PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketika terjadinya krisis ekonomi kala tahun 1997. Kekuasaan Orde Baru
yang kala itu begitu kuat, otoriter, sentralistik, dan tidak memberikan
ada.
tatanan sosial yang ada. Keterbukaan, akses yang lebih lebar, dan
Ketiga, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan disusul
baik untuk mengatasi krisis yang ada. Dari sinilah gerakan perubahan
mulai bordering.
terlalu banyak pungutan liar yang tidak jelas. Pindahnya pabrik Sony ke
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Persoalan apa saja yang dihadapi dalam reformasi birokrasi?
2. Bagaimana keberhasilan dan kekurangan, serta tantangan yang
dengan baik?
3
BAB II
PEMBAHASAN
birokrasi, yaitu:
a. Organisasi
lemak yang tidak perlu (dan biasanya membawa penyakit pula) serta
b. Peraturan perundang-undangan
Negara masih ada yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, dan
4
c. SDM Aparatur
d. Kewenangan
e. Pelayanan publik
(outcomes).
5
B. Keberhasilan, Kekurangan dan Tantangan Reformasi
Birokrasi
1. Keberhasilan Reformasi Birokrasi
dengan:
tidak ada korupsi;
tidak ada pelanggaran;
APBN dan APBD baik;
semua program selesai dengan baik;
semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
komunikasi dengan publik baik;
penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan
berkelanjutan; dan
hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan
Base
Target
Sasaran Indikator Line
(2014)
(2009)
Terwujudnya Pemerintahan yang Indeks Persepsi Korupsi 2,8 5,0
Opini BPK (WTP) Pusat 42,17% 100%
bersih dan bebas KKN
Daerah 2,37% 60%
6
Terwujudnya peningkatan Integritas Pusat 6,64% 8,0
Daerah 6,46 8,0
kualitas pelayanan publik Pelayanan Publik
Peringkat Kemudahan 122 75
kepada masyarakat
Berusaha
Meningkatnya kapasitas dan Indeks Efektivitas -0,29 0,5
Akuntabilitas kinerja b irokrasi Pemerintahan
Instansi Pemerintahan yang 24% 80%
akuntabel
Sumber: Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Hasil dari tabel di atas dapat kita lihat dalam hal perwujudan
Tenggara lainnya.
ketat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei integritas yang dilakukan
7
skor 6,64 dari skala 10 untuk instansi pusat, sedangkan pada tahun
2008 skor untuk unit pelayanan publik di daerah sebesar 6,69. Skor
pengaduan.
para investor yang berbisnis atau akan berbisnis di Indonesia. Hal ini
doing business ke-122 dari 181 negara atau berada pada peringkat ke-6
memperoleh skor -0,43 pada tahun 2004, -0,37 pada tahun 2006, dan
-0,29 pada tahun 2008, dari skala -2.5 (skor terburuk) dan 2,5 (skor
8
tetangga. Kondisi ini mencerminkan masih adanya permasalahan dalam
komitmen kuat dari segenap pihak terkait, tidak sekadar para birokrat
tantangan, diantaranya:
ini. Termasuk dalam hal ini adalah adanya roadmap yang jelas dalam
9
agenda setting reformasi birokrasi. Singkatnya, semakin kuat komitmen
pada saat ini, namun telah terjadi sejak kita masih dibawah
kepentingan lain terhadap birokrasi sudah menjadi hal yang akut. Hal ini
kerja dari para birokrat yang ada tentunya menjadi kendala dalam
perubahan itu sendiri. Faktor inilah yang merupakan hal krusial dalam
10
namun unsur pelaksana tidak tepat, maka tingkat keberhasilan
right place, in the right time adalah hal yang perlu diperhatikan dalam
sudah ada dan ini harus tetap dijaga bahkan harus lebih kuat
lagi karena ini menjadi prasyarat utama (Prasojo, 2009). Hal ini
tersebut.
11
bahwa dalam kabinet yang baru diumumkan Oktober 2009 yang lalu,
organisasi ini harus besar dalam hal reformasi birokrasi dimana adanya
Indonesia.
yang dimiliki pemerintah dan resistensi yang ada dalam birokrasi. Hal
BAB III
PENUTUP
13
menghasilkan keluaran (output), nilai tambah (value added), hasil
(outcome), dan manfaat (benefit) yang lebih baik dari tahun ke tahun,
DAFTAR PUSTAKA
Kamal, Alamsyah (2009). Reformasi Birokrasi Harapan dan Tantangan. Orasi Ilmiah
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UNPAS, 14 Maret 2009.
14
15