Anda di halaman 1dari 8

1.

Secara konseptual istilah kepemerintahan yang baik (Good Governance)


mengandung dua pemahaman: Pertama, nilai yang menjunjung tinggi
keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilaan sosial. Kedua, aspek fungsional dari
pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk
mencapai tujuan tersebut.
Diminta : Jelaskan pendapat saudara Istilah Kepemerintahan Yang Baik (good
Governnance) terkait kata nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak
rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan
keadilaan sosial, serta aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan, Berikan Contoh Kongkrit,
dalam pemerintahan ke dalam 9 (Sembilan ) Prinsip Good Governance!
Jawab:
Menurut saya Istilah Kepemerintahan Yang Baik (good Governnance) adalah
kepemerintahan yang selalu mementingkan urusan rakyatnya, pemerintah yang selalu
memberikan kontrbusi yang baik dalam memajukan pembangunan nasional, dengan
tidak memandang suku, budaya, maupun agama sehingga tercapainya pembangunan
yang merata. Selain itu pemerintahan yang baik merupakan pemerintahan yang tidak
mementingkan kepentingannya sendiri, sehingga tidak terjadinya pelanggaran hukum.
Pemerintahan yang baik merupakan pemerintahan yang di dalamnya terdapat
pastisipasi rakyat yang tinggi. Selain itu bersifat transparansi dalam memberikan
informasi kepada masyarakat.
Prinsip-prinsip good governance adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi masyarakat, semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh
dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat,
serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2) Tegaknya supremasi hukum, kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi.
3) Transparansi, tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4) Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan
harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
5) Berorientasi pada konsensus, tata pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus
menyeluruh dan yang terbaik bagi kelompok masyarakat, dan terutama dalam
kebijakan dan prosedur.
6) Kesetaraan, semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7) Efektifitas dan Efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan
menggunakan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8) Akuntabilitas, para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung
jawaban tersebut tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9) Visi strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan
jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan untuk mewujudkannya, harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

2. Apa Beda Open Government Partnership (OGP) dan Open Government


Indonesia (OGI), dan sebutkan Rencana Kerja OGI dan OGP?
Jawab:
Open Government Partnership (OGP) merupakan kerja sama global yang
mewujudkan pemerintahan yang lebih terbuka, ; transparansi, efektif dan akuntabel.
Sebagai Inisiatif, OGP mempunyai empat tujuan besar yaitu: meningkatkan
ketersediaan data tentang penyelenggaraan negara, mendukung partisipasi publik,
mengimplementasikan standar tinggi atas integritas profesional administrasi publik,
meningkatkan atas teknologi baru untuk mendukung keterbukaan dan akuntabilitas.
Sedangkan Open Government Indonesia (OGI) adalah sebuah gerakan bersama
pemerintah dengan masyarakat untuk mewujudkan keterbukaan pemerintah Indonesia
dan percepatan perbaikan pelayanan publik di Indonesia sebagaimana sudah
diamanahkan oleh UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP) dan UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. OGI mempunyai
komitmen untuk mengimplementasikan program yang berlandaskan pada 3 pilar:
transparansi, partisipasi, dan inovasi. OGP mendorong negara anggotanya untuk
mewujudkan transparansi, partisipasi publik, akuntabilitas dan inovasi dalam
pelaksanaan tata kelola pemerintahannya sebagai konsekuensi alamiah dari suatu
negara demokrasi. Sebagai salah satu negara pendiri OGP, Indonesia kemudian segera
meluncurkan programprogram keterbukaan pemerintahan, yang dikemas di dalam
kerangka Open Government Indonesia (OGI).
Rencana kerja Open Government Partnership (OGP)
 Membuat agenda bersama berupa komitmen dan tindakan yang akan terus
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
 Berupaya untuk melawan kecenderungan dikotomis dimana ada peningkatan
keterbukaan di satu sisi dan peningkatan kerahasiaan di sisi lain.
 Bagi pemerintah, proses ini adalah tentang peningkatan dan adopsi standar
baru, standar yang modern untuk demokrasi partisipatif dan membawa suara
serta tuntutan warga, yang sering terabaikan oleh negara, ke hadapan mereka
sendiri dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan.
Rencana Kerja dan Open Government Indonesia (OGI)
 Terwujudnya kelembagaan Sekretariat Nasional yang efektif dan efisien
di dalam mendukung implementasi dari inisiatif Open Government di
Indonesia melalui:
a) Mengoordinasikan peran dan fungsi Tim Inti Seknas OGI :
- Menyelenggarakan pertemuan koordinasi dengan seluruh anggota Tim
Inti Seknas OGI b)
b) Mengelola seluruh kegiatan terkait dengan pelaksanaan OGI di Indonesia
yang terdiri dari kegiatan sbb:
 Laporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Renaksi / GSAR 2018
 Penajaman Renaksi 2019 dengan K/L
 Pemantauan Pelaksanaan Renaksi 2019
 Laporan pertanggungjawaban Sekretariat Nasional OGI 2019
 Terjadi sinergi antar inisiatif yang mendorong pemerintahan lebih
transparan, lebih partisipatif dan mengakibatkan pencegahan korupsi
menjadi lebih efektif.
- Melanjutkan proses pendalaman dan penjajakan terhadap isu-isu
terkait dengan inisiatif Open Government yaitu:
1. Keterbukaan Kontrak’ (Open Contract); Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE)/ E-government Policy
2. Memperdalam isu terkait sistem kearsipan nasional
3. Ease of doing business
4. Sistem Informasi Pelayanan Publik / ‘Satu Layanan’
5. Extractive Industry Transparency Initiative (EITI);
6. ‘Beneficial Ownership’ (BO)
7. Strategi komunikasi K/L/D
- Memperdalam diskusi dan mulai melaksanakan langkah konkrit untuk
bekerjasama dengan inisiatif-inisiatif serupa
 Terwakilkannya peran Indonesia di dalam kerangka kerjasama
internasional Open Government Partnership (OGP) dan forum-forum
yang terkait
a) Membantu mengoordinasikan peran dan tanggung jawab Indonesia di
dalam kerangka kerjasama internasional Open Government Partnership :
- OGP Summit dan OGP Awards - OGP UNGA HLE
- OGP Asia Pacific Regional Meeting
- OGP Steering Committee Meeting
 Memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas implementasi
inisiatif Open Government di Indonesia
a. Mengumpulkan dan mengkurasi praktik-praktik terbaik dari hasil
pelaksanaan. Renaksi OGI dan praktik keterbukaan lainnya yang
terkait (Knowledge Management)
b. Melaksanakan kegiatan peer learning di antara K/L/D terkait inisiatif
keterbukaan pemerintah
 Semakin luas dukungan tehadap inisiatif keterbukaan dan transparasi
pemerintahan
- Mengelola aset-aset komunikasi digital OGI dengan memproduksi
konten-konten terkait OGI (Website, Newsletter, Facebook, Twitter,
Instagram, dan Youtube)
- Memproduksi video pengenalan OGI (3)
- Memperluas pemahaman ,media massa terkait isu keterbukaan
pemerintah
- Mengadakan kegiatan kampanye penjangkauan publik untuk
menggalang dukungan terhadap inisiatif keterbukaan pemerintah

3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 bahwa


hakikat pelayanan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi
masyarakat.
Diminta:
Sebutkan asas pelayanan public, Prinsip Pelayanan Publik, serta Standar
Pelayanan Publik yang saudara ketahui dan berikan contoh kongkritnya, dalam
pemerintahan !

Jawab:
a. Asas-asas pelayanan publik adalah sebagai berikut:
 Transparansi. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
 Akuntabilitas. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
 Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.
 Kesamanan Hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.
b. Prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:
 Kesederhanaan. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
 Kejelasan. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik; unit kerja
atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
 Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
 Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
 Keamanan. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
 Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
 Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja
dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika.
 Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
 Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi pelayanan harus bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
 Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat
ibadah, dan lain-lain.
c. Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Prosedur pelayanan. Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengadaan.
 Waktu penyelesaian. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat
pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk
pengaduan.
 Biaya pelayanan. Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang
dititipkan dalam proses pemberian pelayanan.
 Produk Pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
 Sarana dan prasarana. Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
 Kompetensi petugas pemberi pelayanan. Kompetensi petugas pemberi
pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

4. Didalam pedoman telah diuraikan tentang Prasyarat dalam Rangka


mewujudkan pelayanan publik yang semakin baik.
Diminta: Sebutkan dan berikan contoh kongkrit Prasyarat penting dalam
pelayanan public!
Jawab:

Berikut prasyarat penting dalam pelayanan public :


a. dasar hukum, peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan pelayanan;
b. persyaratan, syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun admnistratif;
c. sistem, mekanisme dan prosedur, tata cara pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan;
d. jangka waktu penyelesaian, jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaiakan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan;
e. biaya/tarif, ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus
dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat;
f. produk pelayanan, hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan;
g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas, peralatan dan fasilitas yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas bagi
kelompok rentan;
h. kompetensi pelaksana, kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman;
i. pengawasan internal, pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja
atau atasan langsung pelaksana;
j. penanganan pengaduan, saran, dan masukan, tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjutnya;
k. jumlah pelaksana, tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja;
l. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan;
m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan risiko keragu-raguan; dan
n. evaluasi kinerja pelaksanan, penilaian untuk mengetahuai seberapa jauh
pelaksanaan kegiatan sesuai standar pelayanan.
Salah satu contoh yang relevan dengan pelayanan publik adalah kode etik
yang dimiliki ASPA (America Society for Public Administration), yang
telah direvisi berulang-ulang kali dan mendapat penyempurnaan dari para
anggotanya. Para Birokrasi Publik dalam memberikan pelayanan, antara lain
adalah sebagai berikut:
 Jujur, dapat dipercaya, tidak berbohong, tidak menipu, mencuri,
curang, dan berbelit-belit;
 Integritas, berprinsip, terhormat, tidak mengorbankan prinsip moral,
dan tidak bermuka dua;
 Memegang janji. Memenuhi janji serta mematuhi jiwa perjanjian
sebagaimana isinya dan tidak menafsirkan isi perjanjian itu secara
sepihak;
 Setia, loyal, dan taat pada kewajiban yang semestinya harus
dikerjakan;
 Adil. Memperlakukan orang dengan sama, bertoleransi dan menerima
perbedaan serta berpikiran terbuka;
 Perhatian. Memperhatikan kesejahteraan orang lain dengan kasih
sayang, memberikan kebaikan dalam pelayanan;
 Hormat. Orang yang etis memberikan penghormatan terhadap martabat
manusia privasi dan hak menentukan nasib bagi setiap orang;
 Kewarganegaraan, kaum profesional sektor publik mempunyai
tanggung jawab untuk menghormati dan menghargai serta
mendorong pembuatan keputusan yang demokratis;
 Keunggulan. Orang yang etis memperhatikan kualitas pekerjaannya,
dan seorang profesional publik harus berpengetahuan dan siap
melaksanakan wewenang publik;
 Akuntabilitas. Orang yang etis menerima tanggung jawab atas
keputusan, konsekuensi yang diduga dari dan kepastian mereka, dan
memberi contoh kepada orang lain;
 Menjaga kepercayaan publik. Orang-orang yang berada disektor
publik mempunyai
 Kewajiban khusus untuk mempelopori dengan cara mencontohkan
untuk menjaga dan meningkatkan integritas dan reputasi prosses
legislatif.

5. Sebutkan dan jelaskan bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan
dihadapi oleh Penyelenggara negara dan apa sumber peneyebab konflik
kepentingan tersebut muncul, jelaskan dan jika perlu berikan contoh.
Jawab:
Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh seseorang
yang mempunyai kewenangan dalam organisasi tersebut antara lain adalah:
 Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian/
penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan.
 Situasi yang menyebabkan penggunaan jabatan/instansi untuk kepentingan
pribadi/kelompok/golongan.
 Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi dipergunakan untuk
kepentingan pribadi/golongan.
 Perangkapan jabatan di beberapa lembaga/instansi/perusahaan yang memiliki
hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga
menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya.
 Situasi dimana dengan kewenangannya bisa memberikan akses khusus kepada
pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai tanpa mengikuti prosedur yang
seharusnya.
 Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena
adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi.
 Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana obyek
tersebut merupakan hasil dari si penilai.
 Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan.

Anda mungkin juga menyukai