Anda di halaman 1dari 1

REFORMASI APARATUR NEGARA GUNA MENDUKUNG

DEMOKRATISASI POLITIK DAN EKONOMI TERBUKA


Muhammad Rifki Alfian Amanullah (175030101111070)
ABSTRAK

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah menuju pemerintahan yang
lebih baik, terpercaya, andal, perofesional, serta akuntabel. Di Indonesia untuk mendorong
realisasi Reformasi Birokrasi adalah dengan adanya UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) demi mewujudkan ASN yang berintegritas, professional, bersih serta mampu
memberikan pelayanan public terbaik. Grand design Reformasi Birokrasi Indonesia adalah
“terwujudnya pemerintahan kelas dunia”. Visi tersebut menjadi acuan dalam mewujudkan
pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang
mampu menyelenggarakan pelayanan prima. Reformasi aparatur negara yang diperlukan untuk
menciptakan sistem administrasi pemerintahan demokratis dan globalisasi perdagangan tidak
bisa tidak komperhensif. Reformasi harus mencakup antara lain, penetapan peraturan dasar
tentang sistem pemerintahan negara yang sesuai dengan kemajuan bangsa Indonesia,
peningkatan kemampuan birokrasi pemerintah khususnya sistem kepegawaian, desentralisasi
pemerintahan dan upaya pemberantasan korupsi. kebijakan good governance yang dijalankan
oleh Pemerintah mencakup beberapa bidang pokok antara penataan sistem pemerintahan,
desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah, penataan sistem keuangan negara, serta
penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Sebenarnya kriteria-kriteria ekonomi seperti
potensi daerah, dan daya saing daerah dalam menghadapi persaingan nasional dan global, telah
menjadi pertimbangan dalam UU Nomor 32/2004 tentang pemerintahan daerah. Pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme adalah bagian terpenting reformasi tata pemerintahan yang telah
dilakukan oleh Pemerintah. Langkah-langkah pemberantasan praktik KKN yang telah dilakukan
oleh pemerintah melalui KPK sudah mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Terbatasnya
keberhasilan reformasi aparatur negara karena 3 faktor: (1) Belum tersedianya kerangka hukum
yang mantap tentang manajemen kepegawaian berbasis keahlian atau isu kerangka hukum, (2)
Belum terintegrasinya perencanaan kelembagaan dengan manajemen kepegawaian pada aparatur
negara, atau isu manajemen, (3) Fungsi regulasi dan pengawasan, dan fungsi manajemen
aparatur negara belum dilaksanakan secara terpisah. Reformasi sistem aparatur negara
diperlukan untuk mengintegrasikan perencanaan organisasi aparatur negara, perencanaan
kepegawaian dan penempatan pegawai, system remunerasi, penerapan merit-based-personnel
management, system Pendidikan dan pelatihan, dan penerapan system klasifikasi jabatan, dan
pusat penilaian kompetensi pegawai.

Kata Kunci : Reformasi Birokrasi, Reformasi Aparatur Negara, Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai