Anda di halaman 1dari 7

2023

TUGAS 3 TUTORIAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
RIAN MALIK

FAKULTAS EKONOMI | Universitas Terbuka


TUGAS TUTORIAL KE-3
PROGRAM STUDI S1- AKUNTANSI

Nama Mahasiswa : Rian Malik

Nomor Induk Mahasiswa : 048867501

Nama Tutor : Tarsini 01003542

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Kode Mata Kuliah : MKDU 4111


Kelas Tuton : 103

TUGAS TUTORIAL KE 3 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MKDU 4111 RIAN MALIK 044867501

Page 1|8
Kepada Yth Bapak /IbuTutor
Jawaban :

1). Otonomi daerah merupakan sebuah sistem atau kewenangan yang dimiliki oleh daerah.
Berdasarkan etimologi otonomi memiliki arti pengaturan sendiri, memerintah sendiri atau mengatur.
Dalam Pasal 1 Ayat (6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dijelaskan
bahwa otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Capaian utama otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Dalam upaya mewujudkannya, otonomi daerah memiliki sejumlah faktor keberhasilan.
Diantaranya faktor keberhasilan yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah di
indonesia:
1. Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
Pemerintahan yang baik dan bersih akan menjadi indikator dalam mendukung keberhasilan otonomi
daerah, karena dengan begitu, semua program visi dan misi daerah suatu daerah akan tercapai.
2. Niat baik dari pemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan
Niat baik tentu saja akan menjadi kekuatan dalam menjalankan pemerintahan baik dalam memajukan
faktor, ekonomi, pendidikan, wisata hingga sosial budaya. Berbagai kebijakan akan memiliki gairah
dan berhasil jika pemerintahnya memiliki niatan yang baik, yang tentunya niatan baik tersebut akan
diiringi dengan keseriusan kerja yang sesuai dengan target-target pembangunan yang harus dicapai.
3. Terserapnya aspirasi masyarakat
Aspirasi masyarakat merupakan proses perencanaan program kerja pembangunan yang berdasar
aspirasi atau kebutuhan masyarakat, pemerintah perlu terus menggali berbagai macam aspirasi yang
ada di masyarakat, karena masyarakat disuatu daerah yang lebih tahu dengan apa yang dibutuhkan
secara mendesak, namun dengan catatan kebutuhan tersebut bersifat umum untuk dimanfaatkan
bersama dan menghasilkan manfaat yang berkelanjutan.
4. Peran serta dan dukungan masyarakat di daerah tersebut
Peran serta masyarakat di daerah tersebut sangat dibutuhkan dalam mendorong keberhasilan otonomi
daerah, karena meskipun pemerintah telah menerapkan tata kelola pemerintah yang bersih serta
melaksanakan berbagai upaya yang maksimal dalam menjalankan kebijakannya, semua itu akan sia-
sia jika masyarakat setempat tidak berperan serta dan tidak mendukung dengan adanya
pembangunan di daerah tersebut.
5. Taat Hukum
Jika orang yang menjalanakan pemerintahan dan masyarakatnya taat hukum maka tidak perlu
ditawar lagi, Negara akan makmur, otonomi daerah akan berhasil, masyarakat akan sejahtera.
6. Transparansi
Transparansi merupakan bentuk kejujuran pemerintah kepada rakyatnya, dengan transparansi rakyat
bisa mengetahui kebijakan pemerintah, program, hingga penggunaan anggaran. Transparansi
menghilangkan prasangka buruk dari masyarakat terhadap pemimpinnya sebagai pemegang
kebijakan.

2). Otonomi daerah dalam kegiatanya pastinya selalu saja ada hambatan. di indonesia hambatan
otonomi daerah selalu saja terjadi bahkan sampai hari ini meskipun kita tidak bisa pungkiri bahwa
otonomi daerah dalam implementasinya dari waktu ke waktu mengalami kemajuan meskipun tidak
sempurna Faktor-faktor yang dapat menjadi hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di
Indonesia Antara lain adalah tata kelola pemerintahan tidak berjalan dengan baik, pemerintah tidak
serius dalam menjalankan kebijakannya, Pelaksanaan program pembangunan asal-asalan,
Masyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan pembangunan, Korupsi dimana - mana dan tidak
adanya transparasi oleh pemerintah.
1. Tata kelola pemerintahan tidak berjalan dengan baik
Tata kelola pemerintahan yang buruk atau jajaran anggota organisasi pemerintahan yang tidak diisi
orang yang tepat akan menghambat kinerja pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Organisasi pemerintah perlu diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya masing-masing sehingga
mereka akan mudah mengerti dalam menjalankan tugas dan fungsi dengan baik.
2. Pemerintah tidak serius dalam menjalankan kebijakan
Pemerintah yang tidak serius menjalankan kebijakannya akan berakibat pada penerapan kebijakan
yang tidak maksimal dan bahkan gagal dalam pelaksanaannya. Hala ini tentu akan berakibat
terhadap semua lini pemerintahan misalnya penyusunan program yang tidak serius, target
pelaksanaan program yang tidak tepat sasaran.
3. Pelaksanaan program pembangunan asal-asalan
Menyusun program pembangunan secara asal-asalan hanya akan menghabiskan anggaran pemerintah
tanpa adanya program yang tepat sasaran yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Misalnya dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dibangun dengan tanpa
memperhitungkan manfaat bagi masyarakat umum serta tidak adanya manfaat jangka panjang yang
bisa dinikmati oleh masyarakat, setiap tahun hanya membangun dengan target menghabiskan
anggaran saja, begitu seterusnya sehingga program pembangunannya bisa jadi hanya terfokus pada
satu dua hal yang sama, tanpa bisa menyasar pengembangan pembangunan lainnya seperti ekonomi,
pendidikan, sosial budaya hingga wisata.
4. Masyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan pembangunan
Jika dalam pelaksanaan perencanaan pembanguan tidak melibatkan masyarakat setempat, tentu
target kebutuhan dan manfaatnya hanya berdasarkan angan-angan saja, jika sudah begitu masyarakat
tidak akan peduli dengan program yang dikeluarkan oleh pemerintah, contoh kecil misalnya
masyarakat tidak akan merawat atau melestarikan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah,
hal ini karena dari awal masyarakat tidak difungsikan dalam perencanaan dan sebagai
konsekuensinya masyarakat tidak akan peduli dengan program tersebut apalagi program pemerintah
yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Korupsi dimana-mana
Saat ini keleluasaan pemerintah kepada kepala daerah dan jajaran perangkat di pemerintahan daerah
tersebut seakan memberi peluang untuk leluasa juga dalam mengatur anggaran pembangunan daerah,
namun konsekuensi terbesarnya adalah peluang besar pula dalam penyalah gunaan anggaran yang
seharusnya untuk kepentingan masyarakat banyak menjadi anggaran untuk kepentingan pribadi
maupun golongan atau lebih kerennya di sebut dengan korupsi.
6. Tidak Transparan
Ketidak jujuran dimulai dari sikap yang tidak mau terbuka atau transparan dalam setiap program
apalagi masalah keuangan bahkan dengan nominal kecil sekalipun. Tidak transparan tentu akan
menimbulkan fitnah atau prasangka yang tidak baik tentang pengelolaan keuangan oleh pemerintah
dan tidak transparan ini yang kemudian membawa peluang untuk korupsi
Korupsi merupakan kegiatan yang melawan hukum dan akan menjadi penghambat yang paling besar
dalam pelaksanaan pembangunan, karena meskipun perencanaan program sudah matang, pastisipasi
masyarakat sudah maksimal, namun kembali lagi pada penyalahgunaan anggaran tentu akan merusak
kualitas pembangunan yang dilaksanakan, tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur,
pembangunan lainpun tidak akan maksimal, jika kualitas produk pembangunan tidak maksimal,
maka tidak ada yang namanya manfaat jangka panjang, yang ada hanya kegiatan pembangunan di
satu tempat tanpa bisa membangun ditempat lain karena anggaran yang tidak cukup, begitu
seterusnya dan seterusnya.
3). Solusi nyata yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah
salah satunya adalah korupsi Kasus korupsi menjadi hambatan besar dalam mencapai keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah yang didalamnya terdapat program pembangunan. Solusi untuk
mengatasi korupsi tidak bisa hanya mengandalkan ketatnya pengawasan dari badan pengawas terkait,
karena selalu ada celah dari setiap pengawasan.
Merubah sikap diri dan karakter yang dapat memberantas korupsi yang ada di setiap daerah merupakan
salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan tindakan korupsi. Para pejabat
baik legislatif maupun eksekutif perlu diisi oleh orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, dan tanggung jawab. Orang yang menjadi pejabat atau wakil rakyat harus selalu sadar
bahwa jabatan yang diembannya adalah amanah yang harus dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Kepercayaan rakyat harus terus dijaga agar kita tidak kembali lagi pada hukum rimba yaitu
kuat yang berkuasa, ketika rakyat mulai jenuh dengan pemerintahan yang menggunakan cara korupsi
maka bukan hal yang aneh lagi jika masyarakat nantinya menginginkan era era lainnya seperti era
reformasi seperti yang pernah terjadi di Indonesia yang pada waktu itu masyarakat melalui mahasiswa
telah menunjukkan kekuatannya sendiri dalam menentukan kebijakan pemerintahan.
Kita sebagai masyarakat sudah seharusnya untuk turut mengawal suksesnya pelaksanaan otonomi
daerah dengan menjadi kontrol sosial atas kebijakan dan program pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah.

4). Menurut Effendi (2005) tata kelola pemerintahan yang baik atau good goovernance telah
diterjemahkan menjadi penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro Tjokroamidjojo),
pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab atau LAN, tata pemerintahan yang baik
atau UNDP, serta ada juga yang mengartikan good governance sebagai pemerintahan yang bersih.
Namun bukanlah sesuatu yang mudah untuk mewujudkan good governance yang bersih, dibutuhkan
komitmen yang kuat dari para pelaku yang terlibat dan pemangku kepentingan, seperti pemerintah,
masyarakat maupun swasta.
Mahasiswa merupakan kelompok kaum intelektual muda yang nantinya akan menjadi generasi
penerus bangsa, sehingga mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting untuk mewujudkan good
governance di lingkungan masyarakat. Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk memberikan upaya
terbaik mereka di sela-sela waktu perkuliahan demi mewujudkan perubahan yang baik di lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Tiga peranan penting yang harus dilakukan mahasiswa terhadap masyarakat untuk mewujudkan good
governance, diantaranya yaitu Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock.
Sebagai Agent of Change mahasiswa tidak boleh hanya diam saja melihat kondisi lingkungan
sekitarnya, namun mahasiswa dituntut dapat melakukan suatu perubahan dan merubah kondisi
lingkungan sekitarnya menuju kearah yang lebih baik. Mahasiswa harus bisa bertindak sebagai katalis
atau bisa disebut sebagai pemicu terjadinya sebuah perubahan yang nantinya akan berdampak positif
serta memperjuangkan perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan di dalam kehidupan
masyarakat.
Mahasiswa juga sangat berperan penting untuk mewujudkan good governance dalam sistem
pemerintahan sebagai kontrol terhadap kebijakan yang telah dibuat atau Agent of Control. Seperti
mengkritisi dan mengamati keadaan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya, baik di
lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat luas. Sebagai Agent of Control, mahasiswa
diharuskan untuk terlibat sebagai pelaku di dalam lingkungan masyarakat agar dapat menjadi panutan
dalam masyarakat, bukannya hanya sebagai pengamat yang hanya bisa duduk manis.
Sebagai aset atau cadangan masa depan suatu negara (Iron Stock), mahasiswa juga diharapkan dapat
menjadi generasi yang tangguh, memiliki jiwa kepemimpinan serta memiliki moralitas yang baik
sehingga dapat menggantikan kepemimpinan generasi yang sebelumnya sudah pernah memimpin.
Maka dari itu untuk mewujudkan ketiga peranan penting tersebut mahasiswa diharuskan untuk peduli
dan melek dengan keadaan di lingkungan sekitarnya, sehingga mahasiswa akan menyadari semua
permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Karena, yang akan layak dan
akan mampu mengusung perubahan bangsa ini di kemudian hari hanyalah para mahasiswa yang sadar
dan peduli dengan keadaan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Daftar Pustaka
Monica Ayu Caesar Isabela, faktor keberhasilan dan penghambat otonomi daerah, Kompas.com
Antapedia.com. faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah
Lasiyo-Reno wikandaru-Hastangka, Otonomi daerah serta good and clean government
Antapedia.com. faktor faktor yang menghambat otonomi daerah
Liana Khusnul Saputri, Peran Penting Mahasiswa dalam Mewujudkan Good Governance di
Lingkungan Masyarakat, kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai