Anda di halaman 1dari 8

AKTOR DAN POLA HUBUNGAN DALAM GOVERNANCE

DOSEN PENGAMPU : DECKY KUNCORO, S.IP., M.IP

KELOMPOK 1O
MAULIDA FITRI 2101020058
MUSTIKA ZAHRO 2101020056
NIA MAULIDINI 2101020218
NORHIDAYAH 2101020138
NOORLIANNA 2101020266

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam tata kelola (governance), terdapat tiga aktor penting yang memainkan peran
dalam proses penciptaan good governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha
atau swasta. Pemerintah memainkan peran dalam menciptakan lingkungan politik dan hukum
yang kondusif, sementara dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat. Masyarakat juga berperan dalam penciptaan interaksi
sosial, ekonomi, dan politik. Dengan demikian, penerapan prinsip-prinsip good governance
harus melibatkan ketiga aktor tersebut. Selain itu, dalam konteks perencanaan kota, peran
para aktor juga sangat penting dalam pengambilan keputusan, dan diterapkannya prinsip
governance diharapkan akan memperhatikan akuntabilitas, transparansi, responsivitas, dan
partisipasi. Selain itu, terdapat tiga aktor yang berpengaruh dalam proses governance, yaitu
pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Governance merupakan pergeseran makna dari government. Dalam government, negara


menjadi aktor tunggal yang mengatur segala aspek kehidupan.

Governance bisa dikatakan baik atau good apabila sumber daya dan masalah yang dihadapi
publik dikelola secara ekeftif dan efisien. Tentunya dengan berorientasi kepada pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam governance, terdapat tiga aktor penting dalam proses
penciptaan good governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha atau swasta Pola
hubungan dalam governance dapat berbeda-beda tergantung pada konteksnya. Namun, pola
hubungan yang baik harus memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat dan
memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semua pihak.

Ketiganya mempunyai peran masing-masing, pemerintah (legislatif, eksekutif, yudikatif)


memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang
kondusif bagi terwujudnya good public governance dan memberikan peluang terbangunnya
komponen lain dalam governance yaitu dunia usaha dan Masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tiga aktor utama yang mempengaruhi governance: pemerintah, masyarakat, dan


dunia usaha atau swasta.
Tiga aktor utama yang mempengaruhi governance adalah pemerintah, masyarakat,
dan dunia usaha atau swasta. Pemerintah bertanggung jawab untuk membuat kebijakan
dan regulasi yang memengaruhi masyarakat dan dunia usaha. Masyarakat memiliki peran
penting dalam memastikan bahwa pemerintah bertindak sesuai dengan kepentingan
publik dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dunia usaha atau swasta juga memiliki
peran penting dalam memastikan bahwa kebijakan pemerintah tidak merugikan
kepentingan bisnis mereka dan memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, ketiga aktor tersebut saling mempengaruhi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan governance yang baik.
Governance adalah cara pengelolaan masalah publik yang melibatkan berbagai pihak,
baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil¹. Tiga aktor utama yang
mempengaruhi governance adalah:
1. Pemerintan : bertanggung jawab untuk membuat dan menjalankan kebijakan
publik, mengatur sumber daya, dan memberikan pelayanan kepada Masyarakat.
2. Sektor swasta : berperan sebagai mitra pemerintah dalam menyediakan barang dan
jasa, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Kedudukan swasta atau dunia usaha penting karena menyediakan kebutuhan
pemerintah dan Masyarakat dalam hal menggerakan perekonomian melalui
mekanisme pasar. Swasta memilik hubungan dekat dengan pemerintah bahkan demi
memperlancar bisnis nya swasta hamper selalu mengiyakan apa yang selalu
dikatakan atau diminta oleh pemerintah. Disini potensi pelanggaran prinsip-prinsip
good governance bisa terjadi.
3. Masyarakat sipil : terdiri dari berbagai kelompok dan organisasi yang mewakili
kepentingan, aspirasi, dan nilai-nilai masyarakat. Masyarakat sipil dapat
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, mengawasi kinerja pemerintah,
dan menuntut akuntabilitas. Dalam hal ini Masyarakat madani, pemerintah dapat
berdiri tegak karena mendapat legistimasi dari Masyarakat yang memilihnya
apalagi didalam system demokrasi, pemerintah harus mempertanggung jawabkan
semua kebijakan dan tindakannya kepada Masyarakat. Apabila pemerintah tidak
melayani dengan baik maka Masyarakat harus melakukan control dan selanjut nya
koreksi atas kebijakan atau tindakan tersebut.
Good governance adalah governance yang efektif, efisien, transparan, partisipatif, dan
akuntabel. Untuk mencapai good governance, diperlukan kerjasama dan sinergi antara
ketiga aktor tersebut. Konsep Good Governance telah menjadi kemauan politik dalam
berbagai ketentuan perundang-undangan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) seperti dikemukakan diatas. Sebagai salah satu tindakan konkrit pemerintah yang
menunjukkan adanya pelaksnaan governance yang baik di Indonesia adalah dengan
ditetapkannya UU RI Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Governance (tata
kelola) mengacu pada proses dan struktur kebijakan di dalam suatu organisasi atau sistem.
Dalam konteks pemerintahan, terutama pemerintahan di tingkat negara atau daerah, ada
beberapa aktor dan pola hubungan yang membentuk dinamika governance. Berikut
adalah beberapa aktor utama dan pola hubungan yang umumnya terlibat dalam
governance:
 Aktor dalam Governance:
1. Pemerintah:
 Eksekutif : Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan.
 Legislatif : Membuat undang-undang dan mengawasi eksekutif.
 Yudikatif : Menegakkan hukum dan mengadili pelanggaran.
2. Masyarakat Sipil:
 Organisasi Non-Pemerintah (NGO): Terlibat dalam advokasi, pemantauan,
dan implementasi program-program sosial.
 Kelompok Masyarakat:Mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat.
3. Swasta
 Perusahaan: Terlibat dalam sektor ekonomi dan bisnis.
 Media : Memainkan peran penting dalam menyampaikan
informasi dan memonitor kinerja pemerintah.
4. Pasar/Industri:
Pemasok dan Konsumen : Berperan dalam menyediakan dan
menggunakan barang dan jasa.
 Pola Hubungan dalam Governance:
Paradigma good governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsipprinsip
corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance juga berimplikasi
pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada
sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk
menilai kinerja instansi pemerintah secara internal maupun eksternal. Untuk
memberikan kepastian, meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kemampuan penyelenggara sehingga
mendapatkan kepercayaan masyarakat serta setiap penyelenggara mampu menyusun,
menetapkan, dan menerapkan Proses bisnis dengan baik dan konsisten, maka
dibutuhkan pula penyusunan Proses Bisnis.

Terdapat keterkaitan yang erat antara hubungan manusiawi dan upaya perwujudan
Good Public Governance (GPG). Good Public Governance adalah konsep yang
mencakup prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, termasuk transparansi,
akuntabilitas, partisipasi publik, efisiensi, dan supremasi hukum. Sementara itu,
hubungan manusiawi menekankan pentingnya hubungan yang saling menghormati,
empati, dan adil antara individu dan kelompok dalam masyarakat.
Good Public Governance wajib mengutamakan pelayanan publik yang efisien dan
efektif, yang salah satunya dapat dicapai melalui hubungan manusiawi yang baik.
Misalnya, kalo pegawai pemerintah punya kemampuan komunikasi yang bagus dan
sikap yang empatik, ini akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan,
serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Hubungan manusiawi juga penting dalam mengembangkan kolaborasi antara
pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti swasta dan NGO, untuk
mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Kolaborasi yang didasarkan pada
prinsip saling menghormati, kejujuran, dan kepercayaan ini adalah fondasi dari Good
Public Governance.
A. Hubungan Vertikal:
 Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
 Antara tingkat pemerintahan yang berbeda, seperti nasional, regional, dan
lokal.
B. Hubungan Horizontal:
 Antara lembaga-lembaga pemerintah di tingkat yang sama (misalnya, antara
departemen atau badan pemerintah).
 Antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.
C. Hubungan Kontraktual: Pemerintah dan sektor swasta seringkali terlibat dalam
kontrak untuk penyediaan barang dan jasa.
D. Partisipasi Masyarakat: Peningkatan peran masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan implementasi kebijakan.
E. Kemitraan Publik-Privat (Public-Private Partnerships - PPP): Kerjasama antara
sektor publik dan swasta untuk menyediakan layanan atau infrastruktur.
F. Hubungan Media: Media memiliki peran penting dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat dan memonitor kinerja pemerintah.
G. Hubungan Internasional: Kolaborasi antara negara-negara dalam bentuk bantuan
luar negeri, perjanjian dagang, atau kerjasama lintas batas.
H. Pola Partisipatif: Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan,
seperti melalui konsultasi publik atau forum partisipatif.
I. Hubungan Regulatori: Antara badan-badan pengatur dan industri untuk
memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Penting untuk diingat bahwa pola hubungan ini sangat dinamis dan dapat bervariasi
berdasarkan konteks politik, ekonomi, dan sosial suatu negara atau daerah. Selain itu,
pembentukan dan pemeliharaan hubungan yang baik antara aktor-aktor ini menjadi kunci
untuk mencapai tata kelola yang efektif dan berkelanjutan.
Kerangaka segitiga antara pemerintah swasta dan Masyarakat ini tidak bisa berdiri
sendiri. Untuk mewujudkan system transparansi nasional mereka harus saling bekerja
sama mengingat secara alamiah hakekat masing-masing adalah berbeda sehingga saling
melengkapi.
Pemerintah menyediakan kepemimpinan politik sedangkan swasta berlaku sebagai
mesin penggerak perekonomian. Masyarakat madani hadir dan menjadi penggerak bila
pemerintah dan atau swasta tidak mampu mencapai hasil yang seharusnya di capai secara
sah atau dengan kata lain melahirkan penyimpanan yang harus dikoreksi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Governance adalah bentuk pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi, dan
administrasi dalam pengelolaan masalah yang dihadapi suatu bangsa dengan
melibatkan semua sektor.
 Good governance adalah governance yang efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan mengedepankan prinsip-prinsip seperti partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, dan rule of law.
 Aktor-aktor yang terlibat dalam governance adalah pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat sipil. Pemerintah berperan sebagai regulator dan administrator, sektor
swasta berperan sebagai penggerak ekonomi, dan masyarakat sipil berperan sebagai
pengawas dan mitra.
 Pola hubungan antara aktor-aktor governance dapat bersifat kolaboratif, kompetitif,
atau konfliktif, tergantung pada tingkat kepentingan, ketergantungan, dan
kekuasaan masing-masing aktor. Pola hubungan yang ideal adalah kolaboratif, di
mana aktor-aktor saling bersinergi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Pola Hubungan Antar Aktor dalam Governance - YouTube. https://www.youtube.com/watch?


v=k6Bq0e7rRo0.

Good Governance: Pengertian, Aktor, dan Pilarnya Menurut UNDP - KOMPAS.com.


https://nasional.kompas.com/read/2022/02/01/02000031/good-governance--pengertian-aktor-
dan-pilarnya-menurut-undp.

16 Memahami e-Governance serta hubungannya dengan e-Government dan e ....


http://repository.upnyk.ac.id/328/1/F-16_Memahami_e-
Governance_serta_hubungannya_dengan_e-Government_dan_e-
Demokrasi_YANI_NURHADRYANI.pdf.

Peran Tiga Aktor Governance Dalam Pengembangan dan Pengelolaan Wisata ....
http://repository.ub.ac.id/6283/.

(PDF) MAKALAH. Tata Kelola Kolaboratif (Collaborative Governance ....


https://www.academia.edu/43431805/MAKALAH_Tata_Kelola_Kolaboratif_Collaborative_
Governance_Menata_Kolaborasi_Pemangku_Kepentingan.

https://www.scribd.com/document/637445090/Untitled

file:///C:/Users/Lenovo/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/9WH2R39R/pdf-
aktor-dan-pola-hubungannya-dalam-governance_compress[1].pdf

Anda mungkin juga menyukai