Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PELAYANAN

INFORMASI & KEHUMASAN


MENGELOLA TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
DALAM MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
PEMERINTAHAN
Winda Vanisya : 1810861014
Adrian Ascha : -
Fathul Ilham : 2120862023
Trany Septirahayu Putri : 2120862026
Havina Mirsya ‘Afra : 2220862001
Sonia Agustin : 2220862002
Efri Nurdin : 2220862008
Fryandi Simanullang : 2220862010
Syafni Nola Putri : 2220862012
Fitri Nilam Noviani : 2220862015
Reza Anugrah : 2220862016
Disya Fatriana : 2220862018
Willia Arizona : 2220862020
The Contents
Komunikasi Pemerintahan dan
1 Hubungannya dengan Tata
Pemerintahan Yang Baik

Prinsip-prinsip Pemerintahan yang Baik


2 (Good Governance)

Kepemerintahan yang Baik dalam


3 Penyelenggaraan Pelayan Publik

4 Contoh Kasus
1
Komunikasi
Pemerintahan dan
Hubungannya dengan
Tata Pemerintahan
Yang Baik
Pola interaksi antara pemerintah dan masyarakat dimaknai
sebagai komunikasi pemerintahan, dapat dipahami sebagai
proses penyampaian ide, program, dan gagasan oleh
pemerintah kepada masyarakat dengan tujuan mencapai
tujuan negara. Fungsi komunikasi pemerintahan terbagi
menjadi dua, yaituto manage staffdan to manage people.
Fungsi to manage staff termasuk fungsi komunikasi internal
organisasi pemerintahan baik dalam bentuk downward
communication maupun upward communication. Selain itu,
fungsi ini merujuk ke konsep komunikasi organisasional
dimana komunikasi terjadi dalam konteks hubungan dan
interaksi di sebuah organisasi.
Mengacu pada Laode Ida (2002), terdapat lima karakteristik pemerintahan
yang baik:
1. Adanya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,
dalam kerangka kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi.
2. Komunikasi, adanya hubungan dari ketiga unsur tata kelola
pemerintahan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang saling
terintegrasi menghasilkan output yang berkualitas.
3. Proses penguatan diri sendiri, peran pemerintah dibutuhkan untuk
mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan dinamika
masyarakat yang tinggi.
4. Keseimbangan kekuatan, ketiga unsur yang ada dapat menciptakan
dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
5. Independensi, berhubungan dengan keadaan saling ketergantungan
yang dinamis dan terorganisir antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
2

Prinsip-prinsip
Pemerintahan yang Baik
(Good Governance)
Melalui prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, adalah hal yang
utama dan tergolong sangat penting fungsinya oleh aparatur
pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang baik kepada
masyarakat seperti yang diharapkan dan ditetapkan. Prinsip-
prinsip good governance nantinya yang dijadikan indikator untuk
mengukur kinerja instansi pemerintah dalam pelayanan publik,
hingga baik atau buruknya. Lebih lanjut lagi terdapat beberapa
prinsip-prinsip good governance menurut Solihin (2007: 216)
sebagai berikut:
1. Transparansi (keterbukaan)

ransparansi dalam pelayanan publik ialah “Keterbukaan


berarti bahwa tata cara persyaratan atau prosedur, rincian
biaya atau waktu, waktu penyelesaian, hingga hal lain yang
berhubungan dengan jalannya pelayanan harus di
informasikan dengan transparansi kepada publik sehingga
publik dapat dengan mudah mengetahui dan memahami,
baik diminta maupun tidak diminta.”
2. Accountability

esuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan, penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada
masyarakat maupun kepada atasan.

3. Fairness

Adanya kesetaraaan dan sikap yang adil. Hal ini


berlaku untuk hubungan pemerintah dengan
masyarakat dalam pelayanan publik, hubungan
bisnis dengan pelanggan, dan sebagainya.
4. Responsibility

Ketanggapan penyedia layanan terhadap harapan, keinginan,


aspirasi, dan pengguna layanan diartikan sebagai daya tanggap.
Berry (2002: h.26) mendefinisikan daya tanggap sebagai
"kemampuan untuk menanggapi orang lain."

5. Effectivitas

Agar dapat menghasilkan kegiatan yang baik tepat waktu dan


dengan biaya yang murah, pelayanan publik harus efektif dan
efisien. Reformasi mendasar, khususnya dalam kinerja, diperlukan
untuk meningkatkan efektivitas hingga efisiensi pelayanan publik,
serta prospek ke depannya.
6. Partisipasi dalam pelayanan publik

Dalam pelayanan publik, prinsip partisipasi sejalan dengan


cara pandang baru yang muncul sebagai upaya peningkatan
pelayanan publik dengan memandang masyarakat bukan
hanya sebagai seorang pelanggan tetapi sebagai warga
negara atau masyarakat yang memiliki negara dan
pemerintah di dalamnya.
3

Kepemerintahan yang
Baik dalam
Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Penerapan Prinsip Good
Governance dalam
Pelayanan Publik

Akar kepemerintahan yang bagus(good governance) terlihat dari


terselenggaranya pelayanan publik yang bagus, dimana searah
dengan akar kebijaksanaan desentralisasi serta otonomi wilayah yang
tertuju buat membagikan kebebasan pada wilayah buat menata serta
mengurus warga setempat, serta menaikkan pelayanan publik.
Kemampuan manajemen pemerintah yang kurang baik bisa
diakibatkan bermacam aspek antara lain: ketidak pedulian serta
rendahnya komitmen maksimum pimpoinan, arahan administratif atas,
menengah, serta dasar, dan aparatur pelaksana pemerintah yang lain
buat bersama- sama menciptakan misi otonomi wilayah.
Paradigma good governance menjadi relevan serta
menghayati kebijaksanaan pelayanan publik di masa
otonomi wilayah yang ditunjukan buat menaikkan
kemampuan manajemen pemerintah, mengganti tindakan
ental, sikap petugas pelaksana pelayanan dan membuat
perhatian serta komitmen arahan wilayah serta aparatnya
buat membenarkan dan menaikkan pelayanan publik yang
bermutu.
Permasalahan
Pelayanan Publik

Pelayanan yang bermutu amat terkait dengan bermacam


pandangan, yaitu bagaiman pola penyelenggaraannya
(aturan pelaksanaan), dukungan manusia, serta
kelembagaan. Diamati dari bagian pola penyelenggaraannya,
pelayanan publik sedang mempunyai bermacam kekurangan:
1. Kurang responsif
2. Kurang informatif
3. Kurang accessible
4. Kurang koordinasi
5. Birokrasi
6. Kurang ingin mengikuti
keluh kesah, anjuran, dan
harapan warga.
7. Inefisien (Tidak efisien)
4

Contoh Kasus
Setiap tahunnya Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) melakukan rangkaian kompetisi Inovasi dan
Pelayanan Publik (KIPP). Pada tahun 2022 ini telah diumumkan 45 Top
Inovasi Pelayanan Publik dari kelompok umum dan 5 pemenang
Outstanding Avhivment of Publik Service Inovation dari kelompok khusus.
Besar harapan bahwa keberhasilan Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji
dapat menginspirasi daerah dan instansi lain dengan permasalahan
yang sama untuk menyelesaikan masalah tersebut. KIPP diselenggarakan
sebagai bentuk pembinaan inovasi pelayanan publik dimana berfokus
pada penciptaan, pelembagaan inovasi serta pengembangan inovasi
hingga pada akhirnya bermanfaat bagi suatu lembaga dan publik.
Salah satu provinsi yang berhasil memenangkan penghargaan inovasi
pelayanan publik ini adalah Provinsi DKI Jakarta dengan JAKI: Integrasi
Transformasi Digital Pelayanan Publik Menuju Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan di DKI Jakarta.
Aplikasi yang telah diluncurkan pada tahun 2019 ini disebut mampu
menyajikan berbagai informasi layanan untuk warga yang ada di DKI
Jakarta. Dikembangkan oleh Jakarta Smart City aplikasi ini diklaim
sebagai super apps yang mengintegrasikan informasi dari berbagai
dinas dan pelayanan publik. Idenya muncul dari permasalahan ketika
banyak sekali aplikasi yang harus di unduh masyarakat ketika hendak
mendapatkan pelayanan publik.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai