Anda di halaman 1dari 15

Ujian Akhir Semester

Reformasi Birokrasi

Take Home Exam

Dosen :
PROF. DR. IR. H. IMAN SUDIRMAN, DEA

Disusun Oleh :

NOVA MAULIDA

NPM 229020005

PROGAM DOKTORAL ILMU SOSIAL


BIDANG KAJIAN ILMU ADMINISTRASI UMUM
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022/2023
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER REFORMASI BIROKRASI PROGRAM DOKTOR
ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PASUNDAN

dosen : Prof. Dr. Ir. H. Iman sudirman,DEA

1. Apakah yang disebut dengan Good Governance dan jelaskan pula arti pentingnya. saudara
diminta pula menjelaskan syarat yang perlu dipenuhi agar penerapan Good Governance
berhasil.
Jawaban :
Pengertian Good Governance adalah akuntabilitas, transparansi, keterbukaan dan
aturan hukum sehingga bisa mencapai tujuan dan prinsip yang diangkatnya. Secara
umum, istilah good governance atau pemerintahan yang baik adalah suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political framework bagi
tumbuhnya aktivitas usaha. Jadi, suatu pemerintahan dikatakan baik jika manajemen
pembangunanya sudah solid dan bertanggung jawab. Selain itu, juga tidak ada indikasi
terjadinya praktek korupsi yang membuat pihak tertentu diuntungkan sementara pihak
lain cenderung dirugikan. Suatu pemerintahan bisa baik adalah ketika kebijakan yang
diterapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari banyaknya
aktivitas usaha yang bisa berjalan karena proses perizinan yang tidak dibuat rumit,
mudah, murah, dan transparan. Konsep dari good governance sendiri adalah untuk
membangun suatu sistem yang melahirkan kebijakan bertanggung jawab. Dimana
tanggung jawab ini bisa ditanggung bersama dan bisa menguntungkan semua pihak.
Tanpa terkecuali dan tanpa memihak. Dalam prakteknya, membangun pemerintahan
yang baik tidaklah mudah. Sebab perlu dukungan dari banyak pihak yang memang
memiliki satu frekuensi yang sama. Dimana semua ingin bisa bermanfaat dan
menghadirkan kebijakan yang adil bagi masyarakat luas. Tidak sedikit pemerintahan
yang menjadi buruk karena ada beberapa pihak yang masih fokus pada kepentingan
pribadi. Perubahan menjadi pemerintahan yang baik kemudian semakin terjal dan
tentunya memakan waktu lebih lama.
Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli
Mendalami lagi apa itu good governance, maka selain memahami definisinya secara
umum. Juga bisa mencoba mengetahui definisi yang disampaikan oleh sejumlah ahli.
Terdapat beberapa ahli yang menyampaikan pendapatnya, diantaranya adalah:
a. World Bank (Bank Dunia)
Sumber pertama yang menjelaskan definisi dari pemerintahan yang baik adalah
World Bank atau Bank Dunia. Definisinya digunakan sebagai definisi umum dari
pemerintahan yang baik. Jadi, menurut World Bank istilah good governance adalah
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
b. Karhi Nisjar
Pendapat yang kedua adalah disampaikan oleh Karhi Nisjar. Menurut Nisjar,
pemerintahan yang baik adalah sistem pemerintahan yang mengandung unsur
utama yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, keterbukaan dan aturan hukum.
c. J.B Kristiadi
Pendapat yang terakhir disampaikan oleh J.B Kristiadi, menurutnya pemerintahan
yang baik adalah suatu sistem pemerintahan yang bisa dicapai melalui pengaturan
yang tepat di antara dua fungsi pasar dan fungsi organisasi termasuk organisasi
publik, sehingga tercapai transaksi-transaksi dengan biaya rendah.
Tujuan Good Governance
Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara lain tentunya ingin memiliki sistem
pemerintahan yang baik. Sebab melalui sistem inilah kondisi negara bisa tetap aman,
damai, dan tentram. Sekaligus bisa semakin sejahtera, dimana masyarakat punya
penghasilan yang tinggi. Kemudian kondisi keuangan negara juga membaik berkat
tingginya kemampuan ekonomi masyarakat. Penerapan kebijakan pemerintahan yang
baik di Indonesia berdasarkan pada PERMENPAN Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008
tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara. Melalui Permenpan tersebut juga dijelaskan mengenai tujuan dari
pelaksanaan pemerintahan yang baik. Diantaranya adalah:
a. Terciptanya Birokrasi yang Bersih
Tujuan yang pertama adalah untuk menciptakan birokrasi atau sistem
pemerintahan yang bersih. Bersih disini adalah bebas dari tindakan KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotisme). KKN adalah praktek yang merugikan banyak pihak, tidak
hanya masyarakat di satu daerah saja tapi seluruh Indonesia. KKN yang diterapkan
oleh satu pihak saja di dalam birokrasi kemudian membuat wajah birokrasi menjadi
hitam seluruhnya.
b. Terciptanya Birokrasi yang Bekerja Secara Efisien
Membangun sistem pemerintahan yang baik juga bertujuan untuk menciptakan
birokrasi yang bekerja secara efisien, efektif, dan juga produktif. Sehingga mampu
memberikan dampak yang besar kepada masyarakat. Misalnya saat proses
administrasi diperpendek dalam mengurus pembuatan KTP. Sistem dibuat lebih
praktis, sehingga KTP bisa jadi dalam hitungan jam atau mungkin hari saja. Tidak
ada istilah harus “menembak” untuk terbebas dari birokrasi yang berbelit-belit.
c. Membangun Birokrasi yang Bekerja Transparan
Tujuan yang ketiga dari good governance adalah membangun birokrasi yang
transparan, sehingga tidak ada yang ditutupi. Namun, pada aspek tertentu tetap
melindungi informasi yang sifatnya rahasia dan bukan untuk dikonsumsi oleh
publik.
d. Menciptakan Birokrasi yang Melayani Masyarakat
Pemerintah bersama jajarannya pada dasarnya bertujuan untuk melayani segala
keperluan masyarakat. Mulai dari pembuatan KTP, NPWP, pemasangan listrik,
dan lain sebagainya. Semua layanan yang disediakan pemerintah harapannya bisa
diakses dengan mudah oleh masyarakat. Maka membangun pemerintahan yang
baik bertujuan untuk membuat birokrasi punya kemampuan melayani masyarakat
dengan prima.
e. Menciptakan Birokrasi yang Akuntabel
Tujuan yang terakhir adalah menciptakan atau membangun birokrasi yang
akuntabel. Yakni memiliki tanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan.
Sehingga tidak pernah mencari kambing hitam atas kesalahan yang dilakukan.
Pihak yang Terlibat
Kemudian, siapa saja yang terlibat dalam mewujudkan good governance bisa berjalan
sesuai dengan tujuan dan prinsip yang dibawakan:
a. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini di Indonesia sebagai lembaga eksekutif, maka pemerintah
yang bisa mengatur dinamika politik dan menjalankan hukum yang telah dibuat
sehingga bisa menimbulkan kondisi yang kondusif. Sebenarnya, pemerintah disini
bisa dari DPR (legislatif yang membuat peraturan), Eksekutif (yang menjalankan
peraturan dan undang-undang) dan Yudikatif (yang mengadili apabila terjadi
pelanggaran).
b. Masyarakat
Masyarakat adalah poin utama sebab objek dalam pemerintahan dan negara adalah
kesejateraan masyarakat. Masyarakat harus bisa aktif dalam interasi sosial, interasi
ekonomi, peran aktif dalam demokrasi dan interaksi lainnya.
c. Swasta
Pihak swasta berperan dalam menciptakan sebuah lapangan pekerjaan dan
pendapatan bagi masyarakat pada sebuah daerah sekelilingnya.
Ketiganya diatas tidak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu sinergi bersama
membangun hal tersebut.

