Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI GOOG GOVERNANCE DALAM ORGANISASI DAN MANAJEMEN

PEMERINTAHAN DI INDONESIA.

MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANEJEMEN PEMERINTAHAN

YANAHATI LAIA
NPM : 21.011.111.026

UNIVERSITAS DARMA AGUNG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
MEDAN T.A 2022/2023.
IMPLEMENTASI GOOG GOVERNANCE DALAM ORGANISASIDAN MANAJEMEN
PEMERINTAHAN

BAB l

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Good governance yang diterjemahkan sebagai tata pemerintahan yang baik merupakan hal
yang populer, baik di pemerintahan, civil Societe maupun di dunia swasta. Kepopulerannya
adalah akibat semakin kompleksnya permasalahan, seolah menegaskan tidak adanya
perubahan sistem kinerja pemerintahan yang baik di negeri ini. Di pemerintahan (publik
governance), tema ini begitu menyentuh. Banyak pihak yang menyatakan bahwa masalah
mendasar bangsa ini akan terselesaikan kalau birokrasi pemerintahnya sudah kembali ke
jalan yang baik. Karenanya bagi aparatur pemerintah, good governance adalah kewajiban
yang harus diwujudkan. Keberhasilan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik sangat
ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi atas unsur- unsur dalam ke pemerintahan yang
dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Negara/Pemerintahan: konsepsi pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan
kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan
masyarakat madani.
2. Sektor Swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam
interaksi dalam sistem pasar.
3. Masyarakat Madani: kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya
berada diantara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang
mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial,
politik, ekonomi Dalam penyelenggaraan pemerintahan, aparatur pemerintah merupakan
salah satu aktor penting yang memegang kendali proses berlangsungnya good governance.
Keterlibatan aparatur pemerintah dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan sangat ditentukan antara lain oleh pemahaman terhadap konsep tata
pemerintahan yang baik serta pengamalannya yang sangat terkait dengan birokrasi dan
manajemen birokrasi pemerintah.

 Pola hubungan aparatur/birokrasi dengan kecenderungan sikap mereka terhadap


“clients” atau masyarakat dan kelompok dapat dibedakan dalam dua kategori 2
yaitu: “servis orientation” dan “sosial control orientation”. Birokrasi dengan “servis
orientation” memberikan pelayanan dengan orang – orang yang berhubungan
dengannya, dengan sikap pelayanan yang profesional yang bertujuan menjamin
kepuasan pihak yang dilayani. Sedangkan birokrasi dengan “sosial control
orientation” lebih menekankan pada pengendalian atau pengawasan karena ia
menjalankan suatu peraturan guna memelihara ketertiban masyarakat. Aparatur
merupakan suatu komunitas individu-individu yang memiliki tugas dan fungsi yang
terlembagakan untuk melayani rakyat diartikan secara singkat sebagai pemikir,
perencana, pelaksana sekaligus pengawas jalannya kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan masyarakat atas nama kepala daerah (Sarundayang,
2002:164). Dalam konteks pemerintahan yang baik, salah satu kunci sukses
terpenting dari adanya perubahan dalam proses governance terletak pada individu-
individu yang ada di dalam proses governance itu sendiri. Individu adalah mereka
yang menciptakan dan memelihara perubahan. Wilson dan Rosenfeld
mengemukakan 4 (empat) alasan resistensi individu terhadap perubahan yaitu:
kepentingan pribadi, rendahnya tingkat kepercayaan, perbedaan
pandangan/penilaian, rendahnya toleransi terhadap perubahan. (Sumarto, 2004: 11)
Aparatur yang baik adalah yang mampu memberi kepada masyarakat apa yang
mereka butuh kan, bahkan sebelum masyarakat itu sendiri memintanya. Dalam
keadaan seperti ini, hati nurani aparatur pemerintahan adalah hati nurani dari
masyarakat itu sendiri. (Sarundayang, 2002: 164).
 Untuk mencapai pemerintahan yang baik perlu adanya konsep Good Governance,
diantara-Nya:
1. Tata pemerintahan yang berkawasan ke depan (visi strategis), Semua kegiatan
pemerintah di berbagai bidang dan tingkatan seharusnya didasarkan pada visi dan
misi yang jelas dan jangka waktu pencapaiannya serta dilengkapi strategi
implementasi yang tepat sasaran, manfaat dan berkesinambungan.
2. Tata pemerintahan yang bersifat terbuka (transparan), Wujud nyata prinsip tersebut
antara lain dapat dilihat apabila masyarakat mempunyai kemudahan untuk
mengetahui serta memperoleh data dan informasi tentang kebijakan, program, dan
kegiatan aparatur pemerintah, baik yang dilaksanakan di tingkat pusat maupun
daerah.

