Anda di halaman 1dari 11

Nama : Mai Celvin Riyosef

Nim : 17043073

Latihan 1.

Coba saudara diskusikan dan jelaskan apakah Indonesia sudah sampai dimana melaksanakan
Makna dari Good Governance itu.

Jawab:

Governance merupakan tata kelola pemerintahan dimana penggunaan wewenang


ekonomi, politik, dan administrasi untuk mengelola urusan-urusan Negara pada semua
tingkat untuk kepentingan seluruh rakayatnya. Good governance  diartikan sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi
dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative..

Konsep Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) terdapat prinsi- prinsip yang
menjadi landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan meliputi:

1. prinsip partisipasi (participation),


2. penegakan hukum (rule of law),
3. transparansi (transparancy),
4. daya tanggap (responsiveness),
5. consesus orientation,
6. keadilan (equity),
7. effectiveness and efficiency,
8. serta akuntabilitas (accountability

Untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia tidak
bisa dipisahkan dengan konsep negara demokrasi yang dipolakan dalam penyelenggaraan
negara di Indonesia. Konsep demokrasi ini sebagai salah satu landasan utama mewujudkan
suatu pemerintahan yang baik, mengingat pemerintahan dikatakan demokratis manakala
dalam penyelenggaraan pemerintahan senantiasa melibatkan rakyat, serta jaringan pembuatan
suatu keputusan melibatkan banyak unit politik, dan prosesnya transparan sehingga rakyat
bisa mengontrol ataupun memasukkan inisiatif lewat saluran yang disediakan oleh sistem
politik.

Penerapan GCG dinilai penting ketika krisis ekonomi terjadi di Indonesia, sehingga
diperlukan untuk memberikan jaminan keamanan terhadap modal yang ditanamkan para
investor asing. Selain itu adanya syarat dan dorongan dari pemerintah bagi perusahaan di
Indonesia supaya perusahaan-perusahaan menanamkan prinsip GCG tersebut dalam
operasionalnya. semenjak tahun 2000, upaya-upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya GCG dan penerapannya telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun sektor
swasta. Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah pembentukan Komnas GCG oleh Kantor
Menko Perekonomian dan disusunnya National Code of Good Corporate Governance atau
Pedoman Nasional GCG. Disamping itu peraturan-peraturan yang telah diterbitkan oleh
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ), serta
keputusankeputusan Menteri Negara BUMN juga telah turut mendorong pelaksanaan GCG
oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik itu perusahaan publik maupun BUMN (Badan
Usaha Milik Negara).

Latihan 2

Tingginya tingkat korupsi di Indonesia, coba saudara diskusikan apa tindakan yang
seharusnya dilakukan oleh pemerintah agar tingkat korupsi bisa diminimalisasi.

Jawab:

Dalam memberantas tindakan korupsi ada 3 strategi yang dapat dilakukan:

1. Represif
Strategi represif adalah upaya peningkatan hukum untuk menyeret koruptor ke
pengadilan. Hampir sebagian besar kasus korpsi terungkap berkat adanya pengaduan
masyarakat. Pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi yang
sangat penting untuk diteruskan oleh KPK. Dalam strategi ini tahapan yang dilakukan
adalah:
 Penanganan pelaporan pengaduan masyarakat. (KPK melakukan
proses verifikasi dan penelaahan)
 Penyelidikan
 Penyidikan
 Penuntutan
 Eksekusi
2. Perbaikan sistem
Banyak sistem yang diterapkan di indonesia memberikan peluang tindak pidana
korupsi. Sistem yang baik bisa meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi. Maka
itu diperlukan perbaikan sistem, misalnya:
 Mendorong transparansi penyelenggaraan negara, seperti yang
dilakukan KPK menerima pelaporan LHKPN (Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara) dan juga grafitifikasi.
 Memberikan rekomendasi kepada kementrian dan lembaga terkait
untuk melakukan langkah-langkah perbaikan.
 Memodernisasi pelayanan publik dengan online dan sistem
pengawasan yang terintegrasi agar lebih transparan dan efektif
3. Edukasi dan kampanye
Edukasi dan kampanye adalah strategi pembelajaran pendidikan antikorupsi dengan
tujuan membangkitakan kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak
masyarakat untuk terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun
perilaku dan budaya antikorupsi. Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum,
namun juga anak usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.

Sebagai upaya meningkatkan good governance untuk pemeberantasan korupsi ada 4


kunci utama agar good gevernance berjalan dengan baik:
1. Komitmen Pimpinan.
2. Dasar Hukum yang kuat
3. Dukungan dari Lingkungan Internal dan Masyarakat.
4. Inisiatif Internal

Latihan 3.
Pelaksanaan Good Governance memang sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, tetapi hasil
yang dinikmati oleh masyarakatnya suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Coba
saudara jelaskan kenapa hasil yang diterima masyarakat tersebut berbeda.

Jawab:
Penerapan Good Govenance sudah dilaksanakan disetiap daerah namun hasilnya
berbeda dikarenakan disetiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda, ada daerah yang
mimiliki sumberdaya yang melimpah dan ada daerah yang kekurangan sumber daya, sarana
dan prasarana yang dimiliki juga berbeda-beda. hal tersebutlah yang menjadi alasan kenapa
disetiap daerah tersebut merasakan hasil penerpan good governancenya berbeda-beda.

Adapun faktor yang menyebabkan perbedaan hasil penerapan Good Governance di setiap
daerah;
1. Faktor penghambat
a. Partisipasi masyarakat Meski pemerintah daerah membuka ruang bagi
keterlibatan masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah,
tetapi belum semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses penyele-
nggaraan pemerintahan desa.
b. Sumber daya manusia Latar belakang pendidikan menentukan kompetensi
yang dimiliki oleh aparat namun kenyataannya belum semua aparat daerah
mengenyam pendidikan strata satu. Penempatan aparat belum didasarkan pada
kompetensi keahlian yang dimiliki oleh aparart daerah. Sehingganya untuk
memaksimalkan pelaksanaan tugas pemerintahan daerah, kompetensi aparat
perlu ditingkatkan.
c. Kedisiplinan Kedisiplinan aparat daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat belum maksimal. Masih terdapat aparat daerah yang masuk kantor
tidak sesuai dengan jam yang telah ditentukan, hal ini tentunya menganggu
proses pemberian layanan kepada masyarakat.
2. Faktor Pendukung.
a. Kerjasama
Kerjasama yang terbangun baik diantara pemerintah pusat maupun
antara pemerintah daerah dengan masyarakat merupakan faktor yang paling
menentukan telah ditentukan, hal ini tentunya menganggu proses pemberian
layanan kepada masyarakat aparat daerah yang masuk kantor tidak sesuai
dengan jam yang telah ditentukan, hal ini tentunya menganggu proses
pemberian layanan kepada masyarakat penerapan prinsip good governance.
b. Komunikasi
Komunikasi yang baik adalah faktor pendukung penerapan Good
Governanace disetiap daerah.

Latihan 4

Pelaksanaan Good Governance harus didukung Komitmen pimpinan, Dasar hukumnya kuat,
mendapat dukungan dari lingkungan internal dan masyarakat dan terakhir Inisiatif internal.
Coba saudara jelaskan dengan tuntas bagaimana pelaksanaan konsep di atas bisa dilakukan
agar tercapai pelaksanaan good Governance dengan hasil terbaik. Menurut saudara Sumatera
Barat dewasa ini sudah mencapai yang mana ?