Prinsip Good Governance


Dalam melaksanakan good governance, kemudian perlu memegang sejumlah prinsip
agar bisa sukses. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain:
a. Partisipasi
Setiap warga negara Indonesia memiliki suara atau peran di dalam pemerintahan.
Sehingga punya kesempatan untuk menyampaikan pendapat, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Penegakan hukum
Aparat hukum atau penegak hukum bisa menjalankan tugasnya dengan baik
dengan menjunjung tinggi keadilan, HAM, dan Pancasila.
c. Akuntabilitas
Kondisi dimana pemerintah bersama pihak terkait mampu bertanggung jawab atas
segala tindakan yang telah dilakukan.
d. Daya tanggap
Memiliki kepekaan akan keadaan yang dinamis.
e. Transparansi
Jaminan memperoleh kemudahan untuk mengakses informasi yang akurat dan bisa
mengikuti alur proses setiap layanan dengan mudah.
f. Kesetaraan
Setiap warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup.
g. Wawasan ke depan
Mampu membangun daerah dan wilayah manapun agar bisa terus berkembang dari
waktu ke waktu.
h. Pengawasan
Melibatkan semua pihak termasuk masyarakat dan pihak swasta dalam
menjalankan pemerintahan sehingga mereka berperan sebagai pengawas untuk
memastikan pemerintahan berjalan baik.
i. Efisiensi dan Efektivitas
Pejabat dan aparat pemerintah mampu memaksimalkan SDM yang dimiliki untuk
mampu melayani masyarakat dengan efisien dan efektif.

Ciri-Ciri Good Governance


Suatu pemerintahan yang sudah mampu melaksanakan good governance kemudian
ditunjukan dengan beberapa ciri. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a. Sumber daya yang tersedia atau dimiliki mampu dimanfaatkan secara efektif dan
efisien untuk mendukung kebutuhan masyarakat luas.
b. Adanya kesetaraan atau keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,
sehingga tidak ada yang merasa dan memang diperlakukan tidak adil oleh pihak
manapun.
c. Adanya transparansi dalam menyajikan informasi, apapun informasi yang memang
sebaiknya dipublikasikan.
d. Pemerintah mampu menerima dan menampung setiap keluhan maupun kritik yang
disampaikan masyarakat, kemudian mencoba mengatasi keluhan tersebut satu per
satu dengan baik.
e. Memiliki visi yang strategis sehingga untuk membangun pemerintahan yang baik
bisa lebih mudah, cepat, dan juga tepat.
f. Memberikan perhatian kepada masyarakat yang kondisinya memang tidak
berkecukupan dan paling lemah.
Faktor Kunci Keberhasilan Good Governance
Dalam membangun pemerintahan yang baik atau good governance, tingkat
keberhasilan tentu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Terdapat beberapa faktor yang
merupakan faktor kunci. Sehingga faktor-faktor inilah yang sangat menentukan apakah
pemerintah bisa membangun pemerintahan yang baik atau sebaliknya. Faktor yang
dimaksudkan antara lain:
a. Keadilan Sosial
Faktor yang pertama dan menentukan sekali suatu pemerintahan yang baik bisa
dibentuk atau tidak adalah adanya keadilan sosial. Keadilan yang tidak hanya fokus
pada satu pihak saja, melainkan bisa dirasakan oleh semua orang. Tidak harus
menjadi keturunan priyayi, tidak harus berlaku paling sopan, tidak harus yang
punya good looking baru bisa mendapat keadilan. Semua orang berhak
mendapatkannya, agar yang salah bisa bertanggung jawab sesuai aturan dan norma
yang berlaku. Kedepannya tentu diharapkan tidak ada lagi praktek tidak adil,
apapun perbuatan dan bidangnya. Sebab menurut Pancasila, keadilan adalah untuk
seluruh rakyat Indonesia bukan untuk pihak-pihak tertentu saja.

b. Modernisasi Birokrasi
Birokrasi di tanah air atau mungkin di sejumlah negara lain di dunia, bisa jadi perlu
dimodernisasi. Ada peralihan sistem yang tadinya manual menjadi online, untuk
memberi kemudahan, kepraktisan, dan transparansi akses informasi maupun
layanan. Tentunya dibuat sistem online yang modern sekaligus yang memang
bagus. Supaya tidak hanya asal mengumumkan sistem sudah dibuat online. Akan
tetapi tidak user friendly yang kemudian membuka peluang bagi para “calo” untuk
beraksi. Modernisasi penting agar layanan dari pemerintah bisa efektif dan efisien.
Hanya saja jangan asal dalam membuat sistem online, perlu dipastikan bekerja atau
berfungsi dengan baik. Jangan sampai sistem yang modern justru semakin susah
untuk diakses yang tentu membangun celah bagi mereka yang ingin meraih
keuntungan di tengah kesempitan.
c. Pemerintahan yang Kuat
Faktor ketiga yang menjadi kunci keberhasilan good governance adalah
pemerintah yang kuat. Memiliki kebijakan yang memang tangguh dan
menguntungkan semua pihak, terutama rakyat kecil. Pemerintah harus punya
tujuan yang jelas dan bisa menerapkan berbagai kebijakan sebaik mungkin tanpa
ada ketimpangan. Perlu punya kebijakan yang menguntungkan rakyat tanpa ada
proses eksploitasi sumber daya yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak luar.
d. Pemerintahan yang Akuntabel
Berikutnya adalah pemerintahan yang akuntabel, yakni yang memang terpercaya
dan bisa dipercaya. Pemerintah membangun sistem yang setiap lembaga dan
kementerian di bawah naungannya bersifat akuntabel. Yakni bisa bertanggung
jawab penuh atas tanggung jawab atau kewajiban yang diberikan kepada mereka.
Misalnya kewajiban untuk melayani rakyat, maka harus maksimal dan dibuat
efektif, efisien, sekaligus transparan. Pemerintah yang sudah akuntabel biasanya
akan bebas dari tindakan KKN, sekecil apapun KKN tersebut. Sebab KKN adalah
suatu penyakit berbahaya yang bisa tumbuh dengan cepat seperti sel kanker. Ketika
budaya ini sudah hilang, maka pemerintah bisa lebih sehat. Pemerintahan yang baik
pun bisa diciptakan dengan lebih mudah. Oleh sebab itu, perlu fokus membangun
pemerintahan yang akuntabel agar pemerintahan yang baik bisa diwujudkan.

Contoh Singkat Good Governance di Indonesia


Dalam menciptakan pemerintahan yang baik, banyak upaya dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Prosesnya sendiri menurut catatan sejarah dimulai sejak era reformasi,
sehingga ada beberapa contoh pemerintahan yang baik terlaksana di Indonesia.
Misalnya:
a. Presiden diatur masa jabatannya, yang dulunya bisa seumur hidup kemudian diberi
batasan sampai 5 tahun dan maksimal 2 kali mencalonkan diri sebagai presiden.
b. Pemilihan umum baik untuk anggota DPR, DPRD, sampai Presiden dilakukan
dengan melibatkan rakyat. Dimana dulunya di Indonesia Pemilu diwakilkan oleh
anggota DPR yang tentu hasilnya bisa tidak selalu sesuai dengan keinginan rakyat.
c. Dibukanya seleksi PNS lewat Tes CPNS yang bisa diikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat dari formasi yang dibuka. Sebab dulunya,
PNS sifatnya seperti dinasti saat ada satu anggota keluarga menjadi PNS maka
anak, cucu, cicit, dan seterusnya biasanya menjadi PNS. Sekarang, siapa saja bisa
selama hasil tes bagus dan memenuhi syarat dari formasi yang dilamar.
d. Transparansi terhadap APBN, hal ini menjadi tindak lanjut dari kasus korupsi
terhadap dana APBN yang berlarut-larut. Sehingga dengan mencantumkan APBN
dan laporan rutinnya secara berkala, masyarakat dan semua pihak bisa menjadi
pengawas dan audit terhadap penggunaan APBN.
e. Dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang menanggulangi pelaku
korupsi di pemerintahan baik daerah maupun pusat. Harapannya dengan adanya
KPK kasus korupsi di Indonesia menurun dan di masa mendatang generasi muda
bahkan tidak kenal apa itu istilah “korupsi”.
f. Dihapusnya status karyawan honorer di sejumlah instansi dan lembaga
pemerintahan, terutama kampus dan sekolah. Sehingga di masa mendatang tidak
ada lagi guru yang sebulan hanya menerima gaji Rp 200 ribu saja atau dosen yang
hanya menerima gaji Rp 700 ribu sebulan. Semua diangkat menjadi PPPK jika
lolos seleksi, sehingga sampai usia pensiun mendapatkan gaji dan tunjangan yang
layak.
Masih banyak lagi contoh penerapan good governance di Indonesia yang tentunya di
masa mendatang akan ada lebih banyak lagi kebijakan serupa. Sehingga Indonesia
secara murni memiliki pemerintahan yang baik, yang tentu menjadi harapan semua
pihak.
Melalui sejumlah definisi yang disampaikan para ahli, dapat disimpulkan. Bahwa good
governance adalah kondisi dimana pemerintahan suatu negara bisa sangat baik. Yakni
menyediakan sistem yang akuntabilitas, transparansi, keterbukaan, dan mengikuti
aturan hukum. Sehingga terjadi keadilan bagi seluruh rakyat, tidak peduli status sosial
dan jabatan yang dipegang. Ketika ada tanggungjawab maka menjadi tanggungjawab
yang wajib dilaksanakan. Kemudian tidak ada lagi istilah hukum yang tumpul ke atas
dan tajam ke bawah.

2. Reformasi Birokrasi dibutuhkan agar organisasi publik dapat efektif dalam menjalankan
fungsinya. berhubungan dengan ini jawablah pertanyaan berikut ;
a. apakah yang disebut dengan Efektivitas Organisasi dan jelaskan ciri-cirinya.
b. jelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi efektivitas organisasi.
c. ambillah sebuah variabel pada jawaban 2b diatas, jelaskan makna variabel tersebut dan
bagaimana caranya supaya variabel tersebut dapat meningkatkan efektivitas organisasi.

Jawaban :

a. Efektivitas organisasi adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh unsur-unsur


organisasi yang berjalan dengan efektif dan efisien sehingga bisa mencapai tujuan
organisasi yang sudah susun sebelumnya.
Adapun karakteristik umum (ciri-ciri) dari Efektivitas Organisasi, yaitu:
a) Tujuan dirumuskan dengan jelas dan terukur.
b) Ada pedoman kerja jangka panjang.
c) Ada mekanisme kerja yang jelas bagi pengurus atau anggota.
d) Penentuan pengurus yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
e) Rapat terjadwal dan terencanakan dengan baik.

b. Terdapat delapan variable di dalam Efektivitas organisasi yaitu:


a) STRATEGI.
Pengertian strategi secara umum bisa diartikan sebagai upaya individu atau
organisasi untuk membuat skema guna mencapai target sasaran yang hendak
dituju.
b) PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah
untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen,
pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena
keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang ia pimpin dengan
memanfaatkan teknologi berupa system informasi. Kelalaian dalam mengambil
keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada
kerugian uang.
c) BUDAYA YANG KONDUSSIF
Budaya perusahaan secara realistis mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Kesadaran pemimpin perusahaan ataupun karyawan terhadap pengaruh budaya
organisasi perusahaan dapat memberikan semangat yang kuat untuk
mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi
perusahaan tersebut yang merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan
organisasi perusahaan. Budaya organisasi perusahaan (corporate culture) yang
kuat akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri
karyawan sehingga mampu memotivasi untuk menampilkan kinerja yang paling
memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan
memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya
d) MOTIVASI
Motivasi dapat dikatakan sebagai usaha yang dapat mendorong dan menolak
seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak sesuai yang diharapkan,
sehingga dapat tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
e) KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan
atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
f) GROUP CONFLICT
konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau dalam satu kelompok yang
berpengaruh terhadap efektifitas perusahaan.
g) PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi adalah proses dari perubahan yang sudah direncanakan
terhadap orang yang ada dalam perusahaan atau suatu organisasi.
h) STRUKTUR ORGANISASI DAN PROSEDUR KERJA
sistem untuk menetapkan tugas, tanggung jawab, dan hubungan kerja di dalam
suatu lembaga
c. Variabel Motivasi dapat dikatakan sebagai usaha yang dapat mendorong dan menolak
seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak sesuai yang diharapkan, sehingga dapat
tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Mc Gregor (Pamudji; 1993, 151)
dalam teori X menyebutkan bahwa manusia bersikap pasif dan menolak kebutuhan-
kebutuhan organisasi, sehingga harus ada usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan, mengarahkan dan memotivasi orangorang tersebut untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut. Sedangkan teori Y didasarkan pada
asumsi bahwa manusia itu telah memiliki motivasi sendiri-sendiri dan suka bertanggung
jawab, sehingga usahausaha yang dijalankan adalah mengatur atau menyusun kondisi-
kondisi organisasi sedemikian rupa guna memungkinkan pemenuhan kebutuhan orang-
orang sementara itu kegiatan-kegiatan mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Hasibuan
(1996), mengatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Selanjutnya ia menyebutkan
kenapa motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya :
• Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para bawahan untuk
dikerjakan dengan baik.
• Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia
malas atau kurang bergairah mengerjakannya.
• Untuk memelihara dan atau meningkatkan kegairahan kerja bawahan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
• Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahannya.
Dari definisi dan pengertian mengenai motivasi tersebut diatas, maka dapat dipergunakan
untuk menyoroti keberadaan motivasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
efektivitas organisasi. Motivasi menjadi penting ketika ukuran kerja yang dipersoalkan.
Dari jenjang efektivitas diketahui bahwa terdapat efektivitas individu, yang akan
bergabung menjadi efektivitas kelompok , dan penggabungan selanjutnya menjadi
efektivitas organisasi.

3. Reformasi Birokrasi dapat berjalan efektif bila ditunjang oleh pemimpin yang mampu
mengambil keputusan dengan tepat. berhubungan dengan ini jawablah pertanyaan berikut ;
a. jelaskanlah syarat yang perlu dipenuhi agar pimpinan dapat mengambil keputusan dengan
tepat.
b. jelaskan proses keputusan sistematik yang perlu dilakukan oleh pimpinan agar diperoleh
keputusan dengan tepat.
c. jelaskan sistem informasi yang dapat mendukung pimpinan dalam mengambil keputusan
dengan tepat.
d. jelaskan yang dimaksud dengan Digital Leadership yang memiliki peran penting dalam
penerapan sistem informasi.

Jawaban :

a. Berikut ini ada beberapa langkah yang yang dapat dilakukan agar menjadi seorang pembuat
keputusan yang baik :
• Tersedianya informasi yang akurat, up to date, relevan dan tepat waktu
• Ditunjang oleh sistem informasi
• Memiliki toleransi terhadap resiko
• Memiliki abilty to make decision
• Memiliki sifat decisive

b. Proses keputusan sistematik yang perlu dilakukan oleh pimpinan agar diperoleh keputusan
dengan tepat, adapun cara mengambil keputusan secara logis dan sistematis dengan
mempertimbangkan faktor berikut :
a) Menetapkan keputusan: Sebelum memulai, Anda harus memastikan bahwa keputusan
yang diambil realistis, dapat diukur, dan dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.
b) Mengumpulkan informasi: Anda harus mulai mengumpulkan informasi dengan
melakukan penelitian primer dan sekunder. Contohnya, Anda bisa menyebar kuesioner,
melalukan wawancara, atau mengumpulkan data-data eksternal yang berhubungan
dengan industri Anda untuk mendukung pengambilan keputusan.
c) Menimbang semua faktor: Luangkan waktu untuk menimbang semua faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang
dikumpulkan di tahap sebelumnya. Untuk membantu Anda dalam menjabarkan
informasi terkait pengambilan keputusan, Anda dapat menerapkan alat-alat khusus
dalam situasi tertentu:
• Cost-Benefit Analysis: melibatkan analisis biaya yang dikeluarkan dan
manfaat yang diperoleh terkait pengambilan keputusan. Analisis ini akan
membantu mengarahkan perusahaan untuk memilih keputusan yang
memberikan manfaat maksimal dan meminimalkan biaya.
• T-Chart: analisis komparatif untuk menimbang semua kelebihan dan
kekurangan eksternal terkait pengambilan keputusan.
• SWOT Analysis: analisis yang mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan
perusahaan, serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi saat pengambilan
keputusan.
d) Melaksanakan pengambilan keputusan: Anda harus memilih keputusan yang terbaik
setelah menimbang faktor internal dan eksternal. Keputusan yang diambil harus sesuai
dengan tujuan perusahaan dan membantu menyelesaikan beberapa tantangan yang
dihadapi perusahaan Selanjutnya, ambil tindakan atas keputusan tersebut dan pastikan
Anda juga mempersiapkan back-up plan jika suatu masalah terjadi.
e) Evaluasi setiap keputusan: Tinjau semua keputusan untuk memeriksa apakah tujuan
sudah tercapai. Pertimbangkan juga terkait hal-hal yang bisa ditingkatkan untuk
pengambilan keputusan di masa depan dengan mengumpulkan masukan dari anggota
lainnya di perusahaan Anda.

c. Sistem informasi yang dapat mendukung pimpinan dalam mengambil keputusan dengan
tepat. Sistem informasi merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi
teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data
dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan suatu bidang tertentu. Dapat
dikatakan pula bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan
manajemen (perencanaan, pergerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam suatu
lembaga. Adapun Sistem Informasi Manajemen yang dapat mendukung pimpinan dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
• berfokus pada informasi
• dukungan pada semua level terutama middle management
• basis data dan interaktif
• laporan terjadwal dan tidak terjadwal

d. Digital Leadership yang memiliki peran penting dalam penerapan sistem informasi. Saat
berbicara tentang digital leadership, mungkin tidak sedikit yang langsung terbayang pada
sosok para pemimpin atau CEO perusahaan teknologi. Kefasihan para CEO akan teknologi
memang tidak perlu diragukan lagi.
Mereka juga memiliki visi yang jelas terhadap pemanfaatan teknologi di perusahaannya.
Namun apakah digital leadership hanya bisa dijumpai pada perusahaan berbasis teknologi?
Digital leadership adalah kepemimpinan strategis dengan memanfaatkan teknologi,
khususnya aset digital untuk mencapai tujuan perusahaan.
Meski demikian, digital leadership bukan hanya sekedar memanfaatkan teknologi, seperti
email dan software untuk menjalankan operasional perusahaan. Lebih penting dari itu,
digital leadership mampu memanfaatkan data untuk menggerakkan perusahaan ke arah
yang lebih baik.
Seorang digital leader memiliki pendekatan yang sangat berbeda dengan pemimpin
tradisional. Dalam mengambil keputusan, seorang digital leader tidak hanya bertumpu
pada masukan dari orang-orang yang dipercaya. Mereka juga menggunakan data untuk
menentukan keputusan terbaik untuk perusahaan.

4. Efektivitas Reformasi birokrasi sangat ditentukan oleh budaya aparatur. berhubungan dengan
ini jawablah pertanyaan berikut ;
a. jelaskanlah apa yang disebut dengan budaya aparatur.
b. jelaskanlah budaya aparatur yang harus tumbuh agar reformasi birokrasi efektif.
c. bagaimana melakukan transformasi budaya untuk merubah budaya yang berjalan menuju
budaya aparatur yang kondusif dalam reformasi birokrasi.

Jawaban :

a. Budaya aparatur adalah kumpulan dari norma, nilai (value), serta perilaku yang menjadi
dasar bagi seorang aparatur atas kelompok aparatur dalam bertindak mencapai tujuan.
Budaya aparatur dibentuk dari artefact berupa cerita, symbol-simbol, slogan yang
kemudian tumbuh menjadi kepercayaan (belief), aturan (norm), nilai (value), dan sikap
(attitude), setelah itu akan melahirkan asumsi dasar (basic assumption).
b. Budaya aparatur yang harus tumbuh agar Reformasi Birokrasi efektif adalah budaya yang
berkembang seharusnya sama dengan budaya yang seharusnya tumbuh sebagai budaya
kuat dari aparatur dalam mendukung visi, misi, dan tujuan organisasi.
c. Transformasi budaya untuk merubah budaya yang berjalan menuju budaya aparatur yang
kondusif dalam reformasi birokrasi yaitu dengan merubah pola pikir (change of mind set)
dengan Model Pola Pikir Perubahan Budaya seperti yang digambarkan pada tabel dibawah
ini :
PEMECAHAN PENYESUAIAN PENGAMALAN
Membuka pola pikir baru Pelatihan budaya baru Memberikan motivasi
Memperlihatkan manfaat Mengerti arti dan makna Memberikan bimbingan
budaya baru budaya baru dalam
kehidupan pekerjaan
sehari-hari
Menghasilkan budaya baru Mencoba menerapkan Membuat slogan
Mendiskusikan Memberikan contoh,
dorongan, peringatan
Penghargaan
Sistem promosi

Anda mungkin juga menyukai