Anda di halaman 1dari 16

Makalah Akuntansi Keberlanjutan

”PERANAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN


DALAM AKUNTANSI KEBERLANJUTAN”

OLEH :

Nama : Dellani Elisa


No BP : 1810531027

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Abstrak

Tujuan utama dari makalah ini adalah menjelaskan peranan dari akuntansi dan profesi
akuntan dalam pembangunan berkelanjutan dan akuntansi keberlanjutan. Makalah ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian komprehensif dimana data yang
digunakan dipilih dari database online, baik itu jurnal-jurnal yang dipublikasi secara nasional,
jurnal-jurnal yang dipublikasi secara internasional, maupun buku-buku yang telah diterbitkan,
dengan menggunakan kata kunci seperti akuntansi, profesi akuntan, pembangunan
keberlanjutan, dan akuntansi keberlanjutan.

Berdasarkan survei literatur dan makalah yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang cukup erat antara akuntansi dan profesi akuntan dengan pembangunan
keberlanjutan dan akuntansi keberlanjutan.

Makalah ini memiliki suatu keterbatasan dimana makalah ini disusun hanya untuk
dijelaskan sebagai sebuah survei literatur.

Tujuan makalah ini disusun secara garis besar adalah agar seluruh komponen
masyarakat ataupun para pemangku kepentingan dapat memiliki gambaran mengenai
keterkaitan ataupun korelasi antara akuntansi ataupun profesi akuntan dengan pembangunan
keberlanjutan ataupun akuntansi keberlanjutan.
Daftar Isi

Daftar Isi 1

Bab I ( Pendahuluan )

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan 5

Bab II ( Pembahasan )

2.1 Peranan Akuntansi dalam Pembangunan Berkelanjutan 6

2.2 Peranan Profesi Akuntan dalam Pembangunan Berkelanjutan 9

Bab III ( Penutup ) 13

1
Bab I

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Beberapa ahli telah memberikan pengertian mengenai istilah pembangunan
keberlanjutan beberapa contohnya adalah menurut Sudharta P. Hadi, “pembangunan
berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang menyelaraskan antara kepentingan
pembangunan dengan pengelolaan yang ada di dilingkungan.” Sedangkan menurut Brutland
Report, “pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasidi masa yang akan datang.”
Sehingga dengan dua contoh pengertian yang diungkapkan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu konsep pembangunan dengan
pengelolaan lingkungan dengan prinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi mendatang.

Dunia pada saat ini sedang berupaya untuk menjadi tempat yang lebih baik lagi,
pembangunan dunia yang cenderung yang befokus pada perkembangan ekonomi atau
keuangan saja dianggap tidak tujuan yang diinginkan oleh seluruh negara di dunia, karna itu
diperlukan pembangunan non-keuangan untuk mendampingi perkembangan secara finansial
atau keuangan. Tak dapat dipungkiri bahwasanya kini pembangunan berkelanjutan ini telah
menjadi suatu fokus baru bagi seluruh peusahaan atau instansi di dunia termasuk Indonesia.
Walaupun harus diakui bahwa penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia belum
secara penuh optimal, namun poin pentingnya adalah bahwa pembangunan berkelanjutan ini
telah menjadi fokus penting dan mempunyai peran penting, serta cukup menarik minat
masyarakat secara umum. Pada zaman sekarang juga para investor maupun stackholders
sudah cenderung memperhatikan reputasi perusahaan tidak hanya dengan prestasi keuangan
yang dapat diukur dengan laba, namun juga memperhatikan reputasi perusahaan dengan
prestasi non-keuangan yang dapat dilihat dari pembangunan berkelanjutan yang dijalankan
oleh suatu perusahaan, perusahaan yang memiliki cukup banyak andil dalam pembangunan

2
berkelanjutan kini dipandang dengan cukup baik dan memiliki image yang bagus tak hanya
dikalangan para investor dan stockholder namun juga dipandang baik oleh masyarakat secara
luas.

Ketika membahas program berkelanjutan, maka pasti akan tak asing juga dengan
istilah CSR ( Corporate Social Responsibility ), Menurut Kotler and Lee (2005) Corporate
Social Responsibility atau CSR didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktik bisnis yang baik dan
menyumbangkan beberapa sumber daya perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR)
cukup dikenal dan cukup popular di kalangan masyarakat, CSR dan pembangunan
berkelanjutan dapat dikatakan memiliki hubungan erat, sejatinya hubungan Corporate Social
Responsibility adalah dalam rangka memperkuat pembangunan berkelanjutan di suatu
wilayah dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Dan
juga peran Corporate Social Responsibility sebagai fasilitator agar perusahaan dapat
beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas, dan stakeholder yang terkait dengannya baik
secara lokal, nasional, maupun global.

Selain berhubungan dengan Corporate Social Responsibility, pembangunan


berkelanjutan juga dapat dikaitkan dengan akuntansi dan profesi akuntan. Kita mengenal
istilah akuntansi keberlanjutan, akuntansi keberlanjutan merupakan sub-kategori akuntansi
keuangan yang berfokus pada pengungkapan informasi kinerja non-keuangan organisasi
kepada para pemangku kepentingan. Kinerja yang dimaksudkan adalah kegiatan-kegitan yang
memiliki dampak langsung kepada lingkungan, dan masyarakat sekitar. Isu-isu tentang
akuntansi keberlanjutan atau sustainability accounting merupakan bahan atau landasan yang
dijadikan sebagai pemgambilan keputusan dalam dunia bisnis, untuk ikut berpartisipasi
dalam melestarikan dan mengembangkan alam. Salah satu alat untuk mengukur akuntansi
keberlanjutan adalah Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dijelaskan pada
paragraf sebelumnya.

Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai bagaimana

3
peranan akuntansi dan profesi akuntan dalam pembangunan berkelanjutan. Makalah ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian literatur komprehensif
dengan mengakses database online dari penerbit ilmiah jurnal dan buku-buku baik nasional
maupun internasional.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah peranan akuntansi dalam akuntansi keberlanjutan?
2. Apakah peran profesi akuntan dalam akuntansi keberlanjutan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui dan memahami bagaimana peranan akuntansi dalam akuntansi keberlanjutan
2. Mengetahui dan memahami bagaimana peranan profesi akuntan dalam akuntansi
keberlanjutan

5
Bab II

2. Pembahasan

2.1. Peranan Akuntansi dalam Pembangunan Berkelanjutan

“Akuntansi (accounting) suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga


memungkinkan adanya pelaksanaan dan penelitian jalannya perusahaan secara efisien”
(Soemarso, 2004). Namun perlu diketahui seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat
secara umum mulai sadar bahwa diperlukannya pelaporan yang tidak hanya bersifat
keuangan, tetapi juga yang dapat melaporkan aspek-aspek non-keuangan secara rinci dan
andal. Akuntansi kini telah berkembang menjadi ilmu yang tidak hanya digunakan oleh para
pemangku kepentingan untuk mengukur hasil kinerja keuangan dan mengevaluasi operasi
bisnis suatu perusahaan dan hasilnya, tetapi akuntansi zaman kini juga telah dapat menjadi
alat untuk mengukur kinerja non-keuangan yang dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan dan menghasilkan laporan keberlanjutan suatu perusahaan.

Akuntansi sendiri tidak dapat diragukan lagi memiliki peran penting yaitu dalam
membantu sektor bisnis dan perekonomian dalam memaksimalkan sebuah peluang.

Pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara pengelolaan


lingkungan yang baik dan optimal. Salah satu cara yang dapat meningkatkan atau
memaksimalkan pengelolaan lingkungan adalah akuntansi lingkungan. Menurut Burhany
(2012) dalam jurnal ilmiahnya menyatakan bahwa Pembangunan berkelanjutan mengandung
tiga aspek yaitu ekologi, sosial dan ekonomi. Dengan meningkatnya kerusakan lingkungan,
aspek ekologi/lingkungan menjadi perhatian penting. Dalam hal ini, akuntansi manajemen
lingkungan dapat membantu manajemen untuk meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Akuntansi lingkungan khususnya akuntansi manajemen lingkungan berguna bagi


manajemen karena dapat menyediakan informasi fisik mengenai input (bahan, air, energi)

6
dan output (produk, limbah, emisi) serta informasi moneter mengenai semua pengeluaran
maupun penghematan yang berkaitan dengan lingkungan. (UND-SD, 2001)

Informasi tersebut memudahkan manajemen dalam melakukan pengelolaan


lingkungan karena manajemen memiliki informasi yang cukup untuk mengendalikan
penggunaan bahan, air dan energi, mengendalikan limbah dan emisi, sekaligus
mengendalikan biaya lingkungan. Berbagai keputusan yang terkait dengan lingkungan juga
bisa diambil dengan adanya informasi tersebut sehingga memungkinkan terjadinya
peningkatan kinerja lingkungan. (Burhany, 2012)

Selg (1994) menyatakan bahwa salah satu cara untuk melakukan perlindungan
lingkungan dalam jangka panjang adalah dengan mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
ke dalam sistem akuntansi perusahaan. Bebbington (2001) menyatakan bahwa akuntansi
memainkan peran yang sangat penting dalam mengelola hubungan antara perusahaan dengan
lingkungan.

Produk utama sistem akuntansi yang digunakan oleh pemangku kepentingan internal
dan eksternal untuk mengevaluasi hasil kegiatan perusahaan adalah laporan keberlanjutan
(Arzu Özsözgün, 2014). Karena laporan merupakan elemen kunci dalam menelusuri
keberlanjutan dalam praktik perusahaan, informasi yang disertakan dalam laporan dan isi
laporan menjadi sangat penting. Seperti yang telah disebutkan di bagian pelaporan
keberlanjutan perusahaan, salah satu alasan yang akan mempengaruhi informasi yang
disajikan dalam laporan adalah kompleksitas yang terlibat dalam penghitungan pelaporan
keberlanjutan (Haigh M &
Shapiro, 2011)

Memiliki standar akuntansi dan pelaporan khusus keberlanjutan dapat


memungkinkan untuk mengatasi kompleksitas penghitungan dan memandu akuntan dalam
pelaporan keberlanjutan. Standar pelaporan juga memungkinkan peningkatan rasio
keberlanjutan sebagai instrumen yang nyaman untuk menilai situasi keberlanjutan perusahaan,

7
untuk digunakan sebagai pengukuran perencanaan dan pengambilan keputusan dan untuk
membandingkan perusahaan. Dengan kemajuan pelaporan keberlanjutan, rasio keberlanjutan,
dan keberlanjutan komprehensif dapat menggantikan rasio dan laporan keuangan tradisional.
(Arzu Özsözgün, 2014)

Dengan adanya standar akuntansi dan dan laporan keberlanjutan, akuntansi akan
mampu menghasilkan informasi yang menunjukkan hubungan antara lingkungan dan
manusia dan produk yang dihasilkan. Keputusan para manajer bisnis menghasilkan dampak
sosial, lingkungan dan ekonomi, dan masyarakat harus menanggung beban dampak tersebut.
Efek ekonomi dari keputusan tersebut sudah tersedia untuk dilacak oleh praktik akuntansi
tradisional. Selain itu, memungkinkan penelusuran biaya keputusan dengan konsekuensi
lingkungan dan sosial melalui akuntansi akan meningkatkan akuntabilitas perusahaan
sehubungan dengan implikasi dan biaya aktivitas mereka. Akuntabilitas, pada gilirannya,
memungkinkan prediksi dampak negatif sosial dan lingkungan sebelumnya, dan menghindari
atau meminimalkan konsekuensinya. Berfungsinya mekanisme ini, bagaimanapun,
membutuhkan restrukturisasi sistem informasi akuntansi di perusahaan untuk mengejar biaya
semacam itu. (Arzu Özsözgün, 2014).

Laporan keberlanjutan perusahaan yang disiapkan oleh departemen akuntansi


mewakili gambaran holistik dari kegiatan keberlanjutan perusahaan dan menunjukkan
bagaimana dan sejauh mana perusahaan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan
(Herzig & Schaltegger, 2011). Perusahaan diharapkan untuk melampaui pelaporan keuangan
tradisional, yang mencerminkan aktivitas dan keputusan masa lalu serta data historis
perusahaan, dan untuk melaporkan risiko, peluang, dan strategi masa depan yang terkait
dengan keberlanjutan. Departemen akuntansi mungkin efektif dalam konfigurasi dan
persiapan laporan keberlanjutan wajib dan sukarela dalam menanggapi kebutuhan pelaporan
baru karena perubahan dalam tingkat dan sifat aktivitas perusahaan dan amandemen hukum.
(ACCA, 2008)

Laporan yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi, dan data yang berkaitan

8
dengan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan, akan dapat menentukan
biaya aktivitas dari aktivitas yang dilakukan untuk pembangunan berkelanjutan dan
pengaruhnya terhadap kinerja keuangan. Dimana jika ditujukan untuk pihak internal, seperti
pihak manajemen laporan ini dapat dijadikan membantu pihak manajemen untuk
merencanakan dan membuat keputusan bisnis. Sementara jika ditujukan untuk pihak
eksternal, laporan ini dapat dijadikan alat untuk membangun dan mengembangkan kesadaran
terhadap sosial dan lingkungan para pemangku kepentingan.

Dapat disimpulkan seperti menurut Arzu Özsözgün (2014), kontribusi utama


akuntansi dalam keberlanjutan dapat diuraikan sebagai berikut: mengembangkan standar
akuntansi keberlanjutan, dan standar pelaporan keberlanjutan nasional dan sektoral;
membangun hubungan antara nilai nonfinansial dan finansial perusahaan; melaporkan hasil
dan interaksi kegiatan korporasi yang berkaitan dengan planet dan umat manusia; membuat
keberlanjutan perusahaan dapat dilacak dan dikelola; dan berperan dalam menginformasikan
dan mendidik pihak terkait.

2.2. Peranan Profesi Akuntan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Akuntan adalah suatu profesi yang didapatkan oleh seseorang yang telah menempuh
pendidikan akuntansi di perguruan tinggi dan dinyatakan telah lulus dalam Pendidikan
Profesi Akuntansi. Akuntan haruslah seseorang yang sudah dan paham dengan ilmu-ilmu
akuntansi yang diterapkan.

Seorang akuntan profesional di era digital ini harus bisa berperan sebagai orang yang
akan mengembangkan teknologi yang sedang maju sebagai alat yang akan mendukung
pencapaian goals-goals dalam SDG. Sebagai seorang akuntan profesional diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang luas dalam usaha untuk mencapai program keberlanjutan,
dimulai dari pengembangan usaha baru, manajemen risiko, hingga memperoleh keuntungan.

9
Selain profesi akuntan yang bekerja langsung di lapangan, diharapkan juga kepada
para akuntan pendidik diseluruh Indonesia dapat mendidik dan mencetak calon-calon akuntan
yang selain dapat bersaing secara global namun juga dapat menyukseskan dan memperluas
pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Sustainable Development Goals (SDG) adalah suatu agenda internasional


yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan 194 negara, dan
seluruh pelaku ekonomi dari seluruh dunia. Sustainable Development Goals (SDG) terdiri
dari 17 poin atau goals yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.

Banyak sekali pandangan bahwasanya akuntan dapat turut serta berpartisipasi


dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, profesi akuntan dipandang sebagai
pendorong yang cukup penting dari suatu organisasi atau perusahaan, pasar keuangan, dan
perekonomian. Maka dari itu akuntan dipandang memiliki peran yang cukup penting dalam
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Seorang akuntan memiliki keterampilan
khusus seperti menyusun dan melaporkan informasi yang berguna bagi para pemangku
kepentingan, menyediakan dan menguji standar akuntansi, serta pelaporan dan audit
keberlanjutan suatu perusahaan.

Komite Professional Accountancy Organization (PAO) menyatakan bahwa


setidaknya akuntan mempunyai peluang untuk berkontribusi setidaknya dalam memenuhi 8
goals yang ada dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, yang akan diuraikan satu persatu
dibawah berikut :

1. Quality Education ( Goals 4 ) : Seperti yang telah diketahui pada saat ini sudah
banyak sekali organisasi akuntansi di seluruh dunia
yang berinisiatif untuk mendukung dan mendanai
berbagai program pendidikan untuk memberikan
lebih banyak kesempatan dalam pengembangan
ilmu dan pelatihan, terutama untuk lingkup ilmu

10
akuntansi.

2. Gender Equality ( Goals 5 ) : Untuk menghilangkan kesenjangan gender, organisasi


akuntansi hampir di seluruh negara telah
berkontribusi dengan memberikan perempuan
peluang untuk dapat memasuki berbagai macam
profesi yang ada, termasuk profesi akuntan.

3. Decent Work and Economic Growth ( Goals 8 ) : Dalam hal ini seorang akuntan
dapat berkontribusi dengan
menumbuhkan organisasi yang
kuat dan bertanggungjawab
terhadap keterampilan profesional
seorang akuntan, serta
menjalankan komitmen dan
berupaya untuk meningkatkan
lapangan untuk profesi akuntan.

4. Industry, Innovation, and Infrastructure ( Goals 9 ) : Akuntan dapat berperan untuk


mengidentifikasi serta
mengevaluasi sebuah peluang
untuk sebuah pengambilan
keputusan ekonomi dan
investasi, baik jangka pendek
maupun jangka panjang untuk
meningkatkan pembangunan
berkelanjutan suatu organisasi.

5. Responsible Consumption and Production (Goals 12 ):


Akuntan berperan sebagai seorang yang membantu dan mengarahkan suatu perusahaan untuk

11
mulai mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan dengan meng-input informasi keberlanjutan
dalam manajemen dan pelaporan perusahaan.

6. Climate Action ( Goals 13 ) : Profesi akuntan dapat mendukung pemerintah


maupun organisasi global untuk menjalankan rencana
untuk perubahan iklim, contoh yang paling sederhana
adalah seorang auditor dapat meminta
pertanggungjawaban dari pemerintah maupun sektor
swasta atas kinerja dan kemajuan dari target iklim.
Dengan menggunakan pelaporan yang kompleks
tentang risiko perubahan iklim, seorang akuntan
dapat menyiapkan organisasi menyelaraskan tujuan
organisasi dengan persiapan perubahan iklim.

7. Peace, Justice, and Strong Institutions ( Goals 16 ) :


Dalam hal ini seorang akuntan dapat mendukung ataupun menciptakan tata kelola organisasi
atau badan usaha yang baik, serta pelaporan transparansi.

8. Partnerships For the Goals ( Goals 17 ) : Seorang akuntan dapat berkontribusi


dengan melakukan kemitraan maupun
kolaborasi dengan akuntan yang lain
maupun organisasi akuntan di seluruh
dunia.

12
Bab III
Penutup

Tujuan dari makalah ini adalah menggambarkan keterkaitan antara ilmu akuntansi dan
profesi akuntan dengan pembangunan berkelanjutan maupun akuntansi keberlanjutan.

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa ilmu akuntansi dan profesi akuntan
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan maupun akuntansi
keberlanjutan.

Makalah ini disusun agar diharapkan seluruh komponen masyarakat ataupun para
pemangku kepentingan dapat memiliki gambaran mengenai keterkaitan ataupun korelasi
antara akuntansi ataupun profesi akuntan dengan pembangunan keberlanjutan ataupun
akuntansi keberlanjutan, sehingga tidak hanya dapat memahami namun juga dapat
melanjutkan perkembangan akuntansi keberlanjutan yang lebih baik lagi di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

ACCA. (2008). “Reporting, Sustainability Briefing Paper 1 [online]”. Retrieved from


www2.accaglobal.com/documents/rsb2.pdf.

Arzu Özsözgün, Ç. k. (2014). How accounting and accountants may contribute in


sustainability? Emerald Insight, 10.

Burhany, D. I. (2012). AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN, ALAT BANTU


UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LINGKUNGAN DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan.

Haigh M & Shapiro, M. A. (2011). “Carbon reporting: does it matter?”,. Accounting,


Auditing and Accountability Journal,, 25.

Herzig, C. a., & Schaltegger, S. (2011). “Corporate sustainability reporting: an overview”,


in Bennett, M. and Buritt, R.L. (Eds), Sustainability Accounting and Reporting".

Kotler, P., & Lee, N. (2005). Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good for
Your Company and Your Cause.

Selg, R. A. (1994). New Initiatives to Stimulate Pollution-Prevention Investments. Cost


Engineering.

Soemarso, S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar Jakarta: Salemba Empat.

UND-SD. (2001).

14

Anda mungkin juga menyukai