Manufaktur
MAKALAH
Disusun Oleh :
Naomi Chrysantia
1457014
Tania Prameswari
1457020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan memiliki peranan yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan tidak hanya oleh bagian internal perusahaan
seperti manajemen perusahaan, namun juga pengambilan keputusan oleh pihak-pihak luar
perusahaan seperti investor. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyajikan
informasi keuangan yang berguna, dalam artian informasi tersebut memiliki beberapa
karakteristik, misalnya informasi keuangan perusahaan harus dapat dipahami, dapat
dibandingkan, dapat dipastikan dan tepat waktu.
Perusahaan membuat laporan interim untuk menyediakan informasi yang tepat waktu
yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan interim
dimaksudkan untuk menyediakan pemutakhiran laporan keuangan tahunan lengkap yang
terakhir. Oleh karena itu, laporan keuangan interim berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan
kondisi baru serta tidak mengulangi informasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
Standar yang mengatur laporan keuangan interim tertuang pada PSAK 3. Tidak
satupun dalam PSAK tersebut yang dimaksudkan untuk melarang atau menghalangi entitas
dalam menerbitkan suatu laporan keuangan lengkap (sebagaimana dijelaskan di PSAK 1
(revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan) dalam laporan keuangan interimnya, daripada
menyediakan laporan keuangan ringkas dan catatan penjelasan tertentu. PSAK 3 tersebut juga
tidak melarang atau menghalangi entitas untuk memasukkan pos dalam laporan keuangan
ringkas atau catatan penjelasan tertentu yang lebih banyak dari jumlah pos minimal yang
telah ditentukan dalam PSAK 3. Panduan pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 3 juga
diterapkan pada laporan keuangan lengkap untuk suatu periode interim, dan laporan
keuangan tersebut akan meliputi seluruh pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
mencakup periode atau jangka waktu kurang dari satu periode keuangan. Sebagian besar dari
laporan keuangan interim biasanya memiliki jangka waktu 3 bulan atau 6 bulan. Tujuan dari
dibuatnya laporan keuangan interim adalah untuk menyediakan informasi yang lebih tepat
waktu bagi para pengguna laporan keuangan untuk keputusan investasi. Laporan interim
dapat menghasilkan informasi penting mengenai tren yang mempengaruhi bisnis dan
pengaruh musiman, yang keduanya mungkin tidak dijelaskan dalam laporan keuangan
tahunan. Tujuan dari pelaporan interim yang tepat waktu sebenarnya lebih berorientasi ke
masa depan, yang artinya laporan ini diharapkan membantu para pihak yang berkepentingan
dalam mengambil keputusan setelah memahami kapasitas arus kas perusahaan dan
kemampuan perusahaan dalam membuat laba. Tujuan dasar dari laporan interim adalah untuk
menyediakan penilaian dan evaluasi secara berkala dan tepat waktu mengenai kinerja
perusahaan. Namun, laporan interim memiliki keterbatasan. Karena periode pelaporan
dipersingkat, kesalahan dalam penentuan estimasi dan alokasi menjadi lebih besar. Alokasi
yang tepat untuk biaya operasional tahunan adalah masalah yang signifikan. Tarif pajak
progresif diterapkan terhadap total pendapatan tahunan, sehingga membuat penentuan akurat
beban pajak penghasilan interim seringkali sulit . Terdapat juga beban operasional tahunan
lainnya yang sering terkonsentrasi dalam satu periode interim, namun manfaat operasi
sepanjang tahun ini. Contoh termasuk biaya iklan dan perbaikan atau pemeliharaan peralatan,
yang mungkin terjadi dalam satu periode interim, namun memberikan manfaat ke periode
interim berikutnya. Kondisi dan fluktuasi yang terjadi di pasar dapat membatasi keandalan,
komparabilitas,
dan
nilai
prediktif
dari
laporan
interim
sebuah
perusahaan.
2.1.1
laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali secara retrospektif dari pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
(ii)
dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi
komprehensif ringkas.
interimnya, maka format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan untuk suatu laporan keuangan lengkap.
Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan interimnya, maka
laporan keuangan ringkas tersebut mencakup, minimal, setiap judul dan subjumlah yang
tercakup dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasan tertentu
sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 3. Pos atau catatan atas laporan keuangan tambahan
tercakup dalam laporan keuangan tersebut jika kelalaian untuk mencantumkannya akan
menyebabkan
2.1.3
laporan
keuangan
ringkas
menjadi
menyesatkan.
Pengguna laporan keuangan interim entitas juga akan memiliki akses terhadap laporan
keuangan tahunan terkini entitas tersebut. Oleh karena itu, tidak diperlukan catatan atas
laporan keuangan interim untuk memberikan pemutakhiran yang relatif tidak signkan
terhadap informasi yang telah dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan dalam laporan
tahunan terkini. Pada tanggal interim, hal yang lebih bermanfaat adalah penjelasan peristiwa
dan transaksi signikan untuk memahami perubahan posisi dan kinerja keuangan entitas
sejak akhir periode pelaporan lalu.
Entitas mencantumkan informasi minimum berikut dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan
keuangan interim. Informasi tersebut secara normal dilaporkan menggunakan dasar awal
tahun buku sampai tanggal pelaporan. akan tetapi, entitas tetap menggunakan setiap kejadian
atau transaksi material untuk suatu pemahaman atas periode interim kini:
a. pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan dalam laporan laporan
keuangan tahunan terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah diubah,
penjelasan tentang sifat dan dampak perubahan tersebut
b. penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim
c. sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan
neto, atau arus kas tidak biasa yang disebabkan oleh sifat, ukuran atau keterjadian
d. sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada periodeperiode interim sebelumnya dalam tahun buku berjalan atau perubahan estimasi
jumlah yang dilaporkan pada tahun-tahun buku sebelumnya, jika perubahan tersebut
memiliki dampak yang material pada periode interim kini
e. penerbit, pembelian kembali, dan pembayaran kembali efek utang dan efek ekuitas
f. dividen yang dibayarkan (agregat atau per saham) secara terpisah untuk saham biasa
dan saham lain
g. informasi segmen berikut (pengungkapan informasi segmen disyaratkan dalam
laporan keuangan interim hanya jika PSAK 5: Segmen Operasi mensyaratkan entitas
untuk mengungkapkan informasi segmen dalam laporan keuangan tahunannya):
(i)
(ii)
pendapatan antar segmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen
yang dikaji oleh organ pengambil keputusan atau, jika tidak termasuk,
disediakan secara reguler untuk organ pengambil keputusan
(vi) rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas
sebelum beban pajak dan operasi yang dihentikan.
h. peristiwa material setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut
i. dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk kombinasi
bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak dan investasi jangka
panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan.
j. perubahan liabilitas kontijensi atau aset kontijensi sejak akhir periode pelaporan
tahunan terakhir.
Contoh jenis pengungkapan yang disyaratkan oleh SAK 3 paragraf 16 dijelaskan di bawah
ini. Setiap SAK memberikan panduan terkait dengan pengungkapan untuk beberapa unsur
berikut ini:
a. menurunkan persediaan menjadi nilai realisasi neto dan pembalikan penurunan
tersebut;
b. pengakuan rugi penurunan aset tetap, aset tidak berwujud, atau aset lain, dan
pembalikan rugi penurunan nilai tersebut;
c. pembalikan provisi biaya restrukturisasi;
d. akuisisi dan pelepasan bagian aset tetap;
e. komitmen pembelian aset tetap;
f. penyelesaian tuntutan hukum;
g. koreksi kesalahan periode lalu;
h. setiap pinjaman yang gagal bayar atau pelanggaran perjanjian pinjaman yang belum
diperbaiki pada atau sebelum akhir periode pelaporan; dan
i. transaksi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
2.1.4
Materialitas
Dalam memutuskan bagaimana cara mengakui, mengukur, mengklasikasi, atau
mengungkapkan unsur untuk tujuan pelaporan keuangan interim, maka materialitas dinilai
terkait dengan data keuangan periode interim. Dalam menilai materialitas, perlu diketahui
bahwa pengukuran interim dapat bergantung pada estimasi yang lebih besar dibandingkan
pengukuran data keuangan tahunan.
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 25 (revisi 2009):
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mendefinisikan suatu
pos sebagai material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatatnya
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. PSAK 1 (revisi 2009)
mensyaratkan pengungkapan terpisah pos-pos yang material, termasuk misalnya operasi yang
dihentikan, serta PSAK 25(revisi 2009) mensyaratkan pengungkapan atas perubahan
estimasi
2.1.5
akuntansi,
kesalahan,
dan
perubahan
kebijakan
akuntansi.
sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini yang
akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya. Namun, frekuensi pelaporan
entitas (tahunan, semesteran, atau kuartalan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil
tahunannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengukuran untuk tujuan pelaporan interim
dibuat atas dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar
entitas menerapkan kebijakan
Publik yang dituangkan dalam peraturan nomor VIII.G7 dimaksudkan untuk memberikan
suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada
prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga dapat memberikan kualitas
penyajian dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna informasi yang disajikan dalam
pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan harus cukup
informatif untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang pemakai yang
berpengetahuan. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengakui bahwa penyajian
informasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun sifat, harus memenuhi kaidah
keseimbangan antara manfaat dan biaya.
2.2.1
Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada
industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri manufaktur dewasa
ini mencakup berbagai jenis usaha, antara lain yaitu:
1. Industri dasar dan kimia yang meliputi:
o
Industri semen
Industri kaca
Industri rokok
Industri farmasi
Industri kosmetika
2.2.2
informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa,
maka yang digunakan sebagai acuan adalah laporan keuangan dalam bahasa Indonesia.
5. Mata Uang Pelaporan
Mata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah Rupiah. Perusahaan dapat
menggunakan mata uang lain selain rupiah sebagai mata uang pelaporan hanya apabila mata
uang tersebut memenuhi kriteria mata uang fungsional.
6. Periode Pelaporan
Tahun buku perusahaan mencakup periode satu tahun. Apabila dalam keadaan luar biasa,
tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan terhadap periode
cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan:
a. Alasan perubahan tahun buku
b. Alasan penggunaan tahun buku yang lebih panjang atau pendek dari periode satu
tahun; dan
c. Fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.
7. Penyajian Secara Wajar
a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan disertai pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK.
b. Informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan sesuai dengan
ketentuan Bapepam yang terkait dengan laporan keuangan, serta yang sesuai dengan
praktik akuntansi yang lazim berlaku di pasar modal tetap dilakukan untuk
menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak
diharuskan oleh PSAK.
c. Penyajian aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar terpisah
dari kewajiban tidak lancar. Aktiva lancar disajikan menurut urutan likuiditas,
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
d. Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal perusahaan, disajikan
pada neraca secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan pihak ketiga pada masing-masing akun.
e. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Perusahaan
menyajikan
di
laporan laba rugi, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan
pada fungsi beban di dalam perusahaan, sedangkan pada catatan atas laporan
keuangan diungkapkan rincian beban menurut sifat.
f. Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Disamping itu,
informasi berikut ini disajikan dan diulangi pada setiap halaman laporan keuangan:
1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain;
2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau
konsolidasi;
3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
4. Mata uang pelaporan; dan
5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan
g. Laporan Arus Kas harus disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct
method).
h. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan, yang sifatnya memberikan penjelasan baik yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif terhadap laporan keuangan, sehingga menghasilkan penyajian
yang wajar.
i. Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan
penyajian sesuai dengan komponen utamanya. Setiap pos dalam Neraca, Laporan
Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas harus direferensi
silang (cross-reference) dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan
Keuangan, jika dilakukan pengungkapan.
j.
2. Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak
semata-mata bentuk hukumnya;
3. Netral yaitu bebas dari keberpihakan;
4. Mencerminkan kehati-hatian; dan
5. Mencakup semua hal yang material. Manajemen menggunakan pertimbangan
untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang
bermanfaat dengan memperhatikan:
(i)
(ii)
(iii) Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik
industri yang lazim sepanjang konsisten dengan angka 1) dan 2).
9. Konsistensi Penyajian
a. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten, kecuali:
1. Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau
perubahan penyajian akan menghasilkanpenyajian yang lebih tepat atas suatu
transaksi atau peristiwa; atau
2. Perubahan tersebut dipersyaratkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
atau diwajibkan oleh suatu ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah maka
penyajian periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat,
jumlah, serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut
tidak praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan.
10. Materialitas dan Agregasi
a. Material adalah istilah yang digunakan untuk mengemukakan sesuatu yang
dianggap wajar untuk diketahui olehpengguna laporan keuangan. Informasi dianggap
material apabila tidak disajikannya (omission) atau terdapat kesalahan dalam mencatat
(misstatement) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
Kecuali ditentukan secara khusus, pengertian material adalah 5% dari jumlah seluruh
aktiva untuk akun-akun aktiva, 5% dari jumlah seluruh kewajiban untuk akun-akun
kewajiban, 5% dari jumlah seluruh ekuitas untuk akun-akun ekuitas, 10% dari
pendapatan untuk akun-akun laba rugi, dan 10% dari laba sebelum pajak untuk
pengaruh suatu peristiwa atau transaksi seperti perubahan estimasi akuntansi.
b. Akun-akun yang material disajikan terpisah dalam laporankeuangan. Untuk akunakun yang nilainya tidak material, tetapi merupakan komponen utama laporan
keuangan, harus disajikan tersendiri. Sedangkan untuk akun-akun yang nilainya tidak
material, dan tidak merupakan komponen utama, dapat digabungkan dalam pos
tersendiri, namun harus dijelaskan sifat dari unsur utamanya dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
c. Akun yang berbeda tetapi mempunyai sifat atau fungsi yang sama dapat digabungkan
dalam satu pos jika saldo masing-masing akun tidak material. Contoh pos hasil
penggabungan antara lainBiaya Dibayar Dimuka, Pendapatan Diterima Dimuka dan
lain sebagainya. Jika penggabungan beberapa akun mengakibatkan jumlah
keseluruhan menjadi material, maka unsur yang jumlahnya terbesar agardisajikan
tersendiri.
11. Saling Hapus (Offsetting)
Pos aktiva dan kewajiban, dan pos penghasilan dan beban tidak saling hapus, kecuali
diperkenankan oleh PSAK. Contoh beban bunga dan penghasilan bunga tidak boleh
disalinghapuskan dan harus disajikan terpisah, sedangkan keuntungan dan kerugian kurs
disalinghapuskan.
12. Informasi Komparatif
a. Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya, kecuali dinyatakan lain oleh PSAK. Informasi komparatif yang bersifat
naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan
kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
b. Laporan keuangan tahunan disajikan secara perbandingan, setidaknya untuk 2 (dua)
tahun terakhir sesuai peraturan yang berlaku. Sedangkan Laporan Keuangan Interim
disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perhitungan Laba Rugi Interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku
sampai dengan periode interim yang dilaporkan.
13. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Peristiwa atau transaksi yang terjadi antara tanggal neraca dan tanggal penerbitan laporan
keuangan yang mempunyai akibat material terhadap laporan keuangan, yang memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan.
BAB III
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan interim dibuat untuk orientasi masa depan, yaitu untuk menyediakan
informasi yang tepat waktu untuk pengambilan keputusan. Walaupun periode
pelaporannya diperpendek, hal ini tidak boleh mempengaruhi hasil pengukuran atau
penilaian tahunan perusahaan. Laporan keuangan interim dapat disusun secara lengkap
atau ringkas dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat.
2. Peraturan ini BAPEPAM VIII.G7 merupakan pedoman penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan secara umum yang wajib diterapkan oleh Emiten atau Perusahaan
Publik dalam menyusun laporan keuangan. Namun, jika terdapat hal-hal mengenai
struktur, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan dan pengungkapan
yang tidak diatur dalam peraturan ini, perusahaan harus tetap mengikuti SAK dan
praktik akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.
3.2
Saran
Dalam membuat laporan keuangan, perusahaan harus tetap mempertimbangkan