Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Dedy Syarkani

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044552876

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama UPBJJ : 51/UPBJJ-UT TARAKAN

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Keberhasailan pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya diukur dengan kemampuan
pemerintah membagi beberapa wilayah luas menjadi beberapa wilayah kecil
(pemekaran). Oleh sebab itu, perlu ditunjang beberapa hal agar otonomi daerah tersebut
dianggap berhasil.

Soal: Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menentukan berbagai


kemampuan yang harus dikembangkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah!

Jawab :

1. Pelaksanaan otonomi daerah membutuhkan faktor yang mendukung terselenggaranya


otonomi daerah, yaitu kemampuan sumber daya manusia yang ada dan ketersediaan
sumber daya alam dan peluang ekonomi daerah tersebut. Adapun penjelasan dari
faktor pendukung otonomi daerah adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan sumber daya manusia 

Salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan otonomi daerah sangat bergantung pada
sumber daya manusianya. Di samping perlunya aparatur yang kompeten,
pembangunan daerah juga tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa adanya kerja
sama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu tidak hanya kualitas aparatur yang
harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi masyarakat. Dalam menyukseskan
pembangunan dibutuhkan masyarakat yang berpengetahuan tinggi, keterampilan
tinggi, dan kemauan tinggi. Sehingga benar benar mampu menjadi inovator yang
mampu menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

b. Kemampuan keuangan/ekonomi 

Tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pendapatan daerah jelas tidak mungkin
dapat ditingkatkan. Sementara itu dengan pendapatan yang memadai, kemampuan
daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan meningkat. Dengan sumber daya
manusia yang berkualitas, daerah akan mampu untuk membuka peluang-peluang
potensi ekonomi yang terdapat pada daerah tersebut. Pengembangan sumber daya
alam yang ada di daerah tersebut, apabila dikelola dengan secara optimal dapat
menunjang pembangunan daerah dan mewujudkan otonomi. Kemampuan daerah
untuk membiayai diri sendiri akan terus meningkat
2. Pemberlakuan oronomi daerah yang diterapkan sejak 2001 masih dibayangi kendala
dalam 20 tahun reformasi menurut Siti Zuhro (Peneliti LIPI, berita dapat diakses di
antaranews edisi 15 Mei 2018).

Soal: Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengidentifikasi penyebab


munculnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut!

Jawab :

2. Hambatan-hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia setidaknya


dapat diidentifikasi dalam beberapa hal, diantaranya:

a. Keterbatasan Sumber Daya

Hambatan utama dalam melaksanakan otonomi daerah adalah keterbatasan sumber


daya manusia, keuangan, dan infrastruktur di tingkat daerah. Banyak pemerintah
daerah menghadapi keterbatasan dalam hal kapasitas administratif, anggaran yang
terbatas, serta kurangnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung pelaksanaan
kebijakan dan program di daerah (Lubis & Muhson, 2019).

b. Birokrasi yang Rumit

Birokrasi yang kompleks dan prosedur yang rumit menjadi hambatan dalam


melaksanakan otonomi daerah. Proses perizinan yang panjang, regulasi yang berbelit-
belit, serta proses penganggaran yang rumit dapat menghambat efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kebijakan di tingkat daerah (Kusumawardhani, 2014).

c. Ketimpangan Pembangunan

Ketimpangan pembangunan antara daerah yang satu dengan yang lain juga
menjadi hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah. Adanya kesenjangan dalam
akses terhadap sumber daya, infrastruktur, dan layanan publik antara daerah yang
lebih maju dengan daerah yang tertinggal dapat menghambat upaya pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia (Suhandi & Rahmawati, 2016).

d. Koordinasi yang Lemah:

Kurangnya koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menjadi hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah. Ketidakselarasan kebijakan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kurangnya keterbukaan informasi,
serta rendahnya partisipasi dalam pengambilan keputusan dapat menghambat
efektivitas otonomi daerah (Wahyuni & Sutawidjaya, 2019).

e. Konflik dan Ketegangan Politik:

Adanya konflik politik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta antara
daerah dengan daerah lainnya, juga menjadi hambatan dalam melaksanakan otonomi
daerah. Persaingan kekuasaan, ketegangan politik, dan perbedaan kepentingan antara
berbagai pihak dapat menghambat kerjasama dan koordinasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan otonomi daerah (Wahyuni & Sutawidjaya, 2019).

f. Perlawanan dari Elit Pusat:

Hambatan lain dalam melaksanakan otonomi daerah adalah perlawanan dari elit pusat


yang enggan melepaskan kekuasaan dan mengurangi kendali terhadap daerah.

3. Pelaksanaan otonomi daerah belum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan. Hal tersebut disebabkan masih terlampau banyak hambatan yang belum
ditemukan solusinya agar otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan baik.

Soal: Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menganalisis berbagai solusi
yang dapat dilakukan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik!

Jawab :

3. Masalah-masalah tersebut akan terus menjadi masalah tersendiri, terlepas dari


keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini
adalah pemerintah melakukan koreksi untuk merevisi undang-undang yang dipandang
menimbulkan masalah baru. Jika pemerintah dan masyarakat mempunyai tujuan yang
sama dalam menyelesaikan masalah ini, tentunya kemakmuran yang sesungguhnya
akan cepat terwujud di negara kita, beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

• Membuat rencana induk pembangunan nasional dalam mewujudkan sinergi


pembangunan di daerah. Agar menjadi dasar pembangunan di daerah dan pemerataan
pembangunan antar daerah

• Memperkuat peran daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dengan


mengadakan kegiatan untuk menanamkan rasa nasionalisme seperti kewajiban
pengibaran bendera merah putih
• Membatasi anggaran kampanye karena menurut penelitian tentang korupsi yang
dilakukan oleh kepala daerah akibat pemilihan umum yang berbiaya tinggi, daerah
melakukan korupsi.

• Melarang anggota keluarga anggota daerah maju dalam pilkada untuk mencegah
terbentuknya dinasti politik, kolusi dan nepotisme.

• Melaksanakan good governance dengan memangkas birokrasi (reformasi birokrasi),


memberikan pelayanan satu pintu bagi masyarakat. Melakukan efisiensi anggaran.

• Meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor sumber daya alam dan pajak serta
mencari dari sektor lain seperti jasa dan pariwisata untuk dimanfaatkan bagi
kesejahteraan rakyat.

4. Persoalan good governance merupakan salah satu agenda reformasi di Indonesia. Hal itu
dilakukan dalam kerangkan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga
Indonesia mampu menata diri.

Soal: Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengurutkan prinsip-prinsip


good governance yang di anut oleh Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah!

Jawab :

4. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah, prinsip good


governance dalam prakteknya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan
yang baik dalam setiap pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta
tindakan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintahan daerah dalam pelaksanaan fungsi
pelayanan publik.

a. Penerapan Prinsip Partisipasi

Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah juga tidak terlepas dari partisipasi


aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat Daerah, baik secara kesatuan sistem
maupun sebagai individu, merupakan bagian integral yang sangat penting dari
sistem pemerintahan daerah, karena secara prinsip penyelenggaraan otonomi
daerah ditujukan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera di daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan
daerah tidak saja di tangan kepala daerah, DPRD, aparat pelaksananya, tetapi juga
di tangan masyarakat daerah tersebut.
b. Penerapan Prinsip Transparansi

Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui


berbagai informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, maka dapat
mempermudah upaya masyarakat dalam menilai keberpihakan pemerintah
terhadap kepentingan publik (Dwiyanto : 224). Penerapan prinsip transparansi
merupakan salah satu poin penting dalam mewujudkan tata pemerintahan yang
baik.

c. Penerapan Prinsip Akuntabilitas

Pada prinsipnya akuntabilitas dalam proses penyelenggaraan pemerintahan selalu


di tuntut dalam semua tahap, baik itu dalam proses penyusunan program kegiatan,
pembiayaan, pelaksanaan, evaluasi maupun hasil dan dampaknya. Adanya laporan
kepada DPRD dan Pemerintah Pusat menjadi bukti bahwa adanya
pertanggungjawaban pemerintah terhadap seluruh kegiatan maupun kebijakan
yang dibuat dan telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai