Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa NURKHALIFA


: ………………………………………………………………………………………..

856096394
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : ………………………………………………………………………………………..

MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan
Kode/Nama Mata Kuliah : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ : 12 - Medan (Binjai)


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
MKWU4109-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan
Tugas :3

No. Soal
1. Keberhasailan pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya diukur dengan kemampuan pemerintah
membagi beberapa wilayah luas menjadi beberapa wilayah kecil (pemekaran). Oleh sebab itu, perlu
ditunjang beberapa hal agar otonomi daerah tersebut dianggap berhasil.

Soal:

Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menentukan berbagai kemampuan yang harus
dikembangkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah!

2. Pemberlakuan oronomi daerah yang diterapkan sejak 2001 masih dibayangi kendala dalam 20 tahun
reformasi menurut Siti Zuhro (Peneliti LIPI, berita dapat diakses di antaranews edisi 15 Mei 2018).

Soal:

Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengidentifikasi penyebab munculnya berbagai
hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut!

3. Pelaksanaan otonomi daerah belum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Hal tersebut
disebabkan masih terlampau banyak hambatan yang belum ditemukan solusinya agar otonomi daerah
dapat dilaksanakan dengan baik.

Soal:

Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menganalisis berbagai solusi yang dapat dilakukan
agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik!

4. Persoalan good governance merupakan salah satu agenda reformasi di Indonesia. Hal itu dilakukan
dalam kerangkan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga Indonesia mampu menata
diri.

Soal:

Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengurutkan prinsip-prinsip good governance yang
di anut oleh Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah!

1 dari 1
JAWABANNYA:
1) Anda diminta untuk menentukan berbagai kemampuan yang harus dikembangkan
untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah!
JAWAB:
Kemampuan yang harus dikembangkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah tidak terlepas dari faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah.
Secara umum, faktor-faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yaitu:
a) Faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam
penyelenggaraan otonomi daerah.
b) Faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya
aktivitas pemerintah daerah.
c) Faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi terselenggaranya
aktivitas pemerintah daerah.
d) Faktor organisasi dan manajemen yang merupakan sarana untuk melakukan
penyelenggaraan pemerintah daerah secara baik, efesien dan efektif.
Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan untuk mengelola keuangan daerah
merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan otonomi
daerah. Dengan kata lain, salah satu ciri dari daerah otonom terletak pada kemampuan
selfsupporting-nya dalam bidang keuangan , termasuk di dalamnya adalah kemampuan
daerah dalam menggali sumber-sumber keuangan dengan baik dan menggunakannya
secara tepat dan benar. Daerah harus mempunyai sumber-sumber keuangan yang
memadai untuk membiayai penyelenggaran otoniminya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka konsep otonomi yang diterapkan adalah:
a) Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintah pusat dalam hubungan
domestik kepada pemerintan daerah. Kecuali untuk bidang politik luar negeri,
pertahanan, keagamaan, serta bidang keuangan dan moneter. Dalam konteks ini,
pemerintah daerah terbagi atas dua ruang lingkup, yaitu daerah kabupaten dan
kota, dan propinsi.
b) Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat.
c) Peningkatan efektifitas fungsi pelayanan melalui pembenahan organisasi dan
institusi yang dimiliki, serta lebih responsif terrhadap kebutuhan daerah.
d) Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengatuan yang lebih
jelas atas sumber-sumber pendapatan daerah. Pembagian pendapatan dari
sumber penerimaan yang berkaitan dengan kekayaan alam, pajak dan retribusi.
e) Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah serta pemberian
keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan prioritas
pembangunan serta optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat.
f) Perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah yang merupakan suatu
system pembiayayaan penyelenggaraan pemerintah yang mencakup pembagian
keuangan antara pemerintah pusat dengan daerah serta pemerataan antar
daerah secara proposional.

2) Anda diminta untuk mengidentifikasi penyebab munculnya berbagai hambatan dalam


pelaksanaan otonomi daerah tersebut!
JAWAB:
Penyebab munculnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah
berdasarkan pernyataan Pemberlakuan oronomi daerah yang diterapkan sejak 2001
masih dibayangi kendala dalam 20 tahun reformasi menurut Siti Zuhro (Peneliti LIPI,
berita dapat diakses di antaranews edisi 15 Mei 2018), yaitu:
1. Konsistensi pemerintah dalam bidang hukum atau pembuatan peraturan dan
sulitnya melakukan harmonisasi antara UU Pemerintahan Daerah dengan UU
terkait.
2. Persepsi sepihak daerah mengenai kewenangannya yang acap kali lebih
mementingkan daerah. sendiri tanpa mempertimbangkan secara sungguh-
sungguh manfaatnya dalam konteks lebih luas. hal ini menunjukkan bahwa
kendala tidak hanya berasal dari pelaku di pusat, tapi juga pelaku di daerah, yang
acapkali menonjolkan ego sehingga menghambat daerah untuk berkembang dan
menyempitkan makna kerjasama antar daerah.
3. Menyangkut kerumitan pengelolaan hubungan kewenangan daerah dan antar
daerah dan adanya kolaborasi elite dan pengusaha dalam mengeksploitasi
daerah guna mencari keuntungan Sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan
kemaslahatan umum dan kesehatan lingkungan.
4. Politik lokal juga dinilai masih menganut oligarki kekuasaan sehingga
menghambat otonomi daerah, di mana selama empat tahun pertama
pemberlakuan desentralisasi dan otda 2001-2004, peran DPRD tidak diqunakan
untuk memonitor dan mengawal kinerja Pemda, melainkan untuk melakukan
daya tawar politik untuk kepentingan diri dan partainya saja.
3) Anda diminta untuk menganalisis berbagai solusi yang dapat dilakukan agar
pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik!
JAWAB:
Solusi yang dapat dilakukan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan
baik adalah otonomi daerah harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan
dilandasi dengan prinsip yang jelas.
Adapun prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat ditelaah dari beberapa
pernyataan berikut ini :
a) Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokratis, keadilan,
pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah.
b) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas nyata dan
bertanggung jawab.
c) Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota, sedangkan di tingkat
provinsi otonomi terbatas.
d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi.
e) Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah.
f) Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi
anggaran.
a) Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan
antar susunan pemerintahan.

Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
satu kebijakan besar yang berarti adanya pemecahan kewenangan antara pemerintah
Pusat dan Daerah. Oleh karenanya, di samping perlu berpegang pada prinsip - prinsip
sebagaimana dikemukakan di atas juga harus taat asas. Asas otonomi daerah tersebut
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asas yang umum dan asas yang khusus. Asas umum
terdiri atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Sedangkan asas khusus dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

Sebaik apapun pelaksanaan otonomi daerah, tidak akan berjalan dengan baik dan
meraih sasaran apabila tidak didasari dengan niatan yang baik dari pemerintah daerah
untuk menjalankan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, di dalam
pelaksanaan otonomi daerah perlu dukungan satu aspek lagi di dalam pemerintahan,
yaitu sebuah tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih atau disebut dengan
a good and clean government.
4) Anda diminta untuk mengurutkan prinsip-prinsip good governance yang di anut oleh
Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah!
JAWAB:
Prinsip-prinsip good governance yang di anut oleh Indonesia dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah yaitu:
1. Partisipasi
Di dalam negara demokrasi seperti Indonesia, konsep partisipasi adalah salah satu
konsep yang penting karena konsep ini berhubungan langsung dengan kedudukan
rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara. Oleh karena institusi negara
dipahami sebagai institusi yang dimiliki oleh semua warga negara, warga negara
memiliki hak untuk ikut berpartisipasi di dalam pemerintahan. Semakin tinggi partisipasi
rakyat di dalam pemerintahan maka semakin baik pula negara tersebut. Dalam konteks
pemahaman tentang good governance, konsep partisipasi ini tidak hanya berhenti pada
masalah sejauh mana partisipasi warga negara di dalam pemerintahan, tetapi juga
tentang sejauh mana pemerintah membuka jalur jalur partisipasi warga negara
tersebut. Semakin terbuka kesempatan warga negara untuk berpartisipasi di dalam
pemerintahan maka semakin baik pula tata kelola pemerintahan yang dijalankan.

2. Taat Hukum
Hukum menempati kedudukan yang penting di dalam negara demokrasi karena hukum
merupakan manifestasi dari konsensus atau kontrak sosial dari warga negara. Hukum
yang adil dan dilaksanakan tanpa diskriminasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap
negara untuk mewujudkan harkat dan martabat negara itu sendiri. Dalam konteks good
governance semakin suatu negara menghormati supremasi hukum dan menjalankan
hukum dengan adil serta tanpa diskrimasi maka semakin baik pula tata kelola
pemerintahan yang ijalankan. Dengan dijalankannya hukum dengan adil dan tanpa
diskriminasi maka warga negara akan merasakan jaminan hukum yang jelas dan dapat
mempercayai proses penegakan hukum yang dilakukan oleh negara. Ini menjadi satu hal
yang penting karena penghormatan warga negara terhadap penegakan hukum akan
menentukan penghormatan warga negara terhadap negara dan pemerintahan yang
berlangsung.

3. Transparansi Tata kelola


Pemerintahan yang baik harus mampu menjamin transparansi di hampir semua bidang
yang terkait dengan pengelolaan informasi. Penyusunan rencana anggaran, penggunaan
anggaran, pemilihan pejabat, proses pemilihan umum, dan lain sebagainya adalah
contoh dari beberapa hal yang mutlak memerlukan transparansi di dalam
pelaksanaannya. Prinsip transparansi ini sekali lagi merupakan prinsip yang diturunkan
dari prinsip prinsip demokrasi karena didasarkan pada asumsi bahwa negara adalah
milik rakyat. Oleh karenanya tata kelola pemerintahan yang dijalankan oleh negara
harus dapat diketahui oleh warga negara.
4. Responsif
Tata kelola Pemerintahan yang baik juga ditentukan oleh seberapa cepat pemerintahan
tersebut merespons berbagai macam persoalan yang muncul di masyarakat. Kehidupan
sebuah negara tentu saja tidak akan dapat dilepaskan dari berbagai macam persoalan
atau permasalahan. Ada masalah yang ringan, namun tidak jarang ada permasalahan
yang berat. Terkadang. permasalahan yang ringan berubah menjadi permasalahan yang
berat karena dibiarkan begitu saja. Di sinilah salah satu poin pentingnya
mengembangkan tata kelola pemerintahan yang responsif. Semakin cepat pemerintah
menangani permasalahan maka semakin baik pula tata kelola pemerintahan yang
dijalankan.

5. Berorientasi Kesepakatan
Negara adalah entitas kolektif yang terdiri atas berbagai macam golongan dan
kepentingan. Tidak jarang, pemerintah sebagai pihak yang menjalankan roda
pemerintahan sehari - hari harus menjembatani berbagai macam kepentingan yang
berbeda, termasuk di dalam menjalankan kebijakan pemerintah itu sendiri. Di masa
yang lalu, tidak jarang pemerintah menjalankan kebijakan secara otoritatif dan tanpa
memperhatikan keluhan dari masyarakat. Tata kelola pemerintahan yang baik tidaklah
demikian. Tata kelola pemerintahan yang baik harus selalu berorientasi kesepakatan
atau win win solution di dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi.

6. Kesetaraan
Kesetaraan adalah satu konsep yang penting di dalam implementasi sistem politik
demokrasi. Di dalam sistem politik demokrasi ini, setiap warga negara memiliki
kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan sehingga pada praktiknya,
setiap warga negara harus diperlakukan secara sama. Dalam bidang politik, salah satu
dari prinsip kesetaraan ini misalnya dapat dilihat dari regulasi tentang kesempatan yang
diberikan kepada setiap warga negara, baik laki - laki maupun perempuan untuk ikut
berpartisipasi di dalam pemerintahan, baik untuk duduk di dalam lembaga legislatif
maupun eksekutif. Termasuk juga untuk golongan masyarakat yang berkebutuhan
khusus. Prinsip kesetaraan harus ditegakkan, misalnya di dalam mendapatkan lapangan
kerja.

7. Efektif dan Efisien


Tata kelola pemerintahan yang baik juga dapat dinilai dari sejauh mana pemerintah
menggunakan sumber daya yang ada untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan
yang dihadapi. Dalam kehidupan sebuah negara, sumber daya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Baik buruknya tata kelola
pemerintahan yang dijalankan akan ditentukan oleh sejauh mana pemerintah
mampu memanfaatkan sumber daya tersebut untuk menyelesaikan persoalan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
8. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah salah satu prinsip yang penting di dalam kajian tentang
manajemen pemerintahan. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada warga negara di dalam menjalankan tugasnya. Prinsip ini dapat
dikatakan merupakan salah satu prinsip yang paling penting di dalam pelaksanaan good
governance karena akuntabilitas mencakup banyak kriteria yang ada di dalam prinsip-
prinsip good governance, misalnya konsep transparansi.

9. Visi Strategis
Prinsip terakhir yang tidak kalah penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik adalah visi strategi. Pemerintah atau pemimpin harus memiliki pandangan
jauh ke depan tentang strategi apa yang akan dilakukan untuk mengatasi berbagai
macam persoalan yang mungkin terjadi. Demikianlah beberapa prinsip yang menjadi
tolok ukur atau kriteria untuk menilai suatu tata pemerintahan yang baik. Berbagai
macam prinsip tersebut tentu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan menjadi
prinsip yang menyeluruh serta komprehensif di dalam penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai