Anda di halaman 1dari 6

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Pengertian pembangunan dapat kita interprestasikan dalam dua kategori:

1. Pembangunan sebagai fenomena sosial yg mencerminkan kemajuan peradaban manusia.


Dalam hal ini pembangunan terkait dgn proses perubahan dari tingkat peradaban yg satu
ke tingkat peradaban yg lain. Misalnya dari zaman batu ke zaman logam atau dari zaman
tembaga ke zaman perunggu, dan dari zaman perunggu ke zaman besi.

2. Pembangunan dalam arti perubahan sosial/masyarakat yg terencana.

Dgn demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan adalah pergeseran dari suatu kondisi
nasional yg satu menuju suatu kondisi nasional yg lain, yg dipandang lebih baik/lebih berharga,
berbeda dari satu negara ke negara lain, atau dari satu priode ke priode lain.
PERKEMBANGAN TEORI DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
A. Teori-teori Pembangunan
1.Teori Evolusi yg dikemukakan oleh Charles Darwin. Dalam teori tsb dikemukakan
bahwa setiap komunitas akan mengalami perubahan dari kehidupan yg sangat
sederhana ke arah kehidupan yg semakin kompleks, sebagai akibat dari perubahan
sosial, ekonomi, kependudukan, geografis, rasial, teknologi maupun ideologi.
2.Teori Perubahan Sosial oleh Emile Durkheim (1964), yg mengatakan bahwa
pembangunan terjadi sebagai akibat adanya perubahan struktur sosial dalam bentuk
“pembagian pekerjaan”.
3.Teori Struktural Fungsional oleh Parsons (1851), mengemukakan bahwa pembangunan
terjadi karena adanya perubahan status dari suatu interaksi sosial yg terjadi dalam:
a. Adaptasi terhadap kebutuhan situasional
b. Pencapaian tujuan-tujuan
c. Integrasi atau pengaturan tata-hubungan
d. Pola pemeliharaan atau pengurangan ketegangan dari pd budaya tertentu.
4.

4. Teori ekonomi (Gunar Mrdal, 1970), mengemukakan bahwa


pembangunan terjadi karena beberapa kondisi ekonomi yg
mencakup:

a. Hasil dan pendapatan


b. Tingkat produktivitas
c. Tingkat kehidupan
d. Sikap dan pranata
e. Rasionalitas
5. Teori Konflik yg dicetuskan Karl Marx (1883), yg menyatakan bahwa pembangunan
terjadi karena adanya konflik atau pertentangan ekonomi antar kelas pemodal yg
berkuasa dengan kelas buruh yg tertindas.
6. Teori Ekologi oleh Odum (1971), yg mengatakan adanya hubungan antara manusia
dengan lingkungan fisik dan sosial. Menurutnya pembangunan terjadi sebagai akibat
pemanfaatan sumberdaya alam yg melimpah, maupun optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya yg semakin terbatas.
7. Teori Ketergantungan oleh Frank (Wilber, 1979), yg mengatakan adanya dominasi
negara maju atas negara terbelakang atau belum berkembang, sedemikian rupa
sehingga pembangunan di negara yg belum maju akan terus bergantung pd
kehendak/kebutuhan negara maju.
TAHAPAN-TAHAPAN PEMBANGUNAN

1. Strategi Pertumbuhan
Menurut Smith (1776) pembagian kerja akan dapat meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan. Teori lain yg dijadikan rujukan
adalah teori pertumbuhan ekonomi modern dengan berbagai variasinya sebagaimana
dikemukakan Malthus (1798) dan David Ricardo (1971). Inti dariteori ini, menekankan
pada 2 (dua) hal yaitu pentingnya akumulasi capital dan peningkatan kualitas
sumerdaya manusia, Teori lain yg hingga sekarang yg juga dijadikan rujukan adalah
suatu model pertumbuhan ekonomi yg dikemukakan oleh Harrold (1948) dan Domar
(1946), pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh dua unsur pokok, yaitu tingkat tabungan
(investasi) dan produktivitas modal. Menurut kedua tokoh ini, agar ekonomi dapat
tumbuh secara keberlanjutan, masyarakat dalam suatu perekonomian harus
mempunyai tabungan, yg merupakan investasinya. Dengan semakin besr tabungan
massyarakat maka akan semakin besar investasi dan dengan semakin besar investasi
akan semakin besar pula pertumbuhan ekonomi.
2. Pertumbuhan dan pemerataan
Tahap kedua bukan semata-mata mempersoalkan tingginya pertumbuhan ekonomi, tetapi
mempersoalkan pula tentang bagaimana pemerataan atas pertumbuhan ekonomi tersebut.

3. Teknologi tepat guna


Penguasaan teknologi tepat guna dinilai penting utk diterapkan di negara berkembng,
karena jenis teknologi ini bersifat padat karya sehingga dengan demikian dapat menyerap tenaga
kerja yg sebanyak-banyaknya. Penerapan teknologi tinggi dinilai tidak tepat, karena jenis
teknologi ini hanya dapat dimasuki oleh mereka yg memiliki tingkat pendidikan dan penguasaan
teknologi yg tinggi. Penerapan teknologi tinggi pada umumnya tidak banyak memutuhkan tenaga
kerja, sehingga sekalipun memiliki tingkat esiensi yg tinggi, tetapi dilihat dari pemerataan
pembangunan dinilai tidak tepat, karena tidak banyak menyerap tenaga kerja.
4. Kebutuhan dasar
Pertumbuhan ekonomi yg disertai dengan pemerataan hasil-hasilnya dgn penerapan teknologi
padat karya, dinilai masih belum mengurangi secara signifikan terjadinya kesenjangan ekonomi
antara kelompok kaya dan miskin dan oleh karena itu dipandang perlu untuk pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat. Kebutuhan dasar masyarakat pada dasarnya berkenaan dengan
terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan perumahan serta
tersedianya sarana dan prasarana umum lainnya.
5. Pembangunan berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dalam hubungan ini berarti terjadinya pertumbuhan


ekonomi yg terus menerus disertai dengan pemerataan hasil-hasilnya, sehingga dalam
jangka panjang akan terjadi efek penggandaan yg secara sikuler akan terus berputar
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, tabungan, dan
konsumsi masyarakat, peningkatan investasi, dan permintaan pasar yang pada
akhirnya akan kembali pada peningkatan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

6. Pemberdayaan
Konsep ini memperlihatkan suatu cara pandang atau paradigma baru yg bersifat
“people-centerad, participatory, empowering, and suistainable”. Konsep ini dipandang
sebagai jalan tengah dan menginterasikan dari pertentangan antara pembangunan yg
menekankan pada pertumbuhan dengan pemerataan. Tidak dapat disangkal bahwa
lahirnya konsep pemberdayaan merupakan antitesa dari model pembangunan yg
kurang memihak kepada mayoritas rakyat.

Anda mungkin juga menyukai