Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Implementasi Prinsip – Prinsip Good Governance dalam Pelayanan Sektor Publik dalam
Aplikasi LAPOR!

Diajukan untuk memenuhi nilai tugas takehome UTS


Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Sektor Publik

Dosen Pengampu :
Suhartono Winoto, S.AP., M.AP.

Disusun Oleh:
Rivaldo Daniel 165030100111067

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
A. Pengertian Good Governance
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara
administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi
tumbuhnya aktifitas usaha.

Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai
suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

Good Governance di Indonesia sendiri mulai benar -- benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good
Governancemerupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan
baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15
tahun ini, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya
sesuai dengan cita -- cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan
kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good
Governance.

B. Prinsip Good Governance

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di


dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu
pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan
semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-
prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini:
Prinsip-prinsip Good Governance di atas cenderung kepada dunia usaha, sedangkan bagi suatu
organisasi public bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip tersebut lebih luas menurut UNDP
melaui LAN yang dikutip Tangkilisan (2005:115) menyebutkna bahwa adanya hubungan
sinergis dan kontruktif di antara Negara, sector swasta dan masyarakat disusun sembilan pokok
karakteristik Good Governance yaitu[]:

1. Partisipasi (Participation)

Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langsung
maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya.
Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.

2. Supremasi Hukum ( Rule of Law)

Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak
azasi manusia.

3. Transparansi (Transparency)

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara langsung dapat diterima oleh
mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

4. Responsivitas (Responsiveness)

Lembaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus mencoba untuk melayani setipa


stakeholders.

5. Orientasi (Consensus Orientation)

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memeproleh pilihan
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-
prosedur.

6. Keadilan (Equity)

Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. Efektivitas (Effectivness)

Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan
dengan menggunkan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, secor swasta dan masyarakat (civil society)
bertanggung jawab kepada public dan lembaga-lembaga stakeholder. Akuntabilitas ini
tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk
kepentingan atau eksternal organisasi.

9. Strategi Visi (Strategic Vision)

Para pemimpin dan public harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan
manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan
semacam ini.

C. 5 Prinsip Good Governance Yang Diaplikasikan Dalam Inovasi Atau Produk Sektor
Publik

LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) adalah sebuah sarana aspirasi
dan pengaduan berbasis media sosial yang mudah diakses dan terpadu dengan 81
Kementerian/Lembaga, 5 Pemerintah Daerah, serta 44 BUMN di Indonesia. LAPOR!
dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk pengawasan program dan kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pelayanan publik.

Pelaporan

Masyarakat umum dapat mengirimkan laporan pada LAPOR! melalui berbagai media termasuk
situs https://www.lapor.go.id/, SMS 1708 dan juga aplikasi mobile. Laporan kemudian
diverifikasi terlebih dahulu oleh administrator LAPOR! untuk kejelasan dan kelengkapan, dan
selanjutnya diteruskan ke intansi K/L/D terkait paling lambat 3 hari kerja setelah pelaporan
dilakukan.

Tindak Lanjut Pelaporan


LAPOR! akan mempublikasikan setiap laporan yang sudah diteruskan sekaligus memberikan
notifikasi kepada pelapor. Instansi K/L/D diberikan waktu paling lambat 5 hari kerja untuk
melakukan koordinasi internal dan perumusan tindak lanjut dari pelaporan yang diberikan oleh
masyarakat umum. Apabila sudah ada rumusan tindak lanjut, maka instansi K/L/D memberikan
informasi kepada pelapor pada halaman tindak lanjut laporan.

Penutupan Laporan

Laporan dianggap selesai apabila sudah terdapat tindak lanjut dari instansi K/L/D pada laporan,
dan telah berjalan 10 hari kerja setelah tindak lanjut dilakukan tanpa adanya balasan dari pelapor
maupun administrator LAPOR! di halaman tindak lanjut.

Fitur

1. Tracking ID LAPOR! .Tracking ID LAPOR! merupakan sebuah kode unik yang secara
otomatis melengkapi setiap laporan yang dipublikasikan pada situs LAPOR!. Tracking
ID dapat digunakan pengguna untuk melakukan penelusuran atas suatu laporan.
2. Anonim dan Rahasia. Fitur anonim tersedia bagi pelapor untuk merahasiakan
identitasnya, sedangkan fitur rahasia dapat digunakan untuk membatasi akses atas
laporan hanya bagi pelapor dan instansi terlapor. Kedua fitur ini dapat digunakan untuk
pelaporan isu-isu sensitif dan sangat privat.
3. Peta dan Kategorisasi. Setiap laporan dapat dilabeli dengan dengan lokasi geografis,
topik, status ketuntasan laporan, dan institusi terkait sehingga pemerintah maupun
masyarakat dapat memonitor isu dengan berbagai skala dan sudut pandang. Peta LAPOR!
dipergunakan sebagai pusat informasi banjir pada saat bencana banjir besar Jakarta di
tahun 2012 dan 2014 sebagai rujukan dalam rangka penyaluran bantuan kepada para
korban.
4. Opini Kebijakan. Fitur ini dapat digunakan oleh instansi pemerintah yang terhubung
sebagai sarana jajak pendapat masyarakat. Beberapa jajak pendapat yang telah dilakukan
melalui fitur ini diantaranya tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan
Rencana Implementasi Kurikulum Baru Pendidikan 2013.
D. Implementasi prinsip good governance dalam aplikasi Lapor Gub! Di Provinsi Jawa
Tengah

Salah satu langkah pemerintah dalam rangka modernisasi birokrasi adalah pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kebijakan dan pelayanan publik. Dalam ranah
praktis, fenomena ini sering kita kenal dengan terminologi electronic government. Sejak tahun
2013, Pemerintah Pusat melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP-PPP) menginisiasi penggunaan aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan
Online Rakyat (disingkat Lapor!).
Lapor! adalah layanan pengaduan masyarakat berbasis digital yang mudah diakses oleh seluruh
masyarakat Indonesia dalam hal pelayanan publik dan pengawasan pembangunan.
Dalam perkembangannya, aplikasi ini telah diadopsi oleh banyak pemerintah daerah karena
diyakini berdampak positif terhadap efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan.
Demikian pula dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) yang meluncurkan
aplikasi serupa bernama Lapor Gub! sejak tahun 2014. Aplikasi ini terintegrasi dengan email,
twitter, SMS center dengan nomor 08112920200 dan hotline center melalui nomor telepon 024
8441256.
Masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan pengaduan terkait infrastruktur, kesehatan, energi
dan lingkungan hidup, pendidikan, kepegawaian, pertanian, kependudukan, keuangan dan asset
daerah, bencana, sampai pada isu pariwisata dan budaya. Rekap jumlah pengaduan masyarakat
sampai dengan 24 Februari 2017 sebanyak 5.058 aduan. Pengaduan terkait dengan permasalahan
infrastruktur menempati ranking pertama dengan jumlah aduan 1129, diikuti kategori
kependudukan (445) dan pendidikan (408).
Praktik tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) tercermin pada penggunaan
aplikasi Lapor Gub! Sedikitnya, empat prinsip substansial dari praktik good governance begitu
nyata terlihat.
Pertama, Pemprov Jateng lebih responsif dimana tingkat kepekaan dan daya tanggap Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah terhadap harapan, keinginan dan aspirasi warga pengguna layanan
semakin tinggi. Alur informasi dari masyarakat dapat segera disampaikan, kemudian diteruskan
kepada dinas atau kantor yang berwenang untuk kemudian ditindaklanjuti. Penggunaan aplikasi
ini tentu lebih unggul dibandingkan dengan prosedur tradisional non-elektronik,
Kedua, pola komunikasi interaktif menjamin transparansi publik dimana input, proses, dan
output dapat diamati oleh masyarakat. Ketiga, terkait dengan akuntabilitas, baik pejabat politis
maupun profesional birokrasi secara langsung/tidak langsung telah memberikan
pertanggungjawaban (responsibility), jawaban terhadap pertanyaan (answerability), dan
kesediaan untuk disalahkan (blameworthiness).
Keempat, adanya partisipasi aktif (engagement) yang ditunjukkan dengan komunikasi dua arah
dan terjalinnya jaringan yang aktif antara warga negara dengan pemerintah.
Masyarakat tidak hanya dianggap sebagai objek, tetapi aktor dan subjek utama pembangunan
daerah. Di sinilah partisipasi publik mendapatkan tempat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Beberapa waktu lalu Pemprov Jateng meluncurkan aplikasi Lapor Gub! dalam layanan konten
digital.
Para pengguna android dengan mudah menemukan aplikasi tersebut dalam Playstore di telepon
pintar mereka. Sebelumnya, aplikasi ini masih berbasis website dan hanya dapat diakses melalui
laman http://laporgub. jatengprov.go.id/.
Kini, masyarakat Jawa Tengah dapat mengunduh, memasang/ install dan mengakses aplikasi
tersebut secara gratis melalui ponsel pintar. Dengan kata lain, mekanisme saluran aspirasi
masyarakat Jateng ada dalam genggaman tangan dan keypad masingmasing warga. Ekspansi
tingkat penggunaan dan keterjangkauan penggunaan aplikasi, terutama ditujukan kepada para
pengguna telepon pintar bukanlah tanpa dasar.
Rasionalitas dari inisiatif tersebut menunjuk pada dua hal. Pertama, penetrasi penggunaan
internet dan telepon pintar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hasil riset dari We Are
Social akhir 2016, mencatat pengguna internet di Indonesia mencapai 88.1 juta dari total jumlah
penduduk 259 juta jiwa dengan penetrasi 34% dan pertumbuhan rata-rata 15% per tahun. Dari
jumlah tersebut, 79 juta pengguna menggunakan layanan media sosial dalam aktivitas online
dengan pertumbuhan per tahun sebesar 10%. Di level wilayah, Provinsi Jawa Tengah merupakan
pengguna internet terbesar ketiga di Indonesia, dengan penetrasi internet 32 % atau 10,7 juta
jiwa.
Kedua, proporsi dan komposisi penduduk saat ini didominasi oleh generasi millennium atau
lebih dikenal sebagai generasi Y (kelompok umur yang lahir pada 1989-2000). Teknologi hampir
tidak dapat dipisahkan dalam setiap sendi-sendi kehidupan generasi Y sebagai indikator
tingginya respon generasi ini terhadap perkembangan TIK. Melihat data statistik dan komposisi
penduduk kita, penggunaan Lapor Gub! dan aplikasi sejenis sangat menjanjikan dari segi
penerimaan publik dan kelayakan program.
Implementasi electronic government bukan hanya produk teknologi semata, tetapi lebih pada
sistem tekno-sosial yang terdiri dari dua dimensi yaitu teknologi sebagai struktur dan faktor
manusia sebagai agen.

Alur Kerja Aplikasi LAPOR!


Daftar Pustaka

Anonim. Sepuluh Prinsip Good Governance. 2010. http://knkg-indonesia.com/home/news/93-


10-prinsip-good-governance.html. Diakses pada 14 Oktober 2019
https://www.lapor.go.id/tentang, diakses 14 Oktober 2019
Arif Budy Pratama, 2017, Lapor Gub! dan Good Governance, diakses 14 Oktober 2019,
<https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/ciptakan-pengaduan-nasional-instansi-
pemerintah-harus-terintegrasi-dengan-lapor>

Anda mungkin juga menyukai