Anda di halaman 1dari 25

PENERIMAAN PERIKATAN DAN

PERENCANAAN AUDIT
KELOMPOK 6
ANUGERAH WIRA SURYANI HIA 160503143
VINNA ISNAINI 160503146
FENNY ELFIRA 160503148
ESTERLINA SINAGA 160503152
WINDI PRATIWI 160503167
Audit atas laporan keuangan harus dilaksanakan
tetapi sebelumnya, auditor perlu mempertimbangkan
untuk menerima atau menolak perikatan audit dari
calon klien. Ada beberapa tahap-tahap audit atas
laporan keuangan yang harus dilaksanakan oleh auditor
untuk dapat menerima atau tidak perikatan audit calon
klien.
1. PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT

Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk


mengadakan suatu ikatan perjanjian. 
Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing mengad
akan suatuikatan perjanjian dengan auditor. Enam langkah perlu
ditempuh oleh auditor didalammempertimbangkan penerimaan
perikatan audit dari calon kliennya.
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT
1. Mengavaluasi Integritas Manajemen

Cara yang ditempuh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen:


1. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu.
• Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik. yaitu mengenai
fakta yang mungkin berpengaruh  terhadap integritas manajemen.
• Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti mengadakan komunikasi dengan
pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melakukan hal tersebut.
• Mempertimbangkan keterbatasan jawaban  yang diberikan oleh auditor pendahulu.

2. Meminta Keterangan pada Pihak Ketiga.


Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan meminta keeterangan kepada penasihat
hukum, pejabat bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis
dengan calon klien.

3. Melakukan review terhadap pegalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan.
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT keadaan khusus dan resiko luar
2. Mengidentifikasi
biasa

Berbagai fator yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko luar biasa yang mungkin
berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara:
1. Mengidentifikasi pemakai laporan audit
Pemakai utama laporan audit: Bapepam, badan pengatur (regulatory body), bank dan lembaga keuangan lain,
pemegang saham, dan pasar modal.

2. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan
Auditor dapat mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari klien yang diperkirakan akan
menghadapi tuntutan pengadilan dan jika auditor mendapatkan informasi bahwa calon kliennya menghadapi
kesulitan keuangan.

3. Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit
1. Ketersediaan catatan akuntansi penting (jurnal, buku besar, buku pembantu.
2. Ketersediaan dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi
3. Memadainya pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien
4. Pembatasan-pembatasan yang akan dikenakan oleh calon klien kepada auditor dalam proses audit yang akan
dilaksanakan
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT
3. Menentukan Kompetensi Untuk Melaksanakan Audit
pertimbangan dilakukan dengan mengidetifikasi anggota kunci tim audit dan mempertimbangkan perlunya mencari
bantuan dari spesialis dalam pelaksanaan audit.
1. Mengidentifikasi tim audit
Tim audit terdiri dari:
• Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit.
• Satu atau lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit.
• Staf sistem, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

2. Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis  


Auditor kemungkinan akan menghadapi masalah berikut ini, yang mungkin memerlukan pekerjaan spesialis :
• Penilaian (karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities).
• Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan  kuantitas yang tersedia atau kondisi (cadangan  mineral atau
tumpukan bahan baku yang ada di gudang).
• Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus (beberapa perhitungan aktruarial).
• Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum
lainnya, atau hak atas properti).
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT
4. Menilai indenpendensi
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik mengatur tentang independensi auditor dan sifatnya:
I. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen dalam fakta maupun dalm penampilan.

II. Integritas dan Objektivitas


Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan intergritas dan objektivitas,
harus bebas dari benturan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya
atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain,
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT
5. Menentukan Kemampuan Untuk Menggunakan Kemahiran Profesionalnya Dengan
Kecermatan Dan Keseksamaan
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran professional auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang
memadai untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
1. Penentuan waktu perikatan
Idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor enam sampai dengan sembilan bulan sebelum akhir
tahun buku klien.

2. Pertimbangan jadwal pekerjaan lapangan


auditor menggolongkan jadwal pelaksanaan pekerjaan lapangan ke dalam dua kelompok:
1. Pekerjaan interim yang merupakan pekerjaa lapangan yang dilaksanakan oleh auditor tiga sampai empat bulan sebellum
tanggal neraca.
2. Pekerjaan akhir tahun yang merupakan pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh auditor beberapa minggu sebelum
tanggal neraca sampai tiga bulan setelah tanggal neraca.

3. Pemanfaatan personel klien


1. Pembuatan daftar saldo akun buku besar.
2. Rekonsiliasi akun kontrol dalam buku besar dengan akun buku pembantu.
3. Pembuatan daftar piutang
4. Pembuatan daftar polis asuransi yang berlaku, piutang wesel, penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam tahun
yang diaudit.
TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN
AUDIT
6. Membuat Surat Perikatan Audit

Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk mendokumentasikan dan
menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor bagi kliennya, kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan auditan, serta bentuk laporan
yang akan diterbitkan oleh auditor.

Isi pokok surat perikatan audit:


1. Tujuan audit atas laporan keuangan.
6. Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan.
2. Tanggung jawab manajemen atas laporan
7. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi
keuangan.
tentang kelemahan signifikan dalam pengendalian
3. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-
intern yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya.
undang, peraturan, pernyataan dari badan
8. Akses keberbagai catatan, dokumentasi dan informasi
profesional yang harus dianut oleh auditor.
lain yang diharuskan dalam kaitannya dengan audit.
4. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang
9. Dasar yang digunakan oleh auditor untuk
akan digunakan oleh auditor untuk menyampaikan
menghitung fee audit dan pengaturan penagihannya.
hasil perikatan.
5. Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan
bahwa kekeliruan dan kecurangan material tidak
akan terdeksi.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
CONTOH SURAT
PERIKATAN XXX
Kepada:
AUDIT
[pihak yang mengadakan perikatan]
 
Saudara telah meminta kami untuk mengaudit neraca ……….(selanjutnya disebut “Perusahaan”) tanggal …………………, dan laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Surat ini menegaskan penerimaan kmi dan pemahaman kami
atas perikatan ini. Audit kami akan kami laksanakan denga tujuan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan tersebut.
Kami akan melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga akan meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian atas penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pendapat
kami atas laporan keuangan tersebut adalah tergantung dari hasil penerapan prosedur-prosedur audit yang akan kami laksanakan, oleh karena itu, kami
tidak memberikan jaminan bahwa kami dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut di atas.
Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan dari manajemen tentang pernyataan manajemen yang disajikan dalam
laporan keuangan. Kami juga akan meminta pernyataan tertulis dari manajemen yang menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa pernyataan yang dibuat oleh manajemen kepada kami selama proses
audit kami. Tanggapan manajemen atas permintaan keterangan kami dan pemerolehan pernyataan tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar
auditing sebagai bagian dari bukti audit yang akan kami andalkan sebagai dasar dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan. Karena pentingnya
surat pernyataan manajemen tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskan dan mengganti rugi kepada KAP…….(nama KAP yang bersangkutan) dan
stafnya atas segala tuntutan, kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari kesalahan pernyataan manajemen berkaitan dengan
jasa audit yang kami berikan sesuai dengan perikatan ini.
Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan ketidakberesan material, termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin
tidak akan terdeteksi. Namun, bila kami menemukan adanya hal-hal tersebut dalam audit kami, informasi tersebut akan kami sampaikan kepada
saudara.
Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan menyampaikan surat terpisah tentang kelemahan signifikan pengendalian
intern yang kami temukan dalam audit yang kami lakukan.
Kami mengingatkan Saudara bahwa tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan, termasuk pengungkapan memadai merupakan
tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab ini mencakup pula penyelenggaraan catatan akuntansi dan pengendalian intern memadai,
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan penjagaan keamanan aktiva perusahaan. Sebagai bagian dari proses audit, kami akan meminta
penegasan tertulis dari Saudara tentang representasi yang Saudara buat untuk kami dalam rangka audit yang kami laksanakan.
Kami mengharapkan kerjasama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa mereka akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi lain
yang kami perlukan dalam rangka audit kami. Berdasarkan diskusi tentang operasi perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit kami perkirakan
sebesar Rp…… ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan Nilai. Fee tersebut kami berdasarkan waktu yang diperlukan oleh staf
yang kami tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tariff per jam staf yang kami tugas, yang bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang
dipikul dan pengalaman serta keahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami.
Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang kecuali jika dihentikan, diubah, atau diganti.
Silakan menandatangani dan mengembalikan copy surat perikatan audit terlampir yang menunjukkan kesepaktan Saudara atas pengaturan tentang
audit atas laporan keuangan tersebut di atas.
Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk menyediakan jasa audit bagi saudara.
 
PT.KXT KANTOR AKUNTAN PUBLIK
 
 
( ) ( )
2. PERENCANAAN AUDIT

Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh 


kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.Ada beberapa tahap
dalam perencanaan audit, yakni:
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
1. Memahami Bisnis Dan Industri Klien
Sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industry klien:

1. Pengalaman sebelumnya tentang Entitas dan Industrinya


2. Diskusi dengan Orang dalam Entitas
3. Diskusi dengan orang dalam entitas
4. Diskusi dengan personel dari funggsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern
5. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa
kepada entitas atau dalam industri.
6. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
7. Publikasi yang berkaitan dengan industri 
8. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas
9. Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap Entitas
10. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
 
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
2. Melaksanakan Prosedur Analitik.
• Konsep Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi pertandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-
jumlah yang tercatat dibandinka dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
 
• Tujuan Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit:
1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir,
dan
2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan tentang audit.
 
• Tahap-tahap Prosedur Analitik:
1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
2. Mengembangkan harapan.
3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan.
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan.
6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik tesirhadap perencanaan audit.
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
3. Mempertimbangkan Tingkat Materialitas Awal.

Materialitas awal pada tingkat laporan perlu ditetapkan oleh auditor karena
pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan
sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor
pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran
laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
4. Mempertimbangkan Risiko Bawaan.

Auditor merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan


berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan
saldo akun secara individual atau golongan transaksi. Auditor berusaha untuk
membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir
audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika
perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama.

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
1. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mepunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun
berjalan.
2. Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan atu telah dinyatakan
kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
3. Kebijakan akuntasi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.

Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diiperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal  tergantung pada:
4. Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.
5. Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit,  jika demikian,
6. Apakah pendapat auditor atas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selai pendapat wajar tanpa
pengecualian.
7. Sifat akun dan risiko salah sji dalam laporan keuangan tahun berjalan.
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
6. Mengembangkan Strategi Audit Awal Terhadap Asersi Signifikan.

Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit, auditor dapat memilih strategi
audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
• primarily substantive approach
• lover assessed level of control risk approach
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
7. Me-review Informasi yang berhubungan dengan Kewajiban-kewajiban Legal klien.

Auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dalam perjanjian-perjanjian yang menyangkut


klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
2. Perjanjian persekutuan
3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham
4. Kontrak
5. Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut klien.
6. Arsip korespondensi
TAHAP PERENCANAAN AUDIT
8. Memahami Pengendalian Intern Klien.

Salah satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika auditor yakin
bahwa klien telah memiliki pengendalian inten yang baik, yang meliputi pengendalian terhadap
penyediaan data yang dapat dipercaya dan penjagaan  kekayaan serta catatan akuntansi, jumlah bukti
audit yang harus dikumpulkan oleh auditor akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan jika keadaan
pengendalian internnya jelek. Langkah pertama dalam memehami pengendalian intern klien adalah
dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya dengan adalah
melakikan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekeatan dan
kelemahan pengendalian intern tersebut.
3. PENGUJIAN AUDIT

Tujuan utama dalam melakukan pengujian audit adalah untuk memperoleh


bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan kewajiban laporan
keuangan klien. Pengujian dibagi menjadi 3 golongan , yakni:
GGOLONGAN PENGUJIAN AUDIT

PENGUJIAN ANALITIK PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian ini dilakukan oleh Pengujian pengendalian terutama


auditor dengan cara mempelajari ditujukan untuk mendapatkan
perbandingan dan hubungan informasi mengenai:
antara data yang satu dengan data 1. Frekuensi pelaksanaan
yang lain. aktivitas pengendalian.
Pengujian analitik dimaksudkan 2. Mutu pelaksanaan aktivitas
untuk membantu auditor dalam pengendalian tersebut
memahami bisnis klien dan dalam 3. Karyawan yang melaksanakan
menemuka bidang yang aktivitas pengendalian tersebut
memerlukan audit lebih intensif.
GGOLONGAN PENGUJIAN AUDIT

PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujin substantive meupakan prosedur audit yang dirancang untuk


menemukan kemungkinan kesalahan moneter secara langsung mempengaruhi
kewajaran penyajian lapran keuangan.
4. PELAPORAN AUDIT

Langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini:
1. Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
kesimpulan.
2. Menerbitkan laporan audit.

Setelah semua prosedur audit yang diperlukan selesai dilaksanakan, auditor perlu
menggabungkan informasi yang dihasilkan melalui berbagai prosedur audit tersebut untuk
menarik simpulan secara menyeluruh dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan auditan. Proses ini sangat subjektif sifatnya, yang sangat tergantung pada
pertimbangan profesional auditor.

Anda mungkin juga menyukai