Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wildan Subagja

NIM : 41820266
Kelas : IK-7
Matkul : Ekonomi pembangunan

TUGAS

1. Ada terapat 4 paradigma yang sudah dijelaskan, silahkan saudara cari teori tersebut dan
deskripsikan!
‣ Jawaban : terdapat 4 paradigma yaitu, paradigma pertumbuhan ekonomi, paradigma
pertumbuhan social, paradigm ekonomi politik, dan paradigma pembangunan manusia.

1. Paradigma pertumbuhan ekonomi


Dalam paradigma pertumbuhan ekonomi terdapat 3 teori yaitu:

 Teori pertumbuhan klasik


Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya
bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Adam Smith menjabarkan
pendapatnya tentang bagaimana caranya menganalisis pertumbuhan ekonomi
dengan dua faktor, yaitu faktor output total dan faktor pertumbuhan penduduk.
Perhitungan output total dapat digunakan pada tiga variabel yaitu sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan persediaan capital atau modal. Sedangkan
jika pada faktor kedua yaitu pertumbuhan penduduk, dilakukan dalam
menentukan luas pasar dan laju pertumbuhan ekonomi.

Kemudian diperkuat kembali oleh David Ricardo. Ricardo


berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja
melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun.
Dan dilengkapi oleh Thomas Robert Malthus, yang mengemukakan
bahwa penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana
pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur sedangkan pertambahan
bahan makanan meningkat secara deret hitung.

 Teori pertumbuhan ekonomi modern


Dicetuskan oleh ahli ekonomi Roy F. Harrod dan Evsey D. Domar,
yang berpendapat jika pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh
modal, permintaan, dan investasi. Ketiganya berperan penting dalam
peningkatan produksi nasional suatu negara yang akan berpengaruh pula pada
peningkatan ekonomi di negara tersebut. Hal ini dapat berlangsung dalam
jangka waktu pendek maupun menengah. Beberapa pendukung teori ini juga
menyoroti pentingnya kegiatan investasi dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi. Mereka beranggapan bahwa menanam modal akan membantu
peningkatan produksi nasional, baik dalam skala kecil maupun besar. 

 Teori pertumbuhan Neo-klasik


Teori Neoklasik menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan
peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Tokohnya Robert M. Solow (AS) dan Trevor W. Swan (Australia).
Model Solow Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi
modal,kemajuan teknologi, besarnya output yang saling berinteraksi.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses yang berkembang
dengan perimbangan diantara factor – factor produksi dengan asumsi:
teknologi konstan, tak ada perdagangan, tak ada intervensi, pertumbuhan
penduduk dan TK konstan, keadaan full employment. Teori tersebut sejalan
dengan pemikiran klasik maka disebut Neo Klasik.

2. Paradigma pembangunan sosial


Pembangunan sosial sebagai suatu proses perubahan sosial terencana
yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana
pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomii.
Paradigma pembangunan juga merupakan respon dari paradigma ekonomi
dimana merupakan dikotomi yang saling terintegrasi dan saling klomplementer.
Konsep top-down (pembangunan ekonomi) dianggap konvesional, sedangkan
konsep bottom-up (sosial) berorientasi pada keinginan masyarakat.
Menurut 3 ahli Chenery, Streeten, Todar yaitu pertumbuhan
pembangunan sosial berkaitan mengenai jumlah penyediaan ketenagakerjaan
sebagai pelayan dasar dan memakurkan masyarakat agar tidak terjadi
pengangguran dan ketidakmertaan pendapatan.

3. Paradigma Ekonomi politik


Ekonomi politik merupakan interrelasi antara ekonomi dan politik.
Keduanya dapat diterjemahkan ke dalam beberapa konsep lain, misalnya antara
individu dan masyarakat, antara negara dan pasar, antara regulasi dan kebebasan.
Ekonomi politik sebagai paradigma melihat fenomena secara makro.
Perkembangan studi ekonomi politik memperlihatkan kecenderungan pardigma
ini untuk fokus pada persoalan negara dan ekonomi. Misalnya, bagaimana
ekonomi diorganisir oleh negara, dan bagaimana publik diposisikan dihadapan
kepentingan ekonomi dan politik pemilik kekuasaan.

4. Paradigma Pembangunan manusia


Paradigma pembangunan manusia diarahkan juga sebagai upaya mewujudkan
keadilan, pemerataan dan peningkatan budaya, kedamaian serta pembangunan
yang berpusat pada manusia dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat
agar dapat menjadi aktor pembangunan sehingga dapat menumbuhkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, kemandirian dan etoskerja.
Fokus perhatian dari paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia
adalah perkembangan manusia (human-growth), kesejahteraan(well-being),
keadilan(equity) dan berkelanjutan (sustainability).
Dalam paradigma pembangunan manusia yang mendapatkan perhatian dalam
proses pembangunan adalah: pelayanan sosial, pembelajaran sosial,
pemberdayaan, kemampuan, dan kelembagaan.

2. Apa yang dapat saudara simpulkan dari paradigm pembangunan dalam perekonomian
Indonesia? Cari contoh dan deskripsikan.

Jawaban :
Paradigma pembangunan dalam perekonomian Indonesia adalah kerangka
keyaninan yang digunakan sebagai pedoman untuk melihat suatu persoalan dan
bagaimana melaksanakan pembangunan perekonomian.

Pembangunan ekonomi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kekayaan


alam, jumlah dan kualitas penduduk, dan sumber daya modal yang dimiliki,
sedangkan di negara berkembang atau seperti negara Indonesia ini masih menekankan
pada pembangunan perekonomian, hal ini disebabkan karena terjadi keterbelakangan
ekonomi. Maka dari itu pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara terpadu,
selaras, seimbang dan berkelanjutan.

Seperti pada contoh berikut pembangunan dalam perekonomian Indonesia :


 Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan beban tanggungan, tingginya
tingkat pertumbuhan karena tingkat kelahiran yang tinggi pula, yang akan
menyebabkan proporsi muda sehingga rasio beban tanggungan menjadi tinggi.
 Tingkat kehidupan yang umumnya rendah, seperti pada tatanan kehidupan
mulai dari pendapatan per kapita tiap daerah yang masih rendah, sarana
kesehatan yang masih terbatas, tingkat pendidikan yang rendah.
 Tingkat produktivitas yang rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya
komplementar seperti modal fisik di penanam saham di Indonesia, dan
kurangnya manajemen yang baik.

Anda mungkin juga menyukai