Jawab:
a. Komitmen Pemimpin
Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong
antara yang satu dengan yang lain. Komitmen pemimpin merupakan salah satu faktor
yang akan mempengaruhi kinerja organisasi, dan juga akan mempengaruhi perilaku
para anggota organisasi tersebut, yang nantinya akan berorientasi pada pencapaian
tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan. Untuk mewujudkan good governance
diperlukan konsisten pemimpin yang bersungguh-sungguh untuk melaksanakan
perbaikan dilingkungannya, karena pemimpin berfungsi sebagai penggerak dari
segala bentuk perubahan dan menjadi pelopor dalam pelaksanaan perubahan tersebut.
Maka dari itu harus dipilih pemimipin yang benar-benar dapat melaksanakan good
gevernance tersebut.

b. Dasar Hukum yang kuat


Good Governance di laksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah adanya
penegakan hukum yang adil dan tidak pandang bulu. Tanpa penegakan hukum yang
tegas tidak akan tercipta kehidupan yang demokratis, tetapi anarki. Tanpa penegakan
hukum, orang secara bebas berupaya mencapai tujuannya sediri tanpa mengindahkan
kepantingan orang lain, dengan menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, langkah
awal penciptaan Good Governance adalah menghubungkan system hukum yang sehat,
baik perangkat lunaknya (software), perangkat kerasnya(hardware) maupun
sumberdaya manusia yang menjalankan sistemnya (human ware).
Kekurangan atau kelemahan sistem hukum akan berpengaruh besar terhadap
kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good governanance tidak akan berjalan
baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistem hukum atau
reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.

c. Dukungan dari Lingkungan Internal dan Masyarakat


Dukungan dari lingkungan internal dan masyarakat sangat diperlukan dalam
pelaksanaan Good Governance. semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi bermaksud untuk
menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat.
untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif
untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu sektoral.

d. Inisiatif Internal
Inisiatif untuk memperbaiki sistem tata kelola pemerintahan yang baik
idealnya muncul dari gagasan-gagasan internal jajaran pegawai maupun pimpinan
yang berada di lingkungan pemerintah yang bersangkutan. pemimpin dapat
menampung seluruh ide-ide kreatif yang diberikan oleh karyawan. Ide-ide tersebut
nantinya akan membantu pelaksanaan good governance di daerah tersebut.

Good Governance di Sumatera Barat


Pelaksanaan Good gvernance di sumatera barat sudah mencapai keberhasilan
dengan terlihatnya keberhasilan good governance di beberapa daerah. Contohnya
kabupaten solok yang menjadi pelopor good governance di Indonesia dan merupakan
salah satu daerah yang berhasil dalam hal pemberantasan korupsi dan efektifitas
pelayanan publik. Inpres No. 5 tahun 2005 keluar karena terinspirasi oleh usulan-
usulan yang disampaikan oleh pemkab solok. Langkah yang sudah dilakukan
Kabupaten Solok adalah:
 penghapusan seluruh honor,
 memperpendek proses administrasi proyek,
 serta memberikan pelayanan perizinan dalam satu pintu dengan cara dan
biaya administrasi yang jelas

Tidak hanya kabupaten solok, tetapi juga kabupaten yang lainnya seperti
payakumbuh, pariaman dan kabupaten lainnya, dimana tingkat korupsi didaerah-
daerah yang ada di sumatera barat terbilang kecil hal ini dikarenakan tingginya
komitmen dari pemimpin, Perda yang kuat, serta keterlibatan masyarakat dalam
proses pemerintahan. Pemerintah sumatera barat juga meningkatkan meggunakan
aplikasi e-government , sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan good
governance.
Penerapan e-Government diwilayah sumatera barat merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari misi yang diusung oleh Gamawan Fauzi-Marlis Rahman ketika
berkampanye dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat pada
tahun 2005. Misi yang diusung pada saat itu adalah tujuh agenda pembangunan
Sumatera Barat.

Latihan 5
Sekilas terlihat pelaksaaan CSR itu merugikan perusahaan karena biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan tersebut tidak mendapatkan balas jasa langsung dari masyarakat., Coba
saudara bahas dengan detail apa yang harus dilakukan oleh perusahaan sehingga akhirnya
terlihat bawa pengeluaran CSR yang dilakukan perusahaaan sebenarnya menguntungkan
perusahaan.

Jawab:
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial
dan lingkungan (CSR) adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan gunakan meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya. CSR menjadi suatu kewajiban dengan adanya peraturan Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012
tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas

CSR terdiri dari tiga elemen kunci yaitu:

1. CSR adalah komitmen, kontribusi, pengelolaan bisnis, dan pengambilan keputusan pada
perusahaan.
2. CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan,
memenuhi tuntutan etis, legal, dan profesional.
3. CSR memberikan dampak nyata pada pemangku kepentingan dan secara khusus pada
masyarakat sekitar.

Secara kasat mata CSR dapat merugikan dunia bisnis. Karena kebanyakan perusahaan
menganggap bahwa anggaran dana yang dikeluarkan untuk menjalankan CSR sangatlah
besar. Profit yang menjadi tujuan setiap pengeluaran anggaran tidak akan ditemukan dari
kegiatan CSR. Namun sebenarnya, CSR bisa menguntungkan perusahaan, baik itu secara
sosial maupun secara ekonomi. Perusahaan perlu memahami dan mengetahui bahwa CSR
memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan. Jika suatu perusahaan berhasil
menjalankan CSR dengan baik, maka akan berpeluang untuk mendapatkan citra positif dari
masyarakat dengan adanya perusahaan di lingkungan mereka. Dan dapat mendukung
pembangunan berkelanjutan di kawasan sekitar. Kegiatan CSR pada dapat dipadukan dengan
kegiatan bisnis suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat meng-create CSR
sekereatif mungkin sehingga mampu menunjang kegiatan bisnis dan CSR mesti diperlakukan
sebagai intangible asset yang berperan strategis sebagai pencipta nilai.

Perusahaan dapat mengembangkan Konsep Brand Social Responsibility (BSR)


sebagai konsep lanjutan dari CSR. BSR merupakan paduan konsep CSR dengan kepentingan
untuk membangun merek. kegiatan CSR dilakukan sembari membangun merek perusahaan.
Sehingga, keuntungan bisa diperoleh baik secara sosial maupun secara ekonomi.

Pilar perencanaan program CSR yang baik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Penilaian sosial

2. Perumusan misi, nilai, dan visi

3. Penyusunan rencana strategis


4. Penyusunan rencana tahunan

Langkah yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar dapat menjalankan program CSR :

1. Kemauan dari manajemen (management willingness) untuk mendukung dan


melaksanakan program CSR.
2. Adanya struktur dan kultur yang akan menjalankan kebijakan dan SOP tentang CSR.
3. Dalam proses perencanaan stratejik CSR, melibatkan para pemangku kepentingan utama
perusahaan.
4. Menjalankan rencana dengan melibatkan pemangku kepentingan.
5. Menjalin kemitraan (partnership) dengan para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
program CSR. Kemitraan dapat dijalankan dengan melakukan kerja sama operasional,
kerjasama teknis, berbagi pembiayaan dan tanggung jawab dengan mitra yang sesuai
atau memiliki pengalaman dan kompetensi sesuai bidangnya.
6. Menjalankan management review. Implementasi program CSR tentu melibatkan
berbagai fungsi dan departemen dalam perusahaan  dan merupakan bagian integral dari
operasi perusahaan
7. Pemutakhiran pemetaan sosial dan pemangku kepentingan (social mapping and
stakeholder analysis) dan kaji kebutuhan masyarakat (community need assessment)
sehingga selalu aktual, terkini dan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.

Latihan 6
Menurut saudara, tingkatan CSR yang terdiri dari CSR, CS responsiveness, CS citizenship
dan CS Performance adil atau tidak menurut perusahaan. Jelaskan pandangan saudara
tersebut.

Jawab:
Coporate Social Responsiveness
Coporate Social Responsiveness adalah kemampuan suatu perusahaan untuk bertahan
dari tekanan sosial. Untuk itu suatu perusahaan harus mampu melakukan adaptasi terhadap
perubahan sosial dari lingkungannya, dimana hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengetahui sebanyak mungkin mengenai lingkungan mereka, dan mampu menganalisa data
yang diperoleh, serta bertindak sesuai analisa tersebut.
CSR dalam bentuk CS Responsiveness ini menurut saya adil bagi perusahaan
dikarenakan perusahaan bertanggung jawab untuk mengelola lingkungan mereka, perusahaan
memilii kewajiban moral kepada masyarakat. Dimana secara umum tanggungjawab ini
tersirat dalam istilah kontrak sosial, sosial, yang melegitimasi bisnis sebagai institusi dengan
harapan menyediakan layanan dengan tetap berpegang pada hukum dan norma etika
masyarakat. Dengan menjalankan CS Responsiveness ini perusahaan akan mendapatkan
citra positif dari masyarakat yang akan mempengaruhi keberlanjutan usaha perusahaan.

Corporate Citizenship
Corporate Citizenship merupakan suatu cara pandang perusahaan dalam bersikap dan
berperilaku ketika berhadapan dengan pihak lain misalnya pelanggan, pemasok, masyarakat,
pemerintah dan pemangku kepentingan (stakeholders)lainnya. Tujuan Corporate Citizenship
adalah sebagai salah satu cara untuk memperbaiki reputasi perusahaan, meningkatkan
keunggulan kompetitif serta membantu memperbaiki kualitas hidup manusia.
Corroll (1991) menjelaskan bahwa pada dasarnya corporate citizenship merupakan
pelaksanaan CSR yang disesuaikan dengan konteks hak dan kewajiban tempat perusahaan
beroperasi, dimana dasar dari pelaksanaan corporate citizenship tetaplah merupakan bagian
dari CSR yang dijalankan secara bersamaan dengan kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan tempat perusahaan beroperasi dan menjalankan legal
responsibilities serta kegiatan-kegiatan perusahaan dijalankan secara etis yaitu dengan
memenuhi kewajiban ethical responsibilities.

CSR dalam bentuk CS citizenship tentunya adil untuk perusahaan sebagai entitas
yang memiliki kewajiban untuk mematuhi segala perundang-undangan dimana temapat
perusahaan beroperasi yang berkaitan dengan Perusahaan mengemban tanggung jawab
ekonomi, hukum, etika, dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh para pemangku
kepentingannya. Selain itu, pelanggan dan investor semakin memperhatikan praktik
lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Memiliki CS citizenship memberikan
komitmen karyawan dan loyalitas pelanggan yang berdampak langsung pada kinerja bisnis
perusahaan.
Corporate Social Performance (CSP)
Kinerja Sosial Perusahaan/Corporate Social Performance (CSP) adalah penilaian
kinerja sebuah perusahaan dilihat dari peran sosial CSR yang dimainkannya ditengah
masyarakat. Semakin sebuah perusahaan mengimplementasikan CSR dan komponen terkait
(misalnya Amdal) dengan baik, maka kinerja sosial perusahaan tersebut akan semakin
terangkat. Hasil yang diharapkan, tentu kembali kepada perusahaan dalam bentuk dukungan
publik dan penguatan faktor sosial terhadap pengelolaan dan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) dari masyarakat terhadap perusahaan yang
bersangkutan.
Corporate Social Performance (CSP) mengacu pada prinsip, praktik, dan hasil dari
hubungan bisnis dengan individu, organisasi, lembaga, komunitas, masyarakat, dan
lingkungan, dalam hal tindakan bisnis yang disengaja terhadap pemangku kepentingan ini
serta yang tidak diinginkan. Hal ini tentunya adil bagi perusahaan karena semakin tinggi
peran soaial CSR perusahaan makan akan dianggap semakin baik kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai