PEMERINTAHAN DI INDONESIA.
YANAHATI LAIA
NPM : 21.011.111.026
BAB l
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Good governance yang diterjemahkan sebagai tata pemerintahan yang baik merupakan hal
yang populer, baik di pemerintahan, civil Societe maupun di dunia swasta. Kepopulerannya
adalah akibat semakin kompleksnya permasalahan, seolah menegaskan tidak adanya
perubahan sistem kinerja pemerintahan yang baik di negeri ini. Di pemerintahan (publik
governance), tema ini begitu menyentuh. Banyak pihak yang menyatakan bahwa masalah
mendasar bangsa ini akan terselesaikan kalau birokrasi pemerintahnya sudah kembali ke
jalan yang baik. Karenanya bagi aparatur pemerintah, good governance adalah kewajiban
yang harus diwujudkan. Keberhasilan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik sangat
ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi atas unsur- unsur dalam ke pemerintahan yang
dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Negara/Pemerintahan: konsepsi pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan
kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan
masyarakat madani.
2. Sektor Swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam
interaksi dalam sistem pasar.
3. Masyarakat Madani: kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya
berada diantara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang
mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial,
politik, ekonomi Dalam penyelenggaraan pemerintahan, aparatur pemerintah merupakan
salah satu aktor penting yang memegang kendali proses berlangsungnya good governance.
Keterlibatan aparatur pemerintah dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan sangat ditentukan antara lain oleh pemahaman terhadap konsep tata
pemerintahan yang baik serta pengamalannya yang sangat terkait dengan birokrasi dan
manajemen birokrasi pemerintah.
7. nilaian kebutuhan dan evaluasi yang dilakukan terhadap tingkat kemampuan dan
profesionalisme sumber daya manusia yang ada, dan dari upaya perbaikan atau
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
menurut Peraturan Pemerintah ini, diterbitkan oleh menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/Walikota sesuai kewenangannya, termasuk Perizinan
Berusaha yang kewenangan penerbitannya telah dilimpahkan atau didelegasikan
kepada pejabat lainnya. “Pelaksanaan kewenangan penerbitan Perizinan
Berusaha sebagaimana dimaksud, termasuk penerbitan dokumen lain yang
berkaitan dengan Perizinan Berusaha wajib dilakukan melalui Lembaga OSS,”
bunyi Pasal 19 Peraturan Pemerintah ini. Lembaga OSS berdasarkan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini, untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/wali kota menerbitkan Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksud, dalam bentuk Dokumen Elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.
Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud disertai dengan Tanda Tangan
Elektronik, yang berlaku sah dan mengikat berdasarkan hukum serta merupakan
alat bukti yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
dapat dicetak (print out). Pelaksanaan perizinan berusaha menurut Peraturan
Pemerintah ini, Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran untuk kegiatan berusaha
dengan cara mengakses laman OSS. Dalam hal Pelaku Usaha merupakan
perseorangan pendaftaran dilakukan dengan cara memasukkan NIK (Nomor
Induk Kependudukan), nomor pengesahan akta pendirian atau nomor
pendaftaran PT, yayasan/badan usaha yang didirikan oleh yayasan, koperasi,
persekutuan komenditer, persekutuan firma, persekutuan perdata, dasar hukum
pembentukan perusahaan umum, perusahaan umum daerah, badan hukum
lainnya yang dimiliki oleh negara, lembaga penyiaran publik, atau badan layanan
umum. Selanjutnya, setelah mendapatkan akses dalam laman OSS mengisi data
yang ditentukan. “Dalam hal Pelaku Usaha yang melakukan Pendaftaran
sebagaimana dimaksud belum memiliki NPWP. OSS memproses pemberian
NPWP,” bunyi Pasal 23 Peraturan Pemerintah ini. Selanjutnya, Lembaga OSS
menerbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) setelah Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran melalui pengisian data secara lengkap dan mendapatkan NPWP. NIB
berbentuk 13 (tiga belas) digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai
dengan Tanda Tangan Elektronik.
BAB ll
PEMBAHASAN
Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari
bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata
pemerintahan. Dari pengertian tersebut good governance dapat diartikan
sebagai tata pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan ke
pemerintahan yang baik.
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkankepemerintahan yang baik secara umum. Arti good
dalam good governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi
keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif
dan efisien. Governance (tata pemerintahan) mencakup seluruh mekanisme,
proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga
lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government),
dunia usaha (swasta),dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi
antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian
dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah
sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi atau
menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam
meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi dunia usaha maka semakin maju juga perekonomian negara.
Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri
dalam melakukan kebijakan-kebijakan. Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah
dan tertinggi suatu barang tertentu.
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good governmentini,
karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk mengetahui apakah suatu
negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah
apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan pemerintahannya.
Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-
kebijakan yang lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.
Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari aktivitas pasar, dimana
disitu saling ketergantungan antara keduanya. Dunia usaha membutuhkan
konsumen(masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan mengembangkan usahanya.
Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha untuk dapat
melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga pembentuk
governance saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang
tidak melaksanakan perannya dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.
Good governance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan maupun hasil-
hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan,
memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-gerakan anarkisyang dapat
menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika
pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita
kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan
ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator
masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.
Pada era sekarang ini Indonesia terasa sangat perlu untuk menerapkan konsep-konsep good
governance dalam segala aspek ke pemerintahannya. Menurut Lingkaran Survei Indonesia
(LSI) yang melakukan survei pada saat peringatan satu tahun pemerintahan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan dua rapor biru
dan empat rapor merah.
Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional, kinerja ekonomi,
kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY dalam hubungan internasional
dinilai sangat buruk karena konflik antara Indonesia-Malaysia yang penanganannya yang
sangat buruk. Sedangkan dua angka biru didapat dalam bidang keamanan dan sosial, bidang
keamanan contohnya penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggap
menghadapi bencana.
Dengan fakta survei tersebut good governance seyogianya diterapkan di negara Indonesia
ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang makmur segera terwujud. Good
governance ini harus di dukung oleh semua lembaga yang menyusungovernance itu sendiri.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian dari Good
governance di Indonesia yaitu.
Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksanakan
tugas.
2. Keterbukaan transparansi.
Affan Gaffar
menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme
pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi
dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak
langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang
sebesar- besarnya bagi masyarakat luas.
E. Implementasinya Di Indonesia.
Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai dengan
saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan bangsa
Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi yang
diwacanakan oleh para Elit politik adalah good governance. Konsep good governance
secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan pemerintahan, swasta
dan masyarakat pada umumnya. Sehingga jadilah ide good governance
menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh semua lapisan masyarakat
umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita semua, apakah konsep
good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini? Untuk
menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini, seandainya indi
kantor di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa
good governance sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya indikator ini adalah
tugas dari domain/lembaga yang pembentuk good governance itu sendiri. Indikator
tersebut antara lain:
a. Pemerintah
Menjalankan industri
Menciptakan lapangan kerja
Menyediakan insentif bagi karyawan
Meningkatkan standar hidup masyarakat
Memelihara lingkungan hidup
Menaati peraturan
Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM.
c. Masyarakat Madani
A. Kesimpulan
Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Grafindo, Jakarta.
Sarundayang. 2002. Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Sumarto, Hatifah. 2004. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance Telaah Dari Dimensi Akuntabilitas dan
kontrol birokrasi
Insan cendekia. Surabaya.