Pendahuluan
Sejak Indonesia menjalani reformasi politik, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
telah mengambil sejumlah peran dan fungsi penting, termasuk pengawasan. Namun, masih
banyak inkonsistensi dalam cara menjalankan pemerintahan, sehingga peran pengawasan DPRD
tidak efektif. Oleh karena itu, penting untuk meneliti pengawasan DPRD dalam penyelenggaraan
pemerintahan (Rahman, n.d.). Selain itu, pengawasan yang efektif harus memenuhi sejumlah
persyaratan, antara lain mendukung kegiatan, melaporkan segala jenis penyimpangan, berpikiran
maju, faktual, akurat, dan sesuai standar yang berlaku, adaptif, dan sesuai.
Upaya tersebut dilakukan dengan memaksimalkan fungsi DPRD yaitu: fungsi legislasi,
dimana DPRD bekerjasama dengan bupati membentuk peraturan daerah; fungsi anggaran, di
mana DPRD bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyusun dan menetapkan APBD;
dan fungsi pengawasan, di mana DPRD sangat terlibat dalam pengawasan kegiatan. Pelaksanaan
undang-undang, peraturan daerah, keputusan Bupati, dan kebijakan lainnya menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah. Kapasitas DPRD perlu diperkuat agar elemen-elemen tersebut dapat
diterapkan seefisien mungkin. Selain itu, karena banyaknya persoalan pembangunan nasional,
DPRD memiliki tanggung jawab dalam memberdayakan dan meningkatkan kualitas masyarakat
melalui proses tersebut (Dedeh Maryani, 2019).
Berbagai pihak yang bertanggungjawab memulai kegiatan pembangunan juga harus turut
membantu tercapainya suatu pembangunan di wilayah hukum Pemerintah Kota. Tentunya selain
masyarakat, fungsi ini memerlukan pengawasan dari lembaga yang telah disetujui (Firgiawan,
2018). Terciptanya pembangunan atau program pemerintah yang tepat sasaran merupakan tujuan
dari terlaksananya pengawasan dalam pembangunan sekaligus terwujudnya kebijakan.
Pembahasan
Sebagai negara demokrasi yang menggunakan sistem politik trias politica untuk membagi
kekuasaannya menjadi tiga kekuasaan (Rio R, 2021). Sebagaimana diketahui bahwa Negara
Indonesia membagi kekuasaan di antara tiga peran utama dalam menjalankan pemerintahan:
lembaga eksekutif, yang melaksanakan program atau kebijakan; legislatif yang
menyelenggarakan tugas perencanaan, pengawasan, dan penganggaran; dan yudikatif, yang
menjalankan tugas yudisial. Bersama-sama, ketiga organisasi ini membangun pemerintahan yang
tahan lama dan adil bagi rakyat, berdasarkan negara demokrasi. Sistem trias politica pembagian
kekuasaan politik berarti bahwa satu-satunya tujuan pemerintah adalah untuk mengawasi satu
sama lain (Antari, 2020).
Hal ini mencoba untuk mengurangi kesalahan dan penyalahgunaan wewenang dari
masing-masing pihak. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga dapat menggunakan layanan
dari ketiga entitas tersebut. Badan legislatif yang diwakili oleh DPRD menjalankan peran
pengawasan. Sedangkan pemerintah daerah, termasuk gubernur dan wakilnya, walikota dan
wakilnya, serta bupati dan wakilnya, menjalankan peran eksekutif. Peraturan tentang pembagian
pengawasan juga harus menjadi landasan bagi tugas pengawasan yang dilakukan oleh DPRD
Kota Jember.
Harus ada partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan yang dilakukan untuk
menjamin kerjasama, tidak hanya dalam hal pembangunan daerah, tetapi juga dalam pelaksanaan
pembangunan, dalam upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi tuntutan
masyarakat. Pemerintah melakukan musyawarah perencanaan pembangunan, atau musrenbang,
di daerah-daerah di mana pembangunan dilaksanakan agar masyarakat dapat terlibat. Dari sini,
masyarakat kini dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan karena pintu demokrasi
telah terbuka (Gorab et al., n.d.). Pelaksanaan reformasi telah meningkatkan kesadaran
masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat bahwa sistem pemerintahan yang terpusat
justru mematikan kemandirian dan melahirkan ketergantungan (Yasa et al., 2021).
Penutup
Daftar Pustaka
Rahman, M. F. (n.d.). Di Bidang Keuangan Dan Pembangunan Pada Masa Pandemi Covid-19
Di Kabupaten Tanah Laut
Leonade. (2019). Fungsi Pengorganisasian. Studi Manajemen, Organisasi.
https://www.studimanajemen.com/2019/03/fungsi-pengorganisasian-
manajemenorganisasi.html
Mahadiansar, M., Ikhsan, K., Sentanu, I. G. E. P. S., & Aspariyana, A. (2020). Paradigma
Pengembangan Model Pembangunan Nasional Di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi:
Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi, 17(1), 77–92.
Husnul Imtihan, Wahyunadi, M. F. (2017). Peran Pemerintah Dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Neo Bis, 11(1), 2.
Dedeh Maryani, R. R. (2019). Pemberdayaan Masyarakat. CV Budi Utama
Bonaraja Purba, M. F. (2021). Ekonomi Pembangunan. Yayasan Kita Menulis.
Bappeda. (2017, Mei 10). Pembangunan Ekonomi. Diambil kembali dari
bappeda@bulelengkab.go.id:
https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pembangunan-ekonomi-13
Firgiawan, D. A. M. (2018). Partisipasi Masyarakat pada Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrembang) Kelurahan Mallilingi Kecamatan Bantaeng. Ilmu
Komunikasi, 1(1), 83.
Putra, M. W. P., & Kasmiarno, K. S. (2020). Pengaruh Covid-19 Terhadap Kehidupan
Masyarakat Indonesia: Sektor Pendidikan, Ekonomi Dan Spiritual Keagamaan. POROS
ONIM: Jurnal Sosial Keagamaan, 1(2), 144–159.
Rio R, M. B. (2021). Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Lembaga Yudikatif Di Indonesia.
Cakrawala: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Dan Studi Sosial, 5(2), 59–68.