Anda di halaman 1dari 10

REFORMASI ADMINISTRASI DI INDONESIA

SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR


SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR

Kelompok 3
1. Adellah (07012682327014)
2. Balqis Namira (07012682327003)

Dosen Pengampu:
Dr. Lili Erin, S.IP., M.Si
Program Studi Magister Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sriwijaya

1
Rumusan Masalah

1
Bagaimana perkembangan reformasi selama 5 tahun
terakhir berdasarkan reformasi tahun 1998? Apakah
masih perlu dilakukan Reformasi atau tidak?

2 3
Kalau masih perlu dilakukan Bagaimana kedepannya
reformasi, lalu bagaimana hal-hal yang sebaiknya dilakukan
reformasi tersebut dilakukan untuk mencapai reformasi
berdasarkan dari tujuan reformasi yang diinginkan?
administrasi publik tersebut,
berikan contoh rillnya?

2
Pembahasan
Reformasi yang sudah dilakukan sejak terjadinya krisis multidimensi tahun 1998 atau lebih dari sepuluh
tahun terakhir telah berhasil meletakkan landasan politik bagi kehidupan demokrasi di Indonesia. Berbagai
perubahan dalam sistem penyelenggaraan negara, revitalisasi lembaga-lembaga tinggi negara, dan pemilihan
umum dilakukan dalam rangka membangun pemerintahan negara yang mampu berjalan dengan baik (good
governance). Namun memasuki era reformasi, tantangan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik adalah dengan mengatasi krisis kepercayaan masyarakat terhadap layanan
publik. Idealnya penyelenggaraan layanan publik oleh aparat pemerintah pemberi layanan public harus
dilakukan tanpa adanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997, pada tahun 1998 telah berkembang
menjadi krisis multidimensi. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya tuntutan kuat dari
segenap lapisan masyarakat terhadap pemerintah untuk segera diadakan reformasi
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejak itu, telah terjadi berbagai
perubahan penting yang menjadi tonggak dimulainya era reformasi di bidang politik,
hukum, ekonomi, dan birokrasi, yang dikenal sebagai reformasi gelombang pertama.
Perubahan tersebut dilandasi oleh keinginan sebagian besar masyarakat untuk mewujudkan
pemerintahan demokratis dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
3
Masih Perlunya Dilakukan Reformasi Kembali
Berbagai perubahan dalam sistem Akuntabilitas pengelolaan keuangan
penyelenggaraan negara, revitalisasi negara, kualitasnya masih perlu
lembaga-lembaga tinggi negara, dan banyak pembenahan termasuk dalam
pemilihan umum dilakukan dalam penyajian laporan keuangan yang
rangka membangun pemerintahan sesuai dengan Standar Akuntansi
negara yang mampu berjalan dengan Pemerintah (SAP).
baik (good governance).
Dalam hal pelayanan publik,
Namun, dalam hal perwujudan pemerintah belum dapat menyediakan
pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik yang berkualitas
bebas KKN, masih banyak hal sesuai dengan tantangan yang dihadapi,
yang harus diselesaikan dalam yaitu perkembangan kebutuhan
kaitan pemberantasan korupsi masyarakat yang semakin maju dan
persaingan global yang semakin ketat

Karakteristik kualitas dalam pelayanan publik, seperti ada tidaknya suap, ada tidaknya Standard
Operating Procedures (SOP), kesesuaian proses pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan
informasi, keadilan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan, dan kemudahan masyarakat melakukan
pengaduan. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka masih perlunya dilakukan reformasi administrasi
tersebut untk perkembangan negara Indonesia ke arah yang lebih baik lagi 4
Tujuan Reformasi Administrasi Publik dan Contohnya
Grand Design Reformasi Birokrasi bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional
selama kurun waktu 2010-2025 agar reformasi birokrasi di K/L dan Pemda dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur,
konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan. Kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi visi
pembangunan nasional, arah kebijakan reformasi birokrasi, visi, misi, tujuan, dan sasaran reformasi birokrasi.
Internal
1. Efisiensi Administrasi, dalam hal ini pemerintah harus lebih memperhatikan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih banyak yang perlu ditingkatkan menuju ke opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Contoh pada kasus biaya anggaran untuk pengadaan
gorden rumah dinas DPR senilai 48,7 M, tentunya hal itu jika diperhatikan tidak akan
mencapai biaya sebesar itu jika sesuai dengan SAP
2. Penghapusan kelemahan atau penyakit administrasi seperti korupsi, pilih kasih, dan system
teman dalam system politik dan lain-lain. Dalam hal ini contohnya pemberian bantuan
sosial, banyak yang tidak tepat sasaran, yang seharusnya dapat tetapi malah tidak dapat
malahan yang dapat bansos tersebut adalah orang terdekat dengan actor birokrat yang
berkuasa tersebut.
3. Pengenalan dan penggalakan system merit, contohnya manajemen ASN yang berbasis
sistem merit pada setiap instansi pemerintah makin meningkat kualitasnya dan mampu
menghasilkan ASN yang profesional, berintegritas, dan berkinerja untuk mewujudkan
birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik
5
Tujuan Lain Berkaitan Dengan Masyarakat

1. Menyesuaikan system administrasi terhadap meningkatnya


keluhan masyarakan. Contoh Masyarakat banyak mengeluh
dengan lambatnya dan lamanya proses pembuatan KTP,
sehingga pemerintah membuat sebuah pelayanan secara online
melalui website untuk mempermdah Masyarakat dalam
membuat KTP
2. Mengubah system pembagian antara system administrasi dan
politik. Contoh dalam hal ini actor politik yang membuat
kebijakan dan actor administrasi yang menjalankan
3. Mengubah hubungan antara system administrasi dan penduduk,
misalnya merelokasi pusat-pusat kekuasaan dan penduduk.

6
Kondisi Hasil Reformasi Administrasi yang Diinginkan Kedepannya

Reformasi birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan


a. perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Pada perkembaangan reformasi
berikutnya diharapkan sudah berhasil mencapai penguatan dalam beberapa hal berikut:
1. Penyelenggaraan pemerintahan
yang baik, bersih, bebas korupsi, 3. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi;
kolusi, dan nepotisme;

b.2. Kualitas pelayanan publik, sesuai roses 4.Profesionalisme SDM aparatur yang
didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi
pelayanan dengan SOP yang ada, aparatur yang berbasis kompetensi, transparan,
keterbukaan informasi, keadilan dan dan mampu mendorong mobilitas aparatur
kecepatan dalam pemberian pelayanan, antardaerah, antarpusat, dan antara pusat
dan kemudahan masyarakat melakukan dengan daerah, serta memperoleh gaji dan
pengaduan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan

7
Pada tahun yang akan datang, diharapkan dapat diwujudkan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan
.
bebas korupsi, kolusi, serta nepotisme. Selain itu, diharapkan
pula dapat diwujudkan pelayanan publik yang sesuai dengan
harapan masyarakat, harapan bangsa Indonesia yang semakin
maju dan mampu bersaing dalam dinamika global yang semakin
ketat, kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi semakin baik,
SDM aparatur semakin profesional, serta mind-set dan culture-
set yang mencerminkan integritas dan kinerja semakin tinggi.

Sehingga pada tahun 2025, diharapkan telah terwujud


tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi
pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi, dan
menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara..

8
KESIMPULAN
Birokrasi pemerintah harus dikelola berdasarkan prinsip-
prinsip tata pemerintahan yang baik dan profesional. Birokrasi
harus sepenuhnya mengabdi pada kepentingan rakyat dan
bekerja untuk memberikan pelayanan prima, transparan,
akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Semangat inilah yang mendasari
pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah di Indonesia.
Pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah harus mampu
mendorong perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi
pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kinerja akan
meningkat apabila ada motivasi yang kuat secara keseluruhan,
baik di pusat maupun di daerah. Motivasi akan muncul jika
setiap program/kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan
keluaran (output), nilai tambah (value added), hasil
(outcome), dan manfaat (benefit) yang lebih baik dari tahun
ke tahun, disertai dengan sistem reward dan punishment yang
dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
9
“TERIMA KASIH”

10

Anda mungkin juga menyukai