TUGAS 3
UNIVERSITAS TERBUKA
Petunjuk mengerjakan tugas:
1. Panjang jawaban per soal antara 500 – 700 kata.
2. Jawaban ditulis menggunakan font Time New Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi
1.5.
3. Mahasiswa diharapkan menjunjung tinggi integritas akademik dengan menghindari
perilaku plagiarisme dalam bentuk apapun.
4. Mahasiswa dipersilakan untuk menggunakan teori-teori yang terdapat di dalam BMP
MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan, dan mengaitkannya kondisi di
masyarakat.
Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah:
1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP MKDU 4111 Pendidikan
Kewarganegaraan;
2. Berdasarkan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat.
3. Menjawab pertanyaan berdasarkan analisis/kalimat sendiri.;
4. Mencantumkan sumber referensi (sumber referensi yang diperbolehkan adalah dari
BMP, buku penunjan lainnya, jurnal, berita elektronik maupun cetak);
5. Copy paste tidak akan diberikan penilaian.
Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa tugas
anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat
unggah tugas pada Tuton ini.
Salam sukses.
Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000 yang
sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan
dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat
tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa
pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan
tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang
Pemerintah daerah.
Soal 1 (skor 25)
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi keberhasilan
otonomi daerah di Indonesia!
JAWAB: Otonomi daerah lahir setelah adanya tuntutan dari banyak masyarakat pada
bersamaan dengan bergulirnya era reformasi tahun 1998. Pada saat itu masyarakat
menganggap bahwa sistem pemerintahan terlalu sentralistik dan dianggap memiliki banyak
kekurangan. Akibatnya banyak kesenjangan pembangunan terjadi antara pulau satu dengan
pulau lain. Apabila dibiarkan, hal ini akan berdampak pada munculnya Gerakan-gerakan
separatis yang akan menjadi isu ketimpangan pembangunan pembangunan sebagai alasan
utama mereka. Menindaak lanjuti hal itu dan untuk semangat pembaruan sistem
pemerintahan agar lebih baik dan efektif maka pada akhirnya pemerintah mengesahkan
undang-undang no. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menggantikan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1974 yang sangat sentralistik dalam segala bidang dan mengabaikan
kearifan dan aspirasi masyarakat lokal. Pada pengesahan peraturan inilah gagasan tentang
otonomi daerah tersebut muncul. Kemudian untuk memperbesar peluang dan menunjang
keberhasilan otonomi di tiap daerah dibutuhkan berbagai faktor dan pengelolaan sumberdaya
yang ada dengan sangat berhati-hati serta tepat dan baik dalam pengelolaannya untuk
kebaikan Bersama khususnya masyarakat sekitar didaerah tersebut. Dari salah satu journal
(pdf) hasil penelitian karya Rifi Rivani Radiansyah mahasiswa Universitas Bale Bandung
yang saya download dan baca dari sumber salah satu website https://ejournal.unibba.ac.id
setidaknya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan
otonomi daerah. Berikut saya sajikan keempat faktor tersebut:
Pertama, faktor manusia pelaksananya.
Berhasil atau tidaknya pelaksanaan otonomi Daerah sebagian besar tergantung pada
Pemerintah Daerah itu sendiri. Maka yang dimaksudkan dengan Pemerintah Daerah
disini adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu para
peran aparatur atau alat-alat perlengkapan Daerah seperti Pegawai Daerah dan
Partisipasi masyarakat Daerah sangat penting disamping sebagai subyek juga
merupakan objek dari pembangunan itu sendiri.
Kedua, faktor keuangan daerah
Keuangan daerah merupakan salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara
nyata kemampuan Daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah
kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan.
Ketiga, faktor peralatan
Sebagai penyelenggaraan aktifitas pemerintahan Daerah, tentunya tidak lepas dari
penggunaan peralatan untuk menunjang kebutuhan dalam menjalankan otonopmi
daerah. Peralatan yang dimaksudkan disini dapat berupa seperti menyangkut
perangkat keras (hardware)/komputer, seperti gedung/ruang, peralatan perkantoran,
alat komunikasi dan alat transportasi, dan lain sebagainya.
Keempat, faktor organisasi dan manajemen.
Faktor organisasi dan manajemen ini sangat lah di perlukan agar daerah dapat atau
mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri-sendiri. Manajemen
menyangkut pengelolaan,mengatur segala sumberdaya yang ada agar dapat dikelola
dengan semaksimal mungkin. Manajemen organisasi disini meliputi mengatur dan
mengelola keungan,sumberdaya yang ada dan menyelesaikan segala permasalahan
yang ada.
Dari keempat faktor tersebut diatas tentunya saling berkaitan satu sama lain. Maksud
saya disini adalah apabila faktor manusia sebagai pelaksana dapat menjalankan tugas
dan kewajibannya dengan baik tentunya berdampak pula pada faktor organisasi dan
manajemen yang baik pula sebab organisasi dan manajemen yang baik tentunya
bergantung dari manusia pelaksananya, apabila manusia sebagai pelaksananya
memiliki kepemimpinan manajemen yang baik tentunya dalam pengelolaan faktor
keuangan dan sumberdaya yang ada akan dikelola dengan sebaik mungkin dan penuh
tanggungh jawab serta perhitungan. Apabila ketiga faktor tersebut terlaksana dengan
baik akan berdampak baik pula dalam pengadaan peralatan pelaksanaan otonomi
daerah di daerah tersebut, sebab dalam pelaksanaannya daerah tersebut memiliki
reputasi yang baik dan hal ini tentunya akan berdampak pada pemasukan keungan
dari berbagai sektor seperti sektor ekonomi,Kesehatan dan pariwisata sehingga sedikit
demi sedikit dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya seperti pengadaan
peralatan penunjang keberhasilan otonomi daerah sehingga lebih mandiri tidak serta
merta menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Apabila keempat fakto ini dapat
terjalin dan terlaksana dengan baik dan terukur tentunya akan menunjang pelaksanaan
otonomi yang baik pula di setiap daerah, demi terwujudnya cita-cita setiap daerah
yakni menuju daerah dengan pembangunan merata dan masyarakat yang sehat dan
sejahtera.
Soal 2 (skor 25)
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia!
JAWAB: Indonesia adalah negara yang kaya dan besar, baik dari segi luas wilayahnya
maupun dari segi banyaknya penduduknya. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, dengan
hal tersebut Indonesia mungkin dapat dikatakan sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia. Oleh karena itu tentunya dengan wilayah yang begitu luas dan jumlah pendudk
yang banyak pasti Dalam pelaksanaan otonomi daerah tidaklah selalu berjalan sesuai
rencana akan tetapi seringkali juga menghadapi beragam tantangan dan masalah.
masalah tersebut dapat menjadi faktor penghambat dalam pelaksaan otonomi daerah
di Indonesia.Dilansir dari berbagai journal yang saya download dan baca dari internet,
Setidaknya ada beberapa faktor berikut yang dapat menjadi faktor penghambat
otonomi daerah, yakni:
(a) Tidak semua daerah otonomi di Indonesia memiliki sumber daya manusia yang
tinggi, sehingga masih memerlukan bantuan dari pusat atau daerah lain.
Contohnya saja
(b) Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya alam yang
memadai, sehingga sulit untuk menggali dana dari potensi alam.
(c) Masih adanya daya tarik menarik antar pemerintah pusat dan daerah tentang
kewenangan masalah tertentu.
(d) Adanya kebiasaan sentralisasi atau terpusat, sehingga kreativitas daerah sulit
berkembang.
(e) Sebagian besar daerah otonom masih membiasakan diri tergantung kepada pusat
terutama masalah dana atau keuangan, sehingga sulit untuk mandiri.
1. Agent Of Change, Sebagaimana yang sudah di jelaskan didalam Surah Ar Ra’d :11 Bahwa
dimana bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu keadaan
yang lebih baik. Dengan adanya mahasiswa sebagai kaum intelektual, maka mahasiswa
dituntut untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa tidak hanya
“diam” melihat kondisi di sekitarnya. Mahasiswa harus merubah kondisi sekitarnya menjadi
lebih baik.
2. Agent Of Control, Mahasiswa juga bisa berperan sebagai control terhadap kebijakan
yang dibuat menyangkut hajat hidup orang banyak, mahasiswa dapat menjadi peran
penting dalam mewujudkan good governance dalam system pemerintahan. Iron Stock
Mahasiswa adalah asset atau cadangan untuk masa depan. Mahasiswa diharapkan
menjadi generasi yang tangguh dan juga harus memiliki kemampuan dan moralitas
yang baik sehingga dapat menggantkan generasi sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya organisasi yang setiap akhir kepengurusan akan di tandai dengan
pergiliran tongkat estafet dari golongan tua yang sudah penah memimpin ke golongan
muda yang mempunyai jiwa kempemimpinan. Dan disinilah saatnya yang muda yang
memimpin.
3. Sebagai mahasiswa juga harus mengerti fungsi mahasiswa yang harus dijalankan.
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang di ungkapkan oleh M. Hatta membentuk
manusia susila dan demokrat yang : Memiliki keinsafan tanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu
pengetahuan Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat. Berdasarkan
pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi
adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi
sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri
yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya. Insan akademis
harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang
terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa
itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah.
Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami
berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat
untuk menyelesaikannya.
4. Memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat supaya berpartisiapsi dalam
pemilu dengan menggunakan hak pilih sebaik-baiknya, guna membawa bangsa dan
NKRI maju seperti negara lain di dunia.
5. Mendorong dan memandu masyarakat secara langsung atau pun tidak untuk memilih
parpol dan calon walik rakyat yang jujur, amanah, cerdas, pejuang, berani, dan
mempunyai track record yang baik di masayrakat.
6. Memberikan infermasi kepada masyarakat tentang parpol dan calon wakil rakyat yang
baik dan pantas untuk dipilih, supaya hasil pemilu dapat membawa bangsa ini
semakin maju di bawah pemimpin yang tepat.
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlbih dahulu tentang good governance yang ada di
dalam BMP MKDU4111!)