PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara sebagai
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP)
FARHAN MUZAKKY
17042105/2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ialah salah satu negara yang menganut asas desentralisasi dalam proses
Undang Nomor 32 tahun 2004 yang menjadi payung hukum dan kekuatan dalam
arti daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahan di
Pemerintahan Daerah).
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat
kebijakan-kebijakan itu (Budiarjo, 2005: 30). DPRD juga diartikan sebagai institusi
(Fuad, 2000: 24). Max Boboy dalam (Baskoro, 2005) menjelaskan bahwa lembaga
fungsi, tugas dan wewenang. Dalam Pasal 141 ayat (1) UU 23/2014 dijelaskan bahwa
fungsi anggaran dan juga fungsi pengawasan. Dalam fungsi pengawasan dijelaskan
lewat ketentuan Pasal 153 UU 23/2014 yang menyebut bahwa pengawasan yang
serta pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.
ketentuan yang sudah ada. Fungsi pengawasan adalah tindakan dalam mengawasan
pelaksanaan kebijakan pemerintah (Sunarto, 2004: 38). Dalam hal itu, DPRD
Bupati. Otonomi daerah membuat Bupati mempunyai wewenang yang tinggi untuk
mengeluarkan kebijakan.
luhur etika hukum yang sesuai serta berlaku. Dan salah satu kelembagaan yang
menyimpang dari garis yang telah ditetapkan. Dalam fungsinya sebagai bentuk
Bupati dan Keputusan Bupati, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
daerah.
Terlebih setelah Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Covid-
19 sendiri masuk pertama kali pada bulan Maret 2020. Wabah Covid-19 ditetapkan
masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk memutus rantai penularan Covid-19 dengan
menerapkan jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak
melakukan kontak langsung dengan orang lain serta menghindari pertemuan massal
serta pengadaan barang dan jasa yang sifatnya tidak urgen. Dalam salah satu
untuk upaya pencegahan Covid-19 yang lebih masif, maka perlu dilakukan secara
cukup taktis, namun di tengah jalan ditemukan berbagai isu dan spekulasi. Salah
satunya dibenarkan oleh Kapolres Sijunjung, AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi
Jika kita menarik lebih jauh, di Kabupaten Sijunjung sendiri pernah terjadi
kasus korupsi dana APBD pada tahun 2018-2019 yang dilakukan oleh dua orang
Eksekutif masih terlihat kurang transparansi dan keterbukaan informasi, satu lagi
Satu variabel penting dalam penanganan fase krisis seperti yang dituliskan Dion
Eriend dalam Jurnal Niara adalah komunikasi yang mana merupakan bentuk
komponen vital dalam penanganan suatu krisis (Dion Eriend, 2021). Komunikasi
pengawasan legislative terhadap eksekutif, atau dalam hal ini antara DPRD
Dari uraian di atas dapat diperhatikan kebijakan yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Sijunjung bisa memunculkan banyak persoalan jika di dalam tubuh DPRD
sendiri masih terdapat pelanggaran nilai-nilai dan norma administrasi serta tidak ada
mekanisme pengawasan yang sesuai dengan aturan. Karena kontrol yang dilakukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sijunjung penting dan
dibutuhkan. Oleh karena itu penulis tertarik dalam mengangkat permasalahan ini
(Eksekutif)
C. Pembatasan Masalah
masalah yang akan diteliti dengan mengingat adanya keterbatasan waktu dan tenaga.
Maka batasan dalam masalah peneliti dari permasalahan hanya untuk melihat
masalahnya adalah:
Kabupaten Sijunjung?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Akademis
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi anggota Dewan
TINJAUAN PUSTAKA
dengan rumusan dan tujuan penelitian, maka pada bagian ini akan digunakan
A. Kajian Teori
bentuk dari apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
terlihat bahwa nilai yang akan dikejar adalah penghormatan terhadap nilai
maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak (aktor-aktor), sebagai
Kebijakan bisa berasal dari satu orang pelaku atau sekelompok pelaku yang
kebijakan publik merupakan suatu ilmu terapan (Freeman, 2006). Selain itu,
sendiri dapat dijelaskan sebagai suatu sistem yang meliputi input, proses, dan
sekali untuk rentang waktu tertentu sebagai bentuk solusi atas permasalahan
yang ada dan kepentingannya melayani (Godin, Rein, dan Moran, 2006).
b. Proses Kebijakan Publik
Persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang
ditetapkan?
ditetapkan.
ialah:
1) Komunikasi
oleh pembicara atau penulis melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik
2) Kewenangan/Struktur Birokrasi
3) Sumberdaya
suatu program atau kebijakan yang telah dilakukan dan digunakan untuk
kedepannya agar berjalan lebih baik. Evaluasi adalah bentuk usaha untuk
pemberian angka, dan bentuk penilaian. Dalam arti yang lebih spesifik,
memiliki nilai, hal ini karena hasil tersebut memberi sumbangan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dalam suatu kebijakan. Ini memberi
arti bahwa kebijakan atau program telah mencapai kinerja yang bermakna,
yang berarti masalah-masalah kebijakan yang dibuat telah jelas dan dapat
untuk diatasi.
peranan penting dalam memberikan umpan balik tentang apa yang terjadi
Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja, tanpa dilakukannya
tersebut memberi sumbangan pada tujuan dan sasaran, dengan kata lain
hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
keuntungan.
sebagai berikut:
1) Fungsi Eksplanasi
2) Fungsi Kepatuhan
Yakni melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang
3) Fungsi Audit
penyimpangan.
4) Fungsi Akunting
Yakni melalui evaluasi dapat diketahui kalkulasi atau hasil dari apa
diantaranya ialah:
1) Evaluasi Semu
manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri atau
2) Evaluasi Formal
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif
evaluasi semu.
3) Evaluasi Teoretis
dan target dari pelaku kebijakan, baik yang tersembunyi maupun yang
dinyatakan,
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
ketiga berarti wilayah lokal (Hoessein dalam Hanif, 2007: 24). Pada ketiga
lainnya.
merupakan daerah yang memiliki hak untuk mengatur dan mengurus urusan
peraturan perundangan.
yurisdiksinya.
bupati/walikota;
2) Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan
daerah;
kabupaten/kota;
dan daerah;
10) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan
untuk:
1) Interpelasi;
2) Angket; dan
3) Menyatakan pendapat.
berfungsi sebagai badan legislatif daerah yang mana keduanya disebut sebagai
pengawasan masyarakat.
daerah.
DPRD, karena memberikan kesempatan kepada DPRD untuk lebih aktif dan kreatif
mereka sadari dapat bermuara pada dugaan tindak pidana korupsi ataupun konflik
kepada masyarakat bagi pejabat publik yang menanggani urusan publik tersebut,
dengan adanya pengawasan DPRD akan dapat memberikan perlindungan yang cukup
secara optimal.
Daerah (DPRD) pada pelaksanaan kebijakan kepala daerah telah pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti terdahulu. Dari penelitian terdahulu telah dibahas beberapa
masalah mengenai fungsi pengawasan dari DPRD pada pelaksanaan kebijakan kepala
daerah. Maka dari itu, beberapa penelitian yang relevan terkait dengan fungsi
1) Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Sobri Karim (2011) dengan pokok
2010. Dengan hasil bahwa DPRD Kota Salatiga sudah melaksanakan tugas
dengan baik secara umum, namun masih ada kendala teknis seperti kurangnya
yang dilakukan oleh peneliti adalah fokus pada pengkajian fungsi pengawasan
ini menunjukkan bahwa harus ada pemaknaan secara benar terhadap fungsi
check & balance yang efektif antara DPRD dan Pemerintah Daerah
Daerah Kota Manado. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
terpaku pada hal-hal yang sifatnya prosedural semata, dan ada beberapa faktor
penelitian yang peneliti lakukan terletak pada beberapa asumsi dari temuan
1. Legislasi 1. Perda
2. Anggaran 2. Perbup
3. Pengawasan 3. Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
(Nugroho,2009), Fungsi Masyarakat
Evaluasi:
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif yang nantinya akan
menjelaskan fakta dalam bentuk gambar atau kata dan data yang akan dituangkan
saja yang saat ini berlaku. Penelitian ini akan diperoleh melalui wawancara di
lapangan.
Penelitian ini digunakan dalam kondisi objek yang alamiah, yang mana peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan gabungan, dan analisis
data bersifat kualitatif atau induktif, pada penelitian ini lebih menekankan
generalisasi.
B. Lokasi penelitian
penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena
dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan
wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat. Untuk memperoleh
C. Informan Penelitian
sumber data dari penelitian kualitatif. Teknik yang dipilih dalam pemilihan informan
adalah Purposive Sampling artinya memilih sumber data yang akan diwawancarai
Dalam sumber data dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sumber primer
a. Data Primer
Data primer adalah data langsung yang diperoleh dari sumbernya. Data primer
di dapatkan melalui hasil jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh
pengamatan langsung. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan informan yang telah ditetapkan dan juga melakukan observasi
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang sudah ada yang bersumber dari buku, artikel,
dokumen, internet, dan sumber – sumber lainya, artinya tidak diperoleh langsung dari
sumbernya. Maka dari itu penulis juga menggunakan buku, jurnal, artikel berita yang
bentuk langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dalam
penelitian adalah untuk mendapatkan data. Ciri utama dari penelitian kualitatif adalah
peran peneliti itu sendiri sebagai penentu dari seluruh skenario kejadiannya. Teknik
dalam pengumpulan data ini yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi
pustaka.
a. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah. Yaitu dilakukan oleh dua pihak,
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Setiap
pertanyaan – pertanyaan diberikan oleh peneliti kepada subjek harus benar benar
memahami. Didalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diambil melalui
Pada wawancara ini dilakukan dengan beberapa informan yang ada di Kantor
Data yang di dapatkan saat observasi yaitu sikap, perilaku, tindakan, dan interaksi
Maka dari itu observasi akan dilakukan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
c. Dokumentasi
informasi. Peneliti juga mendokumentasikan hal – hal penting untuk data pendukung
data. Data yang diperoleh dilapangan masih data mentah, untuk itu perlunya peneliti
menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2012:273). Namun teknik yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini hanya dengan cara triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
1. Triangulasi Sumber
mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012: 274).
Teknik ini dilakukan dengan cara mengecek hasil wawancara dengan informan yang
2. Triangulasi Teknik
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada teknik ini peneliti
akan melakukan pengecekan kepada sumber yang sama dengan cara melakukan
wawancara dan juga memintai dokumen terkait informasi yang telah diberikan oleh
sumber kepada peneliti. Namun jika dalam pengujian data itu hasilnya berbeda – beda
maka peneliti harus meendiskusikan lebih lanjut kepada sumber yang diteliti agar
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada
pada penelitian ini. Bodgan (dalam Sugiyono, 2012:244) menjelaskan analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan – bahan lain, sehingga dapat mudah
mengkategorikan proses analisis terdiri dari tiga alur yaitu reduksi data, penyajian
a. Reduksi data
rangkuman catatan dan tranformasi data kasar yang muncul dari hasil penelitian di
lapangan, lalu nantinya disusun secara teratur hingga memilih data pokok yang
berhubungan dengan Peran Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Lima
Puluh Kota dalam pemenuhan hak tenaga kerja bagi penyandang disabilitas, setelah
data diperoleh disusun secara sistematis agar mudah dalam melihat nya kembali jika
tindakan. Penyajian data ini lebih memudahkan peneliti agar dapat melihat gambaran
c. Penarikan Kesimpulan
diakhir setelah seluruh data dikumpulkan. Dimana peneliti harus tanggap dan
mengerti terhadap yang diteliti di lapangan dengan menyusun seluruh sebab akibat
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. I., & Warjio. 2015. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Asahan
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dalam Pencapaian Target Pajak
6(2), 92-113
Goodin, The Oxford Handbook of Publik Policy (p. 367). New York: Oxford
University Press
Godin, R. E., Rein, M., & Moran, &. M. 2006. The Publik and its Policies. In M.
Moran, M. Rein, & R. E. Goodin, The Oxford Handbook of Publik Policy (pp.
Haerul, Akib, H., & Hamdan. 2016. Implementasi Kebijakan Program Makassar
Miriam Budiardjo. 1995. Fungsi Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia. Jakarta:
Grafindo Persada
Rineka Cipta
Masyarakat dan Desa dalam Upaya Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
101-105
Wardhani, A.P., Hasiolan, L. B., & Minarsih, M. M. 2016. Pengaruh Lingkungan
Management, 2(2)
Winarno, B. 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus. Jakarta: Center
Internet
https://langgam.id/bupati-sijunjung-diperiksa-6-jam-soal-korupsi-eks-pimpinan-dprd/
https://jurnalsumbar.com/2021/07/terkait-dugaan-korupsi-ratusan-juta-rupiah-di-
sijunjung-mantan-orang-penting-dan-pejabat-diperiksa-kajari-penetapan-tersangka-
tunggu-audit-bpkp/
https://harianhaluan.com/9-fraksi-di-dprd-sijunjung-goyang-posisi-sekda-minta-
bupati-lakukan-penggantian/
Rakyat Daerah