Anda di halaman 1dari 17

STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD)1

A. Pengertian Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Menurut Hasibuan organisasi adalah sistem perserikatan yang formal dari 2 (dua) orang atau

lebih yang saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Adapun pendapat dari

Robbin bahwa organisasi adalah sebuah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan (entity)

sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan relatif dapat diidentifikasi, dan bekerja

di atas dasar yang relatif terus menerus dalam rangka mencapai tujuan bersama atau

sekelompok tujuan.

Menurut Pynes, berdasarkan fungsi dan peranannya, secara umum organisasi dibagi menjadi

tiga kategori yaitu organisasi pencari keuntungan (profit), organisasi publik, dan organisasi

nirlaba (nonprofit). Organisasi dengan ciri pencari keuntungan biasanya berbentuk organisasi

swasta atau organisasi bisnis yang dibentuk dengan tujuan utama untuk menghasilkan

keuntungan. Organisasi publik merupakan organisasi birokrasi pemerintahan yang dibentuk

dengan tujuan utama memberikan pelayanan publik. Sedangkan organisasi nirlaba yang biasa

disebut lembaga swadaya masyarakat (LSM), yayasan, organisasi kemasyarakatan, umumnya

dibentuk dalam rangka memberikan pendampingan, maupun bantuan sosial dan kemasyarakatan

(Martini Dkk,2019:204)

Secara normative diatur pada pasal 208 Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa perangkat daerah adalah organisasi pada

pemerintah daerah, bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. Adapun perangkat daerah yang dibentuk dalam

1
Dian Permata Sari 17042057
rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan masing-masing susunan

pemerintahan. Pada daerah propinsi perangkat daerah yang dibentuk meliputi: sekretariat daerah,

sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan. Sedangkan pada daerah kabupaten atau kota

perangkat daerah yang dibentuk antara lain meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPRD,

inspektorat, dinas, badan, dan kecamatan.spesifikasi tugas yang diemban setiap organisaso dapat

lebih jelas menggambarkan jenis organisasi perangkat daerah (Martini Dkk,2019:202).

Sekretariat Daerah memiliki tugas membantu kepala daerah dalam rangka penyusunan

kebijakan serta pengkoordinasian terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah dan pelayanan

administratif. Sekretaris DPRD mempunyai tugas: menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, menyelenggarkan administrasi bidang keuangan, mendukung pelaksanaan tugas

dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD dalam rangka melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Adapun

Inspektorat memiliki tugas membantu kepala daerah membina serta mengawasi pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh masing-

masing perangkat daerah. Selanjutnya perangkat daerah yang berbentuk Dinas, disusun sebagai

organisasi yang melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Organisasi perangkat daerah berikutnya adalah Badan, dibentuk dalam rangka untuk

melaksanakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah meliputi perencanaan, keuangan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan serta fungsi lain sesuai dengan ketentuan peruandang-undangan yang berlaku

(Martini Dkk, 2019: 202).


Jadi dapat disimpulkan bahwa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah organisasi

birokrasi pemerintahan berbasis pelayanan public yang berada pada pemerintah daerah, serta

bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pembentukan perangkat daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan

publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana

pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu maka pembentukan daerah harus

mempertimbangkan berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah,

kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan

keamanan serta pertimbangan dan syarat lain yang memungkinkan daerah itu dapat

menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan diberikannya otonomi

daerah. Untuk mewujudkan tujuan daerah itu maka diperlukanlah suatu organisasi perangkat

daerah (OPD) sebagai pelaksana dalam rangka menyelenggarakan urusan kewenangan yang

telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah tersebut (Suaib,2017:3).

Berdasarkan Peraruran Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Daerah mengatakan bahwa, Organisasi Perangkat Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan:

a. Kewenangan pemerintah yang dimiliki oleh Daerah;

b. karakteristik, potensi dan kebutuhan Daerah;

c. kemampuan keuangan Daerah;

d. ketersediaan sumber daya aparatur;

e. pengembangan pola kerja sama antar Daerah dan/atau dengan pihak ketiga.
Landasan utama pembentukan perangkat daerah menurut Undang Undang No. 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada

Daerah dalam rangka desentralisasi, terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan

pemerintahan wajib terbagi atas urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar

dan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah oleh perangkat daerah dalam prakteknya berdasarkan beberapa

model pemerintahan (Martini Dkk,2019:205).

a. Sekretariat Daerah Propinsi

Sekretariat Daerah Propinsi merupakan unsur pembantu pimpinan Pemerintah Propinsi

dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur. Sekretariat Daerah Propinsi mempunyai tugas membantu Gubernur dalam

melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana

serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah Propinsi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Daerah Propinsi menyelenggarakan fungsi:

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi;

2. penyelenggaraan administrasi pemerintahan;

3. pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana Pemerintahan Daerah

Propinsi;

4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Dinas Daerah Propinsi

Dinas Daerah Propinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Propinsi dipimpin oleh

seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah. Dinas Daerah Propinsi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang

dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka

dekonsentrasi. Tugas dekonsentrasi ini dilaksanakan oleh dinas yang bersangkutan. Dinas

Daerah Propinsi sebanyak-banyaknya terdiri dari 10 (sepuluh) Dinas. Untuk Dinas Propinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebanyak-banyaknya terdiri dari 14 (empat belas) Dinas.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Daerah Propinsi menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

2. pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum;

3. pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Inspektorat

Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Dalam menyelenggarakan fungsinya, inspektorat menyelenggrakan fungsi:

 Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

urusan pemerintahan di daerah dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan di daerah.

 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Inspektorat mempunyai

fungsi:

1) perencanaan program pengawasan;


2) perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;
3) pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dibidang perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi


(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Perencanaan Pembangunan
Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
d. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan merupakan unsur pendukung tugas kepala


daerah di bidang Pengendalian Dampak Lingkungan yang di pimpin oleh seorang Kepala
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi


(1) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pengendalian Dampak
Lingkungan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya;
 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan merupakan unsur


pendukung tugas kepala daerah dibidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Kelurahan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi


(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan mempunyai tugas
pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Kelurahan mempunyai fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya;
 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
f. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan merupakan unsur pendukung


tugas kepala daerah di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan yang di
pimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi


(1) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya;
 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
g. Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang
Kepegawaian yang di pimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi


(1) Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Kepegawaian.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :
 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya;
 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Jawaban dari Fitri Rahma Sari (kelompok 6), BKD dan BKN sudah memiliki tupoksi

masing-masing, BKD sangatlah penting, namun seperti BKD-Diklat Kabupaten Gorontalo

mengenai penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Kabupaten Gorontalo,


sehubungan dengan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan latihanKabupaten

Gorontalo dalam penerimaan penyelenggaraan calon Pegawai Negeri Sipil kurang Efektif,

karena standard pelayanan minimal belum dijadikan sebagai sebuah acuan yang diterapkan pada

sistem pendayagunaan aparatur. Mekanisme penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil dalam

kenyataannya kurang transparansi dan akuntabel (Ismail,2018: 50-66).

B. Model Struktur Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Menurut Mintzberg, Unsur-unsur perangkat daerah yang ada saat ini dikelompokkan

berdasarkan 5 (lima) elemen dasar organisasi meliputi strategic apex, middle line, operating

core, technostructure, dan supporting staff. Strategic apex diperankan oleh Kepala daerah

sebagai pemimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah, Sekretaris Daerah berperan sebagai

middle line dengan kedudukannya sebagai permus kebijakan pemerintahan daerah dan pejabat

pembina ASN, operating core diperankan oleh Dinas sebagai pelaksana urusan pemerintahan,

technostructure diperankan oleh Badan sebagai fungsi penunjang pelaksanaan urusan

pemerintahan, serta supporting staff diperankan oleh Sekretariat Daerah dan Sekreatariat DPRD

yang melaksanankan tugas-tugas kesekretariatan (Martini Dkk,2019:205)

Merujuk kepada pendapat Goldsmith dan Eggers tentang kerangka model pemerintahan,

selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap aspek kemampuan kolaborasi publik-swasta dan

kapasitas kemampuan manajmen jejaring dalam pengelolaan setiap urusan pemerintahan. Dari

hasil identifikasi tersebut tersebut dapat diketahui desain organisasi yang sesuai dengan

kebutuhan daerah dalam mengelola urusan pemerintahannya. Melalui pendalaman terhadap

kewenangan, tugas dan fungsi, dklasifikasi model pengelolaan urusan berdasarkan penilaian
tinggi atau rendahnya aspek kolaborasi pemerintah-swasta dan aspek tingkat kemampuan

manajmen jejaring dari perangkat daerah (Martini Dkk,2019:205).

Menurut Burton, Desanctis, & Keller dalam Martini (2019:206-207), menjelaskan bahwa

berdasarkan karakteristik urusan pemerintahan dan penunjang urusan pemerintahan, dapat

disusun model dan struktur organisasi perangkat daerah sebagai berikut:

1. Model Organisasi Fungsional

Karakteristik:

a. Spesialisasi rendah

b. Pelaksanaan fungsi inti dilakukan oleh fungsional yang mandiri dan ahli;

c. Tidak memerlukan dukungan sarana dan prasarana kerja yang komplek.

d. lingkungan kerja bersifat rutin (terstandarisasi).

Gambar 1. Desain Organisasi Fungsional Perangkat Daerah


Besaran organisasi perangkat daerah dari model organisasi fungsional ini dibedakan

berdasarkan jumlah kasubbag pada sekretariat. Kelompok fungsional dapat dibentuk secara

permanen dan dapat pula untuk dibentuk untuk melaksanakan tugas khusus yang bersifat adhoc.

Pelaksanaan fungsi inti dilakukan oleh fungsional yang mandiri dan ahli, namun dalam hal

terdapat keterbatasan tenaga fungsional untuk sebagian pekerjaan yang memerlukan keahlian

yang tinggi atau komplek, maka penyelenggaraan urusan atau fungsi penunjang tersebut

dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Karakteristik ini ditemukan pada penyelenggaraan urusan

dan penunjang urusan pemerintahan antara lain keuangan, perencanaan serta kepegawaian dan

diklat. Desain organisasi untuk model ini adalah pengembangan model organisasi fungsional

dengan kombinasi jejaring. Adapun desain struktur organisasi untuk model organisasi fungsional

jejaring ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Model Organisasi Fungsional Jejaring Perangkat Daerah

2. Model Organisasi Divisonal Produk


Pada urusan dan penunjang urusan pekerjaan umum dan penataan ruang, pendidikan, energi

dan sumber daya mineral, kehutanan serta urusan kelautan dan perikanan, ditemukan

karakteristik sebagai berikut:

a. Spesialisasi sedang atau tinggi

b. Pelaksanaan fungsi inti dilakukan oleh unit kerja pelaksanan teknis yang otonom.

Sebagian pekerjaan dikerjasamakan dengan pihak ketiga terutama dalam penyediaan

sarana dan prasarana.

c. Memerlukan dukungan sarana prasarana kerja yang komplek serta sumberdaya manusia

yang besar.

d. Lingkungan kerja bersifat dinamis (standarisasi rendah atau sedang).

Model organisasi yang sesuai dengan karakteristik tersebut di atas adalah model organisasi

divisional produk, dengan desain struktur sebagai berikut:

Gambar 3. Model Organisasi Divisional Produk Perangkat Daerah


Besaran organisasi perangkat daerah dari model organisasi Divisonal sederhana ini

dibedakan berdasarkan jumlah kabid. Unit teknis fungsional dibentuksesuai dengan beban tugas.

3. Model Organisasi Divisional Proses

Untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan perumahan dan kawasan permukiman, sosial,

kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, tenaga kerja, lingkungan hidup,

komunikasi dan informatika, pengendalian penduduk dan KB, penanaman modal, koperasi,

usaha kecil, dan menengah, pertanian, perdagangan serta perindustrian, ditemukan karekteristik

sebagai berikut:

a. Spesialisasi sedang atau tinggi

b. Pelaksanaan fungsi inti dilakukan seimbang oleh oleh fungsional dan oleh sturuktural.

Masih mungkin sebagian pekerjaan ada yang dilaksankan oleh unit pelaksana teknis

berbasis fungsi, bukan berbais kewilayahan (divisional wilayah).

c. Lingkungan kerja relatif rutin dan sebagian dinamis.

Adapun struktur organisasi yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah model organisasi

divisional proses dengan desain model sebagai berikut:


Gambar 4. Model Organisasi Divisional Proses Perangkat Daerah

Sedangkan sesaran organisasi perangkat daerah dari model organisasi birokrasi masih

sederhana ini dibedakan berdasarkan jumlah jumlah kabid. Jumlah Seksi pada model ini

maksimal 2 (dua) Seksi pada setiap Bidang.

4. Model Organisasi Divisional Wilayah

Pada penyelenggaraan urusan pemerintahan pemadam kebakaran dan urusan perhubungan,

teridentifikasi karekteristik sebagai berikut:

a. Spesialisasi tinggi

b. Pelaksanaan fungsi inti dilakukan oleh struktural. Sebagian pekerjaan dilaksankan oleh

unit pelaksana teknis berbasis fungsi, dan unit pelaksana teknis berbasi berbais

kewilayahan (divisonal wilayah).

c. Pengambilan keputusan sebagian besar dari pimpinan tertinggi atau sentraliastik.

d. Lingkungan kerja relatif rutin dan sebagian dinamis.


Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, maka desain yang sesuai adalah model organisasi

divsional wilayah, dengan desain sebagai berikut:

Gambar 5. Model Organisasi Divisional Wilayah Perangkat Daerah

Besaran organisasi perangkat daerah dari model organisasi birokrasi mesin sederhan ini

dibedakan berdasarkan jumlah jumlah kabid dan jumlah Kasi pada setiap setiap kabid.

5. Model Organisasi Jejaring

Menurut Nurasa, Dalam penyelenggaraan urusan dan fungsi penunjang urusan pemerintahan

kebudayan, Kepemudaan dan Olah Raga, serta Pariwisata, diidentifikasi beberapa karekteristik

sebagai berikut:

a. Spesialisasi rendah atau sedang

b. Pelaksanaan fungsi inti oleh organisasi masyarakat atau pelaku usaha. Fungsi perangkat

daerah lebih banyak sebagai enabler.

c. Lingkungan kerja relatif dinamis dan standarisasi rendah.


Upaya mengikutsertakan peran swasta atau pihak ketiga dalam pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan, khususnya pelayanan publik dan pembangunan bahwa swastanisasi adalah salah

satu cara terbaik dalam menunjang ekonomi pasar dan untuk mengurangi defisit anggaran

pemerintah.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka model organisasi jejaring yang didesain untuk

menyelenggarakan beberapa urusan di atas adalah:

Gambar 6. Desain Organisasi Jejaring (Network) Perangkat Daerah

Besaran organisasi perangkat daerah dari model jejaring ini adalah dibedakan berdasarkan

jumlah jumlah Subbagian pada sekretariat.

6. Model Organisasi Cluster

Pada daerah provinsi dan kabupaten/kota terdapat beberapa urusan pemerintahan yang karena

beban tugas dan fungsinya sangat kecil karena sedikitnya kewenangan yang diserahkan kepada

daerah tersebut. Desain Organisasi yang cocok untuk urusan pemerintahan yang kecil ini adalah

model organisasi cluster Adapun urusan pemerintahan yang tidak dapat dibentuk perangkat

daerah adalah kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa, persandian

dan urusan transmigrasi (Martini Dkk, 2019: 206-207).


DAFTAR PUSTAKA

Ani Martini Dkk. 2019. APLIKASI MODEL ORGANISASI PADA STRUKTUR


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH. Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan
Humaniora ISSN 1411 - 0903 : eISSN: 2443-2660. Vol. 21 No. 2

Ismail, Nurwita. 2018. Efektifitas Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gorontalo

Dalam penyelengaraan Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Gorontalo Law Review, Vol 1

(1):50-66. Universitas Gorontalo).

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan Pemerintah NO. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

Suaib. 2017. PEMBENTUKAN DAN PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.


Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 7, ISSN: 2302-2019. Mahasiswa Program Studi Magister
Hukum Pascasarjana Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai