Anda di halaman 1dari 65

STRATEGI

NASIONAL
PENCEGAHAN
KORUPSI
Dasar Hukum Stranas
Pencegahan Korupsi

PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 TAHUN 2018
TENTANG
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
Dasar Hukum Perijinan
dan Tata Niaga
1. Undang-Undang No.11/2020 ttg Cipta Kerja (UU
Ciptaker)
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di
Daerah.
3. Permendagri : No. 100/2016 ttg Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
3. Permendagri 138 tahun 2017, Pelayanan Terpadu
satu Pintu
4. Permendagri nomor 25 tahun 2021 tentang Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP)
FOKUS STRANAS
PENCEGAHAN KORUPSI(PK)

III-(1) Penegakan hukum


dan reformasi birokrasi
III-(2) Perizinan dan tata
niaga
III-(3) Keuangan negara;
Reformasi Birokrasi
1.PemerinTAH (government)
adalah Aparat (ASN) yang
menyelenggarakan tugas dan
kewenangan negara.
2. PemerintaHAN
(governance) : menyangkut
tugas dan wewenang (Ramlan
Surbakti, 2020)
III-(1) Penegakan hukum
dan reformasi birokrasi
1. Penegakan Hukum ( law enforcement)-
Equality before the law--- tercipta Rasa
Keadilan di Masyarakat (sila 5).
2. Reformasi birokrasi merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mencapai good
governance dan melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan dan sumber
daya manusia aparatur. Reformasi Birokrasi:
Pondasi Wujudkan Good and Clean
Government
Akibat lemahnya Penegakan
Huku (sumber ICW)
Kasus Terdakwa Korupsi
sepanjangn tahun 2020,
(sumber ICW)

Menurut data ICW, maka


Sepanjang 2020 Ada 1.298
Terdakwa Kasus Korupsi,
Kerugian Negara Rp 56,7
Triliun (kompas.com)
",
Beda Government vs
Governance
Korupsi di dunia Pendidikan
1. Lapisan
Korupsi Level Pertama
2. Pelaku
Guru
3. Modus
a. menarik pungutan dari siswa.
b. Kerjasama dengan penerbit/suplier buku
Korupsi Bidang Pendidikan

1. Lapisan
Korupsi Level Kedua
2. Pelaku
Kepala sekolah sering dibantu komite sekolah dan
dinas pendidikan
3. Modus
a. Menarik pungutan dari siswa.
b. Memanipulasi APBS :
c. Kerjasama dengan penerbit/suplier buku
d. Menarik pungutan untuk kenaikan pang/gol guru
e. Memberi upeti/suap kepada birokrasi diatasnya
(penilik sekolah), dinas pendidikan (biaya koordinasi)
maupun untuk ’uang keamanan’ bagi aparat keamanan.
f. Rekayasa subsisdi/beasiswa: manipulasi penerima,
penyunatan, penerima fiktif.
Korupsi Bidang Pendidikan
1. Lapisan
Korupsi Level Ketiga
2. Pelaku
Dinas pendidikan
3. Modus
a. Manipulasi tender: untuk pengadaan
barang, dan proyek-proyek yang
diperuntukan bagi sekolah.
b. Kerjasama dg penerbit/suplier buku
c. Rekayasa subsisdi/beasiswa:
d. manipulasi penerima, penyunatan,
penerima fiktif.
Prinsip2 Good and Clean
Government
1. Partisipasi (Participation)
Semua warga berhak terlibat dlm pengambilan
keputusan baik langsung(pemilu) maupun tdk
langsung (DPR). Partisipasi dibangun
berdasarkan psl,28 kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Paradigma pelayanan pemerintah dirubah dari
penguasa-birokrat menjadi dr public server-
social service state.(pns), pelayanan tepat
waktu, efisien, biaya murah. Ngr tdk akan maju
dg cepat tanpa partisipasi penuh WN nya
Prinsip2 Good and Clean
Government
2. Kepastian Hukum (certainty of law)
Pasal.1(3) UUD 45 Ind ngr hukum (Negara Hukum).
Partisipasi masy-wn dlm proses politik-perumusan
kebijakan, butuh Peraturan perundang-undangan,
krn Ind negara Hukum (rechts Staat). : Rule of law
Character recht Staat-rule of law
a) Supremacy Hukum
b) law enforcement ( konsisten dan nosdisk)
c) hukum yg responsif (hukum dbuat sesuai aspirasi
wn dan mengakomodasi kebut2. masy)
d) independency lembaga peradilan
Prinsip2 Good and Clean
Government
3). Transparansi( Transparency)
KKN terjadi salah satunya krn
menajemen pemerintahan yg tdk
transparan. Oleh sebab itu
pengelolaan pemerintahan hrs
transparan, semua wni-via wakil harus
tahu anggaran DKI diperuntukn apa
saja.(DPR PUNYA FUNGSI LEGIS,
ANGGARAN, DAN PENGAWASAN-20A)
Prinsip2 Good and Clean
Government
4. Responsif (Responsiveness).
Pemerintah harus tanggap terhadap
persoalan-persoalan masyarakat jangan
menunggu masy menyampaikan keluhannya.
Pemerintah harus memahami kebutuhan
masyarakat, harus proaktif mempelajari dan
menganalisa kebutuhan masyarakat kmdn
melahirkan berbagai kebijakan strategis guna
memenuhi kepentingan masy MIS parkir pakai
basement. …..teater…studio Mini, mall, hotel
di …mhsw kemaleman STIKES BPI nginep
gratis
Prinsip2 Good and Clean
Government
5. Concensus (Consensus Orientation).
Pemerintah dalam mengambil keputusan hrs harus
dilakukan melalui proses musyawarah melalui
konsensus. Cara pengambilan keputusan
konsensus memuaskan semua pihak, shg memiliki
kekuatan-MEMAKSA/LEGITIMASI (coercive power),
shg keputusan tersebut dpt dilaksanaankan scr
EFEKTIF, SUKARELA( Kultur demokrasi Ind
warnanya seperti itu….) mis semua ruu harus
MRPK KONSENSUS bersama antar DPR dan
Presiden…..TERMASUK RAPBN-
RAPBD(RENCANA .ANGGARAN PENDAPATAN
BELANJA NEGARA HRS HASIL KONSENSUS
BERSAMA ANTAR DPR/DPRD-PRES-GUB-WALIKOTA
Prinsip2 Good and Clean
Government
6. . Kesetaraan dan Keadilan (Equity AND JUSTICE)
Equaty-kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan
dan pelayanan publik, krn bngsa Ind bangsa majemuk,
(ETHNIS, AGAMA, GENDER, WARNA KULIT, BUDAYA,
RAS, SARA, KASTA, KOTA-DESA, STATUS SOSIAL ) .
Asas ini mengharuskan setiap pelaksanaan
pemerintah bersikap dan berperilaku adil dalam hal
pelayanan publik tanpa membedakan suku, jenis,
keyakinan, jenis kelamin, dan kelas sosial.
Sbg bangsa yg beradab ( taat 6 norma-sila 3) menuju
cita2 good governance, pengelolaan pemerinrahan
harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan
dan treament sama dlm koridor kejujuran dan
keadilan.
Prinsip2 Good and Clean
Government
7. Efektivitas (Efectiveness) dan Efisiensi (Efficiency)
Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi
kriteria efektif (tepat sasarn) dan efesien (hemat)
guna).
Efektivitas-diukur DG HASIL. dapat diukur dari
seberapa besar produk MAMPU MENSEJAH-
TERAKAN SELURH RAKYAT IND( menjangkau
kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok.
Efesiensi diukur dengan rasionalisitas biaya YANG
DIKELUARKAN pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan semua masyarakat. SEMAKIN KECIL
BIAYA YG TERPAKAI UTK KEPENTINGAN
TERBESAR, MK PEMERINTAHAN TSBUT EFISIEN
Prinsip2 Good and Clean
Government
8. AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)
Akuntabilitas berarti pertanggung jwaban
pejbt publik thdp masy, yg tlh
memberikan delegasi dan wewenang utk
mengurusi berbagai kepetngan dan
urusan masy. Setiap pejbt publik dituntut
mempertanggung jwabkan semua
kebijakan, perbuatan, moral, hukum kpd
masy guna mwujukan GG.
Prinsip2 Good and Clean
Government
9. . Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan
strategis untuk menghadapi masa yang akan
datang.
Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka
realisasi good and clean governance. Dengan
kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil
saat ini, harus diperhitungkan akibatnya
untuk sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.
Ill. (1) Fokus Stranas Pencegahan :
Penegakan Hukum dan Reformasi
Birokrasi
Pelayanan Publik Efisiensadalah
perbandingan terbaik antara input dan output
pelayanan.
Secara ideal, pelayanan akan efisien apabila
birokrasi pelayanan dapat menyediakan input
pelayanan, seperti biaya dan waktu pelayanan
yang meringankan masyarakat pengguna
jasa.
Demikian pula pada sisi output pelayanan,
birokrasi secara ideal harus dapat
memberikan produk pelayanan yang
berkualitas, terutama dari aspek biaya dan
waktu pelayanan.
Tujuan Reformasi Birokrasi

Tujuan reformasi birokrasi adalah


untuk menciptakan birokrasi
pemerintah yang profesional
dengan karakteristik, berintegrasi,
berkinerja tinggi, bebas dan bersih
KKN, mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan
memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara.
Visi reformasi birokrasi
Indonesia adalah
Pemerintahan yang profesional dan
berintegritas tinggi yang mampu
menyelenggarakan pelayanan prima
kepada masyarakat dan manajemen
pemerintahan yang demokratis agar
mampu menghadapi tantangan pada
abad 21 melalui tata pemerintahan
yang baik pada tahun 2025.
Misi Reformasi Birokrasi
9 Program percepatan
reformasi birokrasi
Sasaran Reformasi Birokrasi

1. Terwujudnya birokrasi profesional, netral


dan sejahtera, mampu menempatkan diri
sebagai ASN pelayanan masy, guna
mewujudkan pelayanan masyarakat yang
lebih baik.
2. Terwujudnya kelembagaan pemerintahan
yang proporsional, flesibel, efektif, efisien di
lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
3. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan
public) yang lebih cepat, tidak berbelit,
mudah dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Beberapa Faktor harus diperhatikan
dalam reformasi birokrasi agar
berjalan baik adalah:
1. Faktor komitmen pimpinan, karena masih
kentalnya budaya paternalistik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
2. Faktor kemauan diri sendiri, diperlukan kemauan
dan keikhlasan penyelenggara pemerintahan
(birokrasi) untuk mereformasi diri sendiri.
3. Kesepahaman ada persamaan persepsi terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi terutama dari
birokrat sendiri, sehingga tidak terjadi perbedaan
pendapat yang menghambat reformasi
4. Konsistensi Reformasi Birokrasi harus
dilaksanakan berkelanjutan dan konsisten
sehingga perlu ketaatan perencanaan dan
pelaksanaan.
111.1. Fokus Stranas Pencegahan :
Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi

Penegakan hukum dan reformasi


birokrasi menjadi fokus, karena
korupsi terkait penegakan hukum
dan birokrasi sangat mempengaruhi
fingkat kepercayaan publik kepada
negara.
Tantangan dan sasaran pencegahan
korupsi terkait penegakan hukum
dan reformasi birokrasi meliputi:
Lihat Tabel 3.1
111.1. Stranas Pencegahan :Penegakan
Hukum dan Reformasi Birokrasi

TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN


1. Belum optimalnya Semakin kuatnya penegakan
koordinasi Aparat hukum yang transparan dan
Penegak Hukum dalam akuntabel berbasis pada sistem
penanganan perkara, informasi berbasis, meliputi:
khususnya pertukaran (a) percepatan sistem penanganan
informasi dan data lintas perkara yang berbasis teknologi
Aparat Penegak Hukum. informasi.
2. Masih lemahnya (b) pengembangan sistem
adaptasi proses informasi lintas lembaga Penegak
penegakan hukum pada Hukum.
era digital dengan modus
kejahatan yang semakin 2. Semakin kuatnya pengelolaan
berkembang dan manajemen sumber daya manusia
kompleks. dan kualitas kelembagaan penegak
hukum.
3. Masih terjadinya 3. Terciptanya tata kelola
penyelewengan dalam pemerintahan dan budaya birokrasi
penegakan hukum anti korupsi serta kapabilitas
Aparatur Sipil Negara
111.1. Stranas : Penegakan
Hukum dan Reformasi Birokrasi
TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN
4. Lemahnya 3. Terciptanya tata kelola
pengawasan sistem pemerintahan dan budaya
manajemen Aparatur birokrasi anti korupsi serta
Sipil Negara (ASN), kapabilitas Aparatur Sipil
belum meratanya Negara(ASN) yang profesional
kualitas keterbukaan dan berintegritas.
informasi serta
partisipasi 4. Semakin menguatnya
masyarakat dalam implementasi strategi
pengawasan layanan pengawasan desa yang
publik. bersinergi, terarah, dan terpadu.

5. Belum 5. Terciptanya implementasi


terintegrasinya prinsip-prinsip pemerintahan
sistem pengawasan terbuka (open government)
pembangunan dan dalam manajemen pemerintahan
pemanfaatan program
dan pembangunan
desa.
PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 TAHUN 2018
TENTANG
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
KONSIDERAN
PERPRES.54/2018
a. bahwa pencegahan korupsi perlu dilakukan
secara lebih optimal sehingga dibutuhkan upaya
yang dilaksanakan bersama dan bersinergi Oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah,
pemangku kepentingan lainnya, dan KPK
Korupsi dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang adil, makmur dan sejahtera;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya
pencegahan korupsi sebagaimana dimaksud
dalam konsideran (a) diperlukan strategi
nasional yang lebih terfokus, terukur, dan
berorientasi pada hasil dan dampak;
c. bahwa Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun
2012…..
KONSIDERAN
PERPRES.54/2018
c. bahwa Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan
Jangka Menengah Tahun 2012-2014 sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kebutuhan pencegahan korupsi sehingga
perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Strategi Nasional
Beberapa Pengertian Dlm
Perpers 54/2018
Dalam Peraturan Presiden ini yang
dimaksud dengan:
a. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
yang selanjutnya disebut Stranas PK adalah
arah kebijakan nasional yang memuat fokus
dan sasaran pencegahan korupsi yang
digunakan sebagai acuan kementerian,
lembaga, pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan lainnya dalam melaksanakan
aksi pencegahan korupsi di Indonesia.
b. ……
Beberapa Pengertian Dlm
Perpres 54/2018
b. Aksi Pencegahan Korupsi yang
selanjutnya disebut Aksi PK adalah
penjabaran fokus dan sasaran Stranas PK
dalam bentuk program dan kegiatan.
c. Pemangku Kepentingan lainnya adalah
orang perseorangan, kelompok masyarakat,
badan hukum, badan usaha, organisasi
kemasyarakatan, praktisi, akademisi,
asosiasi, mitra pembangunan, dan media
massa yang terkait dengan
penyelenggaraan Stranas PK.
Pasal 4 lanjutan
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD Penyusunan Stranas PK untuk
mendorong upaya pencegahan korupsi yang
lebih efektif dan efisien.
Upaya pencegahan korupsi menjadi lebih
efektif apabila terfokus pada sektor yang
strategis, yang merupakan sektor yang
mempengaruhi performa pembangunan dan
kepercayaan publik kepada Pemerintah.
Pencegahan korupsi akan semakin efisien,
apabila beban administrasi dan tumpang
tindih dapat dikurangi secara signifikan
melalui kolaborasi yang lebih baik antara
kementerian, lembaga, pemerintah daerah,
pemangku kepentingan Iainnya, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Tujuan dari Stranas PK
adalah sebagai berikut:
(1) memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis
yang perlu dilakukan oleh kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain
untuk mencegah korupsi;
(2) mendorong program pencegahan korupsi yang
berorientasi pada hasil (outcome) dan dampak
(impact) bukan hanya luaran kegiatan (output)
dengan capaian yang terukur; dan
(3) meningkatkan sinergi antara program pencegahan
korupsi dengan kebijakan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pemangku kepentingan maupun
dengan kebijakan strategis KPK.
Ill. (2) Fokus Stranas
Pencegahan : Perizinan dan
Tata Niaga
Pengantar : Manfaat yang
diperoleh Aksi-Aksi dalam
perizinan dan tata niaga
1.  Kemudahan perizinan, sehingga
memudahkan masy berusaha dan
berinvestasi,
2. Peningkatan lapangan pekerjaan dan
pertumbuhan ekonomi, dan
3. Penekanan biaya ekonomi pada komoditas
pokok, sehingga harga produk dan jasa
murah berkualitas
4. Memudahkan-mendorong investor masuk Ind
5. Mensejahterakan masy
Fokus Stranas Pencegahan :
3.2 Dasar Hukum Perijinan dan Tata Niaga
1. Undang-Undang No.11/2020 ttg Cipta Kerja
(UU Ciptaker) dan
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha di Daerah.
3. Permendagri : No. 100/2016 ttg Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP)
3. Permendagri 138 tahun 2017, pelayanan
terpadu satu Pintu
4. Permendagri nomor 25 tahun 2021 tentang
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP)
PP Nomor .6/th 2021 Ps.1
ayat 4 dan 5
1. Ayat (4) Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang
selanjutnya disingkat PTSP adalah pelayanan secara
terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari
tahapan permohonan sampai dengan tahap
penyelesaian produk pelayanan terpadu satu pintu.
1. Ayat (5). Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat
DPMPTSP adalah perangkat daerah Pemerintah
Daerah provinsi atau Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah .
Pasal 4 PP. 6/2021
Pasal 4 (1) Gubernur mendelegasikan kewenangan
Pemerintah Daerah provinsi dalam Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha di Daerah kepada kepala DPMPTSP
provinsi.
Pasal 4(2) Pendelegasian kewenangan oleh gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan; dan
b. penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan kepada
gubernur berdasarkan asas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan (Mede Bewind)
Pasal 5 PP.6 th. 2021
Pasal 5 (1) Bupati/wali kota mendelegasikan
kewenangan Pemerintah Daerah kabupatenlkota dalam
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah kepada
kepala DPMPTSP kabupaten/ kota.
Psl.5(2) Pendelegasian kewenangan oleh bupati/wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan
kepada bupati/wali kota berdasarkan asas tugas
pembantuan.
Psl. 6(2c) Ruang Lingkup
Perijinan pada Sektor
a. Kelautan dan perikanan;
b. Pertanian;
c. Lingkungan hidup dan kehutanan;
d. Energi dan sumber daya mineral;
e. Ketenaganukliran;
f. Perindustrian;
g. Perdagangan;
h. Pekerjaan umum dan perumahan
rakyat;.
Psl. 6(2c) Ruang Lingkup
Perijinan pada Sektor-ljutan
i. Transportasi;
j. Kesehatan, obat dan makanan;
k. Pendidikan dan kebudayaan;
l. Pariwisata;
m. Keagamaan;
n. Pos, telekomunikasi, penyiaran,
dan sistem dan transaksi elektronik;
o. Pertahanan dan keamanan; dan p.
ketenagakerjaan
Tantangan dan Sasaran
Upaya Pencegahan
korupsi terkait perizinan
dan tata niaga sebagai
berikut: (lihat Tabel 3.2
Tabel 3.2
Tantangan dan Sasaran Perizinan
dan Tata Niaga

TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN


1. Terlalu banyak regulasi 1…Menguatnya upaya pencegahan
yang mengatur tentang korupsi dalam pemberian perizinan
kewenangan perizinan yang meliputi:
2. Kewenangan a. Simplifikasi (Penyederhanaan)
menerbitkan izin belum kebijakan dan regulasi terkait
sepenuhnya perizinan.
dilimpahkan dari
instansi teknis ke PTSP b. Percepatan pelimpahan seluruh
baik di pusat maupun kewenangan penerbitan izin menjadi
daerah. satu pintu baik di pusat maupun di
daerah;
3. Belum diberlakukannya
standar layanan c. Pemberlakuan standar layanan
perizinan yang sama di perizinan di seluruh daerah;
seluruh daerah. d. Pengembangan dukungan
4. Masih terbatasnya infrastruktur untuk penerapan
pelibatan masyarakat teknologi informasi dalam layanan
untuk mengawasi perizinan; dan
perizinan di tingkat e. Penguatan partisipasi publik dalam
pusat dan daerah. penyelenggaraan layanan perizinan di
pusat maupun daerah.
Tabel 3.1
Tantangan dan Sasaran Perizinan
dan Tata Niaga

TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN


2. Menguatnya upaya pencegahan
korupsi di dunia usaha yang
meliputi:
(a) penguatan pengelolaan basis
data pelaku usaha pada berbagai
sektor strategis di tingkat pusat
maupun daerah;
(b) . penerapan sanksi yang tegas
bagi pelaku usaha yang melanggar
peraturan perundang-undangan;
(c)... pengembangan strategi
komunikasi dan advokasi
manajemen pencegahan korupsi di
dunia usaha; dan
(d) …pengembangan budaya
integritas bagi pelaku usaha.
111.3. Keuangan
Negara
Pengelolaan keuangan negara, pada prinsipnya
menyangkut dua Sisi utama yakni penerimaan
(revenue) dan belanja (expenditure).
Korupsi pada Sisi penerimaan negara menjadi fokus,
karena berdampak pada tidak tercapainya target
penerimaan negara serta pelayanan publik dan
pembangunan menjadi tidak optimal dan tidak tepat
sasaran.
Korupsi pada Sisi belanja terutama pada proses
perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan
jasa pemerintah, berdampak pada tidak tercapainya
target pembangunan nasional.
Tantangan dan sasaran pencegahan korupsi terkait
keuangan negara sebagai berikut: Tabel.3.3
Penurunan sector
pajak akibat korupsi
Pemerintah mencatat hingga akhir
tahun 2020, realisasi
penerimaan pajak tercatat hanya
sebesar Rp 1.069,98 triliun.
Angka itu meleset dari target yang
ditetapkan Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2020, Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Kementerian
Keuangan sebesar Rp 1.198,82
triliun: turun 128,84Triliun(11,2%)
(Tempo.com)
Data ICW Korupsi tahun 2020
Indonesia Corruption Watch (ICW)
total kerugian negara akibat tindak
pidana korupsi tahun 2020 mencapai
Rp 56,7 triliun
ICW mengatakan uang pengganti
yang kembali ke negara atas kerugian
kasus korupsi pada 2020 hanya
berjumlah Rp 8,9 triliun. hanya 12%
yg kembali ke Negara Kompas.com)
Tabel 3.3
Tantangan dan Sasaran Keuangan
Negara

TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN


1. Masih adanya 1. Teroptimalisasinya tata
penyelewengan dan kelola penerimaan
kriminalisasi petugas pada negara secara
transparan dan
sektor pajak dan non pajak. akuntabel.
2. Belum optimalnya 2. Meningkatnya kerjasama
kerjasama pertukaran data pertukaran data
keuangan dan perpajakan. keuangan dan
perpajakan.
3. Belum terintegrasinya
kebijakan, proses perencanaan, 3. Terintegrasinya
penganggaran, dan realisasi kebijakan, proses
belanja negara.
perencanaan,
penganggaran dan
kinerja birokrasi.
Tabel 3.3
Tantangan dan Sasaran Keuangan Negara

TANTANGAN SASARAN PENCEGAHAN


4. Pengadaan barang 4. Mendorong pemberlakuan
dan jasa belum pembatasan transaksi tunai
dalam penyelenggaraan
independen dan pemerintahan dan
didukung sumber pelaksanaan program
daya manusia yang pembangunan.
profesional. 5. Meningkatnya
5. Masih terbatasnya independensi transparansi
pelibatan masyarakat dan akuntabilitas proses
pengadaan barang dan jasa.
dalam pengawasan
pengelolaan 6. Meningkatnya transparansi,
keuangan negara di partisipasi dan
tingkat pusat maupun akuntabilitas pengelolaan
daerah keuangan negara
KASUS PENGGELAPAN PAJAK
Tahun 2010-2011, Pegawai
Pajak, Gayus Tambunan,
Pernah Gelapkan Duit Negara
Rp 74 Miliar, Sang Koruptor
mafia pajak yang divonis
penjara 29 tahun ( untuk tiga
kasus, mis suap hakim),
sekarang dipenjara di Lapas
Gunung Sindur
KASUS PENGGELAPAN PJK LN

Pengadilan Distrik Utara California,


via jaksa Distrik , telah menuntut
 Pengusaha teknologi asal Texas
Robert T. Brockman didakwa atas
kasus penggelapan pajak senilai US$
2 miliar setara Rp 29 triliun (kurs Rp
14.740). Menurut penegak hukum AS,
penggelapan pajak yang dilakukan
Brockman menjadi yang terbesar di
AS.(CNN, SENIN, 19 Ok 2020)
quiz
Anda ditugasi sbb.
1.Mencari,dan mengkritisi beberapa kasus korupsi (
misal penggelapan pajak) baik di dalam negeri
maupun diluar negeri ? Selanjutnya bagaimana
pendapat Anda terhadap kasus-kasus dimaksud,
ditengah pandemic yang melanda seluruh dunia ?
2.Anda diminta menelusuri dan mengkritisi dampak
positif dan negartif(jika ada), strategi Nasional
Pencegahan Pajak, melalui Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu(DPMPTSP), baik
ditingkat Provinsi maupun pada tingkat Kabuaten-
Kota Madya di wilayah Anda masing-masing?
Berikan contohnya
Tugas sifatnya Individual, dikumpulkan via GD,
Dikoordinir Bu Reza, paling lambat 3 September
2021

Anda mungkin juga menyukai