Anda di halaman 1dari 19

Desentralisasi sebagai Strategi Pemeberdayaan Masyarakat

dalam Mengoptimalkan Pelayanan Publik

A.Alief Darmawansyah

Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

E-mail : Aliefandi73@gmail.com

Abstrak

Desentralisasi adalah konsep yang menjadi semakin popular di era


digital ini. Secara sederhana, desentralisasi mengacu pada
pengambilan keputusan dan control yang tersebar di seluruh jaringan,
bukan terpusat pada satu otoritas tunggal. Desentralisasi dapat
diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari teknologi blockchain
hingga organisasi yang berusaha menciptakan struktur kekuasaan
yang lebih adil. Pada dasarnya, desentralisasi menawarkan beberapa
keuntungan, diantaranya adalah meningkatkan keamanan dan
ketahanan jaringan, mengurangi risiko kegagalan tunggal,
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta mendorong
partisipasi yang lebih demokratis. Namun, ada juga beberapa
tantangan yang terkait dengan desentralisasi, seperti kompleksitas
teknis dan pengaturan yang masih belum jelas. Secara keseluruhan,
desentralisasi dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam
meningkatkan keamanan, transparansi, dan partisipasi dalam berbagai
aspek kehidupan. Namun, untuk benar-benar memanfaatkan potensi
desentralisasi, kita perlu terus mengeksplorasi dan menyelesaikan
tantangan yang terkait dengannya.

Kata Kunci : Desentralisasi, Pemberdayaan Masyarakat, Pelayanan


publik
1. PENDAHULUAN

Efek otonomi daerah yang berlaku sejak tahun 2001 sangat berat bagi

daerah. Di satu sisi, daerah memiliki lisensi kreatif yang lengkap dalam

menciptakan suatu daerah. Di sisi lain, itu telah menghindari banyak masalah

yang perlu diperbaiki. Pergeseran praktik pengelolaan daerah dari sentralisasi ke

desentralisasi, seperti penggunaan sumber daya manusia sebagai pelaksana

seluruh kegiatan pembangunan, menimbulkan kesulitan yang sangat mendasar.

Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang melibatkan desa dalam

memberikan pelayanan, mendorong partisipasi, dan memberdayakan masyarakat

desa dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat dengan diundangkannya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.(Mustanir, Sellang, et al., 2018)

Perencanaan Pembangunan adalah proses peningkatan kemampuan

bangsa sepanjang waktu yang memerlukan perencanaan yang tepat dan handal.

Implikasinya adalah bahwa perencanaan harus mampu menentukan kapan, di

mana, dan bagaimana konstruksi harus dilakukan agar dapat memprediksi secara

akurat gejolak ekonomi dan sosial masyarakat umum. Era baru bagi pemerintahan

daerah telah dimulai sebagai akibat dari desentralisasi pembangunan daerah yang

masih berlangsung. Memang Sistem Pembangunan Nasional di Indonesia saat ini

menggunakan delegasi top down dan bottom up untuk memastikan keselarasan

antara prioritas nasional dan daerah, hal ini karena sebagian besar program utama

yang dipilih berdasarkan prioritas lokal belum terlaksana. diterapkan di sebagian

besar daerah utama. Hal ini karena proposal tersebut belum disetujui oleh tingkat

pembangunan yang relevan.(Mustanir, Yasin, et al., 2018)


Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945,

pembangunan menjadi prioritas utama pemerintah. Mencerdaskan bangsa

kehidupan ikut melaksanakan penegakan dunia yaitu mencerdaskan pembangunan

sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan

proyek, diantisipasi akan ada beberapa kendala yang harus diatasi, seperti campur

tangan atau keterlibatan beberapa kendala di dalam proyek, dengan partisipasi

masyarakat umum dalam inisiatif pembangunan menjadi hambatan yang paling

menonjol yang diharapkan dapat diatasi.(Uceng, Erfina, et al., 2019)

Rancangan top down dan bottom up dari sistem pembangunan nasional

Indonesia kemungkinan besar akan mencegah adanya konflik antara prioritas

nasional dan daerah dalam proses pembangunan suatu daerah. Namun, mengingat

banyak usulan yang dibuat berdasarkan aspirasi daerah, banyak daerah yang

belum sepenuhnya melaksanakan aspirasi daerah. Sebab, mayoritas usulan yang

dibuat berdasarkan aspirasi daerah, dan usulan tersebut banyak diabaikan oleh

ambang batas pemerintahan pemerintahan. Akibatnya, proposal yang sampai di

kantor biasanya berada di bawah kendali program yang disetujui oleh tingkat

pemerintahan yang lebih tinggi.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia

memperkenalkan dua pendekatan top-down dan bottom-up untuk memastikan

keselarasan antara prioritas nasional dan daerah. Meskipun demikian, sebagian

besar daerah belum sepenuhnya merangkul prioritas lokal karena hanya sebagian

kecil dari usulan program berbasis prioritas lokal yang telah disetujui oleh

pemerintah yang lebih tinggi.(Mustanir & Abadi, 2017)


2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Desentralisasi
Pemerintah menetapkan berbagai undang-undang perpajakan daerah, termasuk

UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dalam upaya

meningkatkan jumlah otonomi khususnya yang timbul dari pajak daerah dan

retribusi daerah. Menurut UU tersebut di atas, pajak daerah dan retribusi daerah

merupakan dua jenis pendanaan pemerintah daerah yang sangat penting untuk

memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu adanya

objektivitas (keleluasaan) pajak daerah dan retribusi daerah dalam penetapan tarif.

Sebagai alternatif, undang-undang yang mengatur tentang restitusi adalah undang-

undang negara No. 13 Tahun 2011 tentang restitusi atas praktik perdagangan yang

tidak sehat.(Mustanir & Jusman, 2016). Mengingat struktur organisasi masyarakat

telah berubah sejak berdirinya desa, maka desa memiliki motivasi untuk

mengubah dan mempertahankan nilai-nilai masyarakat. Menurut prakarsa,

motivasi ini diterjemahkan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk menyelenggarakan dan mengembangkan lembaga-lembaga kemasyarakatan

.
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosialnya (Mustanir & Darmiah, 2016).

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945,

pembangunan menjadi prioritas utama pemerintah. Mencerdaskan bangsa

kehidupan ikut melaksanakan penegakan dunia yaitu mencerdaskan pembangunan

sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan

proyek, kemungkinan akan ada beberapa kendala yang harus diatasi, seperti

campur tangan atau keterlibatan beberapa masalah internal , yang paling penting
adalah kemungkinan adanya partisipasi dari masyarakat umum yang dapat

mempengaruhi prakarsa pembangunan yang akan datang.(Uceng, Erfina, et al.,

2019)

Menurut Bachtiar Effendi (dalam Akbar Effendi, 2014), pembangunan

adalah strategi khusus untuk meningkatkan jumlah uang harian yang dilakukan

dengan sengaja dan tekun dengan hasil yang akurat dan dapat dipercaya. Menurut

Patton (2005:62), pendekatan dalam kegiatan pembangunan yang berorientasi

pada masyarakat umum harus dipadukan dengan pendekatan pembangunan yang

berorientasi pada masyarakat umum. Artinya, setiap perubahan yang terjadi di

masyarakat harus dipadukan dengan pendekatan pembangunan yang berorientasi

pada masyarakat luas.(Adam Latif et al., 2019). Hal ini menunjukkan bahwa

proyek konstruksi tidak hanya fokus pada konstruksi fisik; mereka juga perlu

memiliki fokus holistik atau menyeluruh. Pembangunan Sumber Daya Manusia

(SDM) memiliki potensi untuk meningkatkan daya tampung penduduk sehingga

memiliki motivasi dan kemampuan untuk mewujudkan secara maksimal setiap

potensi yang ada di setiap wilayah negara secara individual. Harus ada tingkat

partisipasi masyarakat tertentu untuk mencapai tujuan yang diantisipasi.(Uceng,

Ali, et al., 2019). Masyarakat harus berpartisipasi dalam proses pembangunan

untuk mencapai hasil terbaik, karena penduduk adalah satu-satunya komponen

terpenting dari bangunan itu sendiri. Pelibatan masyarakat juga menandakan

bahwa pemerintah telah memberikan dorongan kepada mereka. Oleh karena itu,

masyarakat umum mungkin memiliki kekhawatiran tentang pengembangan

program-program tersebut di atas.(Latif et al., 2019).


B. Konsep Pemberdayaan masyarakat
Menurut UU No. 6 Tahun 2014, secara tegas disebutkan bahwa

pemberdayaan masyarakat dijelaskan dalam pasal 1 ayat 12. Ayat tersebut antara

lain berbunyi, “pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,

sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, dan kesadaran.(Mustanir, Hamid, et

al., 2019). Pemberdayaan masyarakat oleh Slamet (2000) diartikan sebagai proses

penyuluhan pembangunan yang oleh Mardikanto (2003) di artikan: Proses

perubahan sosial, ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat

kemampuan masyarakat melaui proses belajar.(Mustanir, 2019a). Pemberdayaan

dapat didefinisikan sebagai teori yang menjelaskan bagaimana mengangkat posisi

seseorang dengan menekankan kemampuan dan sumber daya mereka untuk

mengenali masalah dan mencari solusi (Sedai et al., 2020). Dengan kata lain,

untuk melakukan pemberdayaan sebagaimana dimaksud, penduduk yang sedang

dibangun harus dipuaskan. Porter 2013 dan Seibert et al.(Pathilaiya et al., 2022).

Karena salah satu proses pemberdayaan masyarakat dalam hakikat tersebut di atas

adalah proses pembangunan kapasitas, khususnya pembangunan kapasitas

lingkungan, manusia, usaha, dan kelembagaan (bina kelembagaan), Mardikanto

mengemukakan bahwa satu kelembagaan tertentu sangat penting.(Mustanir,

Samad, et al., 2019).

Tujuan utama otonomi daerah adalah untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pemerintahan daerah, khususnya dalam pelaksanaan proyek-proyek

pembangunan dan pemberian bantuan kepada rakyat, serta untuk mendorong


pembangunan politik dan ekonomi. Sebagai bagian dari hubungannya yang

berkelanjutan dengan Indonesia, pemerintah negara harus berkonsentrasi pada

pemberdayaan tenaga kerja.(Sabir et al., 2020). Mardikanto Totok dan Soebiato

Poerwoko Partisipasi masyarakat umum merupakan cerminan kesadaran mereka

akan pentingnya proyek konstruksi publik yang ditujukan untuk meningkatkan

kualitas hidup mereka. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam proyek-

proyek ini merupakan cerminan dari kesadaran mereka akan pentingnya proyek

konstruksi publik dan komitmen mereka untuk mewujudkannya.(Irwan et al.,

2019). Pengelolaan keuangan daerah merupakan aspek utama dari Implementasi

Otonomi Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan program bidang

keuangan negara yang dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu

sekaligus memajukan misi dengan memanfaatkan berbagai kegiatan. Selama

pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan adat istiadat, Urusan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa menjadi sumber

perhatian Desa.(Mustanir, Sellang, et al., 2018). Pembangunan Kawasan

Perdesaan diselesaikan sebagai bagian dari rencana untuk terus meningkatkan

standar konstruksi, pemeliharaan, dan partisipasi masyarakat bagi masyarakat

Desa di Kawasan Perdesaan. Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan

UU Desa No. 43 Tahun 2014 merupakan masa transisi dan memberikan pedoman

bagi pengembangan masyarakat. Disebutkan bahwa desa tidak lagi berfungsi

sebagai level administratif atau batas wilayah, melainkan sebagai komunitas

mandiri, dengan tanggung jawab masing-masing sipir dan warga untuk


mengadvokasi kebutuhannya sendiri.(Mustanir et al., n.d.). Masyarakat dalam

perannya sebagai subyek pembangunan bertugas untuk memberikan masukan

tentang apa yang dibutuhkan untuk pembangunan. Kemauan untuk menawarkan

sejumlah uang tersebut bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja; sebaliknya, itu

tumbuh sebagai hasil dari motivasi spesifik yang diidentifikasi. Motivasi

merupakan hal yang cukup penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu

tanpanya proses pembelajaran tidak akan dapat terlaksana dengan efektif. Oleh

karena itu, motivasi diperlukan ketika melaksanakan program pembelajaran yang

intensif untuk anak usia dini. Menurut Sardiman (2006), penggerak dalam

mengejar tujuan adalah daya penggerak dari hati. Sebaliknya, menurut Newstrom

(2004), partisipasi adalah ketidakstabilan mental dan emosional individu dalam

situasi kelompok. Demikian pula, ada beberapa langkah yang kami lakukan

sebagai pemerintah untuk mendapatkan dukungan rakyat dalam proyek bangunan.

Langkah-langkah ini dikenal sebagai fungsi pemerintah.(Mustanir, Dema, et al.,

2018). Partisipasi Masyarakat adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,

peran, dan kebijakan terkait.(Mustanir, 2019b).

C. Konsep Pelayanan Publik


Tujuan organisasi pemerintah adalah untuk memberikan bantuan atau

mendukung masyarakat umum (pelayanan publik). Tanpa memperhitungkan strata

sosial atau latar belakang mereka, populasi bergerak dari lapisan yang paling

dekat dengan cakrawala ke lapisan yang paling dekat dengan puncak. (2014)

(Mustafa Hasbar, 25)(Sofyan et al., n.d.). Saat ini, mereka tidak hanya bersikap
kritis, tetapi juga mencermati diri mereka sendiri dan perusahaan mereka secara

keseluruhan. Perusahaan yang beroperasi atas nama bangsa yang bersangkutan,

yang disebut sebagai negara korporasi, menghasilkan barang-barang yang terbuat

dari barang publik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup orang

banyak atau untuk memenuhi kebutuhan bersama, selain untuk mengembangkan

dukungan layanan untuk memenuhi kebutuhan hak-hak sipil rakyat.(Nengsih et

al., n.d.). Efektifitas pelaksanaan kebijakan berfungsi sebagai pengecekan apakah

kebijakan tersebut mencapai tujuan sebelumnya. Efektivitas implementasi terkait

dengan seberapa dekat implementasi aktual mengikuti tujuan implementasi yang

diantisipasi.(Ar et al., 2021). Pelayanan kepada masyarakat saat ini sudah menjadi

bagian standar dari pekerjaan pemerintah. Masyarakat di era pasca reformasi ini

sudah semakin bersuara untuk menuntut, jika mendapatkan pelayanan yang tidak

sesuai dengan yang menjanjikan. Hampir setiap hari di media saat ini ada

pemberitaan tentang penolakan masyarakat terhadap pelayanan yang harus

diberikan pemerintah.(Mustanir, n.d.). Pemerintahan Desa/Kelurahan adalah unit

penyelenggara pelayanan publik yang mempunyai hubungan yang

berkesinambungan dengan masyarakat umum (pelanggan).(Mustanir, 2016).

Model pelayanan publik merupakan faktor yang sangat penting dalam

konteks berbangsa dan beregara. Pelayanan publik menjadi alat pemerintah dalam

mewujudkan welfare state atau kesejahteraan warganya, apapun bentuk

negaranya. Penyelenggaraan pelayanan publik saat ini merupakan aspek

terpenting dari administrasi publik. Ini menunjukkan bahwa administrasi publik

dan pemberian layanan adalah dua jenis mata uang berbeda yang tidak dapat
diterima.(Cookson & Stirk, 2019b). Pelayanan publik dianggap sebagai

pelayanan-pelayanan yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan

warga negara. Namun, ia terletak di tempat di mana pasar dapat mencapai, atau

bahkan melampaui, tingkat kinerja sosial yang ideal; kesehatan, pendidikan,

kesejahteraan, dan keamanan semua memberikan contoh paling jelas dari praktik

terbaik (McKevitt, 1998).(Cookson & Stirk, 2019a). Ila dan Erza (2017)

menegaskan bahwa metode yang paling efektif untuk mengimplementasikan

sistem informasi adalah meningkatkan administrasi pelayanan melalui

komputerisasi berkelanjutan melalui penggunaan teknologi web. Data yang

tersedia di kantor Desa/Kelurahan sebenarnya cukup sulit untuk dianalisis karena

belum terkomputerisasi sehingga mendapatkan informasi mengenai potensi yang

ada kemungkinan akan memakan waktu lama.(Mustanir, 2020). Analisis Kualitas

Sektor Publik dengan Pendekatan Model Gronroos pada Dinas Kependududkan

dan Catatan Sipil di Bima Tahun 2017, Dalam Pencegahan Penyalahgunaan

Nakoba di Kalangan Pelajar di Kota Bima (2017), Revitalisai Kearifan

Lokal.(Irnawati et al., n.d.). Dalam proses pembangunan desa, diperlukan

organisasi yang dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi baik dalam

membangun maupun menjalankan pemerintahan desa. Dengan pemikiran ini,

diharapkan pembangunan dan pengelolaan daerah akan berjalan lebih sukses

daripada hanya mengandalkan ketegangan emosional yang sulit dipahami

maknanya.(Mustanir, Fitriani, et al., 2020)


3. METODE
Article journal ini menggunakan metode studi pustaka.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan akhir setiap karyawan adalah memberikan pelayanan yang baik

kepada masyarakat. Akibatnya, setiap pegawai pemerintah wajib mengedukasi

masyarakat tentang cara meningkatkan keterampilan melayingani. Karena hal ini

akan menginformasikan kepada masyarakat umum bahwa yang bersangkutan

adalah seorang ahli di bidang pengelolaan pelayanan publik, maka hal ini penting

untuk disampaikan dalam pelayanan, maupun dalam badan dokumen.(Jamal et al.,

2020). Saat mendeskripsikan penguasa dan organisasinya, ada beberapa hal yang

perlu diingat, di antaranya dua yang pertama: kekuasaan dan kewenangan, atau

kemampuan seorang penguasa untuk berdiri tegak dan menunjuk ke langit untuk

mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Kewibawaan, sebaliknya,

terdiri dari berbagai sifat yang dimiliki seorang pemimpin yang mirip dengan

pimpinnya. Dengan sifat-sifat tersebut, orang lain mau dan mampu melaksanakan

tugas-tugas yang telah ditetapkan untuknya. Ketiga, kemampuan, yaitu seluruh

daya, baik berupa keterampilan sosial atau keterampilan teknis yang melebihi

orang lain.(Mustanir & Jaya, 2016). Pemerintahan yang baik selalu berlaku.

Akibatnya, hal ini dapat menunjukkan adanya transparansi dan menunjukkan

bahwa partisipasi dalam proses emansipasi masyarakat dari otoritas pemerintah

didorong.(Samad et al., 2019). Banyak ide terkait partisipasi telah dibahas oleh

ahli, tetapi semuanya memiliki makna yang sama di permukaan. Berpartisipasi


merupakan istilah yang dipinjam dari bahasa Inggris yang artinya menyatakan

pendapat atau membuka kantong (Willie Wijaya, 2004: 208).(Mustanir et al.,

n.d.). Menurut Ndraha dalam Lugiarti (2004), partisipasi masyarakat luas dalam

proses pembangunan dapat berupa: 1) partisipasi dalam dialog dengan organisasi

lain sebagai awal perubahan sosial; 2) partisipasi dalam memberikan umpan balik

atas informasi, baik melalui permintaan informasi formal, permintaan informasi

informal, atau keduanya; dan 3) partisipasi dalam permintaan informasi informal.

3) partisipasi dalam perencanaan, seperti pengmbilan kepeutusan; 4) partisipasi

dalam pelaksanaan operasional; 5. partisipasi dalam memperoleh, meliorasi, dan

memajukan hasil konstruksi, yaitu peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap

waktu pelaksanaan kegiatan konstruksi.(Sapri et al., 2019). Musyawarah

perencanaan pembangunan merupakan prosedur penting untuk mengatur

pembangunan desa tertentu. Diharapkan bahwa pelaksanaan proyek pembangunan

akan mencapai hasil yang diinginkan dengan adanya perencanaan. Musyawarah

perencanaan pembangunan memerlukan partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan dapat dalam karena tujuan pembangunan pembangunan

adalah untuk masyarakat itu sendiri. Ini juga karena masyarakat umum menyadari

tantangan dan persyaratan yang diperlukan untuk membangun objek yang

diinginkan.(Mustanir et al., 2022). Kajian-kajian tentang kerentanan manusia

dalam organisasi yang berbisnis berfokus dan memperjelas kerentanan manusia

dalam berbagai skenario karena jenis kerentanan, faktor kerentanan, dan

karakteristik kerentanan yang berbeda. Untuk mengklarifikasi dampak yang

berbeda dari perilaku manusia, studi yang dilakukan pada organisasi perilaku telah
berhasil. Tujuan utama pengembangan motivasi karyawan adalah untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dengan memanfaatkan berbagai

faktor yang berhubungan dengan produksi. Selain itu, organisasi budaya

mempertahankan fokus penting pada hak asasi manusia, nilai, dan perilaku.

Keberhasilan organisasi sebagian besar tergantung pada jenis organisasi (OC) itu,

dengan fokus pada komunikasi yang sukses, loyalitas, kreativitas, dan kerja sama

tim. Setiap Karyawan harus mencapai tujuan organisasinya karena mereka dapat

membantu mereka mencapai tujuan pribadinya juga (Velikovska,

2017).(Siriattakul et al., 2019). Makna "Kebijakan Publik" cukup lengkap dan

luas. Ada banyak cendekiawan muslim yang membahas tentang konsep opini

publik. Dari segi etimologi, "kebijakan" adalah kata kunci dalam bahasa Inggris.

Wahab mengutip Pendapat Andreson yang mengatakan bahwa dia adalah seorang

aktor dalam berbagai peran (misalnya, pejabat, kelompok, pejabat pemerintah),

atau bahwa dia adalah seorang aktor dalam bidang usaha tertentu (Anderson

dalam Wahab, 2008:2). Karena itu, menurut Andreson, "kebijaksanaan" adalah

jenis akting yang dilakukan aktor yang terbiasa dengan masalah yang sedang

berlangsung.(Mustanir et al., 2023). Faktor yang sangat menentukan dalam

menentukan kebutuhan penduduk di suatu wilayah adalah seorang pemimpin.

Pemimpin juga memiliki wewenang untuk memberikan nasehat dan memberikan

pengaruh yang tidak tergoyahkan kepada atasan atau bawahan lainnya dalam

melaksanakan tugas tertentu. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk

menggerakkan sekelompok orang menuju tercapainya suatu tujuan. Dalam

masyarakat saat ini, demokrasi adalah alat yang sangat penting. Namun, hal itu
tidak boleh ditafsirkan sebagai hasil logis dari upaya pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial seperti yang ditemukan dalam pelayanan

publik.(Mustanir, Jermsittiparsert, et al., 2020). Menurut (Setyanto, 2008),

Musyawarah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan merupakan

forum tahunan warga setempat untuk membahas prioritas proyek pembangunan

kecamatan berdasarkan masukan dari desa terdekat. Ini juga meminta tenggat

waktu untuk proyek konstruksi lokal dari kecamatan sekitar. Saran tersebut juga

digunakan sebagai dash board untuk rencana pembangunan kecamatan yang akan

dikomunikasikan kepada satu-satunya pegawai kecamatan (RWO) sebagai

rencana satu-satunya pegawai kecamatan untuk tahun yang akan datang.

Musyawarah rencana pembangunan adalah mekanisme perencanaan, lembaga

perencanaan yang ada di daerah, dan mekanisme untuk mengkomunikasikan

kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap apa yang akan dilaksanakan

pemerintah.(Mustanir, 2018).
5. KESIMPULAN
Desentralisasi adalah proses transfer kekuasaan dan tanggung jawab dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah atau wilayah yang lebih kecil. Dalam
konteks ini, pemerintah daerah memiliki kekuasaan untuk mengelola sumber
daya lokal, termasuk dalam hal ini pelayanan publik. Dalam artikel jurnal
tersebut, disebutkan bahwa desentralisasi dapat membantu meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pelayanan publik. Dengan memberikan otonomi kepada pemerintah daerah,
masyarakat setempat lebih memiliki kepercayaan dan kontrol atas pelayanan
publik di wilayah mereka. Selain itu, desentralisasi juga dapat mempercepat
pengambilan keputusan dan memberikan solusi yang lebih tepat dalam
menyediakan pelayanan publik. Dalam hal ini, pemerintah daerah dapat
menyesuaikan program dan kebijakan pelayanan publik dengan kebutuhan dan
karakteristik wilayah mereka, yang akan memungkinkan pelayanan publik
menjadi lebih efektif dan efisien. Namun, dalam mengoptimalkan pelayanan
publik melalui desentralisasi, terdapat tantangan yang perlu diatasi, seperti
kekurangan sumber daya manusia dan keuangan di tingkat daerah, serta
masalah koordinasi antarlembaga. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari
pemerintah pusat dan kolaborasi antarlembaga untuk memastikan keberhasilan
dari strategi desentralisasi dalam meningkatkan pelayanan publik dan
pemberdayaan masyarakat. Secara keseluruhan, artikel jurnal tersebut
menunjukkan bahwa desentralisasi dapat menjadi strategi yang efektif dalam
meningkatkan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Namun,
implementasi desentralisasi harus dilakukan dengan hati-hati dan dukungan
yang memadai untuk memastikan keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adam Latif, I., Rusdi, M., Mustanir, A., & Sutrisno, M. (2019). Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Timoreng Panua
Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal MODERAT,
5(1), 5. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/1898
Ar, A. A., Mustanir, A., Syarifuddin, H., Jabbar, A., Sellang, K., Rais, M., Razak,
R., Ibrahim, M., & Ali, A. (2021). Sipil Negara Kabupaten Sidenreng
Rappang. 2(1).
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019a). Pelayanan Publik Di Era Tatanan
Normal Baru.
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019b). Penganttar Ilmu Administrasi Publik.
Irnawati, J., Sadi, muhammad is, Kusnadi, iwan henri, & Junaidin, J. (n.d.).
Good Governance.
Irwan, Latif, A., Sofyan, Mustanir, A., & Fatimah. (2019). Gaya Kepemimpinan,
Kinerja Aparatur Sipil Negara dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal
Moderat, 5(1), 32–43. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
Jamal, Y., Mustanir, A., & Latif, A. (2020). Penerapan Prinsip Good Governance
Terhadap Aparatur Desa Dalam Pelayanan Publik Di Desa Ciro-Ciroe
Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidenreng Rappang. PRAJA: Jurnal
Ilmiah Pemerintahan, 8(3), 207–212. https://doi.org/10.55678/prj.v8i3.298
Latif, A., Mustanir, A., & Irwan, I. (2019). Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Partisipasi Masyarakat Pada Perencanaan Pembangunan. JAKPP (Jurnal
Analisis Kebijakan & Pelayanan Publik), 144–164.
https://doi.org/10.31947/jakpp.v1i2.7977
Mustanir, A. (n.d.). Pelayan Publik.
Mustanir, A. (2016). Magang mahasiswa. 1–7.
https://www.academia.edu/38492683/Panduan_magang_STISIP_Muhamma
diyah_Rappang_2015_2016.pdf
Mustanir, A. (2018). DEMOCRATIC MODEL ON DECISION-MAKING AT
DELIBERATIONS OF DEVELOPMENT PLANNING Nur Justira
Kamarudin Selang Andi Ilham Muchtar. April, 11–13.
Mustanir, A. (2019a). Pemberdayaan Masyarakat Kewirausahaan. Osf.
https://www.researchgate.net/publication/331311483_Pemberdayaan_Masya
rakat_Kewirausahaan%0Ahttps://www.academia.edu/38428570/Pemberdaya
an_Masyarakat_Kewirausahaan
Mustanir, A. (2019b). Pemberdayaan Perempuan Anggota Badan Usaha Milik
Desa dengan Pemanfaatan Lahan Kebun Bibit Desa. Osf.
Mustanir, A. (2020). Implementasi E Government Pemerintahan Desa Dalam
Administrasi Pelayanan Publik (Studi Kasus Web Site Desa Kanie
Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang). Osf.
Mustanir, A., & Abadi, P. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan Di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Profetik, 5(2), 247–
261. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/viewFile/4347/3986%0Ahttp://journal.ui
n-alauddin.ac.id/index.php/jpp/issue/view/636
Mustanir, A., Aromatica, D., Utari, D. S., Nugroho, L., & ... (2023). Dinamika
Administrasi Publik Indonesia.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=XsqpEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA53&dq=administrasi+publik&ots=YftTH4RKTX&sig=G9bTS9kX
E5LAc1awTIN-O--MiyA
Mustanir, A., & Darmiah, D. (2016). Implementasi Kebijakan Dana Desa Dan
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Teteaji Kecamatan
Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Profetik, 4(2),
225–238. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/2749%0Ahttp://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jpp/issue/view/457
Mustanir, A., Dema, H., Syarifuddin, H., Meity, K., & Wulandari, S. (2018).
Pengaruh Motivasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan di
Kelurahan Lalebata Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng
Rappang. Jurnal Ilmiah Clean Government (JCG), 2(1), 27–39.
http://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/index.php/clean/article/view/212
Mustanir, A., Fitriani, S., Adri, K., Nurnawati, A. A., & Goso, G. (2020).
Sinergitas Peran Pemerintah Desa dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Sidenreng Rappang (The Synergy
of Village Government’s Role and Community Participation in the Process
of Development Planning in Sidenreng Rappang D. Journal of Government
Science (GovSci), 2020(2), 84–108.
Mustanir, A., Hamid, H., & Syarifuddin, R. N. (2019). Pemberdayaan Kelompok
Masyarakat Desa Dalam Perencanaan Metode Partisipatif. Jurnal Moderat,
5(3), 227–239.
Mustanir, A., Ibrahim, M., Sofyan, S., & Sadapotto, A. (n.d.). Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan.
Mustanir, A., & Jaya, I. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Politik
Terhadap Perilaku Pemilih Towani Tolotang Di Kecamatan Maritengngae
Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Profetik, 4(1), 84–97.
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/2741#%0Ahttp://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jpp/issue/view/430
Mustanir, A., Jermsittiparsert, K., Ali, A., Hermansyah, S., & Sakinah, S. (2020).
Village Head Leadership and Bureaucratic Model Towards Good
Governance in Sidenreng Rappang. https://doi.org/10.4108/eai.21-10-
2019.2291532
Mustanir, A., & Jusman. (2016). Implementasi Kebijakan Dan Efektivitas
Pengelolaan Terhadap Penerimaan Retribusi Di Pasar Lancirang Kecamatan
Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Ilmiah Akmen, 13(3),
542–558. https://e-jurnal.stienobel-
indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/view/69%0Ahttps://e-
jurnal.stienobel-indonesia.ac.id/index.php/akmen/issue/view/6
Mustanir, A., Samad, Z., Jabbar, A., Ibrahim, M., & Juniati, J. (2019).
Kepemimpinan Lurah Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan
Lautang Benteng Kabupaten Sidenreng Rappang. Journal of Social Politics
and Governance (JSPG), 1(2), 99–118.
https://doi.org/10.24076/jspg.v1i2.185
Mustanir, A., Sellang, K., Ali, A., Madaling, M., & Mutmainna, M. (2018).
Peranan Aparatur Pemerintah Desa Dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Tonrongnge Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Ilmiah Clean Government
(JCG), 2(1), 67–84.
http://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/index.php/clean/article/view/213
Mustanir, A., Yasin, A., Irwan, I., & Rusdi, M. (2018). Potret Irisan Bumi Desa
Tonrong Rijang Dalam Transect Pada Perencanaan Pembangunan
Partisipatif. Jurnal Moderat, 4(4), 1–14.
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=d
q-wyqwAAAAJ&citation_for_view=dq-wyqwAAAAJ:SeFeTyx0c_EC
Mustanir, A., Yusuf, M., & Sellang, K. (2022). What Determines the
Implementation of Development Planning Deliberations in The Village? IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 1105(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/1105/1/012029
Nengsih, N. S., Irawan, B., Mustanir, A., Luturmas, Y., Yunus, N. R., Laratmase,
K. A., & Kusnadi, I. H. (n.d.). Dasar-dasar ilmu pemerintahan.
Pathilaiya, H. La, Sinurat, J., Sarasati, B., Jumiati, S., Supriatna, A., Harto, B.,
Urhuhe, Siburian, D., Mahaza, Maesarini, I., & Hapsar, T. (2022).
Pemberdayaan Masyarakat. www.globaleksekutifteknologi.co.id
Sabir, R., Mustanir, A., Yasin, A., Firman, F., & Sofyan, W. (2020). Akuntabilitas
Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa. E-Jurnal
Akuntansi, 30(1), 73. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i01.p06
Samad, Z., Mustanir, A., & Pratama, M. Y. P. (2019). Partisipasi Masyarakat
Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Untuk Mewujudkan Good
Governance Kabupaten Enrekang. Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 5(4), 379–395.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/viewFile/3014/2750
Sapri, S., Mustanir, A., Ibrahim, M., Adnan, A. A., & Wirfandi, W. (2019).
Peranan Camat Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Di Kecamatan Enrekang. 5, 33–48.
Siriattakul, P., Jermsittiparsert, K., & Mustanir, A. (2019). What Determine the
Organizational Citizenship Behavior in Indonesian Agriculture
Manufacturing Firms? International Journal of Psychosocial Rehabilitation,
23(4), 778-`792. https://doi.org/10.37200/ijpr/v23i4/pr190409
Sofyan, S., Sofyan, W., & Mustanir, A. (n.d.). Strategi Pemberdayaan Obyek
Wisata. Majalah Daneshkadeh, 59.
Uceng, A., Ali, A., Mustanir, A., & Nirmawati, N. (2019). Analisis Tingkat
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Sumber Daya Manusia Di
Desa Cemba Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. MJurnal Moderat,
5(2), 1–17.
Uceng, A., Erfina, E., Mustanir, A., & Sukri, S. (2019). Partisipasi Masyarakat
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Betao Riase
Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang. MODERAT: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 5(2), 18–32.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/2126

Anda mungkin juga menyukai