Anda di halaman 1dari 14

BAB 20

PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS DAN


PENYELESAIAN PEMERIKSAAN
20.1

SIFAT DAN CONTOH SUBSEQUENT EVENTS

Subsequent events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai akibat yang material
terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan
dalam laporan tersebut.
Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca, tetapi sebelum
diterbitkannya laporan audit :
o

Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut

Subsequent event yang harus diaudit oleh akuntan publik (Agoes S, 2004 : 138)
adalah :
a.

Subsequent Collection
o Penagihan sesudah tanggal neraca, sampai mendekati selesainya pekerjaan
lapangan/audit field work
o

b.

Dilaksanakan dalam pemeriksaan Piutang, dan Barang Dalam Perjalanan

Subsequent Payment
o Pembayaran sesudah tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit
field work
o Dilaksanakan dalam pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus
dibayar

Ada dua jenis Subsequent Events (PSA No. 46) :


1.

Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan


kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran
yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disesuaikan untuk setiap perubahan estimasi sebagai
akibat dari penggunaan bukti tambahan tersebut.
Contoh :
Kerugian akibat tidak tertagihnya piutang kepada pelanggan yang menuju
kebangkrutan setelah tanggal neraca merupakan indikasi keadaan yang ada pada

tanggal neraca, oleh karena itu laporan keuangan harus disesuaikan sebelum
diterbitkan.
Dilain pihak, kerugian yang sama tetapi diakibatkan karena pelanggan
mengalami kebangkrutan karena kebakaran atau banjir setelah tanggal neraca,
bukan merupakan kondisi yang ada pada tanggal neraca, sehingga laporan
keuangan tidak perlu disesuaikan.
Penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang yang
sudah dicatat membutuhkan penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang
menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut telah terjadi atau ada sebelum tanggal
neraca.
2.

Peristiwa-peristiwa

yang

menyediakan

tambahan

bukti

yang

berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun
kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.
Peristiwa-peristiwa tersebut tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporan
keuangan. Namun beberapa peristiwa mungkin memerlukan pengungkapan agar
laporan keuangan tidak menyesatkan pambacanya.
Contoh :
a)
Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru
b)
Pembelian bisnis
c) Terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi
d)

sesudah tanggal neraca


Kerugian aktiva tetap atau persediaan yang diakibatkan oleh kebakaran,

atau
e) Kerugian yang

diakibatkan

oleh kondisi (seperti

penyebab

utama

kebangkrutan pelanggan) yang timbul setelah tanggal neraca

20.2

TUJUAN PEMERIKSAAN SUBSEQUENTS EVENTS

Tujuan subsequent event adalah sebagai berikut:


1.

Untuk menentukan apakah ada kejadian-kejadian penting sesudah tanggal


neraca yang membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau
memerlukan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak
menyesatkan pengguna laporan keuangan tersebut.

2.

Untuk menentukan kemungkinan tertagihnya piutang

Walaupun konfirmasi (positif) piutang tidak dijawab oleh pelanggan, dan


piutang tersebut sudah lama tidak dilunasi pelanggan, namun jika setelah
tanggal neraca ternyata piutang tersebut

dilunasi oleh pelanggan, maka

perusahaan tidak perlu meragukan collectibility piutang tersebut.


Dengan perkataan lain tidak perlu dibuat paenghapusan atau penyisihan atas
3.

piutang tersebut.
Untuk memastikan bahwa barang dalam perjalanan yang tercantum di neraca
per tanggal neraca, betul-betul masih dalam perjalanan.
Sebab ada kemungkinan, pada saat membayar uang muka pembelian (L/C)
perusahaan mencatat :
Dr. Barang dalam perjalanan xx
Cr.
Kas
Cr.
Hutang Dagang

xx
xx

Pada saat penerimaan barang sebelum tanggal neraca, perusahaan


mencatat :
Dr. Persediaan
xx
Cr. Hutang Dagang
xx
Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo barang dalam perjalanan dan
terjadi dua kali pencatatan hutang dagang.
Seharusnya pada saat penerimaan barang, baik sebelum maupun sesudah
tanggal neraca, perusahaan mencatat :
Dr. Persediaan
xx
Cr. Barang Dalam Perjalanan xx
Pada saat hutang tersebut dilunasi :
Dr. Hutang Dagang
xx
Cr.
Kas
4.

xx

Untuk memastikan bahwa kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang
tercantum di neraca per tanggal neraca, betuil-betul merupakan kewajiban
perusahaan yang akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal

5.

neraca)
Untuk memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat
per tanggal neraca.

20.3
1.

PROSEDUR PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS


Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekati tanggal
selesainya audit field work.

Caranya : Lakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas, perhatikan apakah


ada pengeluaran kas di periode setelah tanggal neraca untuk pelunasan
kewajiban yang terjadi di periode yang sedang di audit.
Misalnya apakah ada pengeluaran kas antara tanggal 1 Januari s/d 15 Maret
2009, untuk pelunasan pembelian atau beban yang terjadi di tahun 2008.
Jika ada lakukan vouching dan periksa apakah hutang atau beban tahun 2008
tersebut sudah dicatat sebagai hutang atau/dan beban yang masih harus dibayar
per 31 Desember 2008. Jika belum dicatat berarti terdapat unrecorded
2.

liabilities yang memerlukan audit adjustment.


Periksa penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekati tanggal
selesainya audit field work.
Caranya: Lakukan scanning terhadap buku penerimaan kas, perhatikan apakah
ada penerimaan kas di periode setelah tanggal neraca untuk pelunasan piutang
yang terjadi di periode yang sedang di audit.
Misalnya apakah ada penerimaan kas antara 1 Januari s/d 15 Maret 2009, untuk
pelunasan penjualan kredit yang terjadi di tahun 2008.
Jika ada lakukan vouching dan periksa apakah penjualan kredit tersebut sudah
dicatat sebagai piutang per 31 Desember 2008. Jika belum dicatat, berarti

3.

terdapat unrecorded receivable yang memerlukan audit adjustment.


Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca, sampai mendekati

4.

tanggal selesainya audit field work.


Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal neraca, sampai mendekati

5.
6.
7.

tanggal selesainya audit field work.


Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan
Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca.
Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan
pelajari notulen tersebut untuk mengetahui apakah ada commitment yang dibuat

8.

perusahaan dan baru dipenuhi di periode setelah tanggal neraca.


Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang, untuk
mengetahui :
a) Apakah ada contingent liabilities
b) Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham,
kewajiban jangka panjang atau kredit modal kerja dalam periode setelah
c)

tanggal neraca.
Apakah ada kejadian-kejadian yang penting sesudah tanggal neraca yang
memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan
penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.

9.

Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan, untuk mengetahui apakah


perusahaan mempunyai masalah hukum di pengdilan, misalnya karena ada
tuntutan dari pihak ketiga, dan bagaimana pendapat penasihat hukum mengenai

10.

status perkara di pengadilan tersebut.


Analisa perkiraan professional fees, untuk mengetahui apakah ada pembebanan

fee dari penasihat hukum perusahaan, yang menyangkut perkara di pengadilan.


11. Dapatkan surat pernyataan langganan (client representation letter)
Penjelasan Prosedur Pemeriksaan :
Prosedur 1 dan 2 sudah cukup jelas.
3.
Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca sampai
mendekati selesainya audit field work
Tujuannya adalah :
o Untuk mengetahui apakah barang yang diterima setelah tanggal neraca
merupakan pembelian di tahun yang diperiksa (misal tahun 2008) dan
belum dicatat sebagai hutang per 31 Desember 2008.
o Untuk memeriksa apakah barang dalam perjalanan yang terlihat di neraca
per tanggal neraca, sudah diterima di periode sesudah tanggal neraca
dengan memperhatikan juga apakah syarat pengiriman barang fob
4.

destination point atau fob shipping point.


Periksa bukti pengeluaran barang sesudahtanggal neraca sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
Tujuannya adalah :
o Untuk mengetahui apakah barang yang dikirim setelah tanggal neraca
sudah dicatat sebagai penjualan di tahun yang diperiksa (misal tahun 2008)
padahal di tahun 2008 sebetulnya masih merupakan sales commitment
sehingga belum dapat dicatat sebagai penjualan 2008.

5.

Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan.


Caranya dengan memeriksa dokumen-dokumen pembelian dan penjualan lebih
kurang satu atau dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
Tujuannya untuk mengetahui apakah ada pergeseran waktu pencatatan

6.

pembelian dan penjualan.


Baca laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca.
Tujuannya untuk mengetahui apakah di periode sesudah tanggal neraca terdapat
hal-hal yang unsual dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mempengaruhi
kewajaran laporan rugi laba atau memerlukan penjelasan dalam catatan atas
laporan keuangan.

7.

Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan
pelajari notulen tersebut untuk mengetahui apakah ada commitment yang
dibuat perusahaan dan baru dipenuhi di periode setelah tanggal neraca.
Misalnya di rapat direksi yang diadakan tanggal 30 Desember 2008 diputuskan
untuk membagi bonus tahun 2008 kepada seluruh karyawan sebesar dua bulan
gaji dan akan dibayarkan di akhir Januari 2009. Berarti per 31 Desember 2008
bonus tersebut sudah harus dicatat (di accrued).

Prosedur 8 sudah cukup jelas.


9.

Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan, untuk mengetahui


apakah perusahaan mempunyai masalah hukum di pengadilan, misalnya
karena ada tuntutan dari pihak ketiga, dan bagaimana pendapat
penasihat hukum mengenai status perkara di pengadilan tersebut.
Seperti diketahui, penyelesaian perkara di pengadilan membutuhkan waktu
yang sangat lama; perkara yang sudah diputus di Pengadilan Negeri bisa
diajukan banding ke Pengadilan Tinggi, bisa naik banding lagi ke Mahkamah
Agung. Jika per tanggal neraca belum ada keputusan yang jelas, maka
perusahaan harus menjelaskan adanya contingent liability di laporan
keuangannya.
Selain itu dalam surat konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan bisa
sekaligus ditanyakan apakah ada fee untuk penasihat hukum perusahaan yang
masih terhutang per tanggal neraca.

Prosedur 10 dan 11 sudah cukup jelas.


Menurut Afif Sulfa (dalam Mawati I, dkk. 2009 : 11-12), prosedur audit untuk
menelaah peristiwa setelah tanggal neraca dibagi menjadi dua kategori :
12.

Prosedur yang biasanya dipadukan sebagai bagian dari verifikasi saldo


akun akhir tahun. Prosedur ini meliputi pengujian pisah batas (cut-off) dan
penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian terinci atas saldo.
Misalkan, penjualan dan pembelian periode setelah tanggal neraca diperiksa
untuk menentukan apakah batas (cu- off) sudah akurat.

13.

Prosedur yang dilaksanakan secara khusus dengan tujuan menemukan


transaksi atau peristiwa yang harus diakui sebagai peristiwa setelah
tanggal neraca.

Prosedur ini dilaksanakan secara khusus dengan tujuan mendapatkan informasi


yang harus dimasukkan ke dalam saldo akun tahun berjalan atau diungkapkan
dengan catatan kaki. Prosedur pengujian ini biasanya terdiri dari tanya jawab
dengan manajemen, korespondensi dengan pengacara, menelaah laporan intern
yang disiapkan setelah tanggal neraca, menelaah catatan yang disiapkan setelah
tanggal neraca,memeriksa notulen yang disiapkan setelah tanggal neraca, dan
mendapatkan surat pernyataan. Kadang-kadang auditor menemukan bahwa
peristiwa setelah tanggal neraca yang penting terjadi setelah pekerjaan
lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Dalam situasi
tersebut, PSA 43 (SA 530) mewajibkan auditor untuk memperluas pengujian
audit atas peristiwa setelah tanggal neraca terbaru yang terungkap untuk
meyakinkan bahwa klien telah secara benar mengungkapkannya. Auditor
mempunyai dua pilihan yang sama-sama dapat diterima untuk memperluas
pengujian atas peristiwa setelah tanggal neraca yaitu dengan memperluas
periode dari seluruh pengujian atas peristiwa setelah tanggal neraca sampai
tanggal di saat auditor puasbahwa peristiwa setelah tanggal neraca terbaru yang
ditetapkan telah dinyatakan denganbenar, atau membatasi penelaahan kepada
hal yang berkaitan dengan peristiwa setelah tanggal neraca yang baru. Untuk
pilihan pertama, tanggal laporan audit akan diubah, sedangkan untuk pilihan
kedua laporan audit akan ditanggali ganda.

20.4

PENYELESAIAN PEMERIKSAAN AKUNTAN

Sebelum suatu pemeriksaan akuntan dinyatakan selesai, ada beberapa hal


yang harus dilakukan akuntan publik :
1.

Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus di paraf oleh pembuatnya dan di review
oleh atasan dari yang membuat kertas kerja tersebut. Misalnya kertas kerja
yang dibuat oleh junior auditor harus direview oleh senior auditor, yang dibuat
oleh senior auditor harus direview oleh audit supervisor, yang dibuat oleh audit

2.

supervisor harus direview oleh manajer dan seterusnya.


Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan review
notes tersebut harus dijawab secara tuntas oleh staf yang direview (reviewee)
secara tertulis.

Jika ada review notes yang belum terjawab, audit report belum boleh
3.

diserahkan ke klien.
Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working
papernya, dan didiskusikan dengan klien.
Jika ada kesalahan yang material dan klien tidak menyetujui usulan audit

4.

adjustmentnya, maka auditor tidak boleh memberikan unqualified opinion.


Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus di posting ke masing-masing
kertas kerja yang berkaitan, baik di supporting schedule, top schedule, working

5.

balance sheet maupun working profit and loss.


Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim-audit) kemudian

6.

direview oleh audit manager dan audit partner.


Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report direview oleh audit
manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun apa yang
disebut notes to PPM (catatan untuk Partner, Principal, dan Manager).
Notes tersebut berisi hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian PPM yang
dianggap mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas dari level

7.

dibawahnya.
Setelah draft report direview dan disetujui PPM, draft tersebut harus

8.

didiskusikan dengan klien. Jika klien setuju barulah dibuat final audit report.
Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat
Pernyataan Langganan dari klien. Biasanya draft surat tersebut di buat oleh
auditor, lalu ditik di kop surat klien dan ditandatangani oleh pejabat klien yang
berwenang. Tanggal surat harus sama dengan tanggal selesainya audit field

9.

work dan tanggal laporan audit.


Selain itu auditor harus membuat draft management letter yang sudah direview
dan disetujui PPM, harus didiskusikan dengan klien. Setelah klien setuju

10.

barulah dibuat management letter yang final untuk diserahkan kepada klien.
Tahap terakhir adalah menyelesaikan urusan pelunasan audit fee. Audit fee

11.

tersebut ditambah PPN 10% dan dikurangi PPh 23 sebesar 7,5%.


Dalam audit working papers harus dicantumkan catatan untuk audit tahun
berikutnya, yang berisi hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam

12.

audit tahun berikutnya.


Jenis opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan klien, tergantung
pada hasil pemeriksaan. Jika opini yang diberikan unqualified berarti disetiap
top schedule harus ada pernyataan auditor bahwa pos atau perkiraan tersebut
disajikan secara wajar.

13.

Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, sebaiknya KAP mempunyai suatu


daftar yang disebut Audit Working Papers Review Guide.

Peragaan 9-1
Model Pengeluaran Kas Sesudah Tanggal Neraca
Tanggal

No. Bukti

05/01/2003

CPV 010/1/96

Keterangan

Jumlah (Rp.)

Biaya transport
minggu
ke-4
Desember 02

Rp. 1.250.000
Vo

Account
Debited
203 (Biaya y.m.h
dibayar)

12/01/2003

BK No. 5455001

PT.
Sari,
pelunasan hutang
pembelian bahan
baku Desember
02

Rp. 7.500.000 Vo

201
(Hutang
Dagang)

15/01/2003

BK No. 5455011

Kas
Negara,
setoran PPh 21
Desember 02

Rp. 2.300.000 V/

205 (Hutang PPh


21)

BK No. 5455012

Kas
Negara,
setoran
PPN
Desember 02

Rp.
V/

206 (Hutang PPN


Des02)

BK No. 5455019

PLN,
listrik
Desember 02

Rp. 1.100.000 Vo

203 (Biaya y.m.h.


dibayar)

BK No. 5455020

Telkom, rekening
telepon Desember
02

Rp. 1.800.000 Vo

203 (Biaya y.m.h.


dibayar

BK No. 555033

PT.
Tintin,
pelunasan hutang
pembelian
komputer
27/12/02

Rp. 4.500.000 Vo

201
(Hutang
Dagang)

15/01/2003

17/01/2003

17/01/2003

25/01/2003

13.500.000

Kami telah melakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas Januari s/d Maret 2003, dan
pengeluaran kas yang berkaitan dengan transaksi 02 telah kami periksa bukti-buktinya dan ternyata
yang berkaitan dengan hutang atau biaya y.m.h dibayar, semuanya sudah dicatat dengan benar per 31
Desember 2002 oleh klien.
Vo = Periksa bukti pengeluaran kas (Cash Payment Voucher)
V/ = Periksa bukti pengeluaran kas (CPV) dan SSP
Dibuat Oleh :

Direview Oleh :

Client
:
PT. PETRAKU

Tanggal

Tanggal

Schedule:

Periode
31/12/2002

Index : VI

subsequent payment

Tanggal

No. Bukti

Keterangan

Jumlah (Rp.)

Account Debited

05/01/2003

CPV
010/1/96

Biaya transport
minggu ke-4
Desember 02

Rp. 1.250.000
Vo

203 (Biaya y.m.h dibayar)

12/01/2003

BK No.
5455001

Rp. 7.500.000 Vo

PT. Sari, pelunasan


hutang pembelian
bahan baku
Desember 02

201 (Hutang Dagang)

Rp. 2.300.000 V/
15/01/2003

BK No.
5455011

Kas Negara, setoran


PPh 21 Desember
02

205 (Hutang PPh 21)


Rp. 13.500.000
V/

BK No.
5455012
Kas Negara, setoran
PPN Desember 02

15/01/2003
BK No.
5455019

203 (Biaya y.m.h.


dibayar)

BK No.
5455020

17/01/2003

25/01/2003

Dibuat oleh :

BK No.
555033

206 (Hutang PPN Des02)

Rp. 1.800.000 Vo

PLN, listrik
Desember 02

17/01/2003

Rp. 1.100.000 Vo

Rp. 4.500.000 Vo

Telkom, rekening
telepon Desember
02

PT. Tintin,
pelunasan hutang
pembelian komputer
27/12/02

Direview oleh
:

203 (Biaya y.m.h.


dibayar)

201 (Hutang Dagang)

Client :

Periode :

Index :

PT. PETRAKU

31/12/2002

VI

Tanggal

:
Tanggal :

Schedule :
subsequent payment

Peragaan 9-2
Model Penerimaan Kas Sesudah Tanggal Neraca

Tanggal

No. Bukti

Keterangan

12/01/2003

CRV
060/01/03

Bunga Deposito ex Rp. 2.500.000 //


Bank BNI 13/12/02 s/d
12/1/03

15/01/2003

27/01/2003

CRV
035/01/03

CRV
045/01/03

CRV
057/01/03

Jumlah (Rp.)

Account Debited
557
(Pendapatan
Bunga)

Rp. 25.000.000
r
Pelunasan
Pratama

ex

PT.

(Invoice # 371/XII/02

Pelunasan
Lorensia

ex

PT.

120
Usaha)

(Piutang

Rp. 47.500.000 120


r
Usaha)

(Piutang

Rp. 37.000.000
r

(Invoice # 272/XII/02

30/01/2003
CRV
057/01/03
11/03/2003

Rp. 33.300.000
Pelunasan ex PT. Laba r
120
Ria
Usaha)
(Invoice # 275/XI/02

(Piutang

Pelunasan
Sukaku

(Piutang

ex

PT.

120
Usaha)

(Invoice # 373/XI/02

Kami telah melakukan scanning terhadap buku penerimaan kas Januari s/d 15 Maret 2003,
dan penerimaan kas yang berkaitan dengan transaksi 02 telah kami periksa bukti-buktinya
dan ternyata yang berkaitan dengan piutang atau pendapatan, semuanya sudah dicatat
dengan benar per 31 Desember 2002 oleh klien.

r = Periksa cash receipt voucher

// = Bunga deposito untuk periode 13/12/02 s/d 31/012/02 sudah di accrued per 31/12/02
dan per
01/01/03 sudah dibuat reversing entry oleh klien, sehingga
bunga tgl.

pada saat penerimaan

12/01/03, seluruhnya di kredit ke A/C. 557.


Dibuat oleh :

Tanggal

Direview oleh Client :


:
PT. PETRAKU

Schedule :
Tanggal :

Subsequent Payment

Periode :

Index :

31/12/02

V2

Delivery
(DO)

Order Sales
(SI)

Tanggal

No.

Invoice

Tanggal

No.

23/12/2002 D
2395

27/12/02

SI
2390

24/12/2002

27/12/02

D
26/12/200 2410
28/12/02

D
26/12/2002 2417

28/12/2002 D
2419
03/01/2003
D
2425
05/01/2003

28/12/02

28/12/02

4/1/03

09/01/2003 D
0015
13/01/2003
D
0019
14/01/2003

8/1/03

Tanggal

(Rp.)

Pencatatan

PT.
Primadona

15.000.000
Vo

28/12/2002

28/12/2002
PT. Rafina

SI
2425
SI
0001
SI
0015
SI
0019
SI
0025

12.500.000
Vo
29/12/2002

PT. Madona
17.500.000
Vo

29/12/2002

PT. Pineka

PT.
Ramayana

PT.
Sakti

20.000.000
Vo

19.000.000
Krida Vo

30/12/2002

05/01/2003

06/01/2003

PT. Liberty

7.900.000
Vo

PT.
Dirgantara

9.500.000
Vo

PT. Ananda

13.000.000
Vo

08/01/2003

SI
0040
9/1/03

13/1/03

15/1/03
D
0025

Jumlah

SI
2410
SI
2412

5/1/03

D
07/01/2003 0001

SI
2405

Nama
Pelanggan

SI
0045

PT. Adinda

09/01/2003

13/01/2003

15/01/2003
17.000.000
Vo

PT. Irana
D
0040

22.500.000
Vo

D
0045

25.500.000
Vo

Anda mungkin juga menyukai