Anda di halaman 1dari 4

Riko Triawan Syahputra

457521

UTS PELAPORAN KORPORAT

1) A) Rerangka konseptual merupakan suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan
dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan menjelaskan sifat, fungsi
serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka konseptual tersebut
digunakan oleh Dewan Standar Akuntansi keuangan untuk menetapkan standar akuntansi.
Kerangka konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan
atas pelaporan keuangan, dan masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat
jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Prinsip akuntansi berterima umum merupakan
suatu kerangka pedoman operasional yang terdiri dari standar akuntansi dan sumber-sumber lain
yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan praktis. Sebagai pedoman
operasional, prinsip akuntansi berterima umum akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur atau
belum.
Jadi, hubungan rerangka konseptual, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum
itu saling berkaitan karena rerangka konseptual akan menghasilkan suatu standar akuntansi yang
mana standar akuntansi tersebut akan menghasilkan prinsip akuntansi berterima umum.

B) Rerangka konseptual merupakan objek yang sama sekali berbeda dari standar akuntansi.
Keduanya memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Standar akuntansi adalah cara tambahan
yang memungkinkan kita untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang lebih baik
dalam menyiapkan laporan keuangan. Jadi, rerangka konseptual dan standar akuntansi
merupakan dua hal yang saling melengkapi satu sama lain.

2) A) Tata kelola korporasi merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan
pengelolaan korporasi secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
dan tanggung jawab.

Tata kelola korporasi yang baik bermanfaat untuk mengatur dan mengendalikan hubungan antara
pihak manajemen organisasi dengan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap organisasi
tersebut mengenai hak-hak dan kewajiban mereka sesuai dengan visi-misi korporasi. Demi
kelancaran operasional korporat, maka seluruh pihak harus melaksanakan prinsip dasar tata
kelola korporasi yang baik. Prinsip-prinsip tersebut disusun secara fleksibel sehingga dapat
diimplementasikan bagi segala bentuk organisasi.

B) RUPS, dewan komisaris, dan direksi memegang peranan vital dalam penerapan prinsip
rerangka tata kelola korporasi yang ada. Maka, RUPS, dewan komisaris, dan direksi disebut
sebagai Organ Utama corporate governance. Rerangka kerja tata kelola korporasi harus
menjamin adanya arahan, bimbingan, dan pengaturan yang strategis atas jalannya operasional
perusahaan yang efektif dan efisien. Rerangka kerja juga disusun dengan memberi ruang
pertanggungjawaban direksi kepada perusahaan dan pemegang saham. Penentuan dewan
komisaris dan direksi dilakukan melalui RUPS. Meski begitu, dewan komisaris dapat
menggantikan direksi sementara waktu dalam situasi tertentu. 

Dalam menjalankan tugasnya, Organ Utama ini dibantu oleh Organ-organ Pendukung. Organ-
organ Pendukung ini bisa tersebar di dewan komisaris, misalnya Komite-komite komisaris.
Selain itu, Organ Pendukung juga bisa ditempatkan di tingkatan direksi atau manajemen,
contohnya Komite-komite direksi, sekretaris perusahaan, SPI, dan Divisi Compliance. Yang
jelas, Organ Pendukung ini harus dibentuk dengan mempertimbangkan atau berdasarkan
kompleksitas bisnis yang dihadapi suatu perusahaan. Rerangka Kerja implementasi ini juga perlu
didukung dengan kebijakan dan prosedur (SOP) perusahaan. Hal tersebut harus ditaati seluruh
elemen perusahaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

C) Dalam sistem two-tier board, struktur korporasi atau disebut dengan board, dibagi menjadi
dua kelompok. Kelompok pertama disebut dewan pengawas. Dewan pengawas ini terdiri dari
direktur non-eksekutif independen dan direktur non-eksekutif tidak independen. Direktur non-
eksekutif tidak melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari dalam korporasi namun memiliki
tanggung jawab yang sama dengan direktur eksekutif pelaksana kegiatan operasional korporasi.
Independen berarti orang yang memegang posisi sebagai direktur non-eksekutif tidak memiliki
hubungan finansial dengan korporasi terkait. Jadi, apabila direktur eksekutif tersebut tidak
independen, berarti yang bersangkutan memiliki hubungan finansial dengan korporasi, baik
berupa saham maupun bentuk derivatif lainnya.

Dalam sistem one-tier board, peran dewan pengawas dan dewan pelaksana dijadikan dalam
satu wadah. Wadah ini disebut sebagai board of directors. Terdapat empat tipe struktur board
dalam sistem one-tier board. Tipe pertama, semua direktur eksekutif merupakan anggota board.
Top managersjuga termasuk dalam anggota board. Tipe macam ini banyak digunakan oleh
perusahaan kecil, perusahan keluarga, dan start-up business. Tipe kedua, keanggotaan board of
directorsdiisi oleh direktur eksekutif sebagai anggota mayoritas dan direktur non-eksekutif
sebagai anggota minoritas. Tipe ketiga berkebalikan dengan tipe kedua. Mayoritas anggota
boardadalah direktur non-eksekutif, sebagian diantaranya merupakan direktur independen. Pada
tipe terakhir, semua direktur non-eksekutif adalah anggota board.

D) Kode etik akuntan Indonesia secara garis besar berisi tentang kode etik akuntan publik dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan memenuhi prinsip-prinsip dasar anggota.
Prinsip dasar etika untuk Anggota adalah:
(a) Integritas: bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
(b) Objektivitas: tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain
(c) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional -untuk:
(i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa
profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini serta
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(ii) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang
berlaku
(d) Kerahasiaan: menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional
dan bisnis
(e) Perilaku Profesional: mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Anggota mungkin akan mendiskreditkan
profesi anggota.
E) a) Ancaman kepentingan pribadi:
-Anggota mempunyai kepentingan keuangan langsung pada klien
-Anggota menawarkan suatu imbalan rendah untuk mendapatkan perikatan baru dan imbalan
tersebut sangat rendah sehingga menyulitkan bagi anggota tersebut untuk melakukan jasa
profesional sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku.
b) Ancaman telaah pribadi
- Anggota menerbitkan laporan asurans atas efektivitas operasi sistem keuangan setelah anggota
yang bersangkutan mengimplementasikan sistem tersebut
- Anggota menyiapkan data asli yang digunakan untuk menghasilkan catatan yang merupakan
hal pokok dari suatu perikatan asurans.
c) Ancaman advokasi
- Anggota mempromosikan kepentingan atau saham dari klien
- Anggota melobi proses legislasi untuk kepentingan klien
d) Ancaman kedekatan
- Anggota memiliki anggota keluarga inti atau anggota keluarga dekat yang menjabat sebagai
direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien
- Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien, atau karyawan dalam posisi yang dapat
memberikan pengaruh signifikan terhadap hal pokokdari suatu perikatan, sebelumnya menjabat
sebagai rekan perikatan
e) Ancaman intimidasi
- Anggota sedang terancam kehilangan perikatan dari klien atau pemecatan dari Kantor karena
perselisihan tentang permasalahan professional
- Anggota merasa ditekan untuk menyetujui pertimbangan dari karyawan klien karena karyawan
tersebut lebih ahli dalam permasalahan yang diperdebatkan
3) A) Depresiasi gedung per tahun: 4.000.000 – 400.000 / 25 tahum = 144.000

Nilai buku gedung tahun 2019= 4.000.000 – (5x144.000) = 3.280.000

Sisa umur ekonomis = 25 thn -5 thn = 20 thn

Depresiasi 2019 = (100% : umur ekonomis) x 2 x nilai buku

= (100% :20) x 2 x 3.280.000

= 328.000

Jurnal:

Depresiasi Gedung 328.000

Akumulasi Depresiasi gedung 328.000

B) Depresiasi mesin per tahun = 50.000 – 0 / 10 tahun = 50.000

Nilai buku mesin tahun 2019 = 500.000 – (5x50.000)= 250.000

Sisa umur ekonomis = 10 thn – 5 thn = 5 thn

Depresiasi mesin 2019 = 250.000 – 25.000 / 5 tahun = 45.000

4) a) 1 Januari = 18.000

23 Februari = 30.000

20 April = 90.000

4 Mei = 140.000

28 Desember = 48.000

Total sediaan: 9 + 12 + 30 + 40 + 12 = 103 unit

Kos barang terjual (rata-rata tertimbang) = 326.000 : 103 = Rp.3.165

Anda mungkin juga menyukai