3. Tata pemerintahan yang mendorong partisipasi masyarakat, Masyarakat yang


berkepentingan ikut serta dalam proses perumusan dan/atau pengambilan keputusan
atas kebijakan publik yang diperuntukkan bagi masyarakat, sehingga keterlibatan
masyarakat sangat diperlukan pada setiap pengambilan kebijakan yang menyangkut
masyarakat luas.
4. Tata pemerintahan yang bertanggung jawab/ bertanggung gugat (akuntabel), Instansi
pemerintah dan para aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Demikian halnya
dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Tata pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum, Wujud nyata prinsip ini
mencakup upaya penuntasan kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan kesadaran
HAM, peningkatan kesadaran hukum, serta pengembangan budaya hukum. Upaya-
upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan aturan dan prosedur yang terbuka dan
jelas, serta tidak tunduk pada manipulasi politik.
6. Tata pemerintahan yang demokratis dan berorientasi pada konsensus, Perumusan
kebijakan pembangunan baik di pusat maupun daerah dilakukan melalui mekanisme
demokrasi, dan tidak ditentukan sendiri oleh eksekutif. Keputusan-keputusan yang diambil
antara lembaga eksekutif dan legislatif harus didasarkan pada konsensus agar setiap
kebijakan publik yang diambil benar-benar merupakan keputusan bersama.

7. nilaian kebutuhan dan evaluasi yang dilakukan terhadap tingkat kemampuan dan
profesionalisme sumber daya manusia yang ada, dan dari upaya perbaikan atau
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
 menurut Peraturan Pemerintah ini, diterbitkan oleh menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/Walikota sesuai kewenangannya, termasuk Perizinan
Berusaha yang kewenangan penerbitannya telah dilimpahkan atau didelegasikan
kepada pejabat lainnya. “Pelaksanaan kewenangan penerbitan Perizinan
Berusaha sebagaimana dimaksud, termasuk penerbitan dokumen lain yang
berkaitan dengan Perizinan Berusaha wajib dilakukan melalui Lembaga OSS,”
bunyi Pasal 19 Peraturan Pemerintah ini. Lembaga OSS berdasarkan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini, untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/wali kota menerbitkan Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksud, dalam bentuk Dokumen Elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.
Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud disertai dengan Tanda Tangan
Elektronik, yang berlaku sah dan mengikat berdasarkan hukum serta merupakan
alat bukti yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
dapat dicetak (print out). Pelaksanaan perizinan berusaha menurut Peraturan
Pemerintah ini, Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran untuk kegiatan berusaha
dengan cara mengakses laman OSS. Dalam hal Pelaku Usaha merupakan
perseorangan pendaftaran dilakukan dengan cara memasukkan NIK (Nomor
Induk Kependudukan), nomor pengesahan akta pendirian atau nomor
pendaftaran PT, yayasan/badan usaha yang didirikan oleh yayasan, koperasi,
persekutuan komenditer, persekutuan firma, persekutuan perdata, dasar hukum
pembentukan perusahaan umum, perusahaan umum daerah, badan hukum
lainnya yang dimiliki oleh negara, lembaga penyiaran publik, atau badan layanan
umum. Selanjutnya, setelah mendapatkan akses dalam laman OSS mengisi data
yang ditentukan. “Dalam hal Pelaku Usaha yang melakukan Pendaftaran
sebagaimana dimaksud belum memiliki NPWP. OSS memproses pemberian
NPWP,” bunyi Pasal 23 Peraturan Pemerintah ini. Selanjutnya, Lembaga OSS
menerbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) setelah Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran melalui pengisian data secara lengkap dan mendapatkan NPWP. NIB
berbentuk 13 (tiga belas) digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai
dengan Tanda Tangan Elektronik.

BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari
bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata
pemerintahan. Dari pengertian tersebut good governance dapat diartikan
sebagai tata pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan ke
pemerintahan yang baik.
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkankepemerintahan yang baik secara umum. Arti good
dalam good governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi
keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif
dan efisien. Governance (tata pemerintahan) mencakup seluruh mekanisme,
proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga
lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government),
dunia usaha (swasta),dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi
antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian
dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah
sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan government


(pemerintah),dimana government (pemerintah) lebih berkaitan dengan lembaga yang
mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi
pemerintahan. Kalau Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola
hubungan yang sebaik-baiknyaantar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan tata
Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan Pemerintah (Government),
karena unsur yang terlibat dalam Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang
didalam-Nya ada unsur Pemerintah(Government).
Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance) bisa
diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya rumput yang ditanam, maka
padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau padi yang ditanam maka rumput dengan sendirinya akan
juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin menciptakan pemerintah (Government) yang baik,
maka tata pemerintahan (Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan
Tata Pemerintahan (Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang baik juga
akan tercipta.

Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi atau
menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam
meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi dunia usaha maka semakin maju juga perekonomian negara.
Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri
dalam melakukan kebijakan-kebijakan. Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah
dan tertinggi suatu barang tertentu.
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good governmentini,
karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk mengetahui apakah suatu
negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah
apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan pemerintahannya.
Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-
kebijakan yang lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari aktivitas pasar, dimana
disitu saling ketergantungan antara keduanya. Dunia usaha membutuhkan
konsumen(masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan mengembangkan usahanya.
Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha untuk dapat
melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga pembentuk
governance saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang
tidak melaksanakan perannya dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.

B. Urgensi Good Governance

Good governance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan maupun hasil-
hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan,
memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-gerakan anarkisyang dapat
menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika
pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita
kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan
ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator
masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.

Pada era sekarang ini Indonesia terasa sangat perlu untuk menerapkan konsep-konsep good
governance dalam segala aspek ke pemerintahannya. Menurut Lingkaran Survei Indonesia
(LSI) yang melakukan survei pada saat peringatan satu tahun pemerintahan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan dua rapor biru
dan empat rapor merah.

Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional, kinerja ekonomi,
kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY dalam hubungan internasional
dinilai sangat buruk karena konflik antara Indonesia-Malaysia yang penanganannya yang
sangat buruk. Sedangkan dua angka biru didapat dalam bidang keamanan dan sosial, bidang
keamanan contohnya penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggap
menghadapi bencana.
Dengan fakta survei tersebut good governance seyogianya diterapkan di negara Indonesia
ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang makmur segera terwujud. Good
governance ini harus di dukung oleh semua lembaga yang menyusungovernance itu sendiri.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian dari Good
governance di Indonesia yaitu.

a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih banyaknya korupsi


dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia memicu
munculnya reformasi dengan salah satu issue reformasi yang fundamental
yaitu rocovery economy dari unsur KKN dengan cara menjalankan good
governance di indonesia.
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini
bobrok dandi gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu pemerintahan
yang bersih yang sesuai dengan keinginan warganegara indonesia.
c. Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah
memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan kepada pemerintah, tetapi juga
pada sektor swasta guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan
masyarakat.
d. Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan
harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan
kegagalan program tersebut. Alas an lain adalah masih belum optimalnya
pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor swasta dalam memenuhi
kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi salah satu sebab utama
mengapa Good governance mendapatnya relevansinya di Indonesia.
e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham
Demokrasi Pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Good governance
mampu merefleksikan nilai-nilai demokrasi karena dalam konsep good
governance pada dasarnya menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga
negara, baik di tingkat pusat maupun daerah sektor swasta dan masyarakat
madani.
f. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama mewujud
kan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
negara.
g. Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dirumuskan
bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat.

C. Prinsip-Prinsip Good Governance


u1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat


bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan
sebagai pertanggung jawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya
adalah untuk mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan
seperti KKN. Indikator minimal akuntabilitas antara lain :

Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.

 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksanakan
tugas.

 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan transparansi.

Affan Gaffar
menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme
pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:

 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan.


 Kekayaan pejabat publik.
 Pemberian penghargaan.
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.
 Kesehatan.
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik.
 Keamanan dan ketertiban.
 Kebijakan dan ketertiban.
Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi
dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak
langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang
sebesar- besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rute of law )


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan
publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil
dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses
mewujudkan cita good governance, harus di imbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rute of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :a.

a. Supremasi hukum (The supremasi of law)


b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif.
d. Penegak hukum yang konsisten dan non-diskriminatif.
e. lndenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif )


Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoalan-
persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya
jangan menunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara
proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk
kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan
umum.
6. Orientasi konsensus/kesepakatan.
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh
pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

E. Implementasinya Di Indonesia.
Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai dengan
saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan bangsa
Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi yang
diwacanakan oleh para Elit politik adalah good governance. Konsep good governance
secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan pemerintahan, swasta
dan masyarakat pada umumnya. Sehingga jadilah ide good governance
menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh semua lapisan masyarakat
umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita semua, apakah konsep
good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini? Untuk
menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini, seandainya indi
kantor di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa
good governance sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya indikator ini adalah
tugas dari domain/lembaga yang pembentuk good governance itu sendiri. Indikator
tersebut antara lain:
a. Pemerintah

 Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.


 Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
 Menyediakan public service yang efektif dan accountable.
 Menegakkan HAM.
 Melindungi lingkungan hidup.
 Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.

b. Sektor Swasta (Dunia Usaha)

 Menjalankan industri
 Menciptakan lapangan kerja
 Menyediakan insentif bagi karyawan
 Meningkatkan standar hidup masyarakat
 Memelihara lingkungan hidup
 Menaati peraturan
 Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
 Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM.

c. Masyarakat Madani

 Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi


 Mempengaruhi kebijakan publik
 Sebagai sarana cheks and balans pemerintah
 Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
 Mengembangkan SDM
 Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk
mewujudkan ke pemerintahan yang baik secara umum. Dalam menciptakan tata
pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun
governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta), dan
masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai
tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan


dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran,
memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat,
kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman,
tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.
DAFTAR PUSTAKAN.

Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Grafindo, Jakarta.
Sarundayang. 2002. Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Sumarto, Hatifah. 2004. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance Telaah Dari Dimensi Akuntabilitas dan
kontrol birokrasi
Insan cendekia. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai