Anda di halaman 1dari 14

LIKUIDASI

PERSEKUTUAN
SEDERHANA
1
PROSES LIKUIDASI
 Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha perusahaanya

dibubarkan semua.

 Pada umumnya, likuidasi persekutuan melibatkan hal-hal berikut:

a) Mengonversi aktiva non kas menjadi kas

b) Mengakui keuntungan dan kerugian serta melikuidasi beban yang terjadi selama periode likuidasi

c) Menyelesaikan semua kewajiban

d) Mendistribusikan kas kepada para sekutu sesuai dengan saldo akhir akun modalnya.

2
LIKUIDASI PERSEKUTUAN YANG
SEDERHANA
 Likuidasi persekutuan sederhana merupakan konversi semua aktiva persekutuan menjadi kas

dengan satu distribusi kas kepada para sekutu dalam penyelesaian akhir atas permasalahan
persekutuan.

 Sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal, karena realisasi non aktivanya hanya sekali dan

menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-
kasnya terjual dan hutang kepada sekutu ataupun pihak ketiga telah dilunasi.

3
 Contoh:

Asumsikan neraca Hani dan Kayla per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Hani dan Kayla


Neraca
Per 31 Desember 2019
Aktiva Liabilitas dan Ekuitas
Kas Rp 10.000 Utang usaha Rp 40.000
Piutang usaha-bersih Rp 30.000 Pinjaman dari Hani Rp 10.000
Persediaan Rp 30.000 Modal Hani Rp 25.000
Aktiva tetap-bersih Rp 40.000 Modal Kayla Rp 35.000
Rp 110.000 Rp 110.000

Hani dan Kayla membagi laba/ rugi masing-masing 70% dan 30%, dan setuju untuk melikuidasi
persekutuannya sesegera mungkin setelah tanggal 1 Januari 2020. Asumsinya bahwa aktiva dijual atau
diselesaikan pada 5 Januari 2020. persediaan dijual dengan harga Rp 25.000, aktiva tetap dijual seharga Rp
30.000 dan Rp 22.000 ditagih sebagai penyelesaian akhir piutang usaha. 4
Neraca setelah transaksi tersebut:
Hani dan Kayla
Neraca
Per 31 Desember 2019 (Segera setelah penjualan aktiva dan penagihan piutang)
Aktiva Liabilitas dan Ekuitas
Kas Rp 87.000 Utang usaha Rp 40.000
Pinjaman dari Hani Rp 10.000
Modal Hani (70%) Rp 8.900 25.000 - 16.100
Modal Kayla (30%) Rp 28.100
35.000 - 6.900
Rp 87.000 Rp 87.000

Persediaan: Rp 25.000 - Rp 30.000= (Rp 5.000) Mo. Hani: (Rp 23.000) x 70% = (Rp 16.100)

Aktiva tetap: Rp 30.000 – Rp 40.000= (Rp 10.000) Mo. Kayla: (Rp 23.000) x 30% = (Rp 6.900)

Piutang: Rp 22.000 – Rp 30.000= (Rp 8.000)

5
 Sebagai langkah akhir dalam likuidasi persekutuan, kas didistribusikan kepada kreditor dan sekutu sebagai berikut:

Urutan pembayaran:
I. Kepada kreditor untuk utang usaha Rp 40.000
II. Kepada Hani atas saldo pinjamannya Rp 10.000
III. Hani atas saldo modalnya Rp 8.900
Kayla atas saldo modalnya Rp 28.100
Total distribusi Rp 87.000

 Rasio pembagian laba dan rugi yang ada digunakan selama periode likuidasi, kecuali perjanjian persekutuan

menyebutkan pembagian laba/ rugi berbeda selama likuidasi.

 Jika perjanjian persekutuan menyebutkan penyisihan gaji dan bunga, hanya rasio pembagian laba/ rugi

residu yang akan diterapkan selama periode likuidasi.

6
AYAT JURNAL UNTUK MENCATAT LIKUIDASI
 Mencatat penjualan persediaan dan alokasi rugi Rp 5.000 ke akun modal sekutu dengan rasio pembagian laba
rugi residunya
Kas Rp 25.000
Modal Hani Rp 3.500 (5.000 x 70%)
Modal Kayla Rp 1.500 (5.000 x 30%)
Persediaan Rp 30.000

 Mencatat penjualan aktiva tetap dan alokasi rugi Rp 10.000 ke akun modal sekutu dengan rasio pembagian
laba rugi residunya

Kas Rp 30.000
Modal Hani Rp 7.000 (10.000 x 70%)
Modal Kayla Rp 3.000 (10.000 x 30%)
Aktiva tetap-bersih Rp 40.000 7
 Mencatat penagihan piutang usaha sebesar Rp 22.000 dan menghapus sisa piutang Rp 8.000 sebagai rugi yang

dibebankan ke akun modal sekutu dalam rasio pembagian laba rugi residunya

Kas Rp 22.000
Modal Hani Rp 5.600 (8.000 x 70%)
Modal Kayla Rp 2.400 (8.000 x 30%)
Piutang usaha-bersih Rp 30.000

 Mencatat pembayaran kewajiban non sekutu:

Utang usaha Rp 40.000


Kas Rp 40.000

 Membayar pinjaman dari Hani:

Pinjaman dari Hani Rp 10.000


Kas Rp 10.000 8
 Mendistribusikan kas ke sekutu dalam likuidasi akhir persekutuan:
Modal Hani Rp 8.900 25.000 - 16.100
Modal Kayla Rp 28.100
35.000 - 6.900
Kas Rp 37.000

9
 Persekutuan yang dilikuidasi harus membuat ikhtisar transaksi dan saldo selama tahap likuidasi.

Laporan Likuidasi Persekutuan Hani dan Kayla


Untuk Periode 1 Januari 2020 hingga 31 Januari 2020
Kas Aktiva non kas Kewajiban Pinjaman Modal Hani Modal Kayla
prioritas Hani (70%) (30%)
Saldo, 1 Januari 2020 10.000 100.000 40.000 10.000 25.000 35.000
Penjualan persediaan 25.000 (30.000) (3.500) (1.500)
35.000 70.000 40.000 10.000 21.500 33.500
Penjualan aktiva tetap 30.000 (40.000) (7.000) (3.000)
65.000 30.000 40.000 10.000 14.500 30.500
Penagihan piutang 22.000 (30.000) (5.600) (2.400)
87.000 0 40.000 10.000 8.900 28.100
Pembayaran kewajiban (40.000) Piutang 30.000 + persediaan (40.000)
30.000 + aktiva tetap 40.000
47.000 0 10.000 8.900 28.100
Pembayaran pinjaman Hani (10.000) (10.000)
37.000 0 8.900 28.100
Distribusi akhir kepada sekutu (37.000) (8.900) (28.100)
0 0 100
MENDEBET SALDO MODAL DALAM PERSEKUTUAN YANG SOLVEN

 Jika persekutuan yang dilikuidasi solven (aktiva persekutuan melampaui/ melebihi kewajiban persekutuan),

terdapat sumberdaya yang mencukupi untuk membayar kreditor dan mendistribusikan sejumlah kas kepada
para sekutu.

 Proses likuidasi mungkin menghasilkan kerugian yang memaksa akun modal beberapa sekutu memiliki saldo

debit. Ketika ini terjadi, sekutu dengan saldo debit memiliki kewajiban kepada sekutu dengan saldo kredit, dan
mereka dapat diharuskan menggunakan aktiva pribadinya untuk menyelesaikan kewajiban persekutuannya.

11
 Contoh:

Persekutuan Jane, Jimmy dan Joe sedang dalam proses likuidasi. Akun persekutuan tersebut memiliki saldo berikut
setelah semua aktiva dikonversi menjadi kas dan semua kewajiban dibayar:
Debit Kredit
Kas Rp 25.000
Modal Jane (40%) Rp 3.000
Modal Jimmy (40%) Rp 16.000
Modal Joe (20%) Rp 12.000
TOTAL Rp 28.000 Rp 28.000

 Jika Jane secara pribadi solven, dia harus membayar persekutuan Rp 3.000 untuk mengeliminasi saldo akun
modal debit. Pembayaran ini akan membuat kas persekutuan menjadi Rp 28.000, yang kemudian dapat
didistribusikan kepada Jimmy dan Joe dalam likuidasi akhir persekutuan.
 Jika Jane tidak mampu membayar, saldo debit, maka saldo debit tersebut merupakan rugi sebesar Rp 3.000
yang akan ditanggung Jimmy dan Joe sesuai dengan rasio pembagian laba/ rugi relatifnya. Rugi yang menjadi
bagian Jimmy Rp 2.000 (3.000 X 40%/60%) dan bagian Joe Rp 1.000 (3.000 X 20%/60%).
Dalam kasus ini, dari jumlah Rp 25.000, yang Rp 14.000 (16.000-2000) akan didistribusikan kepada Jimmy
Rp dan Rp 11.000 (12.000-1.000) kepada Joe, dan bisnis persekutuan berakhir.
12
 Uniform Partnership Act membebankan prioritas pembayaran yang lebih tinggi dalam likuidasi pada jumlah yang

dimiliki sekutu selain saldo modalnya. Prioritas ini biasanya diabaikan dan doktrin resmi right of offset akan
diterapkan apabila sekutu memiliki saldo modal debit. Pada kondisi ini, jumlah yang terutang kepada sekutu akan
mengoffset hingga jumlah saldo modal debit.

 Contoh:

Asumsikan bahwa Jane, Jimmy dan Joe memiliki saldo akun berikut:
Debit Kredit
Kas Rp 25.000
Pinjaman dari Jane Rp 5.000
Modal Jane (40%) Rp 8.000
Modal Jimmy (40%) Rp 16.000
Modal Joe (20%) Rp 12.000
TOTAL Rp 33.000 Rp 33.000

13
 Menurut aturan right of offset, pinjaman dari Jane tidak dibayar walaupun memiliki peringkat prioritas yang lebih
tinggi dalam likuidasi daripada kepentingan modal Jimmy dan Joe.
 Sebaliknya, pinjaman tersebut akan dioffset terhadap saldo modal debit Jane, sehingga Jane miliki kewajiban
sebesar Rp 3.000 kepada Jimmy dan Joe.
Jika Jane secara pribadi solven, dia akan membayar Rp 3.000 kepada persekutuan sehingga Jimmy dan Joe dapat
menerima saldo akun modalnya pada likuidasi akhir.
Namun, jika Jane secara pribadi insolven, dalam kasus ini, kreditor pribadi Jane akan memiliki klaim terlebih
dahulu atas setiap uang yang dibayarkan kepada Jane karena kreditor pribadi memiliki klaim terlebih dahulu atas
aktiva pribadi.
Jika right of offset diterapkan oleh persekutuan, kas Rp 25.000 akan dibayarkan sebesar Rp 14.000 kepada Jimmy
dan Rp 11.000 kepada Joe.
jika right of offset tidak diterapkan, kreditor pribadi Jane akan dibayar sejumlah klaimnya hingga sebatas Rp 5.000,
sehingga akan tersisa kurang dari Rp 25.000 untuk didistribusikan kepada Jimmy dan Joe. Jika total Rp 5.000
dibayarkan kepada kreditor Jane, hanya Rp 20.000 yang akan didistribusikan kepada Jimmy dan Joe.
 Karena kurangnya bukti bahwa aturan right of offset umumnya diterima oleh pengadilan, direkomendasikan agar
aturan tersebut jangan diterapkan tanpa persetujuan dari sekutu apabila kreditor-sekutu secara pribadi insolven.
14

Anda mungkin juga menyukai