempat terjadinya
dampak, yang bisa merupakan entitas dalam organisasi, 3 dan/ atau entitas dengan siapa organisasi
memiliki hubungan bisnis, seperti entitas dalam rantai nilai.
• Entitas dapat dikelompokkan berdasarkan atribut mereka, seperti jenis, lokasi, atau posisi mereka dalam
rantai nilai. Contohnya mencakup ‘pelanggan yang menggunakan mesin cuci yang diproduksi oleh
organisasi’, ‘pemasok bahan kimia di wilayah X’, atau ‘anak perusahaan dagang organisasi’.
• Contoh dampak yang timbul di organisasi:
• Anak perusahaan dari sebuah organisasi yang beroperasi di daerah yang kekurangan air dan menggunakan air dalam jumlah besar,
yang secara signifikan telah berdampak pada ketersediaan air bagi masyarakat lokal di wilayah tersebut. Dalam hal ini, deskripsi
Batasan topik akan mengidentifikasi anak perusahaan tersebut (lokasi terjadinya dampak) dan fakta bahwa dampak tersebut
disebabkan oleh kegiatan anak perusahaan ini (keterlibatan organisasi).
• Contoh dampak yang timbul sebagai akibat dari hubungan bisnis organisasi dengan entitas lain:
• Suatu organisasi menemukan melalui uji tuntasnya bahwa sejumlah pemasoknya di wilayah X tidak menjunjung standar kesehatan
dan keselamatan dasar di pabrik-pabrik tempat produknya sedang diproduksi. Organisasi tersebut telah mengidentifikasi potensi
dampak signifikan pada kesehatan dan keselamatan para pekerja pemasoknya. Dalam hal ini, penjelasan mengenai Batasan topik
akan mengidentifikasi pemasok organisasi atau kelompok pemasok di wilayah X yang memproduksi produknya (lokasi terjadinya
dampak), dan fakta bahwa dampak tersebut secara langsung terkait dengan produk organisasi melalui hubungannya dengan
pemasok tersebut (keterlibatan organisasi)
• Dalam situasi ketika organisasi tidak memiliki daya ungkit atas entitas yang menyebabkan atau
berkontribusi terhadap dampak tersebut, organisasi tetap diharapkan untuk melaporkan dampak ini dan
bagaimana organisasi telah menanggapinya.
Panduan untuk Pengungkapan 103-1-c
• Dalam beberapa kasus, jika Batasan topik melampaui organisasi, mungkin
tidak bisa melaporkan beberapa pengungkapan topik spesifik.
• Sebagai contoh, jika Batasan sebuah topik mencakup bagian dari rantai
pasokan, organisasi mungkin tidak bisa mengakses informasi yang diperlukan
dari pemasok.
• Dalam kasus ini, untuk menyiapkan laporan yang sesuai dengan Standar GRI,
organisasi tetap diwajibkan untuk melaporkan pendekatan manajemennya
untuk topik tersebut, tapi dapat menggunakan alasan tidak mencantumkan
yang disetujui untuk pengungkapan topik spesifik.
• Lihat GRI 101: Landasan untuk informasi lebih lanjut mengenai alasan tidak
mencantumkan.
» Pengungkapan 103-2
» Pendekatan manajemen dan komponennya
1.3.2 Identifikasi orang atau komite yang bertanggung jawab untuk menyetujui kebijakan tersebut;
1.3.3 Setiap rujukan yang dibuat kebijakan terhadap standar internasional dan inisiatif yang diakui
secara luas;
1.4.
apakah komitmen untuk mengelola topik berdasarkan pada kepatuhan terhadap peraturan atau
2
lebih dari itu;
1.4.3 kepatuhan terhadap standar internasional dan inisiatif yang diakui secara luas terkait dengan
topik.
» Rekomendasi Pelaporan
Ketika melaporkan sasaran dan target yang ditetapkan dalam Pengungkapan 103-2-c-iii,
1.5
organisasi pelapor sebaiknya memberikan informasi berikut:
1.5. Rentang dan lokasi entitas yang dimasukkan dalam sasaran dan target;
2
1.5.
Jangka waktu yang diharapkan untuk mencapai masing-masing sasaran dan target;
4
1.5.5 Apakah sasaran dan target bersifat wajib (berdasarkan undang-undang) atau sukarela. Jika wajib,
organisasi harus mendaftarkan perundang-undangan yang relevan.
» Rekomendasi Pelaporan
Ketika melaporkan tanggung jawab sebagaimana ditentukan dalam Pengungkapan 103-2-c-
1.6
iv, organisasi pelapor sebaiknya menjelaskan:
1.6. apakah tanggung jawab dikaitkan dengan penilaian kinerja atau mekanisme insentif.
2
Ketika melaporkan tentang sumber daya sebagaimana ditentukan dalam Pengungkapan 103-2-c-v,
1.7
organisasi pelapor sebaiknya menjelaskan sumber daya yang dialokasikan untuk mengelola topik,
seperti keuangan, manusia, atau teknologi, serta alasan untuk alokasi.
Panduan untuk klausul 1.7
Penjelasan ini dapat menyertakan pengeluaran untuk mencegah, mengurangi, dan memulihkan dampak. Ini termasuk, misalnya,
pengeluaran untuk peralatan, pemeliharaan, materi pengoperasian dan layanan, pelatihan dan pendidikan, sertifikasi eksternal untuk
sistem manajemen, penelitian dan pengembangan, atau instalasi teknologi baru.
» Rekomendasi Pelaporan
Ketika melaporkan mekanisme penanganan pengaduan sebagaimana ditentukan dalam
1.8 Pengungkapan 103-2-c-vi, organisasi pelapor sebaiknya menjelaskan setiap mekanisme
penanganan pengaduan yang dilaporkan:
1.8.1 Kepemilikan mekanisme;
1.8. Tujuan mekanisme dan hubungannya dengan mekanisme penanganan pengaduan lain;
2
1.8.6 Proses untuk menangani dan menyelesaikan pengaduan, termasuk bagaimana keputusan
dibuat;
1.8.7 Keefektifan kriteria yang digunakan.
Panduan untuk klausul 1.8
• Standar ini mencakup mekanisme penanganan pengaduan yang dikaitkan dengan organisasi
pelapor.
• Mekanisme tersebut dapat berupa industri, berbagai pemangku kepentingan, atau inisiatif
kolaboratif lain.
• Mekanisme juga dapat merupakan proses yang dibentuk oleh organisasi.
• Mekanisme yang dibentuk oleh organisasi dirujuk sebagai mekanisme penanganan pengaduan
‘tingkat operasional’.
• Mekanisme ini dapat timbul di tingkat organisasi atau tingkat yang lebih rendah, seperti
tingkat lokasi atau proyek.
• Dengan demikian, informasi tentang mekanisme penanganan pengaduan juga dapat berguna
untuk pelaporan Pengungkapan 103-1 dan 103-3 Standar ini.
• Kriteria efektivitas dapat menyertakan apakah mekanisme penanganan pengaduan bersifat sah, dapat
diakses, diprediksi, adil, transparan, kompatibel dengan hak-hak, dan merupakan sumber belajar terus
menerus. Agar mekanisme tingkat operasional efektif, mekanisme diharapkan untuk berbasis pada
keterlibatan dan dialog. Untuk penjelasan dari masing-masing kriteria ini, lihat Prinsip Panduan 31 di
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ‘Prinsip-Prinsip Panduan mengenai Bisnis dan Hak Asasi Manusia’.
Kriteria efektivitas ini dapat diterapkan pada pengaduan penanganan mekanisme yang menangani topik
atau dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Panduan untuk klausul 1.8
• Jika relevan, organisasi dapat melaporkan hal-hal berikut untuk setiap mekanisme:
Jumlah total pengaduan yang diajukan melalui mekanisme selama periode pelaporan;
Jumlah pengaduan yang ditangani (atau dikaji) selama periode pelaporan;
Jumlah pengaduan yang diselesaikan selama periode pelaporan;
Jumlah pengaduan yang diajukan melalui mekanisme sebelum periode pelaporan dan
diselesaikan selama periode pelaporan;
Jumlah pengaduan yang diselesaikan melalui pemulihan, dan bagaimana pemulihan diberikan.
• Jika organisasi akan memberikan konteks mengenai dampak negatif yang signifikan,
organisasi dapat memberikan perincian jumlah pengaduan berdasarkan sifat dan lokasi dari
pengaduan tersebut, dan pihak yang mengajukan pengaduan (termasuk: karyawan, pekerja
yang bukan karyawan, dan serikat buruh mereka; mitra bisnis seperti pemasok, dan masyarakat
sipil atau masyarakat lokal)
» Rekomendasi Pelaporan
Ketika melaporkan tindakan khusus sebagaimana ditentukan dalam Pengungkapan 103-2-c-
1.9 vii, organisasi pelapor sebaiknya menjelaskan:
1.9.1 rentang entitas yang dicakup oleh setiap tindakan dan lokasinya;
1.9.5 apakah tindakan merupakan bagian dari proses uji tuntas dan bertujuan untuk menghindari,
mengurangi, atau memulihkan dampak negatif sehubungan dengan topik;
01
Instrumen antarpemerintah resmi: Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD),
02 Pedoman OECD untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa PerusahaanPerusahaan
(PBB), ‘Prinsip-Prinsip Panduan Multinasional, 2011.
Bisnis dan Hak Asasi Manusia,
03 Pelaksanaan Kerangka kerja PBB
“Melindungi, Menghormati, dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Memulihkan”’, 2011.
(PBB), Melindungi, Menghormati,
04 dan Memulihkan: Kerangka kerja
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Bisnis dan Hak Asasi
(PBB), Laporan dari Perwakilan Manusia, 2008.
Khusus Sekretaris Jenderal
mengenai Isu-Isu Hak Asasi
Manusia dan Perusahaan
Transnasional dan Perusahaan
Bisnis Lainnya, John Ruggie,
2011.
Regulation of sustainability
Disclosure in Indonesia
Peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam:
• Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74.
• Peraturan dari OJK nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Peraturan OJK nomor
51/POJK.03/2017
Pedoman ini dirancang untuk memberikan penjelasan teknis
mengenai:
» Makna praktis dari prinsip-prinsip Keuangan
Berkelanjutan;
» Prioritas program Keuangan Berkelanjutan;
» Langkah strategis dalam implementasi program
Keuangan Berkelanjutan;
» Outline dan isi dari Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan (RAKB);
» Outline dan isi dari Laporan
Keberlanjutan/Sustainability Report (SR);
» Kriteria dan kategori kegiatan usaha berkelanjutan;
» Alokasi dan penggunaan dana Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk mendukung
kegiatan penerapan Keuangan Berkelanjutan
Peraturan dari OJK nomor 51/POJK.03/2017
Apa pertimbangan OJK mengeluarkan regulasi ini? Implikasi
» Kesadaran dari OJK bahwa untuk mencapai pembangunan » Bagi bank-bank di Indonesia mulai diminta untuk
yang berkelanjutan, stabil dan inklusif harus diselaraskan mengikutsertakan pertimbangan efektifitas
dengan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan manajemen risiko sosial dan lingkungan dalam proyek
» Sumberdaya finansial adalah hal yang mendasar untuk yang mereka dukung pendanaannya: sejauh apa
proyek tersebut berkontribusi untuk bisnis yang lebih
mencapai ekonomi yang berkelanjutan, stabil dan inklusif.
hijau (greener), ramah iklim (climate friendly), dan
Sumberdaya tersebut harus tersedia dalam jumlah yang
mengikutkan sertakan elemen sosial (socially
memadai. Bila tidak, maka tujuan untuk mencapai ekonomi
inclusive).
yang demikian tidaklah akan tercapai, atau mungkin dicapai
dalam waktu yang lebih lama dari yang diinginkan atau » Bagi praktisi dan profesional bidang manajemen
direncanakan. kepatuhan adalah tuntutan untuk memahami dimensi
» Mandat dari keuangan berkelanjutan bukan hanya berasal dari
keuangan berkelanjutan dalam konteks proses
manajemen kepatuhan baik yang bekerja saat ini di
kebutuhan penciptaan ekonomi yang berkelanjutan, stabil dan
perbankan maupun yang bekerja di industri yang
inklusif, melainkan juga dari kebutuhan perlindungan dan
secara inheren lekat dan sensitif dengan tuntutan
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang
ekonomi hijau misal industri kelapa sawit,
diamanatkan dalam UU 32/2009.
pertambangan, dan kehutanan.
» POJK ini tidak terpisahkan dari substansi Roadmap Keuangan
Berkelanjutan yang terbit pada 2014
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (PT)
» Konsep CSR yang terdapat dalam UU
Perseroan Terbatas juga mencakup
lingkungan. Jadi, secara resmi, UU ini
menggunakan istilah Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL)
» Pasal 66 ayat 2c mewajibkan
penyampaian laporan kegiatan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL) dalam Laporan Tahunan.
» UU ini juga mengatur kewajiban bagi
perseroan yang berkaitan dengan
sumber daya alam untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan
72
PT. Aneka Tambang, Tbk tidak menyajikan: » Pengungkapan 102-29 Mengidentifikasi dan mengelola
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
» Pengungkapan 102-30 Keefektifan proses manajemen risiko
» Pengungkapan 102-19 Mendelegasikan wewenang » Pengungkapan 102-31 Pengkajian topik ekonomi, lingkungan,
» Pengungkapan 102-21 Berkonsultasi dengan para pemangku dan sosial
kepentingan mengenai topik-topik ekonomi, lingkungan, dan
sosial
» Pengungkapan 102-32 Peran badan tata kelola tertinggi dalam
pelaporan keberlanjutan
» Pengungkapan 102-22 Komposisi badan tata kelola tertinggi » Pengungkapan 102-33 Mengomunikasikan hal-hal kritis
dan komitenya
» Pengungkapan 102-23 Ketua badan tata kelola tertinggi
» Pengungkapan 102-34 Sifat dan jumlah total hal-hal kritis
» Pengungkapan 102-27 Pengetahuan kolektif badan tata kelola » Pengungkapan 102-39 Persentase kenaikan dalam total rasio
tertinggi kompensasi total tahunan
Keterlibatan pemangku kepentingan
79
Praktik pelaporan
80
81
Prinsip Pelaporan
» Inklusivitas Pemangku Kepentingan
⋄ Diungkapkan dalam Pengungkapan 102-40 s/d
102-44
» Konteks Keberlanjutan
» Materialitas
⋄ Diungkapkan dalam Pengungkapan 102-47
103
» Kelengkapan
85
TERIMA KASIH