Anda di halaman 1dari 3

Aditya Aji Prabhawa

041611333230

TEORI KONSOLIDASI AKUNTANSI PUSH DOWN, DAN USAHA PATUNGAN

Laporan konsolidasi disusun berdasarkan konsep dan prosedur Teori kontemporer


laporan konsolidasi. Teori kontemporer adalah refleksi dari dua teori, yaitu Teori perusahaan
induk (Proprietary Theory) dan Teori entitas (Entitas Theory).

Teori perusahaan induk didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasi
adalah perluasan dari laporan perusahaan induk dan harus dibuat dari sudut pandang
pemegang saham perusahaan induk, dibuat untuk kepentingan pemegang saham perusahaan
induk, dan pemegang saham minoritas tidak diharapkan mengambil manfaat dari laporan
tersebut. Laba bersih konsolidasi dalam teori perusahaan induk merupakan ukuran laba bagi
pemegang saham perusahaan induk.

Teori entitas menggambarkan pandangan lain dari konsolidasi. Hal paling utama dari
teori entitas adalah bahwa laporan konsolidasi merefleksikan sudut pandang keseluruhan
entitas usaha, yang menilai secara konsisten seluruh sumber daya yang dikendalikan entitas.
Dalam teori entitas, laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsolidasi,
dan kepemilikan pemegang saham minoritas merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham
konsolidasi. Teori entitas mensyaratkan bahwa laba dan ekuitas perusahaan anak ditentukan
terhadap seluruh pemegang saham, sehingga jumlah totalnya dapat dialokasikan kepada
pemegang saham mayoritas secara konsisten.

Pertimbangan Akuntansi Push-Down dan Basis Lainnya

Pada situasi tertentu di Amerika, SEC mensyaratkan bahwa nilai wajar dari aktiva dan
kewajiban perusahaan anak yang akan diakuisisi, yang menggambarkan penggunaan basis
biaya oleh perusahaan induk dicatat dalam laporan keuangan terpisah pembelian perusahaan
anak. SEC mengharuskan penggunaan akuntansi push-down untuk persyaratan SEC jika
perusahaan anak dimiliki secara keseluruhan (biasanya 97%) tanpa ada saham preferen atau
hutang kepada publik.

Argumen SEC adalah jika perusahaan induk mengendalikan kepemilikan dalam suatu
entitas, akuntansi untuk pembelian aktiva dan kewajiban harus sama tanpa memandang
apakah entitas itu akan terus ada atau merger kedalam operasi perusahaan induk. Jika
perusahaan anak memiliki hutang kepada publik atau memiliki saham preferen atau ada
kepemilikan minoritas yang signifikan,perusahaan induk tidak akan dapat mengendalikan
kepemilikan.
Pendapat atas akuntansi push-down bahwa transaksi pembelian antara perusahaan
induk/investor dengan pemegang saham perusahaan anak terdahulu, tidak sesuai dengan basis
akuntansi yang baru untuk aktiva dan kewajiban perusahaan anak yang menggunakan prinsip
harga perolehan. Perusahaan anak bukanlah bagian dari transaksi – ia tidak menerima dana
baru : tidak menjual aktiva.

USAHA PATUNGAN ( JOINT VENTURES)

Pengertian Usaha Patungan


Menurut PSAK No 12, usaha patungan adalah perjanjian kontraktual antara dua atau lebih
pihak untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang dikendalikan bersama.

Jenis Usaha Patungan


PSAK No. 12 hanya mengatur dua jenis umum usaha patungan, yaitu :
1. Pengendalian bersama operasi (jointly controlled operation).
2. Pengendalian bersama aset (jointly controlled asset).

Ciri-ciri umum dari suatu usaha patungan adalah sebagai berikut :


a. Dua atau lebih venture diikat oleh suatu perjanjian kontraktual.
b. Perjanjian kontraktual tersebut menciptakan pengendalian bersama.Suatu aktivitas yang
disebut sebagai usaha patungan harus disertai dengan perjanjian kontraktual yang
menciptakan pengendalian bersama.

Isi dari perjanjian kontrak biasanya adalah :


1. Aktivitas, jangka waktu dan kewajiban pelaporan dari usaha patungan tersebut.
2. Penunjukkan pengurus usaha patungan dan hak suara para venture
3. Partisipasi financial masing-masing
4.Cara pembagi output, pendapatan, beban atau hasil usaha joint venture kepada para venture.

Akuntansi untuk Joint Venture


Berdasarkan bentuknya, pengendalian bersama operasi (PBO) dan pengendalian bersama aset
(PBA), setiap venture membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-
masing sesuai dengan bentuk joint venture yang dilakukan.

Untuk bagian partisipasi venture dalam pengendalian bersama operasi, tiap venture
membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing :
1. Aktiva yang dikendalikannya sendiri dan kewajiban yang timbul atas aktivitasnya sendiri.
2. Beban (expenses) yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan
bersama dari penjualan barang dan jasa oleh joint venture tersebut.

Sehubungan dengan bagian partisipasi venture dalam pengendalian bersama aset, tiap venture
membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing :
1. Bagiannya atas aset yang dikendalikan bersama, diklasifikasikan menurut sifat dari aset
tersebut, bukan sebagai investasi.
2. Setiap kewajiban yang menjadi tanggungannya sendiri
3. Bagiannya atas setiap kewajiban bersama yang ditanggung bersama oleh para venture
sehubungan dengan usaha patungan.
4. Bagiannya atas output usaha patungan, dan bagiannya atas beban bersama yang terjadi
pada usaha patungan tersebut.
5. Beban yang menjadi tanggungannya sendiri sehubungan dengan partisipasinya dalam
usaha patungan.

Anda mungkin juga menyukai