SEKTOR
PUBLIK
AGNES NOVITA
NIM 2340303130005
PERJALANAN AKUNTANSI PEMERINTAH INDONESIA
Indonesia memulai reformasi, khususnya di sektor publik, pada tahun 1997. Krisis
ekonomi pada tahun 1997 melumpuhkan perekonomian Indonesia yang ditandai
dengan semakin banyaknya perusahaan yang tidak beroperasi/bangkrut, banyaknya
pekerja yang menganggur, dan menurunnya nilai rupiah (Tarmidi, 2003). Krisis
ekonomi pada tahun 1997 melumpuhkan perekonomian Indonesia yang ditandai
dengan semakin banyaknya perusahaan yang tidak beroperasi/bangkrut, banyaknya
pekerja yang menganggur, dan menurunnya nilai rupiah (Tarmidi, 2003).
Ketiga ciri informasi di atas akan menjadi pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan suatu organisasi atau badan usaha.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 merupakan landasan pelaksanaan
akuntansi berbasis akrual yang diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara
Nomor 17 Tahun 2003.
Dengan semakin maraknya penyebaran teknologi informasi dan komunikasi yang pesat
di negara-negara berkembang, masyarakat menjadi lebih terdidik dan mempunyai
tujuan untuk mencapai nilai-nilai dan aspirasi yang lebih tinggi. Meningkatnya harapan
masyarakat yang berdaya akan meningkatkan kapasitas pemerintah dalam
memberikan layanan yang dibutuhkan konstituennya, sehingga memaksa pemerintah
untuk mengubah cara mereka memberikan layanan, dan sering kali berbuat lebih
banyak dengan lebih sedikit. Pada saat yang sama, warga negara yang berdaya akan
menuntut partisipasi yang lebih besar dan bermakna dalam pemerintahan.
Bagi hubungan negara-masyarakat, hal ini berarti bahwa pengambilan kebijakan perlu
dilakukan lebih dekat dengan masyarakat, sehingga memungkinkan keterlibatan yang
lebih langsung dalam pengembangan kebijakan, implementasi, evaluasi dan
pemberian layanan. Pemerintah di negara-negara berpendapatan tinggi saat ini
sedang melakukan penjajakan desain bersama dan kreasi bersama layanan publik
untuk lebih memenuhi kebutuhan dan preferensi warga negara dan memanfaatkan
sumber daya non-pemerintah. Bagi negara-negara berpendapatan menengah dan
rendah, pendekatan-pendekatan tersebut mewakili perubahan dari model di mana
pemerintah memiliki input dan proses, menuju model di mana pemerintah dan
masyarakat bersama-sama memiliki hasil. Dengan kata lain, pemerintahan beralih
dari memerintah untuk warga negara menjadi memerintah bersama warga negara.
Hal ini juga berarti adanya pergeseran masyarakat yang semakin dekat ke pusat
pemerintahan dan berkembangnya sektor publik dimana warga negara, politisi,
birokrat dan penyedia layanan menjadi pencipta barang publik.Pergeseran ini mulai
menantang gagasan yang sudah ada mengenai nilai-nilai, praktik, akuntabilitas, dan
pengetahuan sektor publik dan keterampilan. Namun yang lebih penting, laporan ini
juga menyoroti perlunya layanan publik yang profesional, tangkas, terbuka, etis, dan
penuh semangat serta membangun kembali moral dan motivasi pejabat publik yang
telah dirusak oleh politisasi atau kurangnya sumber daya