TUGAS 3
Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan untuk mengelola keuangan daerah merupakan
faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Dengan kata
lain, salah satu ciri dari daerah otonom terletak pada kemampuan selfsupporting-nya dalam
bidang keuangan, termasuk di dalamnya adalah kemampuan daerah dalam menggali sumber-
sumber keuangan dengan baik dan menggunakannya secara tepat dan benar. Daerah harus
mempunyai sumber-sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaran
otonominya.
2. Otonomi daerah di Indonesia merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengontrol dan mengelola sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyebab munculnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah menurut Siti
Zuhro:
- Tidak jelasnya strategi penyelenggaraan otonomi daerah, karena semua agenda dan kebijakan
tidak didudukung dengan grand design yang jelas.
- Birokrasi yang belum tereformasi (tidak profesional & tidak netral), desentralisasi dan
otonomi daerah pun tidak akan bisa dilaksanakan dengan maksimal.
3. Solusi yang dapat dilakukan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik
adalah otonomi daerah harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan dilandasi dengan
prinsip yang jelas. Adapun prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat ditelaah dari
beberapa pernyataan berikut ini (Wahidin, 2015: 86)
1. Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokratis, keadilan,
pomorataan, potensi, dan keanekaragaman daerah.
2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonom luas nyata dan bertanggung jawab
3. Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota, sedangkan di tingkat provinsi
otonomi terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi anggaran.
7 Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria ekstemaltas, akuntabilitas, dan
elsensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.
Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah satu
kebijakan besar yang berarti adanya pemecahan kewenangan antara pemerintah Pusat dan
Daerah. Oleh karenanya, di samping perlu berpegang pada prinsip-prinsip sebagaimana
dikemukakan di atas juga harus taat asas. Asas alonomi daerah tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu asas yang umum dan asas yang khusus. Asas umum terdiri atas kepastian
hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan asas khusus dapat dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.. Sebaik apapun
pelaksanaan otonomi daerah, tidak akan berjalan dengan baik dan meraih sasaran apabila tidak
didasari dengan niatan yang baik dan pemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan
tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, di dalam pelaksanaan otonomi daerah perlu
dukungan satu aspek lagi di dalam pemerintahan, yaitu sebuah tata kelola pemerintahan yang
baik dan bersih atau disebut dengan a good and clean government.
1. Partisipasi
Di dalam negara demokrasi seperti indonesia, konsep partisipasi adalah salah satu konsep yang
penting karena konsep ini berhubungan langsung dengan kedudukan rakyat sebagai pemilik
kedaulatan tertinggi negara. Oleh karena institusi negara dipahami sebagai institusi yang
dimiliki oleh semua warga negara. warga negara memiliki hak untuk ikut berpartisipasi di dalam
pemerintahan. Semakin tinggi partisipasi rakyat di dalam pemerintahan maka semakin baik
pula negara tersebut. Dalam konteks pemahaman tentang good governance, konsep partisipas
ini tidak hanya berhent pada masalah sejauh mana partisipasi warga negara di dalam
pemerintahan, tetapi juga tentang sejauh mana pemerintah membuka jalur jalur partisipasi
warga negara tersebut. Semakin terbuka kesempatan warga negara untuk berpartisipasi di
dalam pemerintahan maka semakin baik pula tata kelola pemerintahan yang dijalankan.