Anda di halaman 1dari 9

Notulensi : Lia Amelia

Kelompok 4

List pertanyaan

1. Patma

Apa jenis pendekatan yang efektif untuk membangun kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam
pengawasan terhadap penggunaan dana publik?

Penjawab : Wavi Yatul Ahdi

Jenis pendekatan yg paling efektif dalam membangun kesadaran masyarakat adalah dengan
menggunakan metode atau pendekatan Participatory Learning and Action (PLA) , konsep pendekatan
tersebut dapat diimplementasikan dalam program pemberdayaan masyarakat yang lebih sistematis, luas
dan merata. Saat ini Indonesia memiliki program pemberdayaan masyarakat yang secara sistematis
berjalan dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Dari sekian banyak program pemberdayaan saat
ini yang cukup populer adalah program Keluarga Harapan (PKH) dimana program pemerintah yang
dirumuskan untuk mengatasi masalah kemiskinan masyarakat Indonesia. Program ini diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan. Sebelum
kehadiran PKH tentu sudah banyak program yang dilakukan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan,
tentu program tersebut memiliki tujuan yang sejalan dengan persoalan yang terdapat di masyarakat.
Persoalan Kemiskinan menjadi perhatian nasional sehingga memerlukan langkah strategis melalui
pendekatan pengelolaan yang sistematis, terintegrasi dan komprehensif. Dimana salah satu tujuan
dalam pencapaian program pemberdayaan masyarakat adalah untuk mengurangi beban dan memenuhi
hak serta menciptakan masyarakat yang madani dan menciptakan kualitas kehidupan yang bermartabat.
Metode dan pendekatan participatory learning and action pada program pemberdayaan masyarakat
yang telah diselenggarakan secara sistematis oleh Pemerintah, sehingga program tersebut dapat
mencapai kualitas kehidupan yang baik

Tambahan Simatunadila

Ada 5 jenis pendekatan yang efektif dalam pengawasan

1. Pendekatan Klasik

Dalam pendekatan klasik pengawasan di dasarkan pada ide dan pikiran

“ekonomi yang rasional” serta pandangan ilmiah. Disini sistem pengawasan ditekankan

pada formalisasi tujuan dan tugas tugas manajemen (Flippo 1966), pendekatan ini didasarkan pada
konsep

“Scientific Management” yang diperkenankan oleh Taylor


dahulu dimana manajer mengharapkan kepatuhan, menggunakan kekuasaan untuk mengarahkan dan
memberikan informasi.

2.Pendekatan stuktural

Pendekatan struktural ini masih menggunakan berbagai komponen klasik namun bedanya adalah bahwa
pendekatan ini membagi-bagi fungsi manajemen atas berbagai fungsi yaitu fungsi perencanaan,
penggorganisasian, perintah, koordinasi, danpengawasan sebagai bagaimana dikemukakan oleh Fayol
(1949). Pendekatan ini mengguankan struktur sebagai alat untuk melakukan pengawasan.

3.Pendekatan Kekuasaan atau Power

Pendekatan klasik strukur diatas sebenarnya juga mengakui adanya kekuasaan atau authority. Karena
dalam struktur mengalir authority atau kekuasaan yang merupakan dasar pimpinan melakukan
pengawasan. Kekuasan yang dimiliki ini digunakan untuk mempengaruhi dan memaksakan agar orang
lain mengikuti keinginan pimpinan

4.Pendekatan Sistem

Dalam pendekatan sistem maka pengawasan dianggap sebagai salah satu sistem dari general sistem
yang ada. Sistem adalah suatu set bagian-bagian yang Saling berhungan memiliki ketergantungan yang
satu dengan lainnya.

5.Pendekatan Human Relation

Dalam model ini pengawasan dilihat dari segi manusianya dalam, hal ini yang diperhatikan adalah
hubungan antar manusia.

2. Sela

Jelaskan Mengapa partisipasi masyarakat diperlukan dalam pelaksanaan otonomi daerah?

Penjawab : Nurhayati

Dalam konsep pelayanan publik, posisi masyarakat ialah sebagai pengguna layanan, yang memiliki hak
atas pelayanan publik serta berhak menuntut pelayanan yang seharusnya diperoleh. Namun,
masyarakat sesungguhnya bukan hanya sekadar pengguna atau sering dianalogikan sebagai customer,
melainkan dapat mengambil bagian dalam membuat danmerumuskan kebijakan. Partisipasi masyarakat
merupakan salah satu konsep yang merujuk pada keterlibatan aktif masyarakat pada pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan publik. Partisipasi masyarakat sangat
penting agar para penyelenggara pelayanan publik dapat lebih mengenal warganya, termasuk cara
berpikir dan kebiasaan hidup warga masyarakatnya, masalah yang dihadapinya, apa yang disumbangkan
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dan lain-lain. Kurangnya partisipasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik akan menyebabkan kebijakan-kebijakan publik yang diputuskan tidak
mampu mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dapat menimbulkan
kegagalan pada pencapaian tujuan kebijakan .

Partisipasi menjadi konsep penting karena masyarakat ditempatkan sebagai subyek utama dalam
penyelenggaraan otonomi daerah. Arti penting partisipasi pada intinya terletak pada fungsinya. Fungsi
pertama adalah sebagai sarana swa edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai persoalan publik.

Tambahan: Annisa Nur Pratiwi

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah sangat penting karena alasan berikut:

Demokrasi yang lebih baik: Otonomi daerah bertujuan untuk mendekatkan pengambilan keputusan
kepada masyarakat setempat. Dengan partisipasi aktif dari masyarakat, keputusan yang diambil akan
lebih demokratis dan mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas.

Pengambilan keputusan yang lebih akurat: Partisipasi masyarakat memungkinkan pemangku


kepentingan lokal, seperti warga, kelompok masyarakat, dan organisasi non-pemerintah, untuk
memberikan masukan, pengetahuan, dan perspektif yang berharga dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, keputusan yang dihasilkan akan lebih
akurat dan berdasarkan kebutuhan dan keinginan nyata masyarakat.

Meningkatkan akuntabilitas: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas


pemerintah daerah. Dengan masyarakat yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan,
pemerintah daerah akan lebih cenderung bertanggung jawab atas tindakan dan kebijakannya. Partisipasi
masyarakat juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memantau kinerja pemerintah daerah
dan memastikan bahwa kepentingan publik dilayani dengan baik.

Pemenuhan kebutuhan lokal: Masyarakat yang terlibat dalam proses otonomi daerah dapat secara
langsung mengidentifikasi dan mengartikulasikan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh komunitas
mereka. Dengan demikian, partisipasi masyarakat memungkinkan pemerintah daerah untuk merancang
kebijakan dan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Mendorong pembangunan berkelanjutan: Partisipasi masyarakat juga penting dalam mendorong


pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan
implementasi kebijakan, solusi yang lebih inovatif, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat dapat
dihasilkan. Partisipasi masyarakat juga memperkuat rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat
terhadap pembangunan lokal, yang pada gilirannya meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang.

Dalam rangka mewujudkan partisipasi masyarakat yang efektif, penting untuk melibatkan berbagai
kelompok masyarakat, termasuk kelompok yang rentan dan marginal, sertau memastikan keterbukaan
informasi, pendidikan partisipatif, dan mekanisme partisipatif yang inklusif dan terstruktur.

Tambahan : Wavi Yatul Ahdi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, diatur dalam UU Nomor 22 tahun 1999 yang telah diubah oleh
UU Nomor 32 tahun 2004 memberikan keleluasan dan kewenangan kepada daerah untuk
menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Dengan semangat otonomi daerah mendorong
masyarakat untuk mengatur daerahnya dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita negara
dan terselenggaranya kepemerintahan yang baik, peran serta masyarakat merupakan prasyarat
mutlak. Dimana masyarakat merupakan komponen utama dalam penyelenggaraan otonomi, baik
masyarakat kota ataupun masyarakat adat di pedesaaan. Masyarakat kota mempunyai akses yang
mudah dengan penyelenggara pemerintahan sehingga memungkinkan partisipasi yang lebih luas
dibanding masyarakat pedesaan. otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan keadilan,
demokrasi dan kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa, meningkatkan keterlibatan serta partisipasi
masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan membangun saling kepercayaan antara
masyarakat dengan pemerintah. Dengan adanya partisipasi masyarakat yang aktif dan positif, maka
akan berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan terutama di daerah-daerah.

Sanggahan : Nadia Deby

Ketimpangan partisipasi masyarakat kota dan desa yang tidak sesuai antara ketimpangan dengan apa
yang disampaikan terkait kebijakan boltom up

3. Tsania

Dalam makalah penyaji terdapat penjelasan ttg jenis² pengawasan, salah satunya yaitu pengawasan
masyarakat yang mana Penyelenggaraan pengawasan masyarakat ini ditujukan kepada

pemerintah agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan terutama penggunaan sumber daya.
Pertanyaannya apakah partisipasi masyarakat dalam pengawasan masih kurang melihat masih
banyaknya penyalahgunaan sumberdaya yang dilakukan pemerintah.

Penjawab : Juwita
Menurut pendapat dari kelompok kami keterlibatan masyarakat dalam pengawasan itu masih kurang.
Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor.

Pertama, penyusunan standar pelayanan yang tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, mengamanatkan bahwa dalam menyusun dan menetapkan
standar pelayanan, penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait. Namun
berdasarkan hasil Survei ORI pada 2016, dari total sampel sebanyak 2.233 dan tersebar pada 213
entitas, hanya terdapat 420 atau 18,81 % responden instansi penyelenggara yanlik yang menyatakan
bahwa dalam menyusun standar layanan, instansi tersebut melibatkan masyarakat. Sedangkan sebanyak
1.751 responden atau 78,41 % menyatakan tidak melibatkan masyarakat. Lebih dari 75 % dari total
responden penyelenggara layanan mengakui bahwa dalam proses menyusun standar layanan tidak
melibatkan masyarakat.

Kedua, tidak ada sarana maupun mekanisme penyampaian aduan dari masyarakat. Berdasarkan hasil
Survei ORI pada 2016, di tingkat Kementerian, dari 700 produk layanan yang disurvei, sebanyak 50,14 %
atau 351 produk layanan belum mempublikasikan mekanisme pengaduan. Di tingkat Lembaga, sebanyak
323 produk layanan dari 15 Lembaga, sebanyak 57,59 % atau 186 produk layanan belum
mempublikasikan informasi prosedur dan tata cara penyampaian pengaduan. Sedangkan di tingkat
Pemerintah Provinsi, ketersediaan informasi mekanisme pengaduan juga masih sangat rendah, karena
hanya 57,76 % atau 1.791 produk layanan dari 3.101 produk layanan yang telah diteliti ORI. Hasil survei
tersebut menggambarkan bahwa masyarakat tidak diberikan ruang untuk menyampaikan pengaduan
atas penyimpangan standar pelayanan yang dilakukan oleh pelaksana. Hal ini berbanding terbalik
dengan semangat pengelolaan pengaduan yang mewajibkan seluruh Unit Layanan Publik (ULP) untuk
mempublikasikan sarana pengaduan dan mekanisme pengaduan sebagaimana amanat undang-undang.

Ketiga, tidak adanya tindak lanjut penyelesaian pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat. Hal
tersebut menumbuhkan sikap masyarakat yang apatis terhadap perbaikan pelayanan publik. Pengaduan
masyarakat yang masuk ke instansi, bahkan sering tidak dicatat dan ditanggapi. Keempat, masyarakat
takut salah dalam melapor. Kendala minimnya partisipasi masyarakat juga disebabkan adanya ketakutan
"salah alamat" dalam melapor jika ada penyimpangan dalam pelayanan publik. Oleh karena itu, perlu
diwujudkan sistem pengaduan yang terintegrasi secara nasional.

Tambahan: Annisa Nur Pratiwi

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemerintah dapat bervariasi di berbagai negara dan
dalam konteks yang berbeda. Namun, secara umum, partisipasi masyarakat dalam pengawasan
pemerintah masih sering dianggap kurang. Masih ada banyak penyalahgunaan sumber daya yang
dilakukan oleh pemerintah yang mungkin tidak terungkap atau tidak ditindaklanjuti dengan baik.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengawasan termasuk
kurangnya kesadaran akan hak-hak mereka, kurangnya transparansi dalam pemerintahan, kurangnya
akses terhadap informasi, intimidasi atau represi terhadap aktivis atau pelapor yang mengekspos
penyalahgunaan, serta kurangnya mekanisme yang efektif untuk melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemerintah dan mengatasi


penyalahgunaan sumber daya, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, pemerintah harus mendorong
transparansi dalam semua tingkatan pemerintahan, memastikan bahwa informasi yang relevan tersedia
secara publik, dan membangun mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses
informasi tersebut. Kedua, perlindungan hukum harus diberikan kepada aktivis dan pelapor yang
mengungkap penyalahgunaan, serta menghukum pelaku penyalahgunaan dengan tegas. Ketiga,
pemerintah harus membangun mekanisme yang efektif untuk melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, seperti mekanisme konsultasi publik dan partisipasi dalam proses perencanaan
dan anggaran.

Selain itu, organisasi masyarakat sipil, media independen, dan lembaga-lembaga pemantau independen
juga dapat memainkan peran penting dalam mengawasi tindakan pemerintah dan mengungkap
penyalahgunaan sumber daya. Dengan adanya partisipasi yang lebih luas dan efektif dari masyarakat,
peluang untuk mengurangi penyalahgunaan sumber daya oleh pemerintah dapat meningkat.

Tambahan Riska indahni putri

Mungkin cara Untuk itu pengelolaan sektor publik harus dilaksanakan secara akuntabel, transparan, dan
partisipatif sesuai dengan paradigma new public governance dan tuntutan open governance. Hal
tersebut juga tergantung pada efektivitas lembaga-lembaga pengawasan dalam mendorong
transparansi, akuntabilitas, dan partsipasi masyarakat untuk mencegah salah kelola, salah penggunaan
sda,korupsi, serta untuk mengoptimalkan kinerja pemerintah.

4. Alya

Apa saja faktor-faktor yang dapat mendorong atau menghambat partisipasi aktif masyarakat dalam
pengawasan terhadap kebijakan publik atau tindakan pemerintah

Jawaban: Annisa Nur Pratiwi

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong atau menghambat partisipasi aktif masyarakat dalam
pengawasan terhadap kebijakan publik atau tindakan pemerintah. Berikut ini adalah beberapa faktor
yang relevan:

Faktor-faktor yang dapat MENDORONG partisipasi aktif masyarakat:


Kesadaran akan pentingnya partisipasi: Jika masyarakat menyadari pentingnya partisipasi dalam
mengawasi kebijakan publik dan tindakan pemerintah, mereka cenderung lebih aktif terlibat.

Akses terhadap informasi: Ketersediaan informasi yang transparan dan mudah diakses tentang kebijakan
publik dan tindakan pemerintah dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat. Masyarakat yang
memiliki akses terhadap informasi yang memadai akan lebih mampu memahami isu-isu dan
memberikan kontribusi yang berarti.

Kebebasan berekspresi: Masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang memungkinkan kebebasan
berekspresi dan memiliki ruang untuk menyuarakan pendapat mereka cenderung lebih aktif dalam
mengawasi kebijakan publik dan tindakan pemerintah.

Keterlibatan lembaga masyarakat sipil: Adanya lembaga-lembaga masyarakat sipil yang kuat dan aktif,
seperti LSM, kelompok advokasi, dan organisasi nirlaba, dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Lembaga-lembaga ini dapat memberikan dukungan, sumber daya, dan platform untuk melibatkan
masyarakat dalam pengawasan.

Keterbukaan pemerintah terhadap masukan masyarakat: Pemerintah yang terbuka dan responsif
terhadap masukan dan partisipasi masyarakat akan mendorong partisipasi aktif. Ketika masyarakat
melihat bahwa kontribusi mereka dihargai dan direspons dengan serius oleh pemerintah, mereka akan
lebih termotivasi untuk terlibat.

Faktor-faktor yang dapat MENGHAMBAT partisipasi aktif masyarakat:

Kurangnya kesadaran atau minat: Jika masyarakat tidak menyadari pentingnya partisipasi dalam
pengawasan kebijakan publik atau kurang tertarik dengan masalah-masalah yang ada, mereka
cenderung kurang terlibat.

Keterbatasan akses terhadap informasi: Jika masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap
informasi yang relevan, sulit bagi mereka untuk memahami isu-isu yang berkaitan dan berkontribusi
secara efektif.

Kekuasaan dan kendali yang terpusat: Jika pemerintah memiliki kekuasaan dan kendali yang terpusat
tanpa memberikan ruang untuk partisipasi masyarakat, hal ini dapat menghambat partisipasi aktif.
Kurangnya saluran komunikasi dan mekanisme partisipasi yang efektif dapat membuat masyarakat
merasa tidak dihargai atau tidak memiliki pengaruh.

Ancaman atau intimidasi: Ketakutan akan ancaman, intimidasi, atau tindakan represif terhadap mereka
yang terlibat dalam pengawasan terhadap kebijakan publik.

Tambahan Simatunadila

Tambahan sedikit mengenai faktor-faktor yang dapat mendorong atau menghambat partisipasi aktif
masyarakat dalam pengawasan terhadap kebijakan publik atau tindakan pemerintah yaitu
1. Mengenai Faktor Pendorong Partisipasi
Masyarakat adalah yang faktor yang bersifat positif mempengaruhi masyarakat untuk turut
berpartisipasi dalam pengawasan.

1.Kesempatan. Kesempatan yaitu adanya suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang
tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi. Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat
untuk berpartisipasi salah satunya ialah melalui peran pemerintah.

2. Kemauan. yaitu adanya sesuatu yang mendorong atau menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk
termotivasi berpartisipasi, seperti adanya manfaat yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut.
3.Kemampuan. ialah kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-kesempatan untuk
membangun, atau pengetahuan tentang peluang untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya).
Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat adalah yang faktor yang bersifat negatif mempengaruhi
masyarakat dan menghambat partisipasi masyarakat. dapat bersifat negatif dan menjadi penghambat
adanya partisipasi masyarakat.
1. Sifat Individu. merupakan Sifat yang dimiliki individu dapat menghambat partisipasi masyarakat,
seperti sifat malas, apatis, masa bodoh dan tidak mau melakukan perubahan di tingkat anggota
masyarakat.

2.Demografis. sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat
diukur, yaitu meliputi perubahan secara umum, fisiknya, peradabannya, intelektualitasnya, dan kondisi
moralnya.

3.Ekonomi. Faktor ekonomi meliputi penghasilan dan mata pencaharian masyarakat. Pekerjaan dan
penghasilan tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan
berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat.

Tambahan : Wavi Yatul Ahdi

Ada dua faktor penghambat partisipasi masyarakat yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang
menjadi hambatan internal partisipasi masyarakat yaitu berkaitan dengan faktor pengetahuan dan
pendidikan yang masih rendah, serta faktor pekerjaan masyarakat yang banyak menyita waktu,
membuat masyarakat belum maksimal dalam berpartisipasi.. Sedangkan yang menjadi hambatan
eksternal partisipasi masyarakat yaitu erlalu dominan dalam rencana pembangunan desa sedangkan
masyarakat dan BPD terkesan pasif, sehingga pembangunan yang terkesan tidak partisipatif dan bersifat
top down.
Dan faktor pendukung partisipasi masyarakat adalah meningkatkan kesadaran untuk membangun desa
telah tertanam dari dalam masyarakat untuk berkontribusi dalam pengelolaan ADD, sikap pemerintah
desa yang transparan, akuntabel dalam memanfaatkan dana ADD, masyarakat kritis dalam mengawasi
pelaksanaan ADD sehingga meminimalisir terjadinya penyelewengan dana ADD.

Jawaban sanggahan pertanyaan Alya'a Fadilah Br Siregar


Fina Lestari:

Bagaimana instansi yang masih tertutup akan akses-akses informasi-informasi?

Terkadang instansi terkesan sengaja menutupi akses akan informasi yang ada sebab instansi tersebut
mengalami ketakutan jika semisalnya terjadi kesalahan atau timbulnya permasalahan maka masyarakat
akan menyalahkan instansi akan hal itu. Maka, masih ada instansi yang menutupi akses masyarakat
untuk mendapatkan informasi yang ada di instansi tersebut.

Ilmi Puspita Sari: Annisa Nur Pratiwi

Seperti faktor pendorong yang kelompok penyaji sampaikan nyatanya sudah sepenuhnya dilaksanakan
akan tetapi mengapa belum tercipta pengawasan yang ideal?

Tambahan: Annisa Nur Pratiwi

Jika kita lihat dilingkungan mahasiswa, partispasi yang dilakukan sudah maksimal dikarenakan jika
pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan atau undang² lalu hal itu dianggap tidak sesuai maka
mahasiswa dapat menyampaikan pendapatnya atau ketidaksetujuan atas kebijakan tersebut melalui
tindakan seperti demo dan kegiatan lainnya. Tetapi jika kita lihat di lingkungan masyarakat awam,
partisipasi yang diberikan masih kurang ini sebabkan masih kurangnya pengetahuan serta rasa peduli
dan kesadaran karna mereka beranggapan percuma memberikan pendapat jika tidak menghasilkan
sesuatu yang menguntungkan bagi mereka. Dengan demikian, belum bisa menciptakan pengawasan
yang optimal.

Nadia Deby Sukanti

Kenapa masyarakat desa cenderung mengalami ketertinggalan?

1. Kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang mahir

2. Kesadaran atas keterbukaan publik masih kurang

Anda mungkin juga menyukai