Anda di halaman 1dari 8

1.

Perkembangan CSR di Indonesia

Di Indonesia, istilah CSR dikenal pada tahun 1980-an. Namun semakin populer
digunakan sejak tahun 1990-an. Sama seperti sejarah munculnya CSR didunia dimana istilah
CSR muncul ketika kegiatan CSR sebenarnya telah terjadi. Di Indonesia, kegiatan CSR ini
sebenarnya sudah dilakukan perusahaan bertahun-tahun lamanya. Namun pada saat itu kegiatan
CSR Indonesia dikenal dengan nama CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial
perusahaan”. Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep dan pola pikir
yang digunakan hampir sama. “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan
lingkungan.misalnya, bantuan bencana alam, pembagian Tunjangan Hari Raya (THR), beasiswa
dll.  Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, yang dibangun pada tahun 2000-an.
sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif
dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan
nasional. Dalam hal ini departemen sosial merupakan pelaku awal kegiatan CSR di Indonesia.

Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi
finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa
dana CSR di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11.5 juta dollar AS
dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media
massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana CSR di Amerika
Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, perkembangan CSR di Indonesia cukup
menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR
adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS
porsi sumbangan dana CSR pada tahun 1998 mencapai 21.51 miliar dollar dan tahun 2000
mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah (Saidi, 2004:64).

Selang beberapa waktu setelah itu, pemerintah mengimbau kepada pemilik perusahaan
untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Namun, ini hanya sebatas imbauan karena belum
ada peraturan yang mengikat. Sejatinya  pemerintah  menegaskan bahwa yang perlu
diperhatikan perusahaan bukan hanya sebatas stakeholders atau para pemegang saham.
Melainkan stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi
perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok,
masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, lingkungan, media
massa dan pemerintah.

Setelah tahun 2007 tepatnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang kewajiban
Perseroan Terbatas keluar, hampir semua perusahaan Indonesia telah melakukan program CSR,
meski lagi-lagi kegiatan itu masih berlangsung pada tahap cari popularitas dan keterikatan
peraturan pemerintah. Misalnya, masih banyak perusahaan yang jika memberikan bantuan maka
sang penerima bantuan harus menempel poster perusahaan ditempatnya sebagai tanda bahwa ia
telah menerima bantuan dari perusahaan tersebut. Jika sebuah perusahaan membantu masyarat
secara ikhlas maka penempelan poster-poster itu terasa berlebihan.

2.Manfaat Dan Tujuan CSR

Manfaat dari Corporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat


Telah disebutkan sebelumnya bahwa konsep ini akan memberikan beberapa manfaat terhadap
masyarakat. Sebagai contoh, adanya rasa peduli terhadap masyarakat sekitar maupun relasi
komunitas yang dapat digambarkan secara luas yang secara singkat dapat dipahami untuk
peningkatan partisipasi dan kedudukan suatu organisasi didalam suatu komunitas tertentu. Hal
ini dilakukan melalui berbagai cara agar mendapatkan kemaslahatan bersama untuk organisasi
maupun komunitas tersebut.

Kotler dan Lee menyebutkan enam kategori kegiatan CSR, yaitu : cause promotions, cause
related marketing, corporate social marketing, corporate philanthropy, community volunteering,
dan socially responsible business practice (Dwi Kartini. 2009:63)

1. Cause Promotions (Promosi Kegiatan Sosial)

perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki


perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan sosial untuk
mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga
sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.

2. Cause Related Marketing (Pemasaran Terkait Dengan Kegiatan Sosial).

Dalam kegiatan ini, perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan


persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya
penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan tertentu, untuk
jangka waktu tertentu.

3. Corporate Social Marketing (Pemasaran Kemasyarakatan Korporat),

dalam kegiatan ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye


untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

4. Corporate Philanthropy (Kegiatan Filantropi Perusahaan),

dalam kegiatan ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk


derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk
pemberian uang secara tunai, bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara cuma-cuma.

5. Community Volunteering (Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela),

dalam hal ini, perusahaan mendukung dan mendorong karyawan, rekan pedagang
eceran atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela
guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang
menjadi sasaran program.

6. Socially Responsible Business Practice (Praktik Bisnis Yang Memiliki Tanggung Jawab
Sosial),

dalam kegiatan ini, perusahaan melakukan kegiatan bisnis melampaui aktivitas


bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung
kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara
lingkungan hidup.

Menurut Dwi Kartini, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, h. 56 manfaat dari CSR


ialah:

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan


b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha
e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
j. Peluang mendapatkan penghargaan.

Susanto (2007) dalam Susiloadi (2008:126) dari sisi perusahaan terdapat berbagai
manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR.Pertama, mengurangi resiko dan
tuduhan terhadap perilaku tidak pantas yang diterima perusahaan.Kedua, CSR dapat
berfungsi sebagai pelindung akan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk
yang diakibatkan suatu krisis.Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan
akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, secara
konsisten melakukan upayaupaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakatdan lingkungan sekitarnya.Keempat, CSR yang dilaksanakan
secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan
dengan para stakeholders-nya.Kelima, meningkatnya penjualan seperti yang terungkap
dalam riset Search Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya
sehingga memiliki reputasi yang baik. Keenam, insentif-insentif lainnya seperti insentif
pajak dan berbagai perlakuan khususnya lainnya.Hal ini perlu dipikirkan guna
mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggungjawab sosialnya.

Tujuan Perusahaan Melakukan CSR


Menururt Chuck Williams (2001:123) dalam (Resturiany 2011) menyebutkan bahwa:
“Tujuan perusahaan menerapkan CSR agar dapat memberi manfaat yang terbaik bagi
stakeholders dengan cara memenuhi tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan.
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama perusahaan
adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai
tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan
berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam
proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah
ditetapkan pemerintah.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis
yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi
perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be ethical.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan
berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan
semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di
perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik
yang kini dikenal dengan istilah nonfiduciary responsibility”.
Keempat poin CSR ini perlu dipahami sebagai satu kesatuan yang dapat
diterapakan dalam perusahaan. Walaupun banyak yang menganggap bahwa laba yang
harus diutamakan, karena laba merupakan cerminan keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Namun, keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba tidak
bisa dilakukan tanpa adanya kepdulian perusahaan terhadap masyarakat dan taat terhadap
hukum yang berlaku. Sebaiknya, kegiatan untuk menghasilkan laba dikaitkan dengan
pengembangan masyarakat sekitar dan pembangunan yang berkelanjutan, karena
masyarakat memegang peranan penting dalam keberlangsungan bisnis perusahaan. CSR
bukan lagi hanya sekedar, kegiatan untuk memberdayakan masyarakat denagan
memberikan sejumlah dana, namun sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan
untuk melaksanakan CSR yang diatur dalam undang-undang pada setiap tahunnya.

Fungsi Corporate social responsibility Dalam Pengembangan dan Pemberdayaan


Masyarakat

Soerjono Soekanto (1997) mengemukakan bahwa fungsi merupakan sekumpulan peran


yang dapat dilakukan oleh organisasi atau kelompok tertentu yang ditujukan guna mencapai
tujuan tertentu pula. Mengacu kepada penjelasan sebelumnya mengenai corporate social
responsibility/ tanggung jawab sosial perusahaan dan pemberdayaan masyarakat, maka kedua
konsep tersebut memiliki kaitan yang dinamis guna menciptakan kehidupan dan kesejahteraan
hidup yang lebih baik di dalam masyarakat/ komunitas. Hal ini dikarenakan pada kedua konsep
tersebut mendorong untuk terciptanya perubahan-perubahan dalam masyarakat menjadi lebih
baik (Raharjo, 2015). Kegiatan CSR bagi perusahaan dapat berfungsi sebagai upaya atau
pendekatan dalam upaya meningkatkan kondisi sosial masyarakat. Upaya pengembangan dan
pemberdayaan melalui kegiatan CSR, dapat ditujukan berdasarkan prioritas (hal paling
mendesak) atau kebutuhan utama masyarakat.

Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan semestinya dapat menjadi media atau suatu
pendekatan meningkatkan keberdayaan masyarakat. Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya bahwa tipologi kegiatan CSR yaitu community assistant, community relation, dan
community empowerment, dapat menjadi strategi pendekatan kepada masyarakat. Coommunity
empowerment merupakan salah satu pendekatan CSR yang sangat penting dan strategis dalam
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat (Raharjo, 2015). Oleh sebab itu dengan
adanya implementasi yang menitikberatkan pada pemberdayaan maka pemberdayaan masyarakat
menjadi salah satu media, alat dan cara untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat melalui
program corporate social responsibility dalam pemberdayaan masyarakat.

Merujuk kepada konsep pemberdayaan yang menekankan pada partisipasi aktif


masyarakat dalam setiap kegiatan dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan program
corporate social responsibility. Hal ini dikarenakan pelaksanaan program corporate social
responsibility yang ideal adalah mampu menciptakan kemandirian masyarakat dan menciptakan
perubahan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Oleh sebab itu untuk
mencapai tujuan yang ideal tersebut, maka pemberdayaan masyarakat dapat menjadi salah satu
cara yang digunakan agar masyarakat dapat berdaya melalui programprogram corporate social
responsibility.

Dalam pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility perlu melibatkan setiap


pihak-pihak terkait guna mencapai hasil capaian yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sebagai sasaran dalam kegiatan. Adanya keterlibatan pihakpihak terkait ini
memberikan upaya pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda,
sehingga dalam pelaksanaanya dapat dilihat berdasarkan pada pemikiran, ide dan gagasan yang
berbeda guna mencapai perumusan hasil yang diinginkan. Adapun pihak-pihak yang sekiranya
perlu terlibat dalam pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility ini adalah perusahaan
beserta stakeholder yang terkait, masyarakat, pemerinta dan pihak-pihak yang sekiranya
memiliki wewenang, kemampuan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dalam
masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility.

Dengan demikian dalam pelaksanaan corporate social responsibility atau tanggung jawab
sosial perusahaan yang menekankan pada kemandirian dan peningkatan pada kualitas hidup yang
lebih baik terhadap masyarakat yang menjadi sasaran pelaksanaan program harus memberikan
pemberdayaan agar masyarakat berdaya seperti yang terdapat pada tipe implementasi community
empowering. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, masyarakat
perlu didorong. Dilibatkan dan ditingkatkan kemampuan mereka terhadap potensi dan masalah
yang dihadapi. Sehingga dalam pelaksanaannya, corporate social responsibility perlu
memperhatikan aspek pemberdayaan agar terciptanya masyarakat yang mandiri, tidak
ketergantungan, serta terciptanya kesejahteraan masyarakat melalui program corporate social
responsibility yang memberdayakan masyarakat.

Profesi pekerjaan sosial merupakan salah satu profesi yang memiliki andil dalam
membangun dan menciptakan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Dalam konteks corporate social responsibility, pekerja sosial dapat berperan sebagai community
worker dalam pemberdayaan masyarakat melalui programprogram corporate social responsibility
perusahaan. Pekerja sosial dapat berperan sebagai perpanjangan perusahaan kepada masyarakat
guna mengkoordinir, mengelola dan menciptakan perubahan dalam masyarakat.

Pekerja sosial dalam pelaksanaan program corporate social responsibility perusahaan


dapat juga merancang programprogram pemberdayaan yang dapat meningkatkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga, pekerja sosial dapat bertindak sebagai pihak yang
dapat mengakses pihak-pihak yang dapat menciptakan perubahan dalam masyarakat melalui
program-program yang dilaksanakan

Sumber:

Rahmadani, Santoso Tri Raharjo, Risna Resnawaty.2018. Fungsi Corporate social responsibility
(CSR) Dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. SHARE Sosial Work Jurnal :
Jurnal Unpad

Ulum, Bahrul.dkk. 2014. PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP


CITRA (Survei pada Warga Sekitar PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo).Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 1

Jurnal Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai