Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : MOHAMMAD RIZKI PRAYOGA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041980016

Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ Bogor

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban
1. Kemampuan yang harus dikembangkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan otonomi
daerah tidak terlepas dari faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah.

Secara umum, faktor-faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi keberhasilan


pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yaitu:
1) faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi
daerah;
2) faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintahan daerah:
3) faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintahan daerah
4) faktor organisasi dan manajemen yang merupakan sarana untuk melakukan
penyelenggaraan pemerintahan daerah secara baik, efisien, dan efektif.

Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan untuk mengelola keuangan daerah merupakan
faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Dengan kata
lain, salah satu ciri dari daerah otonom terletak pada kemampuan selfsupporting-nya dalam
bidang keuangan, termasuk di dalamnya adalah kemampuan daerah dalam menggali sumber-
sumber keuangan dengan baik dan menggunakannya secara tepat dan benar. Daerah harus
mempunyai sumber-sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaran
otonominya.

2. Otonomi daerah di Indonesia merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengontrol dan mengelola sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penyebab munculnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah menurut Siti
Zuhro:

- Tidak jelasnya strategi penyelenggaraan otonomi daerah, karena semua agenda dan kebijakan
tidak didudukung dengan grand design yang jelas.

- Birokrasi yang belum tereformasi (tidak profesional & tidak netral), desentralisasi dan
otonomi daerah pun tidak akan bisa dilaksanakan dengan maksimal.

3. Solusi yang dapat dilakukan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik
adalah otonomi daerah harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan dilandasi dengan
prinsip yang jelas. Adapun prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat ditelaah dari
beberapa pernyataan berikut ini (Wahidin, 2015: 86)
1. Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokratis, keadilan,
pomorataan, potensi, dan keanekaragaman daerah.
2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonom luas nyata dan bertanggung jawab
3. Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota, sedangkan di tingkat provinsi
otonomi terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi anggaran.
7 Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria ekstemaltas, akuntabilitas, dan
elsensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah satu
kebijakan besar yang berarti adanya pemecahan kewenangan antara pemerintah Pusat dan
Daerah. Oleh karenanya, di samping perlu berpegang pada prinsip-prinsip sebagaimana
dikemukakan di atas juga harus taat asas. Asas alonomi daerah tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu asas yang umum dan asas yang khusus. Asas umum terdiri atas kepastian
hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan asas khusus dapat dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.. Sebaik apapun
pelaksanaan otonomi daerah, tidak akan berjalan dengan baik dan meraih sasaran apabila tidak
didasari dengan niatan yang baik dan pemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan
tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, di dalam pelaksanaan otonomi daerah perlu
dukungan satu aspek lagi di dalam pemerintahan, yaitu sebuah tata kelola pemerintahan yang
baik dan bersih atau disebut dengan a good and clean government.

4. Prinsip-prinsip good governance yang di anut oleh Indonesia dalam penyelenggaraan


pemerintahan daerah

1. Partisipasi
Di dalam negara demokrasi seperti indonesia, konsep partisipasi adalah salah satu konsep yang
penting karena konsep ini berhubungan langsung dengan kedudukan rakyat sebagai pemilik
kedaulatan tertinggi negara. Oleh karena institusi negara dipahami sebagai institusi yang
dimiliki oleh semua warga negara. warga negara memiliki hak untuk ikut berpartisipasi di dalam
pemerintahan. Semakin tinggi partisipasi rakyat di dalam pemerintahan maka semakin baik
pula negara tersebut. Dalam konteks pemahaman tentang good governance, konsep partisipas
ini tidak hanya berhent pada masalah sejauh mana partisipasi warga negara di dalam
pemerintahan, tetapi juga tentang sejauh mana pemerintah membuka jalur jalur partisipasi
warga negara tersebut. Semakin terbuka kesempatan warga negara untuk berpartisipasi di
dalam pemerintahan maka semakin baik pula tata kelola pemerintahan yang dijalankan.

2. Taat Hukum Hukum


menempati kedudukan yang penting di dalam negara demokrasi karena hukum merupakan
manifestasi dari konsensus atau kontrak sosial dari warga negara. Hukum yang adil dan
dilaksanakan tanpa diskriminasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap negara untuk
mewujudkan harkat dan martabat negara itu sendiri. Dalam konteks good governance semakin
suatu negara menghormati supremasi hukum dan menjalankan hukum dengan adil serta tanpa
diskrimasi maka semakin baik pula tata kelola pemerintahan yang dijalankan Dengan
dijalankannya hukum dengan adil dan tanpa diskriminasi maka warga negara akan merasakan
jaminan hukum yang jelas dan dapat mempercayai proses penegakan hukum yang dilakukan
oleh negara. Ini menjadi satu hal yang penting karena penghormatan warga. negara terhadap
penegakan hukum akan menentukan penghormatan warga negara terhadap negara dan
pemerintahan yang berlangsung

3. Transparansi Tata kelola


Pemerintahan yang baik harus mampu menjamin transparansi di hampir semua bidang yang
terkait dengan pengelolaan informasi Penyusunan rencana anggaran, penggunaan anggaran,
pemilihan pejabat, proses pemilihan umum, dan lain sebagainya adalah contoh dari beberapa
hal yang mutlak memerlukan transparansi di dalam pelaksanaannya. Prinsip transparansi ini
sekali lagi merupakan prinsip yang diturunkan dari prinsip prinsip demokrasi karena didasarkan
pada asumsi bahwa negara adalah milik rakyat. Oleh karenanya tata kelola pemerintahan yang
dijalankan oleh negara harus dapat diketahui oleh warga negara

4. Responsif Tata kelola


Pemerintahan yang baik juga ditentukan oleh seberapa cepat pemerintahan tersebut
merespons berbagai macam persoalan yang muncul di masyarakat. Kehidupan sebuah negara
tentu saja tidak akan dapat dilepaskan dari berbagai macam persoalan atau permasalahan. Ada
masalah yang ringan, namun tidak jarang ada permasalahan yang berat. Terkadang,
permasalahan yang ringan berubah menjadi permasalahan yang berat karena dibiarkan begitu
saja. Di sinilah salah satu poin pentingnya mengembangkan tata kelola pemerintahan yang
responsif. Semakin cepat pemerintah menangani permasalahan maka semakin baik pula tata
kelola pemerintahan yang dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai